Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pengaruh suplementasi vitamin e (α-tokoferol) terhadap kadar gamma glutamil transferase (ggt) dan kadar nitric oxide (no) pada tikus (Studi pada tikus rattus novergicus strain wistar jantan terpapar inhalasi uap benzene) Roziana, Roziana; Subagio, Hertanto Wahyu; Suhartono, Suhartono; Widyastiti, Nyoman Suci
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.835 KB) | DOI: 10.14710/jgi.3.2.73-79

Abstract

Latar Belakang : Paparan benzene dapat menyebabkan stres oksidatif, diantaranya ditandai dengan peningkatan kadar GGT dan kadar NO. Vitamin E dapat mengurangi dan mencegah produksi radikal bebas. Reaktivitas hidrogen fenolik pada kelompok hidroksil α-tokoferol akan menstabilkan elektron tidak berpasangan pada radikal bebas.Tujuan : Membuktikan pengaruh suplementasi vitamin E terhadap kadar GGT dan kadar NO pada tikus jantan terpapar uap benzene.Metode : Penelitian ini adalah penelitian eksperimen pada binatang coba dengan rancangan post test only controlled group design. Sampel 35 ekor tikus strain wistar jantan dibagi secara random dalam enam kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol positif dan empat kelompok perlakuan suplementasi vitamin E dosis bertingkat (X1 = 1,8 IU;  X2 = 3,6 IU; X3 = 7,2 IU; dan X4 = 14,4 IU per hari untuk setiap 200 gram berat badan tikus). Setiap kelompok kecuali kontrol negatif dipapar 300 ppm uap benzene selama 2 minggu (6 hari/minggu, 6 jam/hari). Pengukuran kadar GGT menggunakan metoda Kinetik Colorimetric dan kadar NO menggunakan metoda Colorimetric Gries dilakukan pada setiap kelompok. Hasil : Suplementasi vitamin E berpengaruh menurunkan  kadar GGT (p=0,0001). Pengaruh paparan benzene terhadap peningkatan kadar GGT dapat dicegah dengan baik pada dosis suplementasi vitamin E 14,4 IU/200gr BB tikus/hari. Suplementasi vitamin E tidak berpengaruh terhadap kadar NO.Simpulan : Ada pengaruh suplementasi vitamin E terhadap penurunan kadar GGT dan  tidak ada pengaruh suplementasi vitamin E terhadap penurunan kadar NO.
PENGARUH PEMBERIAN MI BASAH IKAN PATIN TERHADAP INTAKE ENERGI, PROTEIN DAN BERAT BADAN SISWA SD DI PEKANBARU Roziana, Roziana; Fitriani, Fitriani; marlina, yessi
Journal of Nutrition College Vol 9, No 4 (2020): Oktober
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i4.28785

Abstract

Latar Belakang: Pada tahun 2019, sebanyak 290 juta porsi mi instan dikonsumsi setiap hari di seluruh dunia. Mi basah ikan patin merupakan mi basah yang terbuat dari tepung terigu tinggi protein dimodifikasi dengan menambahkan ikan patin dalam proses pembuatannya untuk meningkatkan kandungan protein pada mi. Berbeda dengan mi instan, mi basah tidak mengandung pengawet, pewarna dan penyedap buatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan intake energi, protein dan berat badan sebelum dan sesudah pemberian mi basah ikan patin. Metode: Penelitian eksperimental dengan desain one group pretest-posttest ini dilakukan pada siswa SDN 147 Pekanbaru dengan metode purposive sampling. Jumlah responden yang terpilih sebanyak 30 siswa dengan status gizi kurang. Intervensi berupa pemberian olahan mi basah ikan patin sebanyak 200 g selama 10 hari berturut-turut. Analisis data menggunakan uji paired t-test dan uji wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan intervensi, rata-rata intake energi adalah 1174,50 kkal, intake protein 89,66 g dan berat badan awal 27,16 kg. Setelah dilakukan intervensi, rata-rata intake energi menjadi 1371,11 kkal, intake protein 45,95 g dan berat badan akhir adalah 27,67 kg. Simpulan: Terdapat perbedaan rerata intake protein dan berat badan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi (p = 0,02 dan p = 0,001), sedangkan rerata intake energi tidak mengalami perbedaan yang signifikan (p = 0,142).
TINGKAT PENGETAHUAN GURU DAN PENGELOLA SEKOLAH TENTANG PRAKTIK PENYELENGGARAAN MAKANAN SEHAT UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DENGAN SISTEM FULL-DAY SCHOOL DI KOTA PEKANBARU Roziana, Roziana; Fitriani, Fitriani
Journal of Nutrition College Vol 10, No 3 (2021): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v10i3.30453

