Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN KARANG PADA LOKASI REHABILITASI KARANG MODUL BIOREEFTEK DI PERAIRAN DESA TANJUNG TIRAM, KABUPATEN KONAWE SELATAN ., Arqam; Anadi, La; Nadia, La Ode Abdul Rajab
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 3 (2019): Agustus
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan komposisi jenis, indeks kelimpahan, struktur komunitas ikan karang yang meliputi indeks keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi pada modul Bioreeftek di perairan Desa Tanjung Tiram, Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 bulan pengamatan mulai bulan Oktober-Desember 2017. Pengambilan data ikan karang pada lokasi bioreeftek menggunakan teknik visual sensus dengan metode belt transek (English et al. 1997). Hasil pengukuran parameter fisika-kimia perairan di lokasi penelitian menunjukkan kualitas perairan yang baik dan dapat menunjang kehidupan bagi biota termasuk ikan karang. Suhu berkisar 29-30 oC, kecerahan perairan mencapai kedalaman 9-14 meter, kecepatan arus berkisar 0,025-0,053 m/s, dan salinitas berkisar 31-32 ppt. Ikan karang yang telah ditemukan selama pengamatan yaitu sebanyak 14 famili, 29 genus dan 32 jenis dengan jumlah 310 individu dimana pada bulan October diperoleh yaitu 101 ind, bulan November yaitu 85 ind, dan bulan Desember yaitu 124 ind. Kelimpahan ikan karang tertinggi ditemukan pada bulan Desember sebesar yaitu 4,96 ind/m2 dengan kualitas fisika-kimia perairan yang baik dan kelimpahan terendah ditemukan pada bulan November yaitu 3,4 ind/m2 dengan kualitas fisikas-kimia perairan yang cukup buruk. Struktur kominas ikan karang dijabarkan melalui indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi. Perolehan nilai keanekaragaman ikan karang selama tiga bulan pengmatan menunjukkan kategori sedang dengan nilai antara 2,31-2,85, nilai keseragaman menunjukkan kategori tinggi atau stabil dengan nilai antara 0,83-0,90 dan nilai dominansi menunjukkan kategori rendah dengan nilai antara 0,07-0,13. Artinya bahwa nilai keseragaman yang dikategoriakan tinggi atau stabil mempengaruhi nilai daominansi dengan kategori rendah atau mununjukkan bahwa tidak ada spesies yang mendominasi selama pengamatan pada lokasi penelitian. Kata kunci: kelimpahan, komunitas,  ikan karang,  Tanjung Tiram
Efektivitas Alat Tangkap Bubu Terhadap Hasil Tangkapan Serranidae Berdasarkan Jenis Umpan dan Waktu Hauling di Konawe Selatan Saputri, Evi Arum; Anadi, La; Alimina, Naslina
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 5, No 1 (2021): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsipi.v5i1.16306

Abstract

Bubu Ikan Karang merupakan alat tangkap tradisional (pasif) yang sebagian besar masih digunakan masyarakat nelayan di Desa Batuputih, Kabupaten Konawe Selatan yang digunakan dalam penangkapan ikan famili Serranidae yang merupakan salah satu jenis ikan karang yang bernilai ekonomis tinggi. Umpan merupakan salah satu bentuk rangsangan (stimulus) yang bersifat fisika dan kimia yang dapat merangsang ikan untuk mendekati alat tangkap dalam proses penangkapan ikan.  Secara umum, tingkah laku ikan juga banyak dipengaruhi oleh kondisi perairan.  Diduga bahwa penggunaan umpan dapat mendukung keberhasilan alat tangkap bubu. Demikian pula, waktu pengambilan hasil tangkapan (hauling) diduga dapat berdampak pada efektivitas alat tangkap secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penangkapan pada famili Serranidae berdasarkan jenis umpan dan waktu hauling yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental fishing dengan menggunakan bubu sebanyak 12 buah dengan 4 perlakuan. Umpan alami dan waktu hauling pagi (perlakuan I), umpan alami dan waktu hauling sore (perlakuan II), umpan buatan dan waktu hauling pagi (perlakuan III) dan umpan buatan dengan waktu hauling sore (perlakuan IV). Tiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Hasil menunjukkan perlakuan III dan IV menghasilkan efektivitas sangat baik dengan nilai 81% dan 70,41% untuk famili Serranidae. Data ini menunjukan bahwa nelayan yang ingin menangkap jenis ikan ini maka disarankan menggunakan umpan buatan pada waktu hauling waktu pagi dan sore hari. 
