Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Implementation Screening Program of the “Prevention of Mother to Child Transmission of HIV” (PMTCT) by Midwives in Health Center at Sorong West Papua. Elisabeth Samaran; Zahroh Shaluhiyah; Ayun Sriatmi
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 1, No 3 (2013): Desember 2013
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.655 KB) | DOI: 10.14710/jmki.1.3.2013.%p

Abstract

Berdasar data DKK Sorong 2010, dari total wanita penderita HIV/AIDS, 83,5% wanita usia reproduktif, yang sebagian besar tertular dari suami. Ketika hamil, terjadi resiko penularan HIV pada bayi. DKK Sorong telah melaksanakan program PMTCT dan memberikan pelatihan VCT-PMTCT pada tenaga kesehatan di puskesmas. Jumlah ibu hamil yang berkunjung ke klinik ANC-PMTCT sebanyak 2325 ibu hamil. Dari jumlah tersebut yang mendapat konseling pra-tes 1.171 ibu (50,36%). Dari yang mendapat konseling pra-tes dan melakukan tes HIV1.005 ibu (85,82%) dan ditemukan serologis positif HIV sebanyak 20 ibu (1,99%). Tujuan penelitian menjelaskan implementasi programPMTCT) di puskesmas.Jenis penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam pada informan utama bidan koordinator puskesmas dan informan triangulasi adalah Kepala Puskesmas, Kasie KIA dan Kasie Yankes DKK, sedangkan pada ibu hamil, data dikumpulkan melalui FGD.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi PMTCT telah dilakukan DKK melalui pelatihan dan kunjungan lapangan. Bidan juga melakukan sosialisasi pada ibu hamil yang pertama kali berkunjung untuk periksa hamil. Sosialisasi secara verbal dengan penyuluhan dan berkelompok. Bidan dari puskesmas yang program PMTCT baik telah melakukan langkah konseling pre-tes, testing HIV dan konseling post-test. Pada puskesmas yang program PMTCT tidak berjalan, bidan hanya menjelaskan manfaat PMTCT tetapi tidak pernah menyarankan untuk melakukan test darah. Pengetahuan dan sikap bidan sudah baik terutama dalam memberikan penyuluhan, sosialisasi dan informasi tentang HIV/AIDS dan PMTCT. Jumlah tenaga terlatih PMTCT dan sarana prasarana terbatas, terutama ruang khusus konseling serta laboratorium. Tidak ada regulasi khusus terkait PMTCT kecuali Pedoman Nasional PMTCT yang dikeluarkan oleh Kemenkes. Ada SK tentang puskesmas PMTCT dan pelaksanaannya menggunakan pedoman alur yang dibuat puskesmas berdasarkan kesepakatan dengan DKK. Dukungan pimpinan dan rekan sejawat dalam PMTCT di puskesmas baik.DKK perlu mengalokasikan anggaran secara bertahap untuk pelatihan PMTCT bagi bidan yang belum dilatih dan melengkapi sarana prasarana yang dibutuhkan terutama ruang khusus konseling dan laboratorium. Perlu reward yang dapat memotivasi bidan dan pembinaan yang terjadwal rutin. Based on Sorong city health office (DKK) data in 2010, 83.5% women with HIV/AIDS were in the productive age group, and the majority of them were transmitted from their husbands. Risk of HIV transmission to a baby occurred during pregnancy. DKK Sorong had implemented PMTCT program and given VCT-PMTCT training to health workers of primary healthcare centers. The number of pregnant women visited ANC-PMTCT clinic was 2325 women. Among them, 1.171 (50.36%) received pre testing counseling. Among women who received pre-testing counseling, 1.005 women conducted HIV1 test, and positive HIV was found in 20 women (1.99%). Objective of this study was to explain the implementation of PMTCT in the primary healthcare center (puskesmas). This was a descriptive study using qualitative method. Data were collected through in-depth interview to main informants and triangulation informants. Main informant was coordinator midwives in the puskesmas. Triangulation informants were heads of puskesmas, a head of KIA section of DKK, a head of Health Service section of DKK, and pregnant women. Data from pregnant women were collected through focus group discussion.  Results of the study showed that PMTCT socialization had been done by DKK through trainings and field visits. Midwives had done socialization to pregnant women who conducted antenatal visit for the first time. Verbal socialization was conducted by giving education, and it was done in groups. Midwives from puskesmas with good PMTCT had conducted pre-test counseling, HIV testing, and post-test counseling. In the puskesmas with improper PMTCT program, midwives only explained the benefit of conducting PMTCT; they did not suggest pregnant women to do blood test. Knowledge and attitude of midwives were sufficient specifically when they gave education, socialization, and information about HIV/AIDS and PMTCT. The number of skilled workers on PMTCT and facilities were limited; specific limitation on facilities was on the availability of specific rooms for counseling and laboratory. No specific regulations related to PMTCT except National guideline on PMTCT issued by Ministry of Health was provided. There was a decree regarding PMTCT puskesmas; the implementation of this decree was done by using flowchart guideline made by puskesmas with the agreement from DKK. Support for PMTCT from the leader and colleague in the puskesmas was good. Suggestions for DKK are to allocate the budged, in stages, for PMTCT trainings for midwives who have not received training, to complete facilities especially specific rooms for counseling and laboratory. Rewards that motivate midwives and routine scheduled supervision are required.
STUDI FENOMENOLOGI: SELF MANAGEMENT ACTIVITY DAILY LIVING, EFISIENSI, INTERAKSI SOSIAL DAN KEPUASAN LANSIA DI PERSEKUTUAN LANSIA JEMAAT GPI DIASPORA SORONG PAPUA BARAT Elisabeth Samaran; Panel Situmorang
Nursing Arts Vol 11 No 1 (2017): NURSING ARTS
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.724 KB) | DOI: 10.36741/jna.v11i1.36