Abstract

 Latar Belakang: Praktik gizi seimbang diharapkan dapat mengurangi masalah gizi serta meningkatkan efektivitas belajar anak. Salah satu upaya memantau praktik makan anak adalah school feeding program.Tujuan: Untuk memperoleh informasi mengenai tingkat pengetahuan guru dan pengelola sekolah tentang pemberian makanan pada siswa full-day school di kota PekanbaruMetode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster sample dari 12 kecamatan, di setiap kecamatan diwakili dari 1 sekolah yang dipilih secara random dengan total sampel 85 yang terdiri dari guru dan pengelola sekolah. Variabel penelitian adalah pengetahuan guru dan pengelola sekolah tentang pemberian makan pada siswa full day school di kota Pekanbaru. Cara pengambilan data dengan pengisian kuesioner menggunakan google form.Hasil: Tingkat pengetahuan guru dan pengelola sekolah mengenai gizi seimbang sebanyak 45,9% memiliki pengetahuan baik dengan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 75,3. Sedangkan tingkat pengetahuan guru dan pengelola sekolah mengenai penyelenggaraan makanan di sekolah 49,4% memiliki pengetahuan sangat baik dengan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 81,5.Simpulan: Tingkat pengetahuan guru dan pengelola sekolah mengenai gizi seimbang sebanyak 45,9% memiliki pengetahuan baik dengan perolehan nilai rata-rata 75,3, sedangkan mengenai penyelenggaraan makanan di sekolah 49,4% memiliki pengetahuan sangat baik dengan nilai rata-rata 81,5.
The The Food Processing Training Based on Balanced Nutrition Menu for Stunting Children Age 10-15 Years Old : The Food Processing Training Based on Balanced Nutrition Menu Aslis Wirda Hayati; Husnan; Roziana
Jurnal Kesehatan Komunitas Vol 7 No 3 (2021): Jurnal Kesehatan Komunitas
Publisher : STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/keskom.Vol7.Iss3.984

Abstract

Stunting is one of the global nutritional problems, including in Indonesia. This study aims to increase the knowledge and skills of stunting adolescents about processing balanced nutritious food. The activity was carried out face-to-face 5 times. Food supply activities are assessed by means of observation to determine the effectiveness of the counseling provided. Prior to the training, stunting youth knowledge about balanced nutritious food was still low, namely 53% answered questions correctly; Teenagers' knowledge of the basics of food processing based on balanced nutrition is included in the sufficient category, as many as 60% of respondents know about vegetable processing, cooking water, and insight into the food processing profession. After completing the training, adolescents are able to process food based on balanced nutrition, namely providing breakfast, morning snacks, lunch, afternoon snacks, dinner and evening snacks. It is necessary to conduct a campaign about the importance of youth having the skills to organize food.
GAMBARAN ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI DAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI VEGETARIAN VEGAN DI INDONESIA VEGETARIAN SOCIETY (IVS) Fitriani Fitriani; Yessi Marlina; Roziana Roziana; Dilla Rahmadini
JURNAL RISET GIZI Vol 9, No 1 (2021): Mei (2021)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v9i1.6502

