Arya Bagus Mahadwijati Wijaatmaja, Arya Bagus Mahadwijati
Program Studi Magister Arsitektur Universitas Udayana

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TIPOLOGI DAN KONSEP TATA LETAK SANGGAH PADA KARANG UMAH DI DESA ADAT BAYUNG GEDE Yulianasari, Anak Agung Ayu Sri Ratih; Wiriantari, Frysa; Widiyani, Desak Made Sukma; Wijaatmaja, Arya Bagus Mahadwijati
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 3, No 3 (2020): Vol. 3 No. 3 (2020): Jurnal Arsitektur Zonasi Oktober 2020
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v3i3.27875

Abstract

Abstract: Sanggah is a shrine to worship the source of life, namely God Almighty for Balinese Hindu. In general, sanggah is positioned at sacred zone namely:hulu and/or Utama Mandala/Kaja Kangin. Unique layout of sanggah can be found at the settlement of Desa Adat (customary village) of Bayung Gede, one of Bali Aga (Ancient Bali) villages at Bangli Regency. This unique phenomenon raises questions about tipology of sanggah layout at Desa Adat Bayung Gede and the background concept of this phenomenon. The research had been done by field observation and interview with the locals and the elders of the community. Literature had been done as well as reference. The data was analyzed with descriptive-qualitative method. The conclusions of this research are: sanggah position in a house is influenced by the position of rurung (lane) as teben (profan) indicator in each housing unit. There are 3 (three) type of sanggah: (a) sanggah which is at east side of housing unit with rurung at west side of the housing unit; (b) sanggah which is at west side of housing unit with rurung at east side of the housng unit; and (c) sanggah which is at north side of the housing unit with rurung at south side of the housing unit.Keywords: the layout of sanggah, tradisional settlement, Architecture of Bali Aga. Abstrak: Sanggah merupakan tempat pemujaan kepada sumber kehidupan yaitu Tuhan Yang Maha Esa bagi umat Hindu Bali. Secara umum sanggah terletak pada zona sakral, yaitu: zona hulu dan/atau zona Utama Mandala/Kaja Kangin. Keunikan tata letak sanggah dapat ditemui pada permukiman Desa Adat Bayung Gede, salah satu desa Bali Aga (Bali Kuno) di Kabupaten Bangli. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan bagaimana tipologi tata letak sanggah Desa Adat Bayung Gede dan konsep apa yang melatarbelakangi hal itu. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi ke lapangan dan interview dengan beberapa tokoh masyarakat serta penduduk setempat, serta review literatur sebagai referensi. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Kesimpulan yang didapat adalah letak sanggah dalam pekarangan rumah Desa Adat Bayung Gede dipengaruhi oleh letak rurung (jalan perumahan) sebagai indikator teben (profan) dalam setiap pekarangan rumah. Terdapat tiga tipe sanggah: (a) Sanggah berada di sebelah timur dengan rurung berada di sebelah barat pekarangan rumah; (b) Sanggah berada di sebelah barat dengan rurung berada di sebelah timur; (c) Sanggah berada di sebelah utara dengan rurung berada di sebelah selatanKata Kunci: tata letak sanggah, permukiman tradisional, Arsitektur Bali Aga.
Kajian Tipologi dan Morfologi Rumah Adat Suku Umbu Manu di Desa Lukukamaru Kabupaten Sumba Timur Anus Depi Parimang; Arya Bagus Mahadwijati Wijaatmaja
Jurnal Anala Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.8.2.976.17-24

Abstract

Desa Lukukamaru termasuk di kecamatan Kota Waingapu yang merupakan Ibu kota kabupaten Sumba Timur.Desa ini masih banyak Rumah Adat yang perlu dikaji supaya kedepannya bisa dilestarikan dengan baik dan tetap terjaga kekhasannya. Suku Umbu Manu salah satu contoh kajian Rumah Adat di Desa Lukukamaru, Suku Umbu Manu ini mempunyai 2 tipe Rumah Adat yang sangat menarik untuk dikaji, kedua rumah adat tersebut mempunyai perbedaan sangat jauh. Rumah adat tipologi 1 di kenal dengan nama Umah Hori Marapu Adung (Rumah Adat Tugu pahlawan) dan tipologi 2 Umah Hori Kaballa (Rumah Adat Petir) fungsi rumah adat dari ke 2 hampir sama.Kontruksi yang digunakan masih kayu dan atap sudah memakai atap seng, untuk penggunaan pen masih digunakan pada kolom dan balok akan dipadukan dengan paku. Metode yang digunakan studi literatur yaitu berkaitan dengan data-data literatur arsitektur tradisional sumba. Observasi yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan dengan mengambil sample yang akan dipakai studi banding di dalam penelitian ini.Wawancara yaitu melakukan wawancara langsung dengan ketua Adat suku Umbu Manu yang mengetahui dan mengerti tentang tipologi dan marfologi Rumah Adat suku Umbu Manu dikampung Pahomba. Tipologi Umah mbatang , Umah kabakubatang dan morfologi berbentuk persegi rumah adat suku Umbu Manu masih tetap terjaga dengan baik dari segi tata letak kolom , konstruksi, Balok , penempatan kusen pintu ,jendela dan ketinggian bangunan.Untuk penggunaan bahan sudah mulai bergeser seperti bahan atap,sebelumnya alang-alang tetapi sekarang sudah memakai atap seng dan pen juga sudah ada kaloborasi dengan penggunaan paku.
PROSES PERGANTIAAN XADAN PADA UMA LULIK DI DESA LOROTOLUS KABUPATEN MALAKA Pura Tanya; Arya Bagus Mahadwijati Wijaatmaja, S.T., M.T.
Jurnal Anala Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Anala
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.7.1.1001.38-43

Abstract

Rumah adat merupakan bangunan yang di rancang dan memiliki ciri khas tersendiri dan memiliki gaya arsitektur yang menyusuaikan dengan kebudayaan dan adat istiadat daerah setempat. Apa itu Xadan, Apa makna Xadan bagi masyarakat suku suhi, Bagaimanakah proses pergantiaan Xadan pada uma lulik. Xadan merupakan tempat sacral bagi masyarakat Suku Suhi karea mengandung unsur nilai-nilai spiritual yang sangat tinggi.Masyarakat suku Suhi sangat menghormati para leluhurnya sehingga selalu melaksanakan ritual-ritual sebagai bukti perwujutan sikap menghormati bagi para leluhurnya. Xadan merupakan tempat sesajian bagi para leluhur yang di pakai sewaktu-waktu pada saat upacara untuk mendapatkan ilmu kekebalan tubuh.