Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Gastropods In Mangrove Forest Of Tongkeina Village, Bunaken Sub-District, City Of Manado Dewanti Y Talumingan; Ferdinand F. Tilaar; Jety K. Rangan; Maartinus Baroleh; Victor N. R. Watung; Agung B. Windarto
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 10 No. 1 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.262 KB) | DOI: 10.35800/jpkt.10.1.2019.25069

Abstract

This research aims to determine the types or species of gastropod and its distribution in mangrove forests in Tongkeina village and to know the species of mangrove in Tongkeina village. The Research was conducted on one sampling point with one 100 meters long line transect which was is laid perpendicular to the outer direction of the mangrove.  To collect gastropod samples, three quadrates with a size of 10x10meters with a distance between the quadrate 5 meters were made. In the quadrate, 15 subquadrates sized 1x1meters were also made. Based on the results, there were 6 species of gastropods and two distribution patterns of i.e., Cluster the species of the Littoraria scabra, Angustassiminea castanea, Terebralia sulcate. The uniform distribution pattern is Ischinocerithium rostratum, Caliostoma jujubinum, and Nerita senegalensis. There are ten mangrove species found and  the most common species is Soneratia alba with a total of 27 individuals.Keywords: Gastropods, forest, Mangrove, Tongkeina village ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui Jenis-jenis gastropoda serta persebaran pada hutan mangrove di Kelurahan Tongkeina dan untuk mengetahui Jenis-jenis mangrove di Kelurahan Tongkeina. Penelitian hanya di lakukan satu titik pengambilan sampel dimana dibuat 1 line transek dengan Panjang 100meter yang di tarik tegak lurus dari arah terluar mangrove kemudian dibuat 3 kuadrat dengan ukuran 10x10meter dengan jarak antara kuadrat 5 meter, dan di dalam kuadrat dibuat 15 subkuadrat berukuran 1x1 meter. Berdasarkan penelitian hasil ditemukan ada 6 spesies gastopoda dan dua pola persebaran Gastropoda yaitu mengelompok dan seragam, spesies mengelompok yaitu Littoraria scabra, Angustassiminea castanea, Terebralia sulcate. Pola persebaran seragam yaitu Ischinocerithium rostratum, Caliostoma jujubinum, Nerita senegalensis. Mangrove ditemukan 10 Spesies yang terbanyak adalah Soneratia alba dengan jumlah 27 individu.Kata kunci: Gastropoda, Hutan, Mangrove, Kelurahan Tongkeina.
Gastropod Density and Diversity in the Intertidal Zone of Malalayang Beach, Manado Sheyrel Tongkeles; Fransine B. Manginsela; Jety K. Rangan; Alex D. Kambey
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 10 No. 3 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.257 KB) | DOI: 10.35800/jpkt.10.3.2019.27533