Analisis Hasil Tangkapan Jaring Insang di Sekitar Rumpon Perairan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi Suhardin, Suhardin; Anadi, La; Abdullah, Abdullah
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 6, No 1: Februari 2021
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui komposisi jenis dan ukuran panjang dan berat ikan yang tertangkap dengan jaring insang di sekitar rumpon Kelurahan Wandoka Kecamatan Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi. Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan yang di mulai sejak bulan Maret, April sampai dengan bulan Mei tahun 2018, bertempat di perairan Wangi-wangi Kelurahan Wandoka Kabupaten Wakatobi  Sulawesi Tenggara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat eksploratif dan dilakukan dengan mengambil data pada hasil tangkapan yang diperoleh dari alat tangkap jaring insang nelayan Wangi-Wangi. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 12 kali dengan frekuensi, pengambilan 1 kali dalam 1 minggu. Jumlah hasil tangkapan yang diperoleh selama penelitian adalah sebanyak 748 ekor yang terdiri dari: ikan layang (Decaperus ruselli) 242 ekor, ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) 195 ekor, ikan selar (Selaroides leptolepis) 185 ekor, ikan sunglir (Elagastis bipinnulatus) 64 ekor, dan ikan kwe (Charanx ignobilis) 62 ekor. Berdasarkan hasil analisis komposisi jenis bahwa ikan layang (Decapterus ruselli) menempati urutan tertinggi yakni 33,02%, kemudian diikuti secara berturut-turut oleh jenis ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) 26,9%, ikan selar (Selar crumenopthalmus) 23,6%, ikan sunglir (Elagastis bipinnulatus) 9,3%, dan terendah adalah ikan kwe (Charanx ignobilis) yaitu sebesar 7,03%.Kisaran ukuran panjang dan berat untuk jenis ikan layang 19 – 26,6 cm dan 65 – 201,4 gr; ikan cakalang 18,9 – 29,25 cm dan 61 – 293,25 gr; ikan selar 16 – 31,33 cm  dan 44 – 146,04 gr; ikan sunglir  19,5 – 29,3 cm dan 73,2 – 137,9 gr; dan ikan kwe 16 – 23,69 cm dan 72,39 – 153,63 gr. Dilihat dari Kisaran ukuran panjang dan berat ikan yang tertangkap maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan jaring insang di sekitar rumpon perairan Wangi-Wangi didominasi oleh ikan-ikan berukuran kecil.                  Kata kunci: Penangkapan Ikan, Jaring Insang, Alat Penangkap Ikan, Wakatobi
Pengaruh Bentuk Kasko Terhadap Tahanan dan Kecepatan Kapal Bantuan Kementrian Kelautan Dan Perikanan (Kasus Kapal Fiberglass 5 GT Tahun 2017 ) Murhum, Kumala Sari Ode; Anadi, La; Abdullah, Abdullah
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh bentuk kasko terhadap tahanan dan kecepatan kapal, hubungan tenaga penggerak/mesin kapal dengan kecepatan kapal, serta menganalisis dan mengidentifikasi kesesuaian rasio dimensi utama dan koefisien bentuk kapal berdasarkan metode pengoperasian alat tangkap. Data yang di analisis untuk mencapai tujuan tersebut adalah dimensi utama dan data tabel offset, selanjutnya dianalisis dengan program maxsurf. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapal U-bottom memiliki kisaran tahanan 0,36 -  4.08 kN, sedangkan pada bentuk V-bottom 0,16 - 2,52 kN. Daya mesin mesin yang digunakan untuk mencapai kecepatan dinas 7-8 knot pada bentuk U-bottom berkisar antara 14.93 - 37.50 HP atau sekitar 78,25 %, sedangkan pada bentuk V-bottom yaitu 10.11 - 23.21 HP atau sekitar 48,35 % dari daya mesin maksimum. Kapal bentuk U-bottom memiliki  nilai rasio dimensi utama L/B, B/D dan L/D secara berturut-turut yaitu 3,55; 2,74; dan 9,72; sedangkan V-bottom yaitu 3,93; 2,74; dan  10;76. Kapal bentuk U-bottom memiliki nilai koefisien bentuk Cp, Cb, C , Cw, Cvp secara berturut-turut yaitu 0,72; 0,58; 0,81; 0,87; 0,52, sedangkan kapal bentuk V-bottom yaitu 0,58,; 0,43; 0,76; 0,78; 0,58. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum kapal bentuk U-bottom memiliki tahanan, penggunaan daya mesin, rasio dimensi utama serta koefisien  bentuk yang lebih besar dibandingkan V-bottom. Nilai rasio dimensi utama dan koefisien bentuk kapal U-bottom dan V-bottom telah sesuai dengan dengan kisaran nilai-nilai pada kapal ikan di Indonesia kelompok static gear.Kata Kunci: Bentuk Kasko, Kecepatan Kapal dan Tahanan
