Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

CORAL REEF CONDITION BASED ON LEVEL OF SEDIMENTATION IN KENDARI BAY Afu, LaOde Alirman; ., Subhan
AQUASAINS Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.557 KB)

Abstract

Kemampuan karang untuk tumbuh dan berkembang sangat dipengaruhi oleh tingkat sedimentasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi terumbu karang berdasarkan tingkat sedimentasi. Metode yang digunakan dalam pengambilan data kondisi terumbu karang menggunakan metode quadrat photo transect dan pengukuran laju sedimentasi di ekosistem terumbu karang dilakukan dengan menggunakan alat sediment trap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kondisi terumbu karang di perairan Teluk Kendari saat ini termasuk kategori buruk dengan persentase tutupan karang hidup pada tingkat sedimentasi tinggi sebesar 36,12, sedimentasi sedang sebesar 8,46 dan sedimentasi rendah sebesar 1,29. Kesimpulannya adalah kondisi terumbu karang di perairan Teluk Kendari saat ini termasuk kategori buruk.
Hubungan panjang berat Teripang di perairan Tanjung Tiram, Konawe Selatan Kaenda, Herman; Ishak, Ermayanti; Afu, La Ode Alirman
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.283 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Tanjung Tiram, Konawe Selatan pada bulan Juni sampai Juli 2015. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan panjang berat teripang kelas Holothuroidea. Pengamatan sampel teripang dilakukan pada malam hari secara acak (random sampling) dengan asumsi dapat mewakili ukuran teripang yang terdapat pada kisaran kedalaman 1–2 m. Frekuensi pengambilan sampel dua kali dalam sebulan yaitu pada fase bulan terang dan fase bulan gelap dengan total sampel sebanyak 158 individu. Pertumbuhan teripang kedalaman 1–2 m menunjukkan pola pertumbuhan alometrik negatif. Nilai b dari hubungan panjang berat kedalaman 1–2 m berkisar 0.985–1.548.Kata Kunci: Hubungan Panjang Berat, Teripang, Tanjung Tiram
PERBANDINGAN DAYA TAHAN TUBUH IKAN TERNATE CHROMIS (Chromis ternatensis) DAN COMMON GOBY (Bathygobius fuscus) TERHADAP KENAIKAN SUHU PADA WADAH TERKONTROL Gunawan Giu, La Ode Muh.; Ramli, Muhammad; Alirman Afu, La Ode
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 2, No 1: Februari 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v2i1.3589

Abstract

Perubahan iklim menyebabkan naiknya suhu perairan yang dapat memengaruhi proses metabolisme dan tingkah laku organisme. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan daya tahan tubuh ikan Common goby (Bathygobius fuscus) dan Ternate chromis (Chromis ternatensis) terhadap kenaikan suhu perairan. Pengambilan data penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2015 di perairan Pulau Hoga, Kabupaten Wakatobi. Metode yang digunakan adalah Critical Thermal Method (CTM), dengan pendekatan batas kritis suhu maksimum (CTMax) pada wadah terkontrol dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Pengaturan kenaikan suhu sebesar 1⁰C dalam waktu 5 menit. Hasil penelitian menunjukan rata-rata CTMax ikan Common goby adalah 40,6⁰C pada menit ke-57, sementara rata-rata CTMax ikan Ternate chromis adalah 36,7⁰C pada menit ke-38.  Berdasarkan perbandingan rata-rata CTMax tersebut maka ikan Common goby lebih tahan terhadap kenaikan suhu perairan dibanding ikan Ternate chromis.Kata Kunci : CTMax, Common goby, Daya tahan tubuh, Suhu, Ternate chromis
RESPON IKAN Plectroglyphidodon lacrymatus TERHADAPKENAIKAN SUHU Iha, Lisa; Ramli, Muhammad; Alirman Afu, La Ode
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 2, No 2: Mei 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v2i2.3595