Abstract

ABSTRAKProses menua merupakan suatu kondisi yang wajar dan tidak dapat dihindari dalam fase kehidupan. Lanjut usia adalah orangyang sistem-sistem biologisnya mengalami perubahan struktur dan fungsi dikarenakan usianya yang sudah lanjut. Perubahan ini dapatberlangsung mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata dan berakibat ketidakmampuan total.Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkanpenurunan peranan peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya sehinggadapat meningkatkan bantuan orang lain. Lanjut usia yang tetap aktif baik secara fisik, mental ataupun sosial akan memiliki kepuasanyang tinggi dalam hidup.Tujuan Penelitian adalah untuk untuk mengeksplorasi pengalaman lansia dalam mengelola kebutuhan sehari-hari yang efisien,interaksi dengan orang lain demi mencapai kepuasan dalam hidup.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang disajikan secara deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Sampel padapenelitian ini berjumlah 10 repsonden. Instrument penelitian menggunakan kuisioner yaitu wawancara mendalam. Tehnik pengumpulandata yaitu data primer dan sekunder.Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia dalam kegiatan aktivitas sehari-hari lansia setiap harinya dapat dilakukan sendiri,lansia mampu mengerjakan kebutuhan sehari harinya dengan baik, di waktu senggang banyak kegiatan positif yang dapat respondenkerjakan, dan lansia mampu mengerjakan kebutuhan sehari harinya dengan baik.Kesimpulan bahwa dari hasil penelitian yaitu Kegiatan aktivitas sehari-hari lansia setiap harinya dapat dilakukan sendiri,begitu juga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kunjungan ke keluarga, tidak ditemukan kendala dan lansia mampu melakukandengan baik, secara umum dalam efisiensi melaksanakan pemenuhan kebutuhan sehari – hari yang dilakukan oleh lansia yang ada di GPIDiaspora Sorong semuanya berjalan secara efisien dimana lansia mampu mengerjakan kebutuhan sehari harinya dengan baik, dalamberinteraksi sosial, di waktu senggang banyak kegiatan positif yang dapat mereka kerjakan, juga sering berinteraksi dengan tetangga,namun, dalam hal mengunjungi keluarga, informan mengatakan sering dikunjungi oleh keluarga mereka, dalam hal ini adalah anakmereka yang beda rumah. Informan sering mengikuti kegiatan gereja, namun jika merasa tidak enak badan / sakit, informan tidakmengikuti kegiatan tersebut. Informan mengatakan bahwa tidak ada kendala dalam pemenuhan kebutuhan aktifitas sehari – hari,terutama dalam hal materi, secara umum informan lansia yang ada di GPI Diaspora Sorong semuanya merasa puas dalam hidup danselalu bersyukur. Lansia mampu mengerjakan kebutuhan sehari harinya dengan baik.Kata Kunci : Self Management Activity Daily Living, Efisiensi, Interaksi Sosial, Kepuasan LansiaDaftar Pustaka : 2000 – 2013ABSTRACTThe aging process is a natural and unavoidable condition in the life phase. The elderly are people whose biological systemsundergo structural changes and functions due to their advanced age. This change can take place smoothly so as not to causeincompetence or can occur very real and result in total disability. Increasingly one's age, it will decline especially in the field of physicalability, which can lead to decreased role of social role. This results in the occurrence of disruptions in the sufficient needs of life so as toincrease the help of others. Elderly who remain active both physically, mentally or socially will have a high satisfaction in life.The purpose of the study is to explore the elderly experience in managing the daily needs of an efficient, interaction withothers in order to achieve satisfaction in life.This research uses qualitative method which presented descriptively with phenomenology approach. The sample in thisstudy amounted to 10 repsonden. The research instrument uses questionnaires that is in-depth interview. Data collection techniques areprimary and secondary data.The results showed that the elderly in everyday activities of elderly every day can be done alone, elderly able to do theirdaily needs well, in the leisure time many positive activities that can respondents do, and elderly able to do their daily needs well.Conclusion that from the research result that activity of daily activity of elderly every day can be done by themselves, soalso in fulfilling daily need and visit to family, not found obstacle and elderly able to do well, in general in efficiency fulfillment of dailyneeds fulfillment - day conducted by elderly in GPI Diaspora Sorong all run efficiently where elderly able to do their daily needs well, insocial interaction, in leisure time many positive activities they can do, also often interact with neighbors, but, in terms of visiting family,informants said frequent visits by their families, in this case their different children's homes. Informants often follow church activities,but if they feel unwell, the informant does not follow the activity. Informants said that there are no obstacles in meeting the needs ofdaily activities, especially in terms of materials, in general the elderly informants who are in GPI Diaspora Sorong all feel satisfied in lifeand always grateful. Elderly able to do their daily needs well.Keywords: Self Management Activity Daily Living, Efficiency, Social Interaction, Elderly SatisfactionBibliography: 2000 - 2013
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DAN LAMA KERJA DENGAN PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERATIF DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN SORONG. elisabeth samaran; Fransiskus Petrus Nifanngelyau
Nursing Arts Vol 14 No 1 (2020): NURSING ARTS
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36741/jna.v14i1.55

