Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kadar Prolin dan Indeks Toleransi Pinak Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Hasil Kultur Jaringan di PTPN VII Cinta Manis pada Cekaman Kekeringan S Sumariana; J Juswardi
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2022: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PTPN VII Cinta Manis merupakan industri perkebunan tebu yang menerapkan teknik kultur jaringan. Teknik ini diterapkanuntuk memperbanyak bibit yang toleran terhadap gulma, namun permasalahan abiotik seperti kekeringan belum diperhatikan.Cekaman kekeringan merupakan kondisi dimana kadar air dalam tanah minim untuk pertumbuhan dan perkembangantanaman. Tanaman memiliki mekanisme khusus menghadapi cekaman kekeringan dengan mengakumulasi prolin.Tujuanpenelitian adalah ini untuk mengevaluasi kadar prolin pada tebu hasil kultur jaringan yang diberi perlakuan cekamankekeringan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu penyiraman 1 hari sekali (kadar air tanah 53%), 5hari sekali (kadar air tanah 28%), 10 hari sekali (kadar air tanah 18%), dan 15 hari sekali (kadar air tanah 10%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin tinggi perlakuan cekaman yang diberikan dan kadar air tanah yang rendah menyebabkan akumulasi prolin makin meningkat. Kadar prolin dengan perlakuan penyiraman 1 hari sekali, 5 hari sekali, 10 hari sekali, dan 15 hari sekali berturut-turut 82,4 µmol/g, 104,7 µmol/g, 119,4 µmol/g, dan 136,5 µmol/g. Indeks toleransi tebu hasil kultur jaringan yang diberi perlakuan cekaman kekeringan berturut-turut 104%, 108% 111%, semuanya di atas 100% dan lebih besar dari tanpa cekaman kekeringan. Berdasarkan akumulasi prolin dan indeks toleransi pinak tanaman tebu hasil kultur jaringan di PTPN VII Cinta Manis menunjukkan toleransi terhadap cekaman kekeringan.
Perbedaan dan Kelimpahan Metabolit Daun Kelor (Moringa oleifera LAM.) Berdasarkan Ketinggian Tempat di Sumatera Selatan Kintan Putriani; H Harmida; J Juswardi
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2022: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan kelor (Moringa oleifera Lam.) di Sumatera Selatan tersebar dengan ketinggian tempat yang bervariasi, mulai dari dataran rendah, sedang dan tinggi. Ketinggian tempat tumbuh kelor diduga berpengaruh terhadap komposisi metabolit daun kelor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan metabolit dan kelimpahan senyawa metabolit daun kelor berdasarkan perbedaan ketinggian tempat tumbuh dengan pendekatan analisis metabolomik non-target menggunakan GC-MS. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified purposive sampling berdasarkan ketinggian. Senyawa metabolit yang diperoleh diakuisisi dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Diperoleh perbedaan dan kelimpahan senyawa metabolit yang terdeteksi. Daun kelor dari Desa Bangun Rejo, Pagar Alam (795 mdpl) dan Desa Masam Bulau, Lahat (570 mdpl) menunjukkan 28 jenis senyawa metabolit, sedangkan Desa Tebing Gerinting, Ogan Ilir (35 mdpl) menunjukkan 25 jenis senyawa metabolit. Kelimpahan setiap jenis senyawa dari masing-masing lokasi pengambilan sampel berbeda, namun total kelimpahan senyawa metabolit dari Desa Bangun Rejo, Pagar Alam (795 mdpl) sebesar 97,68% , diikuti oleh Desa Masam Bulau, Lahat (570 mdpl) sebesar 88,86% dan Desa Tebing Gerinting, Ogan Ilir (35 mdpl) sebesar 81,38%.