Pengaruh Periode Waktu Setting Terhadap Jumlah Hasil Tangkapan Bubu di Perairan Kelurahan Tondonggeu, Kecamatan Abeli, Kota Kendari Jainudin, Nurjanah; Anadi, La
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 6, No 1: Februari 2021
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tentang pengaruh periode waktu setting terhadap jumlah hasil tangkapan bubu telah dilakukan pada bulan Desember sampai Februari 2020, di perairan Kelurahan Tondonggeu, Kecamatan Abeli, Kota Kendari dengan tujuan untuk 1) mengetahui pengaruh periode waktu setting terhadap jumlah hasil tangkapan  bubu; 2) mengetahui komposisi jenis dan komposisi ukuran ikan yang tertangkap pada setiap periode waktu setting; dan 3) mengetahui periode waktu setting yang terbaik dilihat dari jumlah, jenis maupun ukuran ikan yang tertangkap. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental fishing. Alat tangkap yang digunakan adalah bubu yang terbuat dari material kawat galvanis sebanyak tiga unit yang dioperasikan pada kedalaman di atas 25 m, dengan frekuwensi penangkapan (setting hauling) 2 kali (pagi dan sore hari) dalam 1 minggu atau 24 kali selama penelitian. Hasil penelitian diperoleh jumlah hasil tangkapan pada malam hari sebanyak 104 ekor, sedangkan pada siang hari sebanyak 74 ekor. Secara deskritif terlihat ada perbedaan hasil tangkapan antara periode waktu setting siang dan malam hari, namun berdasarkan analisis varians dengan menggunakan uji t, tidak ada perbedaan jumlah hasil tangkapan bubu yang dipasang pada malam dan siang hari. Komposisi jenis dan ukuran ikan pada setting siang hari adalah ikan mata belo (Scolopsis ciliata) sebanyak 26%, dengan ukuran panjang 15.5-22.6 cm dan berat 49.6-114.3 gram, sedangkan pada setting malam hari adalah ikan kerapu macan botol (Epinephelus spilotoceps) sebanyak 23%, dengan ukuran panjang 24.2-42.1 cm dan berat 240.3-585.1 gram. Periode waktu setting terbaik dilihat dari jumlah, jenis maupun ukuran ikan tangkapan adalah periode setting pada malam hari.Kata kunci : Bubu kawat, hasil tangkapan, setting, hauling
Pengaruh Lama Perendaman Bubu Terhadap Hasil Tangkapan Ikan di Perairan Tondonggeu Kecamatan Abeli Kota Kendari Sulawesi Tenggara Isnawati, Isnawati; Anadi, La; Abdullah, Abdullah
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 6, No 1: Februari 2021
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian  tentang pengaruh lama perendaman bubu terhadap hasil tangkapan ikan telah dilakukan pada bulan November 2019–Maret 2020 di perairan Tondonggeu Kecamatan Abeli Kota Kendari, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) jumlah, jenis dan ukuran ikan yang tertangkap; 2) komposisi jenis dan komposisi ukuran; dan 3) pengaruh lama perendaman terhadap jumlah dan berat ikan tangkapan bubu. Penelitian ini menggunakan metode experimental fishing dengan alat tangkap bubu yang dilakukan langsung di lapangan. Alat tangkap bubu yang terbuat dari material kawat galvanis dengan ukuran panjang 150 cm, lebar 100 cm, dan tinggi 50 cm, sebanyak sembilan unit yang dioperasikan pada kedalaman di atas 25 m hingga 85 m. proses penangkapan (setting-hauling) dilakukan tiap bulan dengan frekuensi masing-masing perlakuan 3 kali ulangan dilakukan 9 kali ulangan  per bulan atau 27 satuan percobaan  selama penelitian. Hasil penelitian diperoleh bahwa jumlah tangkapan yang mendominasi adalah perendaman 5 hari 196 ekor nilai persentase tertinggi ditempati oleh jenis ikan kerapu macan (Epinephelus areolatus) 17.35% dengan ukuran panjang 25.2-44.2 cm (41.17%) dan berat 254.4-687.3 gr (26.47%), diikuti perendaman 7 hari sebanyak 147 ekor dengan nilai persentase ditempati oleh jenis