Abstract

Background: A vegan vegetarian is one of type indigenous vegetarians who only consume plant-based foods and its processed food products. Vegetarians tend to consume protein and iron less than RDA. Inadequate protein and iron consumption will lead to anemia. Women tend to have the highest risk for anemia, especially female adolescents.Subject: To describe protein and iron intake with HB levels in vegan vegetarian female adolescents of Indonesian Vegetarian Society (IVS) Pekanbaru.Methods: A descriptive study with cross-sectional design. The research was conducted from November 2018 to June 2019 at the secretariat of the Indonesian Vegetarian Society (IVS) Pekanbaru. The subjetcs were 22 female adolescents who were obtained by total sampling method. Hemoglobin levels were measured using easy touch GCU, dietary intake were obtained by food recall and calculated with the Nutrisurvey 2007.Result: The results showed the inadequate protein intake were 54.5%, inadequate iron intake were 68.2% and hemoglobin levels which classified as anemia were 63.63%.Conclusin: About 62.11% roespondents tend t have inadequate protein and iron intake and classified as anemia.
Perbedaan Edukasi/Penyuluhan dengan Penggunaan Media Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Konsumsi Sayur dan Buah pada Siswa SMP di Pekanbaru Fitriani ,; Yessi Marlina; Roziana ,
Jurnal Forum Kesehatan Vol 9 No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.799 KB)

Abstract

Abstrak : Gizi merupakan komponen utama dalam penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas (Dirjen Kemenkes RI, 2017). Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi yang ditentukan oleh kualitas serta kuantitas menu, yang berarti menu tersebut mengandung zat gizi dalam porsi yang sesuai dengan kebutuhan. Salah satu zat gizi yang diperlukan tubuh adalah vitamin dan mineral yang pada umumnya banyak terdapat dalam sayur dan buah. Konsumsi sayur dan buah pada remaja masih banyak yang belum memenuhi rekomendasi WHO sebesar 400 gram perhari. Rendahnya konsumsi buah dan sayur pada remaja dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif dimasa dewasa dan lanjut usia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan penyuluhan dengan penggunaan media terhadap perubahan pengetahuan sikap dan perilaku konsumsi sayuran dan buah pada siswa SMP di MTs Hasanah Pekanbaru, dimulai pada bulan juli. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental). Jumlah sampel yang diperlukan yaitu 18 orang per kelompok dengan menggunakan metode random sampling. Penelitian ini menggunakan uji t-test untuk melihat perbedaan dua kelompok. Hasil pada penelitian ini diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan antara pengetahuan, sikap dan perilaku responden sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan menggunakan media video maupun leaflet. Disarankan untuk pihak sekolah agar dapat memberikan penyuluhan mengenai konsumsi sayur dan buah serta menyediakan ketersediaan pangan sayur dan buah untuk meningkatkan asupan konsumsi sayur dan buah bagi siswa.
GAMBARAN ASUPAN NATRIUM, LEMAK DAN SERAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN TANJUNG GADING KECAMATAN PASIR PENYU KABUPATEN INDRAGIRI HULU Fitriani Fitriani; Yessi Marlina; Roziana Roziana; Helistya Yulianda
JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Vol 7 No 1 (2018): JPK: Jurnal Proteksi Kesehatan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.877 KB) | DOI: 10.36929/jpk.v7i1.123

