Rahma Yulis
Jurusan Keperawatan, Universitas Borneo Tarakan

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGALAMAN KEPALA RUANGAN MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DAN KECELAKAAN AKIBAT KERJA: Rahma Yulis
Jurnal Ilmiah Perawat Manado (Juiperdo) Vol 8 No 01 (2020): JULI
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jpd.v8i01.1011

Abstract

Latar Belakang: Tingginya risiko penyakit dan kecelakaan akibat kerja pada perawat di rumah sakit diakibatkan oleh kegagalan manajer dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman. Tujuan: untuk mendapatkan gambaran pengalaman kepala ruangan ketika mengidentifiikasi penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang terjadi di ruangan mereka. Metode: yang peneliti gunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Partisipan pada penelitian ini berjumlah 7 kepala ruangan dengan pengalaman kerja lebih dari dua tahun. Data dari studi ini dikumpulkan melalui wawancara mendalam, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Collaizi. Hasil penelitian ini teridentifikasi 5 tema yaitu: 1) mencari informasi tentang penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang menimpa perawat, 2) berbagai penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang sering terjadi, 3) menganalisis penyebab penyakit dan kecelakaan yang terjadi, 4) mengevaluasi akibat yang ditimbulkan apabila perawat sakit atau cedera, 5) melaporkan kejadian ke pihak terkait. Kesimpulan: penelitian ini mengungkapkan bahwa kepala ruangan menyadari pekerjaan sebagai perawat berisiko tinggi mengalami cedera, stres, tertular dan menularkan penyakit ke orang sekitarnya. Studi ini juga menemukan bahwa perbaikan fasilitas, menciptakan lingkungan yang aman, peningkatan kesadaran perawat untuk menjaga keselamatan diri, bisa menjadi upaya mencegah penyakit atau kecelakaan akibat kerja.
STUDI KASUS MANAJEMEN BEBAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA GANGGUAN JIWA REPASUNG Rasmawati Rasmawati; Rahma Yulis; Hardianti Hardianti
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 10, No 2 (2019): Media Keperawatan : Poltekkes Kemenkes Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.745 KB) | DOI: 10.32382/jmk.v10i2.1323

Abstract

Perawatan orang dengan gangguan jiwa repasung membutuhkan perawatan oleh keluarga dalam jangka waktu yang lama. Perawatan ini berpengaruh pada beban dan kejenuhan keluarga sehingga perlu mamajenem beban dalam merawat anggota keluarga yang mengalami repasung.  Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi lebih mendalam mengenai manajemen  beban keluarga dalam merawat anggota keluarga gangguan jiwa yang mengalami repasung. Desain penelitian menggunakan kualitatif dengan pendekatan descriptive multiple instrumental case study. Dua kasus orang gangguan jiwa repasung dipilih untuk memberikan pemahaman mengenai manajemen beban keluarga dalam merawat. Partisipan penelitian berjumlah 6 orang keluarga subjek kasus. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam. Tiga kategori yang dihasilkan: Kurungan sebagai pilihan bentuk repasung; Persepsi Keluarga Terhadap Tindakan repasung; dan Manajemen beban dalam merawat anggota keluarga dengan gangguan jiwa repasung. Caregiver mengalami kejenuhan yang mengakibatkan keinginan untuk melepaskan anggota keluarga dan merawat di rumah sakit.
Impact of Family Burden: A Case Study Re-pasung of People with Mental Illness Rahma Yulis; Hardianti Hardianti; Rasmawati Rasmawati
STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 10 No. 1 (2021): May
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.562 KB) | DOI: 10.30994/sjik.v10i1.639

Abstract

The burden faced by families in caring for family members with mental illness is one important indicator in re-pasung actions. The purpose of this study was to describe the burden of the family in caring for people with mental illness post pasung which causes re-pasung. Qualitative design with a multiple instrumental case study approach using two cases chosen to provide an understanding of the re-pasung case. Six people participated in this study who were selected through a purposive sampling method. The data collection was carried out by in-depth interviews with the case subject's family. Four categories were produced in this study, namely alternative therapy as an initial step in handling mental illness, pasung as a crisis management strategy, release of pasung and treatment in hospital, and re-pasung as a result of burden on the family. Subjective and objective burdens that can not be handled are predictors of re-pasung.
Risiko Paparan COVID-19 pada Perawat di Ruang Isolasi Rahma Yulis; Basri Basri; Anggraeni Kae
Journal of Borneo Holistic Health Vol 5, No 2 (2022): Journal Of Borneo Holistic Health
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/borticalth.v5i2.3187