ikan kerapu sunu (Plectropomus leopardus) 19.73% dengan ukuran panjang 28.3-43.6 cm (31.03%) dan berat 298.7-676.2 gr (34.48%) dan perendaman 3 hari sebanyak 142 ekor dengan nilai persentase ditempati oleh jenis ikan kakap merah (Lutjanus erythropterus) 16.20% dengan ukuran panjang 20.4-31.3 cm (43.47%) dan berat 178.4-417.6 gr (47.82%). Hasil analisis statistik (Analysis of Variance) perbedaan lama perendaman sangat berpengaruh nyata baik terhadap jumlah maupun berat ikan hasil tangkapan pada alat tangkap bubu.                                                                                                                                Kata kunci : Bubu, hasil tangkapan ikan , lama perendaman
Analisis Dimensi Utama dan Stabilitas “KM. Purnama 10” di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari Dahniar, Dahniar; Anadi, La; Yasir Haya, La Ode Muhammad
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 5, No 2 (2021): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsipi.v5i2.12489

Abstract

Kapal purse  seine  di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari merupakan kapal yang dibangun secara tradisional tanpa menggunakan desain (naval arsitektur), sehingga kenyamanan dan keamanan kapal selama operasi penangkapan ikan belum diketahui secara pasti. Tujuan penelitian ini yakni mengkaji desain rasio dimensi utama dan stabilitas kapal purse seine KM. Purnama 10 di PPS Kendari dengan menggunakan metode studi kasus pada kapal yang berukuran dominan dan dianalisis dengan simulasi numerik dengan menggunakan software maxsurf stability untuk mendapatkan lengan penegak GZ.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa KM. Purnama 10 memiliki bentuk kasko round bottom dan rasio dimensi kapal pada kekuatan memanjang (L/D) yakni 13,75; tahanan dan kecepatan (L/B) yakni  5,79 dan stabilitas (B/D) yakni 2,38. Nilai tersebut berada pada standar acuan kapal-kapal (encircling) di Indonesia dan nilai stabilitas pada 4 kondisi pembebanan kapal tersebut bernilai positif (jauh di atas rekomendasi minimum IMO), sehingga kapal purse seine KM. Purnama 10 merupakan kapal yang memiliki stabilitas yang baik di PPS Kendari. 
Selektivitas Jaring Insang Terhadap Jenis Ikan Selar (Selar Sp) di Perairan Desa Latawe Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat Kabiruddin, Kabiruddin; Anadi, La; Tadjuddah, Muslim
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 6, No 1 (2022): JURNAL SAINS DAN INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsipi.v6i1.14475

Abstract

Mata jaring merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang tingkat efektivitas alat tangkap jaring insang. Kecenderungan nelayan menangkap ikan dengan menggunakan alat tangkap jaring insang dengan berbagai ukuran mata jaring dikhawatirkan akan mengganggu kelestarian populasi ikan apabila tidak dikendalikan. Penelitian ini menggunakan ukuran mata jaring 2’’ dan 2,25’. Tujuan penelitian ini antara lain : 1) Mengkaji tingkat selektivitas jaring insang yang digunakan nelayan terhadap hasil tangkapan ikan selar; 2) Mengetahui ukuran dan tingkat kematangan gonad ikan selar yang tertangkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Jaring insang yang digunakan di Perairan Desa Latawe untuk mata jaring 2” memiliki shortening sebesar 45,3% dan hanging ratio sebesar 54,7% dengan nilai bukaan mata jaring secara vertikal sebesar 2,30 cm dan secara horisontal 2,78 cm. Untuk mata jaring 2,25” yang memiliki nilai shortening sebesar 43,6% dan hanging ratio sebesar 56,4% memiliki nilai bukaan mata jaring secara vertikal  2,49 cm dan secara horizontal sebesar 3,22 cm. 2) Ukuran matang gonad pertama kali ikan selar jantan dan betina pada mata jaring 2” yaitu 25,99 cm dan 22,52 cm sedangkan ukuran matang gonad pertama kali ikan selar jantan dan betina pada mata jaring 2,25” yaitu 24,43 cm dan 23,22 cm. Penelitian ini merekomendasikan agar nelayan menggunakan ukuran mata jaring 2,25’’ untuk menagkap ikan selar di Perairan Desa Latawe karena lehih produktif karena ukuran ikan hasil tangkapan lebih besar. Kata kunci: Ikan Selar, Perairan Desa Latawe, Selektivitas Jaring Insang