Abstract

Tekanan darah dikatakan hipertensi apabila tekanan sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Faktor penyebab hipertensi adalah pola makan tinggi natrium,tinggi lemak dan rendah serat. Berdasarkan rekapan laporan pemeriksaan kesehatan Di Puskesmas Air Molek tahun 2016 penyakit hipertensi merupakan penyakit terbesar dengan jumlah penderita 520 orang dan Kelurahan Tanjung Gading menempati urutan ke 4 dengan jumlah penderita sebanyak 19 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan natrium, lemak dan serat pada penderita hipertensi di Posbindu Jelita di Kelurahan Tanjung Gading Kecamatan Pasir Penyu. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan desain cross sectional.Populasi penelitian adalah seluruh anggotaPosbindu Jelitayang berjenis kelamin perempuan, memiliki tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau diastolik ≥90 mmHg serta aktif mengikuti kegiatan mingguan dan pemeriksaan kesehatan di Polindes Kelurahan Tanjung Gading yang berjumlah 19 orang.Metode pengambilan sampel secara totalsampling dan pengumpulan data diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner food recall 3x24 jam Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden memiliki asupan natrium tidak baik (>1200 mg), terdapat 4 orang (21.1%) yang memiliki asupan lemak yang baik (<25% kebutuhan) dan sebanyak 15 orang (78.9%) memiliki asupan lemak tidak baik ( >25% kebutuhan) dan terdapat 3 orang (15.8%) asupan serat baik(>25 gr) dan terdapat 16 orang ( 84.2%) memiliki asupan serat yang tidak baik (<25 gr).
Perbedaan Edukasi/Penyuluhan dengan Penggunaan Media Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Konsumsi Sayur dan Buah pada Siswa SMP di Pekanbaru Fitriani ,; Yessi Marlina; Roziana ,
Jurnal Forum Kesehatan Vol 9 No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Gizi merupakan komponen utama dalam penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas (Dirjen Kemenkes RI, 2017). Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi yang ditentukan oleh kualitas serta kuantitas menu, yang berarti menu tersebut mengandung zat gizi dalam porsi yang sesuai dengan kebutuhan. Salah satu zat gizi yang diperlukan tubuh adalah vitamin dan mineral yang pada umumnya banyak terdapat dalam sayur dan buah. Konsumsi sayur dan buah pada remaja masih banyak yang belum memenuhi rekomendasi WHO sebesar 400 gram perhari. Rendahnya konsumsi buah dan sayur pada remaja dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif dimasa dewasa dan lanjut usia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan penyuluhan dengan penggunaan media terhadap perubahan pengetahuan sikap dan perilaku konsumsi sayuran dan buah pada siswa SMP di MTs Hasanah Pekanbaru, dimulai pada bulan juli. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental). Jumlah sampel yang diperlukan yaitu 18 orang per kelompok dengan menggunakan metode random sampling. Penelitian ini menggunakan uji t-test untuk melihat perbedaan dua kelompok. Hasil pada penelitian ini diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan antara pengetahuan, sikap dan perilaku responden sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan menggunakan media video maupun leaflet. Disarankan untuk pihak sekolah agar dapat memberikan penyuluhan mengenai konsumsi sayur dan buah serta menyediakan ketersediaan pangan sayur dan buah untuk meningkatkan asupan konsumsi sayur dan buah bagi siswa.
Sensory Evaluation and Protein Analysis of Catfish Stick Melyani Rizky Ayundra Putri; Yuliana Arsil; Yessi Marlina; Roziana Roziana
JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Vol 11 No 1 (2022): JPK: Jurnal Proteksi Kesehatan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36929/jpk.v11i1.444

Abstract

Increasing the protein content of the sticks can be done by substituting catfish as a protein source. The purpose of the study was to determine the level of preference and protein content of fish sticks with catfish flour substitution. This research is an experimental study with a completely randomized design (CRD), consisting of 4 kinds of ratios of wheat flour and catfish flour, namely 100%:0%, 80%:20%, 70%:30%, 60%:40%. The level of preference was carried out on 25 semi-trained panelists and protein content using the Kjeldahl Method. Data analysis using Oneway ANOVA and Duncan's advanced test. The most preferred taste and color were fish sticks with the addition of 40% catfish flour while the most preferred texture and the odor was 30% catfish flour. Substitution of catfish flour on catfish sticks had a significant effect on taste, color, texture, and aroma (p<0.05) and the highest protein content is stick with an additional 40% of catfish flour, with a protein content of 24.65%. It is recommended to carry out further research on the shelf life of catfish sticks and their effect on taste, color, texture and odor.
Training On The Use Of The Book “Balanced Nutrition Of Youth: Prevent Stunting” To Improve Adolescent Food Consumption Patterns: Pelatihan Pemanfaatan Buku “Gizi Seimbang Remaja: Cegah Stunting” Untuk Meningkatkan Pola Konsumsi Pangan Remaja Aslis Wirda Hayati; Husnan Husnan; Roziana Roziana
Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas
Publisher : STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/jpkk.Vol2.Iss2.1241

