Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Sources and Rates of Potassium for Drip Irrigation of Polyethylene-mulched Bean Production Hulu, Versi Putra Jaya; Purnamawati, Heni; Susila, Anas Dinurrohman; Susanto, Slamet
Journal of Tropical Crop Science Vol 6 No 03 (2019): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.94 KB) | DOI: 10.29244/jtcs.6.03.182-192

Abstract

Common bean is a type of vegetable that can be consumed in the form of young pods. Potassium is one of the macronutrients needed to achieve maximum yield in common bean. Therefore this research is aimed at determining a suitable potassium source as well as an appropriate rate for drip irrigation in common bean using polyethylene mulch. The study was conducted from January to May 2018 at University Farm, IPB University. This experiment was set up as a nested randomized block design with two factors i.e. potassium sources as the main factor ( KCl, ZK, and NPK), and potassium rates (0, 37.5, 75, 112.5, 150 kg of K2O per ha). Fertilizer rates were nested in the main factor and fertilizers were applied Fertilization through a drip irrigation fertigation system with emitters placed close to the roots of plants. Fertilizer sources had significant effects on the variables of growth and bean yields. NPK resulted in a better growth and yield compared with KCl and ZK. Fertilizer sources that have very significant effect were likely related to the shape and solubility of the fertilizers, the ease of application, and also completeness of nutrient content in fertilizer. Based on the pod weight per plot, the productivity per hectare of bean pods produced in this study reached 7.52 ton.ha-1. Potassium (K2O) rate did not have significant effects on the variables of growth and yields of the bean.
Respon Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) terhadap Pemberian Inokulan Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Pemupukan Fosfor Versi Putra Jaya Hulu; . Supijatno
Buletin Agrohorti Vol. 4 No. 3 (2016): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.673 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v4i3.14659

Abstract

Peningkatan produksi dan kualitas tanaman karet harus dilakukan dengan teknik pembibitan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh inokulan Cendawan Mikoriza Arbuskula dan dosis pupuk P terhadap pertumbuhan bibit stum mata tidur karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg). Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan mulai bulan Mei sampai Agustus 2014. Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan kelompok lengkap teracak yang disusun secara faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dosis pemberian inokulan cendawan mikoriza arbuskula yaitu tanpa inokulan mikoriza, dosis 10 g per tanaman, dan dosis 20 g per tanaman. Faktor kedua adalah dosis pemberian pupuk fosfor yang terdiri dari empat perlakuan yaitu pemupukan SP-36 (0, 0.5, 1.0, 1.5 kali dosis rekomendasi, yaitu pemberian 3.88 g per tanaman pada bulan ke-1 dan 7.76 g per tanaman pada bulan ke-3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian inokulan Cendawan Mikoriza Arbuskula tidak berpengaruh nyata terhadap panjang tunas, diameter tunas, jumlah tangkai daun, jumlah akar, akar terpanjang, bobot basah dan bobot kering akar dan tajuk. Pemupukan P berpengaruh nyata terhadap panjang tunas, serta bobot basah dan bobot kering akar dengan pola respon linear. Interaksi dengan kombinasi terbaik adalah pemberian 0.5 dosis rekomendasi SP-36 dan inokulan CMA 20 g per tanaman.
PENGARUH PEMBERIAN INOKULAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DAN PEMUPUKAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (HEVEA BRASILIENSIS MUELL. ARG. Versi Putra Jaya Hulu
JURNAL SAPTA AGRICA Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Sapta Agrica
Publisher : Universitas Nias Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.311 KB) | DOI: 10.57094/agrotek.v1i1.372

