This Author published in this journals
All Journal MODUL IMAJI
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI KUDUS Yufariani, Alfia; Trilistyo, Hendro; Pandelaki, Edward endrianto
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1092.059 KB)

Abstract

Perlunya peningkatan fasilitas kesehatan untuk kaum ibu dan anak dengan pembangunan di dalamsektor kesehatan dalam jangka waktu panjang yang dilaksanakan dengan melakukan peningkatan upayakesehatan berdasarkan pada tingginya angka kelahiran dan kematian yang diprioritaskan pada golongan ibudan anak ini di setiap wilayah Indonesia. Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan khusus yang diperlukanuntuk meningkatkan derajat kesehatan kesejahteraan ibu dan anak yaitu Rumah Sakit Ibu dan Anak. RumahSakit Ibu dan Anak sebagai salah satu rumah sakit khusus adalah sebuah fasilitas kesehatan yang seharusnyaada di setiap daerah. Kesehatan ibu dan anak merupakan hal yang sangat mendasar di dalam menciptakankeluarga yang sejahtera. Anak sebagai generasi penerus perlu mendapat perhatian khusus dalampemeliharaan kesehatannya, sehingga tingkat kesakitan atau kematian anak dapat dikurangi. Peningkatanpelayanan anak dirasakan sangat perlu. Anak pada golongan usia balita pada masa itu perlu mendapatkanprioritas utama karena merupakan masa rawan, sehingga anak mudah terkena infeksi atau kekurangan gizi.Pertumbuhan dan kesehatan di usia selanjutnya sangat bergantung pada penanganan kesehatan anak padausia balita tersebut. Kabupaten Kudus merupakan wilayah yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Jumlah penduduknyapada tahun 2010 mencapai 777.437 jiwa, terdiri dari 383.508 laki-laki, 393.929 perempuan, 103.490 anakperempuan, dan 110.342 anak laki-laki. Menurut kelompok umur, sebagian besar penduduk Kabupaten Kudustermasuk dalam usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 515.641 jiwa dan selebihnya 213.832 jiwa berusia dibawah 15 tahun dan 35.128 jiwa berusia 65 tahun ke atas. Menurut Dinas Kesehatan, usia produktif hamil bagiwanita adalah 20-29 tahun. Pada tahun 2010 di Kabupaten Kudus, terdapat 102.169 wanita dengan usiaproduktif hamil. Sedangkan tidak terdapat Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak. Sampai saat ini hanya ada 5Rumah Sakit Umum, sehingga kebutuhan Rumah Sakit Ibu dan Anak di Kota Kudus sangat diperlukan. Dengandibangunnya Rumah Sakit Ibu dan Anak yang memiliki fasilitas cukup lengkap dan tenaga medis yang handal,akan meningkatkan kesehatan masyarakat dan menyajikan layanan kesehatan yang baik sehingga angkakematian akibat ibu melahirkan dan angka kematian anak-anak akan berkurang. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai rumah sakit,khususnya Rumah Sakit Ibu dan Anak, standar-standar mengenai rumah sakit, dan studi banding padabeberapa Rumah Sakit Ibu dan Anak. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi dan pembahasan konsepperancangan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini dengan penekanan desain Arsitektur Modern. Selain itu jugadibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakaidalam perancangan “Rumah Sakit Ibu dan Anak di Kudus”. Pada perancangan ini digunakan pendekatan Arsitektur Modern yang mampu menunjukkan karyabaru yang tidak sesuai dengan tradisi yang telah ada namun tetap mengutamakan kesederhanaan sehinggatidak menimbulkan kerumitan dan kesulitan.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KAWASAN PESISIR Yufariani, Alfia
MODUL Vol 15, No 1 (2015): Modul Volume 15 Nomer 1 Tahun 2015
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1850.752 KB) | DOI: 10.14710/mdl.15.1.2015.67-76

Abstract

Wilayah pesisir memiliki posisi yang strategis karena berada pada daerah  peralihan darat dan laut sehingga wilayah pesisir memiliki potensi dari dua sisi. Potensi ini yaitu berupa potensi sumber daya alam yang berasal dari darat dan laut. Dari Kemudahan akses dan potensi terhadap kawasan pesisir tersebut cenderung meningkatkan laju pemanfaatan wilayah pesisir di tahun-tahun mendatang, baik dalam hal pemanfaatan ruang untuk kawasan permukiman. Sehingga permukiman pesisir identik dengan kawasan permukiman yang kumuh dan jauh dari kelayakan. Permukiman kawasan pesisir biasanya belum memiliki infrastruktur dan  fasilitas yang cukup memadai, karena merupakan kawasan yang tidak terencana. Selain itu juga terdapat masalah baik fisik maupun non fisik yang terdapat di kawasan pesisir. Ekonomi masyarakat yang rendah menyebabkan mereka tidak mampu memperbaiki fisik lingkungannya secara swadaya, sehingga kondisi permukimannya terkesan kumuh. Dengan adanya permasalahan tersebut maka pemerintah pusat maupun daerah menganggarkan dana APBD, ADD,dan juga PNPM untuk pembangunan, perbaikan sarana dan prasarana di kawasan permukiman pesisir guna untuk meningkatkan kesejahteraan warga di permukiman pesisir. Proses analisa terhadap partisipasi atau peran serta masyarakat telah dikonversi dengan berbagai sumber literatur, sehingga dapat diketahui sejauh mana dan bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam program pembangunan dan perbaikan infrastruktur di kawasan permukiman pesisir. Dengan adanya penelitian ini bertujuan  memberikan pemecahan permasalahan ketersediaan prasarana di permukiman pesisir, dan diharapkan  nantinya program tersebut dapat dilakukan oleh masyarakat luas tanpa menunggu bantuan dari pemerintah. Dengan demikian, ketersediaan prasarana atau infrastruktur di kawasan permukiman pesisir dapat terpenuhi untuk peningkatan kualitas dan kesejahteraan hidup masyarakat permukiman tersebut dengan adanya partisipasi dan peran dari masyarakat.