Abstract

The prevalence of stunting in the Southeast Asia/South-East Asia Regional (SEAR) is 36.4%. One of the efforts to prevent and reduce the prevalence of stunting is to teach teenagers about food consumption patterns based on balanced nutrition. This community service aims to improve adolescent food consumption patterns. This training is conducted from February to February. August 2022. Dietary counseling was conducted 3 times using the book "Balanced Nutrition for Youth: Prevent Stunting" at SMP N 1 Kampar, Kampar District, Kampar Regency. Assessment of adolescent eating patterns was carried out using pre and post test questionnaires. Questions related to the type, amount and frequency of eating. The practice of administering food was carried out 3 times at the Food Processing Laboratory of the Integrated Laboratory of Poltekkes, Ministry of Health, Riau on Jl. Melur 103 Pekanbaru City. Assessment of adolescent skills in food administration was carried out by observing using a checklist. The number of participants in the training was 12 teenagers. The result of this activity is an increase in adolescent food consumption patterns by 6.7%, from 82.7 to 89.4%. The increase in value is seen in the frequency of food consumption, from 75 to 80%. The type and amount of food consumed by adolescents since before the training seems to have been good with a value above 80%. The average balanced menu processing practice by adolescents is in the good category with a score above 80%. The conclusion of this activity is that there is an increase in adolescent food consumption patterns after participating in the Training on the Use of the Book "Balanced Nutrition for Adolescents: Prevent Stunting". The type and amount of food consumed by adolescents was good since before the training. The frequency of adolescent food consumption became good after the training. Abstrak Prevalensi stunting di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR) yaitu sebesar 36,4%. Salah satu upaya untuk mencegah dan mengurangi prevalensi stunting yaitu mengajarkan kepada remaja tentang pola konsumsi pangan berdasarkan gizi seimbang. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan pola konsumsi pangan remaja. Pelatihan ini dilakukan bulan Februari s.d. Agustus 2022. Penyuluhan pola makan dilakukan sebanyak 3 kali dengan menggunakan Buku “Gizi Seimbang Remaja: Cegah Stunting” di SMP N 1 Kampar Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Penilaian pola makan remaja dilakukan menggunakan kuesioner pre dan post test. Pertanyaan berkaitan dengan jenis, jumlah dan frekuensi makan.  Praktik penyelenggaraan makanan dilakukan sebanyak 3 kali di Laboratorium Pengolahan Pangan Laboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes Riau di Jl. Melur 103 Kota Pekanbaru. Penilaian keterampilan remaja dalam penyelenggaraan makanan dilakukan dengan observasi menggunakan daftar tilik. Jumlah peserta pelatihan sebanyak 12 orang remaja. Hasil dari kegiatan ini yaitu terjadi peningkatan pola konsumsi pangan remaja sebanyak 6,7% yaitu dari 82,7 menjadi 89,4%. Peningkatan nilai terlihat pada frekuensi konsumsi pangan yaitu dari 75 mejadi 80%. Jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi remaja sejak sebelum pelatihan terlihat sudah baik dengan nilai di atas 80%. Rata-rata praktik pengolahan menu seimbang oleh remaja sudah termasuk kategori baik dengan nilai di atas 80%.  Kesimpulan dari kegiatan ini yaitu terjadi peningkatan pola konsumsi pangan remaja setelah mengikuti kegiatan Pelatihan Pemanfaatan Buku “Gizi Seimbang Remaja: Cegah Stunting”.  Jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi remaja sudah baik sejak sebelum pelatihan.  Adapun frekuensi konsumsi pangan remaja menjadi baik setelah pelatihan.