Abstract

This study held in Malalayang Beach Manado, aims to determine  the density and diversity of Gastropods on the Malalayang coast of Manado. So the research objective is to find out the density and diversity of  Gastropods in Malalayang Beach, Manado. The study using the line transect technique with 50 cm x 50 cm sized. The transect line is placed perpendicular to the coastline. The distance between the line transects is 20 meters. On each transect line 5 squares are placed. The distance between squares is determined using random numbers. Gastropod species found in Malalayang Beach Manado consist of  31 species and 17 genus, each consisting of the Archaeogastropoda that consists of 3 species, Mesogastropoda consists of  9 species, and the Order of the Neogastropoda of 19 species. The total density of Gastropods in Malalayang Beach in Manado is 6.27 individuals / m2 with diversity of 3.07, according to the criteria for diversity index of Malalayang coast having high diversity. Based on this, it is suggested that Manado Malalayang Beach can be maintained and carried out management that considers the feasibility of the environment as one of the requirements for sustainable development.Keywords: Gastropods, Density, Species DiversityABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Pantai Malalayang Manado,berkaitan dengan permasalahan yang dikemukakan bagaimanakah kepadatan dan keanekaragaman Gastropoda di pantai Malalayang Manado. Maka tujuan penelitian adalah Mengetahui kepadatan dan keanekaragaman Gastropoda di Pantai Malalayang Manado. Pengumpulan data dengan pendekatan Teknik line transect menggunakan kuadrat berukuran 50cm x 50cm. Line transect diletakkan tegak lurus dengan garis pantai. Jarak antara line transect sebesar 20 meter. Pada masing- masing line transect diletakkan 5 kuadrat. Jarak antar kuadrat ditentukan dengan menggunakan angka acak. Spesies Gastropoda yang ditemukan di Pantai Malalayang Manado terdiri dari 31 spesies dan 17 genera yang masing-masing terdiri dari Ordo Archaeogastropoda 3 spesies, Ordo Mesogastropoda 9 spesies, dan Ordo Neogastropoda 19 spesies. Kepadatan total Gastropoda di Pantai Malalayang Manado 6.27 individu/m2 dengan keanekaragaman 3,07, Menurut kriteria indeks keanekaragaman pantai Malalayang memiliki keanekaragaman yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka disarankan agar Pantai Malalayang Manado dapat dijaga dan dilakukan pengelolaan yang mempertimbangkan sskelayakan lingkungan sebagai salah satu syarat pembangunan berkelanjutan.Kata kunci: Gastropoda, Kepadatan, Keanekaragaman Jenis
Morphometric Studies of Seagrass Halophila ovalis (R.Brown) Hooker in Kahona, Lembeh Sub-district of Bitung City and in the Tasik Ria, Tombariri Sub-district , Minahasa District Mizhael A.P. Wulur; Khrsitin I. F. Kondoy; Jety K. Rangan
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 1 (2019): ISSUE JANUARY-JUNE 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.1.2019.21440