Abstract

Abstrak Pendahulua: risiko dan bahaya penularan penyakit infeksi di tempat kerja  bagi perawat mengalami peningkatan  seiring dengan pertambahan jumlah dan intensitas interaksi dengan pasien. Tujuan penelitian: menilai  risiko paparan COVID-19 pada perawat yang merawat pasien COVID-19 di ruang isolasi COVID-19. Metode penelitian: desain cross sectional dengan pendekatan observasional. Sampel penelitian berjumlah 50 orang responden  yang ditentukan dengan metode total sampling  pada perawat yang bekerja di ruang isolasi COVID -19 di salah satu rumah sakit rujukan pasien COVID-19 di kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Sampel penelitian berjumlah 50 orang responden  yang ditentukan dengan metode total sampling. Hasil: perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada pasien COVID-19 di ruang isolasi, 100% telah terpapar dengan  COVID-19. Risiko paparan COVID-19 dinilai dari kepatuhan perawat  terhadap pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) saat melakukan asuhan keperawatan yaitu 18% responden berisiko tinggi terpapar COVID-19,  dinilai dari kepatuhan perawat  terhadap PPI  saat melakukan prosedur penghasil aerosol yaitu 20% responden responden berisiko tinggi terpapar COVID-19. Risiko paparan COVID-19 dinilai dari kecelakaan kerja dengan material biologis  saat memberikan asuhan keperawatan sekitar 16% responden berisiko tinggi terpapar COVID-19 sebab saat melakukan asuhan keperawatan pernah mengalami kecelakaan kerja dengan material biologis  berupa terpercik cairan biologis atau cairan pernapasan di selaput lendir mata, hidung dan mulut. Kesimpulan: perawat yang merawat pasien COVID-19 di ruang isolasi COVID-19 berisiko terpapar COVID-19. Implikasi manajer keperawatan diharapkan menerapkan manajemen risiko dan bahaya di tempat kerja perawat.Kata kunci : COVID-19; keselamatan dan kesehatan kerja perawat; perawat; risiko paparanAbstract Background: The risks and dangers of transmitting infectious diseases in the workplace for nurses have increased along with the increasing number of patients and the high intensity of interaction with patients. Aimed: assess the risk of exposure to COVID-19 in nurses caring for COVID-19 patients in COVID-19  isolation rooms. Method:  used a cross-sectional design with an observational approach. Sample consisted of 50 respondents, who were determined by the total sampling method to  nurses working in the COVID-19 isolation room at one of the referral hospitals for COVID-19 patients in Makassar, Indonesia. Result: 100% of respondents who provide nursing care to COVID-19 patients in isolation rooms had been exposed to COVID-19. The risk of exposure to COVID-19 was assessed from the obedience of nurses to IPC when carrying out nursing care, that is an 18% respondents high risk of exposure COVID-19, assessed from the obedience of nurses to IPC when aerosol-producing procedures, namely 20% of respondents high risk of exposure COVID-19. The risk of exposure to COVID-19 was assessed from work accidents with biological materials  to around 16% of respondents high risk of exposure COVID-19 because while carrying out nursing care, they experienced work accidents with biological materials in the form of splashed biological fluids or respiratory fluids on the mucous membranes of the eyes, nose and mouth. Conclusion:  nurses caring for COVID-19 patients in the  isolation room are at risk of exposure to COVID-19. Implications: nursing managers are expected to implement risk and hazard management in the nurse's workplace.  Keyword: COVID-19: nurse; occupational health nursing; riks exposure
KEPATUHAN PERAWAT MEMAKAI APD SARUNG TANGAN Compliance with Nurses Using Personal Protective Equipment Rahma Yulis
Jurnal Mitrasehat Vol. 9 No. 2 (2019): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v9i2.42

Abstract

Perawat merupakan tenaga kesehatan yang rentan tertular penyakit dari pasien. Pemakaian APD merupakan sah satu upaya untuk mencegah penularan tersebut. Tujuan penelitian: melihat gambaran kepatuhan perawat memakai APD. Metode: penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif observasional yang dilakukan di IGD salah satu rumah sakit tipe A di Jakarta Timur pada tahun 2015. Populasi terjangkau adalah seluruh perawat yang bekerja di IGD. Sampel berjumlah 20 perawat dipilih dari populasi terjangkau secara accidental sampling. Peneliti melakukan observasi langsung tindakan perawat, mulai dari pemilihan APD, proses pemasangan sampai pelepasan. Hasil penelitian dari 20 responden, 7 responden (35%) patuh memakai APD sarung tangan dan 13 responden (65%) kurang patuh. Hasil lainnya menggambarkan bahwa responden laki-laki (25%) lebih patuh memakai APD dibanding perempuan (10%). Hasil lainnya menggambarkan bahwa responden dengan masa kerja 6-10 tahun (20%) lebih patuh memakai APD dibanding masa kerja < 6 tahun (15%) dan > 10 tahun (0%). Hasil lainnya adalah dalam bekerja 100% perawat berkuku pendek, cuci tangan sebelum tindakan, Tindakan yang paling sering ditinggalkan adalah perawat tidak melepas sarung tangan setelah tindakan/ sebelum keluar ruangan pasien serta perawat terkadang menyentuh pegangan pintu, telepon, dokumen ketika memakai sarung tangan. Kesimpulan: perawat masih kurang patuh memakai APD serta masih ada beberapa tindakan dalam memakai APD yang sering diabaikan sehingga berisiko terjadinya penyebaran penyakit.
PENINGKATAN KESELAMATAN KERJA MELALUI PEMERIKSAAN BUTA WARNA (IMPROVING WORK SAFETY THROUGH COLOR BLIND INSPECTION) Rahma Yulis; Hendy Lesmana
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 2 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i2.13160