Pengaruh Perbedaan Jenis Material Konstruksi Bubu Terhadap Hasil Tangkapan Ikan di Perairan Kelurahan Tondonggeu Kecamatan Abeli Kota Kendari Nurlela, Nurlela; Anadi, La; Abdullah, Abdullah
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 6, No 3 (2021): Agustus 2021
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan yaitu bulan Januari-Maret 2020 di perairan Tondonggeu Kecamatan Abeli, Kota Kendari. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis material konstruksi bubu terhadap hasil tangkapan baik jumlah, jenis, maupun ukuran panjang dan berat ikan pada setiap jenis material bubu serta jenis material mana yang memiliki hasil tangkapan yang lebih baik. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan tentang bahan konstruksi bubu yang baik untuk digunakan. Pada percobaan penangkapan di lapangan digunakan tiga perlakuan yaitu bubu kawat galvanis, bubu bambu, dan bubu jaring.  Jumlah hasil tangkapan total terbanyak yang diperoleh selama penelitian terdapat pada bubu kawat galvanis dengan jumlah hasil tangkapan adalah 286 ekor (38%) yang didominasi oleh famili Serranidae, jumlah hasil tangkapan terbanyak kedua adalah bubu bambu dengan jumlah hasil tangkapan yaitu 244 ekor (32%) yang didominasi oleh famili Nemipteridae, jumlah hasil tangkapan terbanyak ketiga terdapat pada bubu jaring dengan jumlah hasil tangkapan yaitu 227 ekor (30%) yang didominasi oleh famili Serranidae. Berdasarkan hasil uji statiskik hasil yang diperoleh pada perlakuan perbedaan jenis material konstruksi bubu berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil tangkapan, hal ini dibuktikan dengan analisis SPSS diketahui nilai signifikasi (sig) yaitu sebesar 0,04 dimana H0 diterima jika nilai P lebih besar dari 0,05 dan H1 diterima jika nilai P kurang dari 0,05. Bubu kawat galvanis lebih evektif dalam penangkapan, hal ini tergambar dari hasil tangkapan yang diperoleh baik jumlah, jenis maupun beratKata Kunci: Bubu Kawat, Bubu Bambu, Bubu Jaring, Tondonggeu
Selektivitas Jaring Insang Terhadap Ikan Layang (Decapterusrusselli) di Sekitar Rumpon Kabupaten Wakatobi Rezki, Wa Ode Seri; Anadi, La; Arami, Hasnia
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 6, No 3 (2021): Agustus 2021
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilakukan  di  perairan  Desa  Sombu  pada bulan  Maret  sampai Mei  2017.  Tujuan penelitian adalah untuk  mengetahui  1)  Ukuran ikan layang  yang tertangkap menggunakan tiga  mesh size  jaring insang  yang  berbeda dan 2)  selektivitas  alat  tangkap  jaring  insang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan  metode uji coba penangkapan (experimental fishing) dengan mesh size masing-masing 1,5inci, 2,0 inci dan 2,5 inci. Nilai hortening dan hanging ratio untuk ketiga mesh size adalah sama yaitu 60% dan 40%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan hasil tangkapan untuk mesh size 1,5 inci didominasi oleh ukuran panjang cagak 21,2-21,7 cm dengan posisi tertangkap pada tubuh jaring secara gilled; sedangkan mesh size 2,0 inci didominasi ukuran 21,2-21,7 cm dan21,8-25,7 cm dengan posisi tertangkap masing-masing secara wedged dan gilled; dan mesh size2,5 inci didominasi oleh ukuran panjang cagak 21,8-25,7 cm dengan posisi tertangkap pada mata jaring secara wedged. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa jaring insang dengan mesh size 1,5 inci seletif terhadap ukuran panjang cagak ikan layang 16,3-26,0 cm; sedangkan jaring insang dengan mesh size 2,0 selektif terhadap ukuran panjang cagak ikan layang 21,2-26,0 cm; dan jaring  insang dengan mesh size 2,5 inci selektif terhadap ukuran panjang cagak ikan layang 21,8-26,0 cm.Kata kunci: Selektivitas, gillnet, Decapterus ruselli, Kabupaten Wakatobi