Claim Missing Document
Check
Articles

Hubungan Asupan Makanan Anak Usia 0-2 Tahun terhadap Perkembangan Balafif, Nur Aini Abd. R; Kusbaryanto, -
Jurnal Mutiara Medika Vol 11, No 3 (2011)
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upaya peningkatan sumber daya manusia tidak dapat lepas dari keadaan gizi manusianya. Keadaan gizi buruk akan menghambat kualitas sumber daya manusia, karena keadaan gizi buruk terutama pada bayi usia 0-2 tahun yang merupakan periode kritis terhadap gangguan tumbuh kembang mempunyai dampak buruk terhadap perkembangan anak dan tingkat kecerdasannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan makanan anak usia 0-2 tahun dengan perkembangan motorik anak usia 2 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan crosssectional menggunakan pendekatan retrospektif. Subjek penelitian adalah anak usia 24-35 bulan sebanyak 55 anak. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan wawancara dan kuesioner dan nilai observasi menggunakan Denver II. Analisis data univariabel menggunakan distribusi frekuensi, bivariabel menggunakan chi-square dan analisis multivariabel menggunakan condicional logistic regression. Hasil penelitian menunjukan anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki resiko keterlambatan perkembangan motorik 1,95 kali dibanding dengan anak yang mendapat ASI eksklusif (P=0,10 CI 95%: 0,91-4,18) meskipun secara statistik tidak bermakna. Anak yang diberi MP-ASI < 3 kali perhari memiliki 1 ,15 kali untuk mencapai perkembangan motorik normal dibanding dengan anak yang diberi MP-ASI ? 3 kali perhari (P=0,53  RR 0,68 CI 95% : 0,18-2,47). anak dengan ibu berpendidikan menengah kebawah tinggi memiliki risiko keterlambatan motorik 2,66 kali dibanding dengan anak yang ibunya berpendidikan (P=0,05 CI 95% : 0,87-8,16) sedang ibu yang pernah mendapat pendidikan non formal berbanding terbalik dengan perkembangan motorik anak (P=0,04  RR 0,39 (CI 95% : 0,14-1,06).
Perbedaan Hubungan antara Ibu Bekerja dan Ibu Rumah Tangga terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia 2-5 Tahun Putri, Dixy Febrianita Titi Pratama; Kusbaryanto, -
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 3 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v12i3.1032

Abstract

Terdapat hubungan antara wanita yang bekerja dengan tumbuh kembang anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara profesi ibu sebagai pegawai di perusahaan dan ibu rumah tangga dengan pertumbuhan dan perkembangan anak usia 2-5 tahun. Jenis penelitian ini adalah analytic observational dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah pasangan ibu seorang pegawai di perusahaan dan ibu rumah tangga (istri pegawai pria yang tidak bekerja) dengan anaknya yang berusia 2-5 tahun. Sampel yang digunakan sebanyak 80. Data dianalisis menggunakan uji Chisquare. Hasil uji statistik didapat nilai p=0,012 RR=0,38 (CI 95%: 0,16–0,86) untuk hubungan antara profesi ibu dengan perkembangan anak, sedangkan dengan pertumbuhan anak nilai p=0,330 RR=1,75 ( CI 95%: 0,55–5,51). Hubungan antara profesi ibu dengan pola asuh makan (p=0,120) dan pola asuh stimulus (p=0,172). Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara profesi ibu dengan perkembangan anak, namun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara profesi ibu dengan pertumbuhan anak, pola asuh makan, dan pola asuh pemberian stimulus. There is any relationship between working mother with growth and development her child. The objectives of this study are to determine the relationship between mother profession as an employee in the company and the housewife with the growth and development of 2-5 years children. This study is observational analytic with cross sectional approach. The subjects in this study are the mother of an employee in the company and housewife (wife of male employees who are not working) with their children aged 2-5 years. The samples used for as many as 80. The data were analyzed using Chi-square test. Results from statistical tests obtained the p=0.012 RR=0.38 (CI 95%: 0.16-0.86) for the relationship between mother’s profession with child development, while with child growth, p=0.330 RR=1,75 (CI 95%: 0.55-5.51). Relationship between mother’s profession with ate parenting (p=0,120) and stimulation parenting (p=0,172). Based on the result above shows there are significant relationships between mother’s professions with child development, but there’s no significant relationships between mother’s professions with child growth, ate parenting, and also with stimuli parenting.
Gambaran Kejadian Wabah Diare dan Faktor-faktor Terkait di Dusun Senden Desa Sidorejo Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo tahun 2005 Kusbaryanto, -; Hidayati, Titik
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v8i1.1649