Abstract

Abstrak: Buta warna adalah gangguan kesehatan yang pada beberapa profesi bisa mempengaruhi kapasitas dan keselamatan kerja. Permasalahan mitra adalah beberapa profesi ataupun pendidikan tinggi yang menjadi tujuan program keahlian siswa mereka, menjadikan buta warna sebagai salah satu syarat masuk. Tujuan kegiatan ini adalah membantu mitra mendeteksi dini buta warna pada siswa, sehingga siswa yang terdeteksi buta warna bisa diarahkan untuk memilih jurusan yang tidak mensyaratkan buta warna dalam pekerjaan atau studi lanjut. Metode pemeriksaan buta warna yang digunakan adalah metode Ishihara dengan 14 plate. Pengabdian masyarakat dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Tarakan, pada 03 Desember 2022 oleh dua dosen sebagai tim pemeriksa. Peserta sebanyak 36 siswa laki-laki dari kelas XII. Hasil pemeriksaan buta didapatkan dari 36 siswa, 34 (94%) siswa normal (tidak buta warna) dan 2 (6%) siswa mengalami buta warna parsial. Rekomendasi: siswa yang mengalami buta warna parsial direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter spesialis mata atau diarahkan untuk memilih jurusan lain. Abstract: Color blindness is a health problem that in several professions can affect their work capacity and safety. The partner's problem is that some professions or higher education which are the goals of their student expertise programs, making color blindness as one of the entry requirements. The purpose of this activity is to help partners early detect color blindness in students, so students who are detected color blind can be directed to choose majors that do not require color blindness in work or further studies. The color blindness inspection method used is the Ishihara method with 14 plates. Community service were carried out at a vocational high school in Tarakan City, on December 3, 2022 by two lecturers as an examination team. Participants were 36 male students from grade XII. This activity was carried out on December 3, 2022 by two lecturers as color blind examination team. Participants in this activity were 36 male students from grade XII. The results of examining color blindness were obtained from 36 students: 34 (94%) students were normal (not color blind) and 2 (6%) students had partial color blindness. Recommendation: students who have partial color blindness were recommended to carry out further examinations to an ophthalmologist or directed to choose a major.  
PERILAKU KEKERASAN PADA PERAWAT DI RUANG PERAWATAN JIWA Rahma Yulis; Esse Puji Pawenrusi; Nurul Amalia; Rasmawati Rasmawati
Jurnal Kesehatan Vol 16 No 1 (2023): JURNAL KESEHATAN
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/kesehatan.v16i1.37340

Abstract

Nurses are vulnerable to violent behavior, especially in the psychiatric ward. Objective: identify violent behavior that is often experienced by nurses and the factors that influence it. Method: using a cross sectional design with an analytic observational approach. The research was conducted at X Hospital in the psychiatric ward: Psychiatry High Care Unit, adult women, men with criminal case and two rooms for men without criminal cases. Sample consisted of 63 nurses through a purposive sampling technique. The instrument used was the Perception of Prevalance of Aggression Scale (POPAS). Data analysis with univariate and bivariate through chi square test with p<0.05. Results: the most violent behavior of patients towards nurses was verbal then physical and sexual violence. There were significant differences in violent behavior received by male and female respondents, such as: provocative and physical threats. There were significant differences in violent behavior based on the type of psychiatric ward such us: nagging, insulting, threats, humiliation to nurses, provocative, physical threats, physical violence that caused minor and serious injuries. Minor injuries were more experienced by male. Sexual temptation is more experienced by women, especially in adult men's treatment rooms, both with and without criminal cases. Conclusion: the most violent behavior of patients towards nurses in psychiatric ward was verbal then physical and sexual violence. There were significant differences in violent behavior based on gender and the type of psychiatric ward. More minor injuries were experienced by male, while sexual temptation was experienced more by women, especially in adult male rooms.