Dewi Suryani
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Lombok, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Studi deskriptif kasus malaria sebelum dan sesudah gempa di Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, Indonesia Ni Luh Made Mirah Rahayu; Indah Sapta Wardani; Dewi Suryani; Ni Luh Putu Harta Wedari
Intisari Sains Medis Vol. 13 No. 3 (2022): (In Press 1 December 2022)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Indonesia is the country where malaria transmission still occurs. Malaria disease transmission has increased, for example when an earthquake occurred in Lombok. This research aims to explore the comparison of malaria cases in Gunung Sari District before and after the Lombok earthquake. Methods: Primary data were obtained by filling in the online google form by the interviewees and then continued by interviewing on telephone. Secondary data were obtained from online medical records from the information section of Gunung Sari and Penimbung Health Center, West Lombok. Results: Malaria incidence 6 months before the earthquake was 16 cases with the dominant type of malaria, namely P. falciparum malaria, and 6 months after the earthquake was 830 cases with the dominant type of malaria, namely mixed Plasmodium malaria (P. falciparum and P. vivax). Malaria incidence 1 year after the earthquake was 8 cases with the dominant type of malaria, namely P. falciparum. Efforts to reduce malaria cases include eradicating mosquitoes, increasing public awareness, early diagnosis of malaria, monitoring treatment, and using bed nets. Conclusion: Malaria incidence has increased in the 6 months after the earthquake because of loss of homes and post-disaster ecological changes. Malaria incidence 1 year after the earthquake has decreased. Efforts to reduce cases include eradication of mosquitoes, public knowledge, and environment restoration.   Latar Belakang: Indonesia merupakan salah satu negara dimana masih terjadi transmisi malaria. Penularan penyakit malaria meningkat pada populasi yang terkena bencana contohnya gempa yang terjadi di Lombok. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan kasus malaria di Kecamatan Gunung Sari sebelum dan sesudah gempa Lombok. Metode: Data primer diperoleh dengan pengisian google form secara daring oleh narasumber lalu dilanjutkan wawancara melalui sambungan telepon. Data sekunder diperoleh dari data rekam medis secara daring dari bagian informasi Puskesmas Gunung Sari dan Penimbung, Lombok. Hasil: Angka kasus malaria 6 bulan sebelum gempa adalah 16 kasus dengan jenis malaria dominan yakni malaria P. falciparum. Sedangkan angka kasus malaria 6 bulan sesudah gempa adalah 830 kasus dengan jenis malaria dominan yakni malaria Plasmodium campuran (P. falciparum dan P. vivax). Angka kasus malaria 1 tahun pasca gempa tersebut adalah 8 kasus dengan jenis malaria dominan yakni P. falciparum. Upaya penurunan kasus malaria meliputi pemberantasan nyamuk, peningkatan wawasan masyarakat, diagnosis dini malaria, pemantauan pengobatan, dan penggunaan kelambu. Simpulan: Angka kasus malaria mengalami peningkatan pada 6 bulan sesudah gempa Lombok. Faktor yang meningkatkan penularan penyakit malaria ini adalah kehilangan rumah dan perubahan ekologi pasca bencana. Sedangkan angka kasus malaria 1 tahun pasca gempa Lombok mengalami penurunan. Upaya penurunan kasus yakni pemberantasan nyamuk, pengetahuan masyarakat, dan pemulihan lingkungan tempat tinggal korban bencana.