Masih banyak ditemukan para santri yang belum memahami dengan dengan baik dan kurangnya kesadaran masyarakat sekitar pesantren akan pengelolaan sampah. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya pengelolaan sampah. Kurangnya pengetahuan santri terhadap pengelolaan sampah yang membuat para santri belum bisa mengaplikasinya dikehidupan sehari-hari. Metode Pendampingan kader dalam sosialisasi pengelolaan sampah dilakukan secara offline untuk peserta dan daring melalui via zoom oleh pemateri yang berupa presentasi dan tanya jawab. Jumlah perserta terdapat 55 perwakilan santri yang telah dipilih secara acak. Sebelum dan sesudah dilaksanakan sosialisasi peserta sosialisasi diberikan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan terhadap pengelolaan sampah sekaligus sebagai tolak ukur atau bahan evaluasi terhadap pemahaman peserta setelah diadanya sosialisasi tersebut. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa para santri dan pengurus memiliki pemahaman tentang sampah dan pemilahan sampah. Selain itu, para santri dan pengurus pondok pesantren juga telah memahami dengan baik hal-hal yang berkaitan dengan sampah dan proses pemilahannya karena sebelumnya telah disosialisasikan oleh pihak kader dari pondok pesantren. Sosialisasi tanaman obat keluarga (TOGA) berdampak positif. Terciptanya peningkatan pemahaman mengenai sampah dan pengelolaannya, pemahaman cara memilah sampah, dampak negatif sampah bagi kesehatan dan lingkungan, dan pengetahuan tentang edukasi mengenai prosedur pemilahan sampah di lingkungan pondok pesantren. Harapannya, melalui kegiatan ini dapat tercipta pemberdayaan, yaitu kemandirian pondok pesantren di bidang pengolahan sampah sehingga dapat menjadi contoh bagi masyarakat maupun pondok pesantren lainnya.