Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GAMBARAN DISTRESS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS Nurmaguphita, Deasti; Sugiyanto, Sugiyanto
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 6, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.852 KB)

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakt kronis yang berpotensi mengalami komplikasi lebih berat seumur hidup pasien. Hal inilah yang menyebabkan banyak penderita DM mengalami distress. Distress yang dialami oleh pasien ini disebabkan oleh berbagai faktor penyebab dan berbagai respon pasien terhadap penyakitnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran distress pada penderita DM. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif selama bulan Januari-Agustus 2018. Sampel sejumlah 44 penderita DM tipe II diambil secara accidental sampling di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Bantul. Instrumen penelitian menggunakan rekam medik dan kuesioner. Analisis hasil menggunakan program statistik komputer, dengan melihat distribusi frekuensi masing-masing domain. Hasil penelitian sebagian responden mengalami diabetes distress tingkat rendah (50%), 45,5 % responden mengalami diabetes distress tingkat sedang dan hanya sedikit (4,5%) responden yang mengalami diabetes distress tingkat tinggi. Domain diabetes distress yang paling tinggi adalah distress beban emosional (2,28), selanjutnya distress pengobatan (2,14), distress dengan dokter/tenaga kesehatan (2,09) dan nilai terendah terdapat pada distress interpersonal (1,90). Saran perlu diberikan edukasi atau pelatihan yang dapat menguatkan respon emosional penderita DM tipe II misalnya konseling, terapi psikologis, keterampilan komunikasi dan peningkatan koping. Kata kunci: Diabetes mellitus, distress, gambaran distress diabetes DISTRESS DESCRIPTION IN DIABETES MELLITUS PATIENTS ABSTRACTDiabetes Mellitus (DM) is a chronic disease that has the potential to experience more severe complications throughout the patient's lifetime. This is what causes many DM sufferers to experience distress. Distress experienced by these patients is caused by various causes and various patient responses to the disease. This study aims to determine how the picture of distress in DM patients. The study was conducted with quantitative descriptive method during January-August 2018. A sample of 44 patients with type II DM were taken by accidental sampling at PKU Muhammadiyah Hospital in Yogyakarta and PKU Muhammadiyah Hospital in Bantul. The research instrument used medical records and questionnaires. The results analysis uses a computer statistics program, by looking at the frequency distribution of each domain. The results of the study of some respondents experienced low level of diabetes distress (50%), 45.5% of respondents experienced moderate level of diabetes distress and only a few (4.5%) of respondents experienced high levels of diabetes distress. The highest diabetes distress domain was emotional burden distress (2.28), then treatment distress (2.14), distress with doctors / health personnel (2.09) and the lowest score was interpersonal distress (1.90). Suggestions need to be given education or training that can strengthen the emotional response of patients with type II diabetes such as counseling, psychological therapy, communication skills and coping. Keywords: Diabetes mellitus, distress, diabetic distress
Dukungan keluarga dalam penanganan ODGJ Ratna Yunita Setiyani Subardjo; Deasti Nurmaguphita
Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/jptp.v3i1.20693

Abstract

Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400 ribu orang atau sebanyak 1,7 per 1000 penduduk (Riskesdas 2018). Tingginya angka pasien/ klien yang menderita gangguan jiwa, sementara terbatasnya jumlah tenaga medis, obat-obatan dan tempat pengobatan umum bagi penderita gangguan jiwa menyebabkan dukungan keluarga menjadi sangat dibutuhkan untuk optimalisasi kesembuhan ODGJ. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dukungan keluarga terhadap gangguaan jiwa yang diderita oleh pasien/klien. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan pada penelitian ini adalah dua keluarga yang telah mendampingi pasien ODGJ lebih dari 10 tahun dan dan tenaga kesehatan, dalam hal ini yaitu satu orang psikolog dan satu orang perawat yang telah mendampingi ODGJ lebih dari 10 tahun. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keluarga memegang peranan terbesar dalam upaya peningkatan kesehatan jiwa pasien/klien. Keluarga juga menjadi agen perubahan layanan dukungan yang memberikan kontribusi menyeluruh baik menggantikan peran nakes di RS maupun perawatan dan pendampingan psikologis selama di rumah. Hal yang dapat dilakukan keluarga adalah “mencarikan” shelter jika memungkinkan untuk memberikan kecukupan fisik, selanjutnya adalah psikis. Keluarga merupakan pertahanan pertama dan pemberi dukungan terbesar untuk ODGJ diterima dan dimanusiakan.
PENERAPAN TERAPI KELOMPOK TERAPEUTIK KANAK-KANNAK DAN PSIKOEDUKASI KELUARGA PADA ANAK DAN ORANGTUA TERHADAP PERKEMBANGAN OTONOMI ANAK Deasti Nurmaguphita; Budi Anna Keliat; Yossie Susanti Eka Putri
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 1 No. 1 (2018): May 2018
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.472 KB) | DOI: 10.32584/jikj.v1i1.33

Abstract

APPLICATION OF TODDLER THERAPEUTIC GROUP THERAPY AND FAMILY PSYCHOEDUCATION IN TODDLER AND PARENTS TOWARD DEVELOPMENT OF TODDLER AUTONOMY.  ABSTRACTThe health promotion for children in society still focuses on the physical, while psychosocial stimulation in children still minimize. The purpose of the scientific writing was to report the result of Therapeutic Group Therapy and Family Pshychoeducation toddler autonomy and stimulation ability of parents in toddler stimulation. This case study used Health Promotion Theory and Adaptation Model Stuart. The number of children and parents who received Therapeutic Group Therapy were 20 persons, while 15 of them received Family Pshychoeducation. The result of Therapeutic Group therapy found increased autonomy children development and the ability of parents to stimulate their toddler. Furthermore 15 parents who received Family Pshychoeducation have increased their ability to stimulate their children, and their children autonomy were higher. It was recomended these therapys to be applied to the children and their parents as a part of Health Promotion. Keywords: Autonomy, toddler, Therapeutic Group Therapy and Family Psychoeducation
HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI ORANG TUA DENGAN KOPING ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK TUNA DAKSA DI SLB N 1 BANTUL Rulyana Hartanti; Deasti Nurmaguphita
JURNAL KESEHATAN SAMODRA ILMU Vol 9 No 2 (2018): JURNAL KESEHATAN SAMODRA ILMU
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.39 KB)

Abstract

Latar Belakang: Koping merupakan respon individu terhadap situasi yang mengancam dirinya baik secara fisik maupun psikologik. Menurut data PT Surveyor Indonesia (2012), penyandang tuna daksa berjumlah 1.652.741 jiwa di tahun 2012. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kepercayaan diri orang tua dengan koping orang tua yang memiliki anak tuna daksa di SLB N 1 Bantul. Metodologi: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan waktu cross-sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 47 orang tua yang memiliki anak tuna daksa di SLB N 1 Bantul. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner pada variabel kepercayaan diri orang tua dan variabel koping orang tua. Metode analisis yang digunakan adalah uji korelasi kendall tau (r). Hasil Penelitian: Ada hubungan antara kepercayaan diri orang tua dengan koping orang tua yang memiliki anak tuna daksa di SLB N 1 Bantul. Hasil penelitian diperoleh nilai probabilitas (p) = 0,000 dengan nilai kendall tau (r) = 0,609. Simpulan: Ada hubungan yang bermakna antara kepercayaan diri orang tua dengan koping orang tua yang memiliki anak tuna daksa di SLB N 1 Bantul dalam kategori kuat. Saran: Bagi orang tua yang memiliki anak tuna daksa di SLB N 1 Bantul diharapkan melakukan koping dengan baik sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dirinya.