Abstract

In Indonesia diarrhea is still a leading health problem because it causes extraordinary occurrence of illness followed by death. Thus, epidemiological study of diarrhea needs to be conducted. This study aimed to obtain a description of extraordinary occurrence of diarrhea and its related factors in Senden hamlet, Sidorejo, Lendah, Kulon Progo. This study was a total survey with an epidemiological explorative approach. Definite diagnosis was based on clinical symptoms found during detection and the etiology was confirmed by laboratory analysis of the water sample used by patients and patients’ stools. Primary data of patient was obtained through a total survey to find cases using a questionnaire. Case finding was done based on the report from a local community health center, followed by new cases finding consisting of name, sex, age, address, occupation, factors related with the occurrence of disease and history of illness. Secondary data was taken from the report of patient visit to community health center. Data was analyzed descriptively. The study was conducted in Senden hamlet, Sidorejo, Lendah, Kulon Progo on 20 November to 5 December 2005. Fifty patients were diagnosed to have diarrhea in Senden. From 50 diarrhea patients, 98% had nausea and vomiting, 96% with headache, 90% with epigastric pain, 72% with fever, 66% with mucous diarrhea, 56% with cold sweats and 26% with bloody mucous diarrhea. Attack Rate of diarrhea was 22.6%. The highest occurrence of diarrhea was at age of45-59 years old (33.93%) and the lowest occurrence at 0-4years old (1.78%). The area having most cases was sub-hamlet 57 (RT57) (82%). Based on the time of extraordinary occurrence of illness, the epidemic curve developed was a common source type. The cause of diarrhea was coliform bacteria. The most possible source and mode of transmission of diarrhea was drinking water contaminated with coliform bacterium through faeces. Factors related with the extraordinary occurrence of diarrhea in Senden included poor environmental sanitation and unhygienic people ’s behavior such as defecating in any places and not washing hands before eating.Di Indonesia penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan utama karena masih sering menimbulkan KLB dengan disertai kematian. Untuk itu perlu dilakukan suatu penelitian epidemiologi penyakit diare. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kejadian luar biasa diare beserta faktor-faktor yang terkait di dusun Senden, Sidorejo, Lendah, Kulon Progo. Penelitian ini merupakan survei total dengan pendekatan epidemiologis eksploratif. Kepastian diagnosis didasarkan atas gejala klinis yang didapat selama pelacakan dan untuk mengetahui etiologi dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap sampel air yang digunakan maupun tinja penderita. Data primer penderita diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Pelacakan kasus dicari berdasarkan laporan Puskesmas setempat dilanjutkan dengan mencari kasus baru, meliputi nama, jenis kelamin, umur alamat, pekerjaan, faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya penyakit dan riwayat penyakit. Data sekunder diambil dari catatan data kunjungan Puskesmas. Data dianalisis secara deskriptif. Penelitian dilaksanakan di dusun Senden, Sidorejo, Lendah, Kulon progo pada 20 November - 5 Desember 2005. Penduduk dusun Senden yang didiagnosis diare sebanyak 50 orang. Dari 50 penderita diare, 98% mempunyai keluhan mual muntah, 96% dengan pusing, 90% dengan nyeri perut, 72% dengan demam, 66% dengan diare lendir, 56% dengan keringat dingin dan 26% dengan diare lendir darah. Attack rate diare 22,6%. Kejadian diare paling banyak pada usia 45-59 tahun (33,93%) sedangkan yang terkecil pada golongan umur 0-4 tahun (1,78%). Daerah yang paling banyak mengalami daerah adalah RT 57 (82%). Berdasarkan waktu kejadian KLB menunjukkan bahwa kurva epidemik yang terbentuk adalah tipe common source. Penyebab diare adalah bakteri koliform. Sumber dan cara penularan diare kemungkinan besar melalui sumber air minum yang terkontaminasi oleh bakteri coliform. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KLB diare di dusun Senden antara lain sanitasi lingkungan yang belum baik dan perilaku penduduk yang kurang menjaga higienis misalnya buang air besar di sembarang tempat, tidak cuci tangan sebelum makan.
Peningkatan Mutu Rumah Sakit dengan Akreditasi Kusbaryanto, -
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hospital accreditation is a recognition by the government for hospitals that have met the standards set. The general objective of accreditation is to get a description about the level of compliance with the standards established by the hospitals in Indonesia, so the quality of hospital services can be accounted for. Accreditation is beneficial to both the hospital itself, the community and hospital owner. Accreditation of hospitals in Indonesia conducted by the Commission on Accreditation of Hospitals (KARS). Hospital accreditation is one way to assess the quality of hospital services. Improved quality of hospital services is very important, because the hospital provides the most critical and dangerous in the system of care for activities of the target is the human soul. The goal of this paper is to better understand that accreditation is very important to improve the quality of the hospital.Akreditasi Rumah Sakit adalah pengakuan pemerintah kepada rumah sakit yang telah memenuhi standar yang telah tetapkan. Tujuan umum akreditasi adalah untuk mendapatkan gambaran sejauh mana pemenuhan standar yang telah ditetapkan oleh rumah sakit-rumah sakit di Indonesia, sehingga mutu pelayanan rumah sakit dapat dipertanggungjawabkan. Akreditasi sangat bermanfaat baik bagi rumah sakit itu sendiri, masyarakat maupun pemilik rumah sakit. Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia dilakukan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Akreditasi rumah sakit merupakan salah satu cara untuk menilai mutu pelayanan rumah sakit. Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit merupakan hal yang sangat penting, karena rumah sakit memberikan pelayanan yang paling kritis dan berbahaya dalam sistem pelayanan dan sasaran kegiatannya adalah jiwa manusia. Tujuan penulisan makalah ini adalah agar lebih dipahami bahwa akreditasi sangat penting bagi peningkatan mutu rumah sakit.
Kandungan Zat Aktif pada Beberapa Jenis Minuman Berenergi Kusbaryanto, -
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 1 (2003)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v3i1.1548