Abstract

Seagrass is a marine plant that has roots with a rhizom system, the structure of the stem and leaves can be clearly distinguished. Halophila ovalis belongs to the Hydrocharitaceae family and common characteristics of this family include two branched leaves, oval leaf shape, small stalks and rhizomes that are easily broken and smooth, single-haired roots. This research was carried out in the coastal waters of Kahona Beach, South Lembeh Sub-district, Bitung City, and in Tasik Ria Beach, Tombariri Sub-district, Minahasa Regency. To date, there is no information regarding the comparison of morphometric of seagrass Halophila ovalis in both locations. The research objective was to compare the morphometric size of Halophila ovalis based on both research locations (Kahona Beach and Tasik Ria Beach). Data collection was conducted using survey method. As many as 30 plants in each study location were collected, washed with sea water and put into plastic samples which would then be measured using a digital caliper.In the results obtained, statistically, the Halophila ovalis species on Kahona Beach and Tasik Ria Beach are the same. There is no significant difference with regard to the size of the growth. This is due to the condition of the existing environmental parameters. Environmental parameter conditions in these two locations are still within the safe limits of seagrasses to grow optimally. From the measurement results, it can be seen that the size of seagrass growth in Tasik Ria Beach is smaller than that on Kahona Beach. This is due to the activities of people who come touring that accidentally damage seagrasses and damaged coral reef ecosystems are unable to withstand the strong currents and trash carried. Whereas in Kahona Beach, this is a marine protected area that is still rare for tourists to visit even though it has become an ecotourism area so that the conditions are still good and maintained, not only the seagrass ecosystem but also mangrove ecosystems and coral reefs.Keywords: Morfometrics, Halophila ovalis, Kahona Beach, Tasik Ria Beach ABSTRAK Lamun adalah tumbuhan air yang memiliki akar dengan sistem perakaran rhizoma, struktur batang dan daun yang dapat dibedakan dengan jelas. Halophila ovalis termasuk dalam famili Hydrocharitaceae. Ciri-ciri umum dari famili ini antara lain daun bercabang dua, bentuk daun oval, memiliki tangkai yang kecil dan rhizome yang mudah patah serta akar tunggal yang berambut halus. Penelitian ini dilaksanakan di perairan Pantai Kahona Kecamatan Lembeh Selatan Kota Bitung dan di perairan Pantai Tasik Ria Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. Sampai saat ini, belum ada informasi mengenai perbandingan morfometrik lamun Halophila ovalis di kedua lokasi yang tersedia. Adapun yang menjadi tujuan penelitian yaitu membandingkan ukuran morfometrik Halophila ovalis berdasarkan lokasi penelititan (Pantai Kahona dan Pantai Tasik Ria). Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode survei jelajah, sebanyak 30 pada setiap lokasi penelitian, dicuci dengan air laut dan dimasukan kedalam plastik sampel yang kemudian akan diukur dengan menggunakan caliper digital. Pada hasil yang diperoleh, secara statistik spesies Halophila ovalis di Pantai Kahona dan di Pantai Tasik Ria adalah sama. Tidak ada perbedaan yang nyata berkaitan dengan ukuran pertumbuhan tersebut. Hal ini disebabkan oleh kondisi parameter lingkungan yang ada. Kondisi parameter lingkungan pada kedua lokasi ini masih dalam batas yang aman bagi lamun untuk bertumbuh kembang secara optimal. Dari hasil pengukuran terlihat bahwa ukuran pertumbuhan lamun yang ada di Pantai Tasik Ria lebih kecil dari pada yang ada di Pantai Kahona. Hal ini disebabkan aktivitas masyarakat yang datang berwisata yang tidak sengaja merusak lamun serta ekosistem terumbu karang yang sudah rusak tidak mampu menahan kuatnya arus dan sampah yang terbawa. Sedangkan di Pantai Kahona ini merupakan daerah perlindungan laut yang masih jarang wisatawan walaupun sudah menjadi daerah ekowisata sehingga kondisi di Pantai Kahona masih baik dan terjaga, bukan hanya ekosistem lamunnya tapi juga ekosistem mangrove dan terumbu karang.Kata Kunci : Morfometrik, Halophila ovalis, Pantai Kahona, Pantai Tasik Ria
Morfometric study of Seagrass Thalassia hemprichii, in Pasir Panjang Beach, Paputungan Village, West Likupang, Minahasa Utara Trifany Zachawerus; Khristin I. F. Kondoy; Jety K. Rangan
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 1 (2019): ISSUE JANUARY-JUNE 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.1.2019.22731

Abstract

This study was aimed at knowing seagrass species in the study site and comparing the morphometry of seagrass Thalassia hemprichii with sampling station. Sample collection employed haphazard survey, and samples and substrate were taken using a big knife, washed in seawater, an in seawater, and put into a seawater-containing bucket. Sampling points were determined by GPS, and 30 individuals of T. hemprichii were taken. Results showed that T. hemprichii in Pasir Panjang coastal waters has bigger size in mangrove and seagrass areas than that in the coral reefs. It could result from that mangrove and seagrass areas grew in muddy substrate that contained higher nutrients and calmer water condition than those in coral reefs with coral debris substrate.Keywords : Morfometrics, Thalassia hemprichii, Pasir Panjang BeachABSTRAKTujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis lamun apa saja yang ada di lokasi penelitian ini dan membandingkan ukuran morfometrik lamun Thalassia hemprichii berdasarkan stasiun pengambilan sampel. Pengambilan data dilakukan dengan mengunakan metode survei jelajah, sampel diambil dengan parang bersamaan dengan substrat, dicuci dengan air laut dan dimasukan kedalam ember yang berisi air laut. Saat pengambilan sampel dilakukan, posisi diplot dengan mengunakan GPS dan dilanjutkan dengan pengambilan sample lamun Thalassia hemprichii sebanyak 30 individu setiap stasiun, Pada hasil yang diperoleh terlihat bahwa spesies Thalassia hemprichii di Perairan Pantai Pasir Panjang yang lebih besar di daerah mangrove dan daerah lamun dan yang lebih kecil adalah daerah terumbu karang.  Hal ini disebabkan, karena daerah mangrove dan lamun tersebut tumbuh pada subsrat lumpur yang memiliki kandungan nutrien lebih tinggi dibandingkan dengan daerah terumbu karang dengan subsrat pecahan karang, dan keadaan perairan pada subsrat lumpur lebih tenang sehingga banyak mengendapkan sedimen.Kata Kunci : Morfometrik. Thalassia hemprichii. Pantai Pasir Panjang
Community Structure of Gastropod in Seagrass Beds of Waleo Beach Waters, North Minahasa Regency Richardo O. Roring; Jety K. Rangan; Alex D. Kambey; Rene Ch. Kepel; Stephanus V. Mandagi; Calvyn F. A. Sondak
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 8 No. 1 (2020): ISSUE JANUARY-JUNE 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.8.1.2020.28268