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang:Pelaksanaan tindakan bedah akan tercapai maksimal jika dilakukan oleh tim kesehatan secara holistik. Salah satu pelaksanaannya adalah pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat.Asuhan keperawatan adalah Suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia.Lama kerja adalah jangka waktu yang telah dilalui seseorang sejak menekuni pekerjaan. Lama kerja dapat mengambarkan pengalaman seseorang dalam menguasai bidang tugasnya.Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya. Tahap pasca-operasi dimulai dari memindahkan pasien dari ruangan bedah ke unit pasca-operasi dan berakhir saat pasien pulang. Tujuan Penelitian : menganalisis hubungan tingkat pendidikan perawat dan lama kerja dengan penerapan asuhan keperawatan post operatif di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sorong. Metode Penelitian:Jenis penelitian Deskriptif analitik dengan desain Cross Sectional, populasi penelitian adalah perawat ruangan perawatan RSUD Kabupaten Sorong, sampel sebanyak 34 orang. Menggunakan lembar observasi penerapan Asuhan keperawatan berisi 21 pernyataan. Hasil Penelitian: Hasil uji statistik menggunakan uji Chi – Square. Diperoleh nilai p= 0.962 pada tingkat pendidikan perawat dengan penerapan asuhan keperawatan post operatif dan nilai p = 0.677 pada lama kerja dengan penerapan asuhan keperawatan post operatif Kesimpulan:Tidak ada hubungan yang tingkat pendidikan perawat dan lama kerja dengan penerapan asuhan keperawatan post operatif.
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLASAMAN KOTA SORONG Radeny ramdany; Elisabeth Samaran
Nursing Arts Vol 11 No 2 (2017): NURSING ARTS
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.797 KB) | DOI: 10.36741/jna.v11i2.66