Potensi Fitoremediasi Bambu Air (Equisetum hyemale L.) dalam Mereduksi Logam Berat Kromium Limbah Cair Kain Jumputan dengan Sistem Lahan Basah Buatan Merry Sitia; J Juswardi
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2022: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah cair industri kain jumputan mengandung berbagai logam berat yang berasal dari pewarna sintetik, salah satu logam berat yang tekandung adalah kromium. Upaya untuk mengatasi pencemaran akibat limbah cair kain jumputan salah satunya dengan fitoremediasi. Equisetum hyemale Lour. merupakan tumbuhan air yang dapat mengakumulasi logam berat, namun kemampuan adaptasi terhadap limbah cair kain jumputan menggunakan sistem lahan basah buatan belum diketahui. Sehingga perlu dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui potensi, batas konsentrasi yang mampu diremediasi dan respons E.hyemale dalam fitoremediasi limbah cair kain jumputan dengan sistem lahan basah buatan (CWs). Potensi fitoremediasi E.hyemale menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pada konsentrasi limbah cair 0 % (kontrol), 25 %, 50 %, 75 %, dan 100 % dengan 4 kali pengulangan, sehingga didapatkan 20 unit percobaan. Pengamatan limbah cair terdiri dari variabel pH, BOD, TSS, dan kromium, sedangkan pengamatan E. hyemale berupa berat segar, laju pertumbuhan relative serta respons morfologi E .hyemale. Data kuantitatif yang diperoleh dianalisis varian, jika terdapat perbedaan nyata dilakukan uji lanjut perbandingan berganda Duncans pada  5 % dan data kualitatif berupa respons morfologi E. hyemale disajikan dalam bentuk gambar dan dideskripsikan. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa E.hyemale memiliki potensi dalam meremediasi limbah cair kain jumputan dengan sistem lahan basah buatan aliran horizontal. Batas konsentrasi untuk fitoremediasi menggunakan E. hyemale terdapat pada 75% limbah cair dengan potensi remediasi logam berat kromium (Cr) sebesar 0,3333 mg/L per hari. Potensi E. hyemale untuk parameter air limbah pH, BOD, TSS, dan Cr pada konsentrasi 75 % limbah cair sebesar 0,0034 per hari, 0,0613 mg/L per hari, 0,0324 mg/L per hari, dan 0,3333 mg/L per hari. Lahan basah buatan horizontal menggunakan media pasir dan kerikil dengan lama waktu retensi 14 hari mempengaruhi potensi E. hyemale dalam penurunan kadar pH, BOD,TSS, dan Cr dengan potensi masing-masing pada konsentrasi 100 % limbah cair 7,3, 60,6 mg/L, 102,20 mg/L, 1,108 mg/L hingga memenuhi baku mutu untuk kadar BOD sebesar 42,5 mg/L, 77,5 mg/L, dan 0,01 mg/L.
Efektivitas Kombinasi Vegetasi Salvinia molesta Mitchell DAN Eichhornia crassipes (Mart.) Solms dalam Fitoremediasi Logam Berat PB Limbah Cair Kain Jumputan Nur Suci Ramadhani; J Juswardi
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2022: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kain jumputan merupakan salah satu kerajinan khas Palembang dibuat dengan cara kombinasi beberapa teknik membatik,pada proses pewarnaan kain sering menggunakan zat warna sintetik. Penggunaan pewarna berlebihan dapat memicu masalah karena menghasilkan limbah cair hasil industri yang langsung dibuang ke lingkungan tanpa diolah terlabih dulu dikarenakan belum dilengkapi dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Sehingga akan berpotensi menimbulkan limbah cair dengan kandungan logam berat seperti timbal (Pb) yang akan berbahaya bagi lingkungan, manusia dan biota perairan. Upaya mengolah limbah cair dengan menerapkan fitoremediasi menggunakan kiambang (Salvinia molesta Mitchell) dan eceng gondok(Eichhornia crassipes (Mart.) Solms). S. molesta dan E. crassipes diketahui masing-masing memiliki kemampuan mengakumulasi logam berat limbah cair. Sehingga kedua tumbuhan air tersebut dikombinasikan dengan tujuan memilikikeunggulan dalam fitoremediasi menurunkan kadar logam Pb dengan persentase yang lebih besar. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 6 perlakuan, yaitu P0 : tanpa tumbuhan air (kontrol) ; P1 : S. molesta 100 g; P2 : S. molesta 75 g dan E. crassipes 25 g; P3 : S. molesta 50 g dan E. crassipes 50 g; P4 : S. molesta 25 g dan E. crassipes 75 g; P5 : E. crassipes 100 g. Analisis data efektivitas remediasi logam Pb, dan laju pertumbuhan relatif menggunakan analisisvarian, jika signifikan dilanjutkan uji Duncans taraf α 0,05. Hasil penelitian didapat bahwa kombinasi vegetasi S. molesta dan E. crassipes lebih efektif dalam remediasi logam Pb limbah cair kain jumputan yaitu 85,12-85,82% dibandingkan vegetasitunggal S. molesta atau E. crassipes yaitu 81,71-82,10%. Efektivitas fitoremediasi yang lebih baik pada vegetasi kombinasiS. molesta dan E. crassipes juga diikuti oleh LPR yang lebih baik yaitu 0,0142-0,0175 g/hari dibandingkan vegetasi tunggal yaitu 0,0084-0,0125 g/hari. Efektivitas fitoremediasi vegetasi campuran S. molesta dan E. crassipes berpotensi untuk dikembangkan sebagai pengolahan limbah cair kain jumputan.