Abstract

The content of active substances in several kinds of energy drinks which are commonly marketed in public include taurine, caffeine, inositol, ginseng, micotinamide, vitamin B1, vitamin B2 and vitamin B6. In the body, each of those active substances has different function, however in general they can increase energy and vitality. The consumption of an energy drink at a standard dose is quite safe, except in hipersensitivity condition. The side effect of caffeine can arise when it is taken more than 250 mg (5 bottles) all at once. Taurine can also result in side effect, although it is very rare. The consumption of inositol and nicotinamide are to be cautious in diabetic patients, because they can increase blood sugar level. The consumption of piridoxin at 50 mg - 2g for a long period of time can result in side effects of sensoric neuropathy and neu-napathy syndrome.Kandungan zat aktif beberapa jenis minuman berenergi yang banyak beredar di masyarakat antara lain ialah taurine, kafein, inositol, ginseng, nicotinamid, vitamin B1, vitamin B2 dan vitamin B6. Di dalam tubuh masing-masing zat aktif tersebut punya peran berbeda-beda, namun secara umum akan meningkatkan energi dan vitalitas tubuh. Konsumsi minuman berenergi dalam dosis normal cukup aman,kecuali ada hipersensitifitas. Efek samping bisa muncul dari kandungan kafein apabila SsEEKimsi melebihi dosis 250 mg(5 botol) sekaligus, bisa juga muncul dari kandungan taurine meskipun sangat jarang terjadi,sedangkan dari kandungan inositol dan nicotinamide perlu waspada bagi penderita penyakit diabetes melithus karena bisa menaikkan kadar gula darah.Dari kandungan piridoksin konsumsi jangka panjang dengan dosis antara 50 mg-2g dapat menyebabkan neuropati sensorik dan sindroma neuropati
Perbedaan Tingkat Depresi antara Lansia yang Memiliki Keluarga dengan Lansia yang Tidak Memiliki Keluarga Kusbaryanto, -; Narulita, Richy
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 2 (s) (2009)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v9i2 (s).1612