Abstract

Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Genus Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Hingga saat ini malaria masih menjadi masalah kesehatan global yang utama karena sering menimbulkan KLB, berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi, serta dapat mengakibatkan kematian. Insiden malaria pada penduduk Indonesia tahun 2013 menurun dibanding tahun 2007 tetapi di Papua Barat mengalami peningkatan tajam. Hal ini menempatkan Papua Barat di posisi ke-3 propinsi dengan prevalensi malaria tertinggi setelah Papua dan Nusa Tenggara Timur dan Kota Sorong menjadidaerahdengan jumlah penderita malaria tertinggi di Propinsi Papua Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan perilaku masyarakat terhadap kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Klasaman Kota Sorong. Hipotesis penelitian yaitu status gizi dan perilaku masyarakat berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Klasaman Kota Sorong. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Klasaman Kota Sorong. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan desain case-control study. Variabel independen adalah status gizi, penggunaan kelambu, penggunaan obat anti nyamuk, dan kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari, sedangkan variabel dependen adalah kejadian malaria.Sampel adalah penderita malaria sebanyak 144 yang terdiri dari 72 kasus dan 72 kontrol. Kasus adalah penderita malaria sedangkan kontrol bukan penderita malaria, dengan matching menurut umur dan jenis kelamin. Teknik penarikan sampel untuk kelompok kasus yaitu simple random sampling dan kelompok kontrol yaitu purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan pengamatan menggunakan checklist. Uji statistik bivariat menggunakan Odds Ratio dengan α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi, penggunaan kelambu, penggunaan obat anti nyamuk dan kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Klasaman Kota Sorong tahun 2016. Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih luas dengan jumlah sampel yang lebih besar agar diketahui seberapa besar variabel tersebutmempengaruhi kejadian malaria, karena seperti yang kita ketahui bahwa penyakit malaria merupakan interaksi dari berbagai faktor yang berhubungan dengan status gizi dan perilaku termasuk penggunaan kelambu, obat anti nyamuk dan kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari
HUBUNGAN ANTARA NYERI REUMATOID ARTRITIS DENGAN KEMANDIRIAN ADL PADA LANSIA Kartini Kartini; Elisabeth Samaran; A Marcus
Nursing Arts Vol 12 No 1 (2018): NURSING ARTS
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.646 KB) | DOI: 10.36741/jna.v12i1.68

Abstract

Arthritis or commonly called rheumatism is a disease that attacks the joints and surrounding structures. Rheumatic disease in the community is often considered a trivial disease because it does not cause death, but if not treated quickly rheumatism can make limbs function abnormally, starting from bumps, stiff joints, difficulty walking, even lifelong disability. Objective: to find out there is a relationship between rheumatoid arthritis pain and independence of Activity daily living (ADL) in the elderly. Research Methods: This study used a quantitative research design with a cross sectional approach to reveal the relationship between independent variables (Rheumatoid Arthritis pain) and the dependent variable of Independent Activity daily living (ADL) at the same time and once a measurement. Statistical tests using chi-square consisted of 33 respondents. Results: From the results of the chi-square statistical test obtained p value = 0.047 (p <0.05) there was a relationship between rheumatoid arthritis pain and the independence of the elderly in the puskesmas classaman city of Sorong. Conclusion: There is a relationship between Rheumatoid Arthritis pain and the degree of independence in carrying out daily life activities in the elderly in the working area of ​​the Sorong City Community Health Center (p value = =, 047) Keywords: Rheumatoid Pain Arthritis; Elderly ADL Bibliography: 2002 – 2017
STUDI FENOMENOLOGI “PERMASALAHAN PASIEN BPJS Maria Loihala; Elisabeth Samaran
Nursing Arts Vol 13 No 1 (2019): NURSING ARTS
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.382 KB) | DOI: 10.36741/jna.v13i1.87