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui respon dan suhu kritis atau Critical Thermal maximum (CTMax) ikan Plectroglyphidodon lacrymatus. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2015 di Laboratorium Marine Research Centre, Pulau Hoga, Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Wakatobi. Metode yang digunakan yaitu Critical Thermal Method (CTM), dengan pendekatan batas suhu kritis atau Critical Thermal maximum (CTMax) pada wadah terkontrol dan selanjutnya di analisis secara deskriptif. Hasil pengamatan sejumlah sample ikan P. lacrimatus ditemukan respon ikan pada setiap kenaikan suhu, dimana terjadi pergerakan dan tingkah laku yang beragam mulai dari suhu awal dimasukan pada wadah terkontrol yaitu 27,5oC. Selanjutnya ikan terlihat berenang lebih cepat, berenang miring, menabrak wadah dan loncat kepermukaan wadah terkontrol pada suhu kritis. Suhu kritis/CTMax diperoleh pada titik suhu 36,49oC dengan rata-rata lama waktu uji 39,3/menit. CTMax terendah diperoleh pada suhu 35,8oC pada menit ke-39. Ikan Plectroglyphidodon lacrymatus mampu mencapai suhu kritis atau CTMax dikisaran paparan suhu 37,4oC dengan lama waktu pengujian selama 45 menit.Kata Kunci : Suhu, Respon Ikan, Plectroglyphidodon lacrymatus
DISTRIBUSI SPASIAL LAMUN BERDASARKAN KERAPATAN DI PERAIRAN DESA SAWAPUDO KABUPATEN KONAWE Posad, Juston; Ira, .; Alirman Afu, La Ode
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 2, No 3: Agustus 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v2i3.3611

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi spasial lamun meliputi jenis, kerapatan dan persentase penutupan lamun berdasarkan  kerapatan dan kualitas perairan terhadap pertumbuhan lamun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016–Januari 2017 di Perairan Desa Sawapudo Kabupaten Konawe. Pengambilan sampel lamun menggunakan transek kuadrat ukuran 1 m x 1 m di wilayah penelitian yang ditentukan berdasarkan kerapatan lamun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 7 jenis lamun yang ditemukan di lokasi penelitian (Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halodule uninervis, Halophila ovalis, dan Syringodium isoetifolium). Kerapatan lamun tertinggi berada pada substrat lempung berpasir (445,31 tegakan/m²) termasuk dalam kategori rapat, kerapatan jenis lamun sedang berada pada substrat pasir berlempung (233,98 tegakan/m²) termasuk dalam kategori agak rapat dan kerapatan jenis lamun terendah berada pada substrat lempung (180,65 tegakan/m²) termasuk dalam kategori jarang. Persentase penutupan jenis lamun tertinggi (56,71%), sedang (38,72%), dan terendah (25,80%).Kata kunci : Jenis Lamun, kerapatan Lamun, persen penutupan Lamun
STUDI KELIMPAHAN BENIH LOBSTER (PANULIRUS SPP.) BERDASARKAN KARAKTERISTIK OSEANOGRAFI DI PERAIRAN DESA RANOOHA RAYA KECAMATAN MORAMO KABUPATEN KONAWE SELATAN Fitriansyah, Idul; Ramli, Muhammad; Afu, La Ode Alirman
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 4: November 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i4.15492