Abstract

Depression is a mental disorder that usually found in geriatric patient. Depression in geriatric is not a part of normal aging process. Depression usually happens in accordance with physical disease. Because of that, the sign and symptom are usually vague and overlaped unsystematically. Prevalence of depression in geriatric who live in hospital and elderly hostels is 10 times more than who live with their family. Geriatric who have depression will find difficulty doing their daily activities. The support of the family will decrease the prevalence of depression in geriatric. The purpose of this research is to know the difference of depression level between geriatric who have family and geriatric who don ’t have family. This research is non experimental with cross sectional design. The sample of this research are 30 responders fulfilling inclusion and exclusion criterion. This sample consists of 15 geriatric who have family and 15 geriatric who don ’t have family in Panti Sosial Trisna Wredha Kasongan Bantul Yogyakarta. The instrument used in this research is Geriatric Depression Scale (GDS) for measuring the level of depression in geriatric. The results of this research shows that there is no significant difference in the levels of depression between geriatric who have family and geriatric who don ’t have family in Panti Sosial Trisna Wredha Kasongan Bantul Yogyakarta (p=0,75).Depresi merupakan gangguan mental yang sering ditemui pada geriatri. Depresi pada lansia bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang normal. Depresi sering komorbid dengan penyakit fisik, oleh karena itu gejala dan keluhan sering tersamar dan tumpang tindih. Prevalensi depresi pada geriatri yang tinggal di rumah sakit dan panti jompo sepuluh kali lebih banyak daripada yang tinggal bersama keluarga. Lansia yang mengalami depresi akan mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Dukungan keluarga akan menurunkan angka kejadian depresi pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran perbedaan tingkat depresi antara geriatri yang memiliki keluarga dengan geriatri yang tidak memiliki keluarga. Penelitian ini bersifat non eksperimental dengan pendekatan cross sectional. Responden dalam penelitian ini sebanyak 30 subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Responden terdiri dari 15 lansia yang memiliki keluarga dan 15 lansia yang tidak memiliki keluarga di Panti Sosial Trisna Wredha Kasongan Bantul Yogyakarta. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Geriatric Depression Scale (GDS) untuk mengukur derajat depresi pada lansia. Hasil uji statistik menggunakan t-test menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara tingkat depresi pada lansia yang memiliki keluarga dengan lansia yang tidak memiliki keluarga di Panti Sosial Trisna Wredha Kasongan Bantul Yogyakarta (p=0,75).
Penerapan Standar Profesi pada Pelayanan Kedokteran: Antara Idealita dan Realita Kusbaryanto, -
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 1 (2004)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v4i1.1710