Abstract

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS adalah lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia berdasarkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011.Masih banyak masyarakat yang belum tahu teknis mendapatkan pelayanan sesuai dengan aturan main BPJS Kesehatan. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional terhadap kepuasan pasien rujukan luar Papua di wilayah kerja BPJS kota Sorong Tahun 2018.Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Pasien BPJS Di Wilayah Kerja BPJS Kota Sorong. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel titik jenuh.Hasil penelitian menunujukkan permasalahan pasien BPJSdi wilayah kerja BPJS Kota Sorong yaitu masalah rujukan yaitu rujukan berjenjang yang cukup ribet, ruang inap yang sering penuh, sistem kerja yang lambat yaitu ketidaktahuan sistem informasi online dan antrian panjang akibat sistem kinerja yang lambat, kurangnya sosialisasi, serta lambatnya proses verifikasi klaim yang diajukan fasilitas kesehatan pada BPJS Kesehatan.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang ROM (Range Of Motion) Terhadap Pengetahuan Keluarga Pasien Imobilisasi Elisabeth Samaran
Nursing Arts Vol 14 No 1 (2020): NURSING ARTS
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36741/jna.v14i1.111

Abstract

Latar Belakang :Imobilisasi merupakan suatu keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami keterbatasan gerak fisik baik aktif dan pasif memiliki dampak pada sistem tubuh,bila tidak dilakukan rehabilitasi medik ROM. Keluarga merupakan system pendukung utama memberi pelayanan langsung pada setiap keadaan, rehabilitasi awal berupa latihan ROM pasif sebagai upaya keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dan berperan dalam meningkatkan kesehatan keluarga yang nantinya dapat digunakan oleh keluarga di rumah setelah pasien pulang dari rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Rom (Range Of Motion) Terhadap Pengetahuan Keluarga Pada Pasien Imobilisasi Di Ruang Rawat Inap Rsud Kabupaten Sorong tahun 2017. Objektif :pengaruh keluarga pasien yang di berikan pendidikan kesehatan tentang rom(rangeof motion) terhadap pengetahuankeluarga pada pasien imobilisasi. Metode :Jenis penelitian ini adalahkuantitatif survey analitik dengan menggunakan desain kuasi eksperimen. Jumlah sampel 30 responden yang di lakukan pada keluarga pasien imobilisasi menggunakan incidental sampling. Hasil Penelitian:Hasil uji statistik menggunakant-testrelated samples Terlihat nilai p (uji t) = 0,300 > 0,05 maka hipotesis nihil diterima. Kesimpulan :Tidak terdapat pengaruh antara pendidikan kesehatan rom terhadap pengetahuan keluarga pasien imobilisasi
Efektivitas Edukasi Dengan Mengadopsi Buku Juknis APD Wabah Covid-19 Kementerian Kesehatan RI Terhadap Sikap Dan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Tenaga Kesehatan Saat Perawatan Pasien Covid-19 Jansen Parlaungan; Elisabeth Samaran; Oktovina Mobalen; Eka Rudi Purwana
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 4 (2022): Volume 4 Nomor 4 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.09 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i4.6119