Abstract

Siklus hidup lobster terdiri dari beberapa stadia dan setiap stadia dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Lobster berukuran benih menyerupai lobster dewasa namun belum memiliki kulit luar keras dan belum mengandung zat kapur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan benih lobster (Panulirus spp.) berdasarkan karakteristik oseanografi. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober – Desember 2019 di Perairan Desa Ranooha Raya, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan. Pengambilan data karakteristik oseanografi dilakukan secara in situ sedangkan pengumpulan data kelimpahan benih lobster menggunakan alat kolektor benih lobster yang dikenal dengan nama “pocong” pada tiga stasiun pengamatan dengan tiga kali ulangan. Suhu perairan berkisar 29-30 ̊C, salinitas 29-34 ppt, kecerahan 58-93%, kecepatan arus 0.08-0.09 m/det, pH 7-8 dan DO 5.3-5.73 mg/L. Karakteristik osenografi tersebut masih sesuai untuk kehidupan benih lobster. Jenis lobster yang tertangkap di lokasi penelitian adalah benih lobster mutiara (Panulirus ornatus) dan benih lobster pasir  (Panulirus homarus). Kelimpahan benih lobster yang tertinggi pada lokasi penelitian untuk jenis lobster  mutiara  (Panulirus ornatus) mencapai 69.85% dan benih lobster pasir (Panulirus homarus) mencapai 44.58%. Karakteristik oseanografi yang mempengaruhi kelimpahan benih lobster adalah suhu, salinitas, kecerahan, kecepatan arus, pH dan DO.Kata Kunci: Benih lobster, kelimpahan, karakteristik oseanografi, Desa Ranooha Raya.    
KONDISI LAMUN BERDASARKAN DISTRIBUSI SPASIAL TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI PERAIRAN DESA TANJUNG TIRAM KABUPATEN KONAWE SELATAN Wali, Ado; Afu, La Ode Alirman; Emiyarti, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 4, No 2: Mei 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v4i2.8324

Abstract

Perairan Desa Tanjung tiram mengalami perubahan yang sangat kompleks akibat perubahan pemanfaatan lahan di darat dan berdampak pada kondisi lamun. Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi lamun berdasarkan distribusi spasial total Suspended Solid (TSS) di Perairan Desa Tanjung Tiram, Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 - April 2019. Penentuan titik stasiun penelitian menggunakan metode purposive sampling berdasarkan keberadaan ekosistem lamun. Jumlah stasiun sebanyak 3 stasiun dengan 4 titik sampling pada masing-masing staisun. Metode pengambilan data kerapatan lamun menggunakan transek kuadrat 1x1 m2 dengan transek garis sepanjang 100 m secara tegak lurus ke arah laut pada saat surut terendah. Analisis sampel TSS menggunakan metode gravimetri dan distribusi spasial TSS diperoleh melalui interpolasi menggunakan metode Inverse Distance Weighted (IDW). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi lamun dengan kerapatan sangat jarang berada pada daerah dermaga (Stasiun II) dengan kandungan TSS memiliki nilai tertinggi dengan rata-rata 1,546 mg/L, sedangkan kondisi lamun dengan kerapatan agak rapat berada pada daerah yang dekat daratan (Stasiun III) dengan kandungan TSS terendah dengan nilai rata-rata 1,45 mg/L.Kata Kunci: KondisiLamun, TSS, Desa Tanjung Tiram
KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POLA SEBARAN LAMUN DI PERAIRAN LAKALIBA KABUTEN BUTON SELATAN Mudin, Pupun Amalia; Ramli, Muhammad; Afu, La Ode Alirman
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 2: Mei 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i2.12164