Abstract

This study aims to determine the type of Gastropod and the community structure including Species Density, Relative Density, Diversity (H’), and Dominance (C). Based on observation, there is 124 individuals included in 11 species (7 genera) from 7 families (3 orders) obtained. The highest density value is 5,87 Ind/m2 by Euplica borealis, and has 35,48% of relative density. For the diversity, an index is H’ = 1,62 obtained, which is classified as low. This shows that seagrass beds in Waleo beach waters, North Minahasa Regency, there are several species obtained with abundant numbers of individuals compared to the other species, so the diversity index obtained relatively low. As for the range of dominance index is C = 0,36 to 0,44. The lowest value is in the transect number 1 while the highest in the transect number 2. This value shows that seagrass beds in Waleo beach waters, North Minahasa Regency there are no specific species that dominate in the community. Waleo beach waters, North Minahasa Regency has a temperature of about 29,3 °C illustrating the condition of the water temperature is relatively good for Gastropods' life. The salinity is 30 ‰ obtained, which is relatively good for Gastropod growth. pH obtained about 7 which is still relatively good for gastropods life.Keywords: Gastropod, Community Structure, Waleo.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis-jenis Gastropoda serta mengetahui struktur komunitas termasuk: Kepadatan Spesies, Kepadatan Relatif, Keanekaragaman (H’), dan Dominansi (C). Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh 124 individu yang termasuk dalam 11 spesies (7 genera) dari 7 famili (3 ordo). Nilai kepadatan tertinggi sebesar 5,87 Ind/m2 oleh spesies Euplica borealis, dan memiliki kepadatan relatif sebesar 35,48 %. Untuk indeks keanekaragaman diperoleh sebesar H’ = 1,62 yang tergolong rendah. Hal ini menunjukan bahwa daerah padang lamun perairan pantai Waleo, Kabupaten Minahasa Utara terdapat beberapa spesies yang diperoleh dengan jumlah individu yang melimpah dibandingkan jenis lainnya, sehingga indeks keanekaragaman yang diperoleh tergolong relatif rendah. Adapun untuk kisaran indeks dominansi yang diperoleh yaitu sebesar C = 0,36 sampai dengan 0,44. Nilai terrendah terdapat pada transek 1 sedangkan nilai tertinggi terdapat pada transek 2. Nilai tersebut menunjukan bahwa di padang lamun perairan Pantai Waleo, Kabupaten Minahasa Utara tidak terdapat jenis atau spesies tertentu yang mendominasi dalam komunitas tersebut. Wilayah perairan pantai Waleo, Kabupaten Minahasa Utara memiliki suhu 29,3 °C, menggambarkan bahwa kondisi suhu perairan tergolong baik untuk kehidupan Gastropoda. Salintas yang diperoleh sebesar 30 0/00, yang masih dalam kisaran baik untuk pertumbuhan Gastropoda. Derajat keasaman (pH) yang diperoleh yaitu 7 yang masih tergolong baik untuk kehidupan Gastropoda.Kata Kunci : Gastropoda, Struktur Komunitas, Waleo.