Abstract

ABSTRACT  As we all know, medical personnel always deal with patients and most people in hospitals. Without using standard PPE, patients can potentially become infected with the virus and vice versa and become carriers of the virus to those around them. Until now, there is still many medical personnel who use non-standard PPE while they are at the forefront of handling the Covid-19 virus. The purpose of this study was to evaluate the effectiveness of education on the attitudes and behavior of using PPE for Health Workers when treating COVID-19 patients by adopting the Covid-19 Outbreak PPE Technical Guidelines. This type of research is a quasi-experimental design (Quasi Experiment) (one group pretest-posttest design). The sample in this study were health workers who worked in the COVID-19 room at the Sele Be Solu Hospital, Sorong City, aged 25-50 years, with more than 15 years of work experience. The sample amounted to 48 people divided into 24 respondents, each with a simple random sampling technique. In this study, the researcher conducted a pre-test on the respondents using a questionnaire compiled based on the technical guideline for the COVID-19 outbreak. Furthermore, respondents were given technical guidelines and explained the contents of the technical procedures. After one week, the researcher conducted a post-test by providing a questionnaire and observing PPE use during work. The ethics committee has approved this research of the Health Polytechnic of the Ministry of Health, Sorong number DM.03.05/6/051/2021. Data analysis used paired sample t-test. The statistical test results showed that there were differences in attitudes and behavior in the two groups with a significance value of 0.013 and 0.001 respectively after education by adopting the Covid-19 Outbreak PPE Technical Guidelines Book. This study found that education using technical instructions (juniors) on the use of personal protective equipment (PPE) improved nurses' attitudes and behavior in the use of PPE during the treatment of COVID-19 patients. Keywords: Personal Protective Equipment, Attitude, Behavior, PPE Technical Guidelines      ABSTRAK Seperti kita ketahui tenaga medis selalu berhadapan dengan pasien dan sebagian besar orang di rumah sakit. Tanpa menggunakan APD yang standar dapat berpotensi terinfeksi virus dari pasien dan kebalikannya menjadi pembawa virus kepada orang disekitarnya. Sampai waktu ini masih banyak tenaga medis yang memakai APD tidak standar sementara mereka menjadi garda terdepan dalam penanganan virus Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas edukasi terhadap sikap dan perilaku penggunaan APD Tenaga Kesehatan saat perawatan pasien COVID-19 dengan mengadopsi Buku Juknis APD Wabah Covid-19. Jenis penelitian desain eksperimen semu (Quasi Eksperimen)  (one group pretest-posttest design). Sampel dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang bekerja di ruangan covid-19 RSUD Sele Be Solu Kota Sorong dengan usia 25 – 50 Tahun, Pengalaman bekerja lebih dari 15 Tahun. Sampel berjumlah 48 orang yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 24 responden dengan teknik simple random sampling. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pre test pada responden menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan buku juknis wabah covid-19. Selanjutnya responden diberikan buku juknis dan menjelaskan tentang isi buku juknis tersebut. Selang waktu 1 minggu kemudian, peneliti melakukan post test dengan memberikan kuesioner serta mengobservasi penggunaan APD selama bekerja. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari komisi etik Poltekkes Kemenkes Sorong nomor  DM.03.05/6/051/2021. Analisis data menggunakan Uji paired sampel t test. Hasil uji statistic menunjukan terdapat perbedaan sikap dan perilaku pada kedua kelompok  dengan nilai signifikansi masing-masing 0.013 dan 0.001 setelah edukasi menggunakan mengadopsi Buku Juknis APD Wabah Covid-19. Penelitian ini menemukan bahwa edukasi menggunakan Petunjuk teknis (juknis) penggunaan alat pelindung diri (APD) mampu meningkatkan sikap dan perilaku perawat dalam penggunaan APD selama perawatan pasien covid-19. Kata kunci: Alat Pelindung Diri, Sikap, Perilaku, Juknis APD
Pelatihan Pengelolahan Sampah Anorganik pada Masyarakat Kelurahan Klamana, Kota Sorong Papua Barat Elisabeth Samaran; Jansen Parluanagn; Simon Lukas Momot
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 6 (2022): Volume 5 No 6 Juni 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i6.6127