Abstract

The quality of the lndonesion health services is lower than the developed country.Health sector profession standard consist of two parts,the first mini¬mal condition standard,consist of input standard,environment standard and process standard,the second is minimal performant standard or output standard.Application of profession standard in Indonesia is very limited.Most of profession standard in Indonesia only input standard and environment stan-dardPelayanan kesehatan di Indonesia selama ini tertinggal jauh dibanding dengan negara-negara tetangga apalagi negara maju. Standar profesi untuk bidang kesehatan terdiri dari dua hal yaitu standar persyaratan minimal yang terdiri dari standar masukan, standar lingkungan dan standar proses, kedua standar penampilan mini¬mal atau standar keluaran. Penerapan standar profesi di Indonesia masih sangat terbatas. Kebanyakan standar profesi di Indonesia baru terbatas pada pengaturan standar masukan dan atau standar lingkungan saja, itupun baru sudut keahlian saja.
Deteksi resistensi larva Culex quinquefasciatus sae larvae resistance to malathion insecticides using filter paper spot techique in Sleman, Yogyakarta Special Region Kusbaryanto, Kusbaryanto
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 10, No 1 (2002): JANUARI - APRIL 2002
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jky.v10i1.67

Abstract

Efektifitas Diabetes Self Management Education Terhadap Self Care Penderita Diabetes Mellitus: A Literature Review Agustiningrum, Ratna; Kusbaryanto, Kusbaryanto
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 6, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.687 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v6i2.309

Abstract

Diabetes Mellitus adalah salah satu penyakit yang masih mengancam kesehatan masyarakat di dunia. Beberapa upaya pencegahan dapat dilakukan dengan upaya primer, sekunder, dan tersier. Salah satu upaya tersier yang dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi atau cacat melalui penyuluhan atau pendidikan kesehatan (pendidikan). Makalah ini bertujuan untuk menguji penerapan Edukasi Manajemen Diri Diabetes untuk perawatan diri pasien dengan diabetes mellitus. Pencarian artikel mulai dari Desember 2017. Tinjauan literatur dilakukan dengan mencari artikel publikasi tentang Proquest, PubMed, Sciencedirect, dan Cochrane Library dengan menggunakan kata kunci diabetes mellitus tipe 2 dan manajemen diri diabetes mellitus + perawatan diri, kemudian melakukan pemilihan berdasarkan kriteria inklusi dan dilakukan penilaian kritis sehingga artikel yang relevan berjumlah 6 artikel. Data akan diekstraksi dari artikel tersebut dan kemudian dikelompokkan untuk diskusi dan disimpulkan. Dari 5 artikel penelitian diindikasikan bahwa edukasi manajemen diri diabetes efektif dalam meningkatkan perawatan diri pada pasien DM. Satu artikel menunjukkan bahwa selain edukasi manajemen diabetes mellitus mandiri salah satu faktor pendukungnya adalah dukungan keluarga. Penerapan Edukasi Diabetes Self Management efektif terhadap peningkatan perawatan diri pada penderita Diabetes Mellitus.
Berbagai Intervensi yang Dapat Mengurangi Kesepian pada Lansia Fahrudiana, Fuadah; Kusbaryanto, Kusbaryanto
Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Vol 13, No 2 (2019): Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.706 KB) | DOI: 10.12928/kesmas.v13i2.13997

Abstract

Background: The relationship between loneliness and the consequences of its harm to physical and mental health in the elderly is often reported, including an increased risk of death. Interventions that can reduce the problem of loneliness in the elderly are needed so that they are successful in the process of aging and prosperous both biologically and psychosocially. This study aims to summarizing current knowledge about several interventions that can reduce loneliness problems in the elderly. Method: This study uses the literature review method. The database used in the literature searches is the Science Direct, Pubmed, and Google Scholar. In the early phase of searching using keywords: “older people, loneliness, interventions, programs, outcomes”, it is obtained the results of 12 international journals from the period of 2017 to 2019 that matched the inclusion criteria. Results: From the 12 journals obtained, 6 are quantitative studies, 5 are literature review studies, and 1 is a qualitative study. It is revealed the results that some interventions categorized in the direct and indirect interventions are summarized and can reduce the problem of loneliness in the elderly. Conclusion: This review identified 10 out of 11 interventions (90.9%) using a community-based group approach and the other (9.1%) using new technologies approach. Although the number of studies on interventions that target loneliness in the elderly continues to increase, our reviews above do not reach solid and strong conclusions and their characteristics can be questioned.