Abstract

Peningkatkan produksi dan kualitas karet harus dilakukan dengan teknik pembibitan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh inokulan Fungi Mikoriza Arbuskula dan pemberian dosis pupuk P terhadap pertumbuhan bibit stum mata tidur karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg). Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fulolo Lotu, Nias Utara mulai bulan Januari sampai April 2022. Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan kelompok lengkap teracak yang disusun secara faktorial dengan dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dosis pemberian inokulan Fungi mikoriza arbuskula yaitu tanpa inokulan mikoriza, dosis 10 g per tanaman, dan dosis 20 g per tanaman. Faktor kedua adalah dosis pemberian pupuk P yang terdiri dari empat perlakuan yaitu pemupukan SP-36 (0, 0.5, 1.0, 1.5 kali dosis rekomendasi). Pemberian inokulan mikoriza dilakukan satu bulan setelah penanaman bibit dan pemberian pupuk P dilakukan pada bulan ke-1 dan bulan ke-3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian inokulan Fungi Mikoriza Arbuskula tidak berpengaruh nyata terhadap panjang tunas, jumlah tangkai daun, jumlah akar, bobot basah dan bobot kering akar dan tajuk. Pemupukan P berpengaruh nyata terhadap panjang tunas, serta bobot basah dan bobot kering akar dengan pola respon linear. Terdapat interaksi antara pemberian inokulan Fungi Mikoriza Arbuskula dan pemupukan pospor untuk panjang tunas, dan jumlah tangkai daun. Interaksi dengan kombinasi terbaik adalah pemberian 0.5 dosis rekomendasi pupuk SP-36 dan inokulan FMA 20 g pertanaman.
STRUKTUR DAN KOMPOSISI HUTAN BEKAS PERLADANGAN DI DESA HILIFALAGO KECAMATAN ONOLALU KABUPATEN NIAS SELATAN Versi Putra Jaya Hulu; Adam Smith Bago
Fruitset Sains : Jurnal Pertanian Agroteknologi Vol. 10 No. 6 (2023): February: Ilmu Pertanian
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hutan dapat mengalami penurunan akibat dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh manusia salah satunya adalah kegiatan perladangan berpindah. Penurunan kualitas hutan mengurangi penyerapan dan penyimpanan karbon tumbuhan sehingga mempengaruhi aktivitas biologi tumbuhan dan berdampak pada keanekaragaman hayati. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui struktur hutan bekas perladangan di desa Hilifalago Kecamatan Onolalu Kabupaten Nias Selatan, (2) Untuk mengetahui komposisi hutan bekas perladangan di desa Hilifalago Kecamatan Onolalu Kabupaten Nias Selatan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif deskriptif yaitu suatu metode yang bertujuan untuk membuat gambar atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dan hasilnya. Penelitian ini menggunakan plot dengan ukuran 40 x 40 m. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Sampel yang dipilih karena memang menjadi sumber dan kaya dengan informasi tentang fenomena yang ingin diteliti. Berdasarkan hasil penelitian diketahui struktur hutan bekas perladangan di Desa Hilifalago Kecamatan Onolalu terdiri atas lapisan tajuk atas dan lapisan tajuk bawah yaitu stratum A, B, C, dan D dan yang paling banyak ditemukan adalah lapisan tajuk pada stratum C, sedangkan komposisi hutan bekas perladangan Kecamatan Onolalu terdiri atas 8 famili dan 10 jenis dengan 44 jumlah individu. Nilai penting tertinggi ditemukan pada jenis Hevea brasiliensis Muell. Arg. (110,68%), dan famili yang dikategorikan sebagai famili dominan adalah famili Euphorbiaceae.
PENGARUH CAMPURAN AMPAS TEH DAN AMPAS TEBU TERHADAP PERTUMBUHAN CABAI MERAH KERITING (Capsicum annum L.) Alfin Oktajaya Telaumbanua; Versi Putra Jaya Hulu
JURNAL SAPTA AGRICA Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Sapta Agrica
Publisher : Universitas Nias Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57094/jsa.v2i1.878

Abstract

Based on the background of the research problem, there is a lack of understanding, especially by the Desa Sukamaju Mohili community, in utilizing a mixture of tea dregs and bagasse in curly red chili plants, where the community still uses inorganic (chemical) fertilizers thereby degrading soil quality. This study aims to determine the effect of a mixture of tea dregs and bagasse on the growth of curly red chili (capsicum Anmum L). This type of research is quantitative with a pure experimental method (true experiment) with a completely randomized design (CRD). The population of this study was curly red chili as much as 20 polybags and the research sample was curly red chili with five treatments and four replications. The treatments applied were P0 (without adding a mixture of tea bagasse and bagasse) P1 (100 grams), P2 (200 grams), P3 (300 grams), and P4 (400 grams). The research data were analyzed using the Kolmogrov-Smirnov test for normality test, homogeneity test and hypothesis testing using the SPSS application (produc and service solution statistics) version 22. The asymp embodiment of 0.035 <0.05 indicates that the stem height of curly red chilies is better than those without using a mixture of tea bagasse and bagasse while it is known that the asymp value is 0.048 <0.05 indicating that the number of leaves of curly red chili plants is greater than those who do not use a mixture of tea bagasse and bagasse. The suggestions offered by researchers, for farmers are expected to be information that bagasse and tea bagasse can have an effect on the growth of curly chilies for students of teaching and education faculties, especially biology education, I hope this research can add insight and knowledge about the effect of bagasse and tea bagasse as on the growth of curly red chili (capsium Anmum L), for future researchers, as a basis for the development of further research on the effect of bagasse and dregs as a plant medium on the growth of curly red chili (capsium annmum L).