Abstract

ABSTRAK Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbaharui. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam. Dampak negatif terhadap lingkungan dan kehidupan bermasyarakat jika sampah anorganik ini tidak dikelola dengan baik dalam jangka yang panjang maka dapat menyebabkan masalah Kesehatan. Pelatihan ini mengajarkan masyarakat untuk membuat kerajinan dari sampah dan memasarkan produk hasil dari daur ulang sampah . Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah pelatihan dan praktek langsung.Terkumpul 40 ibu rumah tangga dan remaja putri yang terlibat dalam kegiatan pelatihan ini. Pelatihan Kemudian pelaksanaan pelatihan dilakukan dengan metode ceramah yang dimulai dengan menyampaikan materi secara lisan tentang pengelolaan sampah yang dimulai dari penyuluhan tentang pemilahan sampah organik dan anorganik, dilanjutkan dengan materi tentang konsep 3R. Pada saat praktek, ibu-ibu peserta pelatihan di latih untuk membuat piring inke berbahan dasar plastik dari sampah gelas minuman air dalam kemasan. Diskusi juga dilakukan agar ibu rumah tangga lebih memahami materi yang diberikan serta memberikan kesempatan kepada mereka untuk lebih aktif terlibat. Evaluasi kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan melihat proses yang berlangsung. Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti tahapan-tahapan pelatihan dari awal sampai akhir acara pelatihan. Sebagian besar peserta menginginkan program pelatihan ini berlanjut karena selain untuk mengisi waktu kosong di sela-sela kegiatan mengurus keluarga, juga membuka peluang untuk menambah pendapatan keluarga. Sementara faktor penghambat kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah terkait dengan waktu yang terbatas. Antusiasme peserta menjadikan waktu terasa singkat karena harus berakhir, disaat mereka telah memahami tentang sampah organik dan anorganik dan mulai lancar dalam praktek pembuatan produk daur ulang. Namun hampir semua berhasil menyelesaikan karya mereka dari sampah plastik tersebut. Kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk memberikan pelatihan pemanfaatan sampah anorganik menjadi produk daur ulang bagi ibu-ibu rumah tangga di RT 03 RW 05 Kelurahan Klasaman Kota Sorong. peserta pelatihan dapat terus berlatih membuat aneka kerajinan berbahan sampah anorganik hingga menjadi mahir sehingga membuka peluang meningkatkan pendapatan keluarga. Kata Kunci: Sampah, Anorganik, Pengabdian Kepada Masyarakat    ABSTRACT Inorganic waste comes from non-renewable natural resources. Most inorganic substances as a whole cannot be decomposed by nature. Negative impact on the environment and social life if this inorganic waste is not managed correctly in the long term, it can cause health problems. This training teaches the community to make handicrafts from waste and market products made from recycled wasteThe method applied in this activity is training and hands-on practice. Forty housewives and young women were involved in this training activity. Training Then, the movement was carried out using the lecture method, starting with delivering material orally about waste management, counselling on sorting organic and inorganic waste, followed by material on the 3R concept. During the practice, the mothers of the training participants were trained to make plastic-based ink plates from bottled water drink glass waste. Discussions were also held so that homemakers better understand the material provided and provide opportunities to be more actively involved. This community service activity is evaluated by looking at the ongoing process. The training participants were very enthusiastic about participating in the training stages from the beginning to the training event. Most of the participants wanted this training program to continue. Apart from filling their free time between taking care of the family, it also opened up opportunities to increase family income. Meanwhile, the inhibiting factor for this community service activity is related to the limited time. The participants' enthusiasm made the time seem short because it had to end when they understood organic and inorganic waste and started to be fluent in the practice of making recycled products. However, almost all of them completed their work from plastic waste. Community service activities provide training on the use of inorganic waste into recycled products for homemakers in Klasaman Village, Sorong City. Training participants can continue making various handicrafts made from inorganic waste until they become proficient at increasing family income opportunities. Keywords: Waste, Inorganic, Community Service
EFEKTIFITAS MIKRO PARTIKEL DAUN AFRIKA (VERNONIA AMYGDALINA) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL PADA PASIEN DENGAN HIPERKOLESTEROL Rolyn Frisca Djamanmona; Elisabeth Samaran
Nursing Arts Vol 16 No 1 (2022): NURSING ARTS
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36741/jna.v16i1.185

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Penyakit Jantung Koroner terjadi karena supplai oksigen ke jantung berkurang akibat adanya penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah koroner akibat dari proses aterosklerosis, spasme, atau kombinasi keduanya. Tumbuhan yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol adalah daun Afrika karena mengandung nutrisi dan senyawa kimia yang baik yaitu flavonoid, saponin, tanin, polifenol, dan alkaloid. Tujuan: Menganalisis efektivitas partikel mikro daun Afrika efektif dalam mengurangi kadar kolesterol pada pasien dengan hiperkolesterolemia dengan mengendalikan diet pada kelompok intervensi dan kontrol. Metode: Eksperimen with pre test and post test control group design. Desain penelitian ini digunakan untuk menganalisis pengaruh pemberian partikel mikro daun Afrika terhadap reduksi kolesterol. Subjek dalam penelitian ini adalah 39 responden. Intervensi pemberian kapsul Daun Afrika dilakukan selama 1 hari setiap 3 hari, dengan dua pengukuran kolesterol acak. Uji statistik General Linear Model Repeated Measure Anova dan Post Hoc Bonferroni untuk melihat perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah intervensi (pre-post). Hasil: Ada perbedaan kadar kolesterol sebelum dan sesudah intervensi dengan p value <0.0. Kesimpulan: Ekstrak daun afrika dalam dosis 44 mg/KgBB efektif untuk menurunkan hiperkolesterol dengan rata-rata penurunan sebanyak 75,15. Keywords: Daun Afrika, Kadar Kolesterol