Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Factors Related to Nutritional Status of Toddlers in the Working Area of Soropia Health Center, Konawe Regency in 2021 Lisnawaty Lisnawaty; Jafriati Jafriati; Nurfajriyanti Hamka; Febriana Muchtar
MEDULA (JURNAL ILMIAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO) Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46496/medula.v10i1.28496

Abstract

ABSTRACTBackground: Nutritional status is a state of health related to the use of food by the body. As a result of poor nutritional status during infancy, it can cause stunted growth, cause toddlers to be lazy to carry out activities related to energy production, disruption of the toddler's immune system so that they  are  susceptible  to  infectious  diseases,  inhibition  of  optimal  brain  growth,  and  changes  in behavior such as apathy. Purposes: This study aimed to determine the relationship between parental income, and eating patterns in children under five with the occurrence of malnutrition in children under five in the working area of Soropia Health Center. Methods: This research was a quantitative research  that  is  observational  analytic  with  a  Cross  Sectional  Study  approach.  The  number  of samples were 50 toddler with a sampling technique using total sampling and for analysis using the Chi-Square test. Results: The results showed that there was a relationship between parental income (p=0.048) and eating patterns (p=0.000) with the nutritional status of children under five in the Soropia Health Center area in 2021. Conclusion:it was found that there was a relationship between parents' income and diet. on the nutritional status of children.Keywords: Toddler, nutritional status, parents' income, diet
Edukasi Pentingnya Cuci Tangan Dengan Baik Dan Benar Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Diare Pada Anak Sekolah Dasar (SD) 94 Kendari Hariati Lestari; Ramadhan Tosepu; Febriana Muchtar; Devi Savitri Effendy; Hartati Bahar; La Ode Ali Imran Ahmad; Pitrah Asfian
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpmit.v4i2.28881

Abstract

Diare adalah suatu kondisi saat seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari. Mencuci tangan dengan baik dan benar bisa di katakan optimal untuk menghilangkan kuman ditangan, sehingga saat seseorang makan, dapat terhindar dari kuman di tangan yang akan masuk kedalam tubuh, yang pada akhirnya menimbulkan gejala penyakit termasuk diare. Metode edukasi ini di awali dengan pemberian pengetahuan mengenai peran cuci tangan dengan baik dan benar dalam pencegahan diare, kemudian di lanjutkan dengan kegiatan senam 6 langkah cuci tangan untuk membangunkan minat anak-anak dalam penerimaan edukasi. Sebelum di lakukan edukasi anak-anak tidak mengerti apa yang dimaksud dengan diare dan bagaimana cara mencuci tangan dengan baik dan benar. Sampel dari kegiatan kami adalah 31 siswa/siswi SDN 94 Kendari yang dianggap strategis karena pada usia ini adalah usia yang masih belum memiliki pengetahuan yang baik mengenai penyakit diare dan kemungkinan besar sudah mampu memahami pertanyaan yang akan kami berikan melalui pemberian kuisioner sebagai tolak ukur pengetahuan siswa/siswi. Setelah di lakukan kegiatan anak-anak memiliki pengetahuan mengenai penyakit diare dan bagaimana cara mencuci tangan dengan baik dan benar. masih banyak anak-anak yang tidak tahu apa yang dimaksud dengan penyakit diare, sehingga untuk pencegahan penyakit diare dengan cara yang termudah dalam kehidupan sehari-hari mereka pun belum paham yaitu dengan mencuci tangan dengan baik dan benar. Namun. Setelaah dilakukannya ragkaian kegiatan edukasi maka di dapatkan hasil bahwa semua siswa/siswi yang mengikuti jalannya kegiatan telah mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit diare dan bagaimana cara pencegahan penyakit diare yang paling mudah yaitu mencuci tangan dengan baik dan benar. 
Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari Sulawesi Tenggara Tahun 2022 Brigita Crista Payunglangi; Devi Savitri Effendy; Ramadhan Tosepu; Hartati Bahar; Febriana Muchtar
Jumantik Vol 10, No 1 (2023): JUMANTIK : Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Muhammadiyah Pontianak University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jjum.v10i1.5373

Abstract

Angka insidensi tuberkulosis di Indonesia masih sangat tinggi dan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang belum terselesaikan. Pada level dunia, Indonesia berada pada urutan ke 2 dari 8 negara, dengan angka insidensi yang mencapai 1 juta kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara berbagai variabel lingkungan fisik rumah dengan kejadian tuberkulosis (TB) paru di wilayah kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan pendekatan kasus kontrol. Populasi adalah pasien yang didiagnosis menderita tuberkulosis paru di Puskesmas Poasia tahun 2022. Sampel penelitian ini yaitu 36 pada kelompok kasus dan kontrol dengan penyesuaian usia. Analisis menggunakan uji Chi-square dan regresi logistik pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil uji regresi logistik hanya variabel pencahayaan yang berhubungan bermakna dengan kejadian tuberkulosis paru (p=0,006; OR=12,087; CI 95%=2,076-70,375). Sedangkan variabel lingkungan lainnya yaitu kelembaban (p=0,235; OR=0,23; CI 95%= 0,21 - 2,598) dan ventilasi (p=0,354; OR= 2,58; CI 95%=0,347-19,212) tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian tuberkulosis Paru. Edukasi pada masyarakat yang terkait dengan kondisi lingkungan fisik rumah perlu dilakukan utamanya yang berkaitan dengan pencahayaan yaitu tidak menutup lubang ventilasi dan membiasakan untuk membuka jendela secara rutin.
Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Perawat di Ruang IGD dan ICU BLUD RS Benyamin Guluh Kab. Kolaka Tahun 2023 Widiyanti Nurjannah; Febriana Muchtar; Indah Ade Prianti
Journal of Health Management Research Vol 2 No 2 (2023): Journal of Health Management Research
Publisher : Unit Penelitian & Pengabdian Masyarakat STIKes Adi Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37036/jhmr.v2i2.441

Abstract

Background: Work fatigue is a condition experienced by workers as a result of job responsibilities that have an impact on endurance and efficiency at work. Fatigue is part of occupational health and safety issues because it can cause accidents at work. Nurses are one of the workforce in hospitals with the responsibility of providing optimal service to patients. The demands of the work carried out by nurses can cause fatigue. Aims: The purpose of this study was to determine what factors are associated with work fatigue in nurses in the emergency room and ICU BLUD RS Benyamin Guluh Kolaka Regency in 2023. Methods: This study was conducted in the field of emergency room services and the field of ICU care BLUD Benyamin Guluh Hospital Kolaka Regency in June 2023. The population and sample of this study were all nurses who worked in the emergency room and ICU BLUD RS Benyamiin Guluh Kolaka Regency which amounted to 47 nurses. Results: The results showed that workload (p = 0.032, r = 314), attitude (P = 0.025, r = 0.326), and tenure (p = 0.018, r = 0.343) are factors that are positively related or proportional to job fatigue, while work shifts (p = 0.531, r = 0.094) are not related to job fatigue. Conclusion: Workload, attitude, and tenure are positively related or directly proportional to job fatigue in nurses in the emergency room and ICU BLUD Benyamin Guluh Hospital Kolaka Regency. Based on the results of the study, it is necessary to increase teamwork in completing work, the hospital can add training to nurses so that they are not monotonous in their work, create a mutually supportive work atmosphere, and nurses with a work period of <5 years need to pay attention to their working conditions and environment so that they can adapt and be able to organize work.