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan pola sebaran lamun di Perairan Lakaliba Kabupaten Buton Selatan. Studi ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2019, yang meliputi pengambilan data dan pengolahan data penelitian. Pengambilan data lamun menggunakan metode transek garis dan transek kuadrat 1m x 1m, yang diletakkan pada jarak 10 m dari satu kuadrat ke kuadrat berikutnya sepanjang 90 m. Pada setiap stasiun dipasang tiga transek garis secara tegak lurus garis pantai.Pengambilan data di setiap stasiunnya dilakukan sebanyak 3 sub-stasiun. Karakteristik stasiun adalah stasiun 1 berada di area yang tidak ada aktiivitas masyarakat, selanjutnya di stasiun 2 berada di dekat pemukiman warga dan breakwater, dan stasiun 3 di dekat dermaga.Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis lamun yang ditemukan di Perairan Lakaliba Kabupaten Buton Selatan adalah Enhalus acoroides, Thallasia hemprichii, Halodule pinifolia, Halophila ovalis, Cymodocea rotundata dan Cymodocea serrulata.Keanekaragaman jenis di Stasiun I berada pada kategori rendah, dibandingkan pada Satsiun II dan III yang berada pada kategori sedang.Kata kunci: keanekaragaman, pola sebaran, lamun, Perairan Lakaliba.
IDENTIFIKASI JENIS SEDIMEN BERDASARKAN KARAKTERISTIK FISIK OSEANOGRAFI DI PERAIRAN BUNGKUTOKO SULAWESI TENGGARA Ardani, .; Afu, La Ode Alirman; Ira, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 2: Mei 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i2.12169

Abstract

Perairan Pulau Bungkutoko telah mengalami banyak perubahan yang diakibatkan adanya pembangunan jembatan serta kegiatan reklamasi, menyebabkan terjadinya sedimentasi di perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis sedimen berdasarkan karakteristik fisik oseanografi dan untuk mengetahui sebaran sedimen berdasarkan klasifikasi jenis. Pengambilan sampel sedimen mengunakan core sampel dilaksanakan pada bulan April- November 2019 di Perairan Pulau Bungkutoko kecamatan Abeli, Kota Kendari. Hasil penelitian menemukan lima jenis sedimen yaitu kerikil, pasir sangat kasar, pasir agak kasar, pasir halus dan pasir sangat halus. Dengan kecepatan arus dan cepat rambat gelombang dikategorikan sebagai arus dan cepat rambat gelombang sedang. Sebaran sedimen di Perairan Pulau Bungkutoko terdiri atas pasir agak kasar sampai pasir halus. Hal ini disebabkan oleh faktor reklamasi dan kondisi arus dan gelombang yang tidak stabil.Kata Kunci: Jenis Sedimen, Sebaran, Bungkutoko, Fisik Oseanografi
LAJU PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LAMUN HASIL TRANSPLANTASI DI PERAIRAN TELUK KENDARI Syawal, Andi Muhammad; Ira, .; Afu, La Ode Alirman
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 4, No 2: Mei 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v4i2.8325

Abstract

Transplantasi lamun merupakan salah satu upaya untuk mengatasi degradasi ekosistem padang lamun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup lamun hasil transplantasi di Perairan Teluk Kendari. Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Teluk Kendari (stasiun 1) dan Bungkutoko (stasiun 2) selama delapan bulan, yaitu sejak bulan Agustus 2018 sampai Mei 2019. Metode transplantasi yang digunakan adalah metode polybag dan plugs dengan jenis lamun Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii. Parameter lingkungan yang diperoleh saat penelitian, yakni salinitas 35‰, pH 6-7, suhu 30-31⁰C, substrat berlumpur dan berpasir, kedalaman perairan 180-220cm, kecerahan 85-100%, nitrat 0,0233-0,0534 mg/L, dan fosfat 0,0013-0,0025 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan lamun hasil transplantasi tertinggi berada pada stasiun 1 dengan jenis lamun   E. acoroides dengan metode polybag sebesar rata-rata 1,25mm dan tingkat laju pertumbuhan lamun hasil transplantasi terendah berada pada stasiun 2 dengan jenis T. hemprichii dengan metode plugs sebesar rata-rata 0,20mm. Tingkat keberhasilan lamun hasil transplantasi tertinggi berada pada stasiun 2 dengan jenis lamun E. acoroides yang menggunakan metode polybag sebesar 68% dan tingkat keberhasilan lamun hasil transplantasi terendah berada pada stasiun 1 dengan jenis lamun E. acoroides yang menggunakan metode plugs sebesar 16%.Kata Kunci: Laju pertumbuhan, Lamun, Teluk Kendari, Transplantasi.