Aa Setiawan, Aa
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Uji kesetimbangan kalor proses sterilisasi kumbung jamur merang kapasitas 1.2 ton media tanam menggunakan tungku gasifikasi K, Ahmad Maulana; Setiawan, Aa
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 5, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.906 KB) | DOI: 10.24127/trb.v5i2.251

Abstract

Pada setiap budidaya jamur merang memerlukan proses sterilisasi dengan menggunakan uap panas yang dihasilkan dari boiler sederhana dengan tungku tradisional berbahan bakar kayu bakar. Penggunaan tungku tradisional pada aplikasi proses sterilisasi tersebut dinilai kurang efisien karena efisiensi pembakaran yang masih sangat rendah dan emisi gas buang yang mengganggu. Tungku gasifikasi memiliki kinerja yang lebih baik dari pada tungku tradisional karena memiliki efisiensi yang relatif lebih tinggi dan bebas dari asap pembakaran yang mengganggu. Untuk menggantikan tungku tradisional tersebut dengan tunggku gasifikasi, harus dilakukan uji kesetimbangan kalor terlebih dahulu agar dapat diketahui kebutuhan energi yang diperlukan pada proses sterilisasi tersebut. Dengan uji kesetimbangan kalor dapat diketahui perbandingan energi input pada sisi bahan bakar dengan energi yang termanfaatkan (energi output) dan energi yang terbuang (heat losses) selama proses sterilisasi tersebut berlangsung. Pengujian dilakukan dengan menggunakan kumbung jamur ukuran sebenarnya yang ada di lapangan dengan jumlah media tanam jamur merang sekitar 1.2 ton limbah kapas menggunakan tungku gasifikasi yang dibuat dari drum bekas oli. Pengujian dilakukan dengan dua variasi bahan bakar pada reactor gasifikasinya yaitu bahan bakar limbah kapas dan bahan bakar limbah sekam padi. Dari hasil uji yang didapat, limbah kapas memiliki jumlah energi output yang lebih besar daripada limbah sekam padi (energi output pada limbah kapas sebesar 8.4% dari energi inputnya dan limbah sekam padi memiliki 7.9% energi output). Namun jika dilihat dari efisiensi pembakarannya, limbah sekam padi memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada limbah kapas (28.0% untuk limbah sekam padi dan 27.2% untuk limbah kapas).
KAJI EKSPERIMENTAL DEHUMIDIFIER PORTABLE BERBASIS TERMOELEKTRIK DENGAN VARIASI ARUS LISTRIK MASUKAN Kurniawan, Yudhy; Setiawan, Aa
Jurnal Teknologi Terapan Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Teknologi Terapan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31884/jtt.v1i1.32

Abstract

Sebuah prototipe didesain untuk mendinginkan dan kemudian sekaligus mengeringkan atau disebut dehumidifier. Alat ini menggunakan termoelektrik sebagai komponen utama dalam dehumidifikasi. Hal ini mengingat alatnya relatif murah dengan daya yang kecil, portable, dan ramah lingkungan karena tanpa menggunakan refrigeran sebagai fluida kerja. Penelitian ini dibuat atas dasar permasalahan gudang penyimpan benih sayuran, dimana kelembaban belum dapat dikontrol dengan baik. Pengontrolan kelembaban sangat berpengaruh dalam memperpanjang umur tumbuh benih, sehingga para petani dapat menyimpan benihnya dalam waktu lama. Untuk benih sayuran dibutuhkan keadaan ruangan yang relatif dingin sekitar 20 oC dan kelembaban relatif (RH) berkisar 45% - 50%. Umumnya peralatan menggunakan refrigeran atau desiccant untuk proses dehumidifikasi penyimpan benih, sedangkan penggunaan termoelektrik belum pernah diaplikasikan pada gudang penyimpan benih sayuran.Alat ini bekerja dengan 2 tahap. Dimana udara lingkungan masuk melalui tahap 1 yang merupakan proses pendinginan yang disebarkan oleh heat sink dari pendinginan Peltier sehingga terjadi penurunan temperatur kemudian dengan adanya plat pengarah udara dingin dialirkan menuju tahap 2 yang merupakan proses pemanasan (kebalikan efek Peltier) dimana pada tahap ini udara dingin dikeringkan melalui heat sink sehingga terjadi penurunan kelembaban. Mengalirnya udara kering keluar system dibantu oleh fan axial. Dari kinerja system ini diharapkan terjadi proses dehumidifikasi yang diharapkan.
The Effect of Climate Engineering on Strawberry Plant Growth in the Lowlands Setiawan, Aa; Kartika, Ahmad Maulana; Wardika, Wardika
Jurnal Teknologi Terapan Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Teknologi Terapan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1233.483 KB) | DOI: 10.31884/jtt.v4i1.82

Abstract

This research aims to study the effect of climate engineering on the growth of strawberry plants in the lowlands. This research was conducted in greenhouse media of 6 m2 wide and 2 m high with roof cover and wall of ultraviolet plastic with roof damper using straw. Types of strawberry plants that will be used are varieties of strawberries (Alpine) Red and White Mixed. The planting medium of strawberries uses a polybag placed on the shelf. The analysis discussed in this research is the analysis of temperature and humidity attainment and growth and development of strawberries. Temperature and humidity attainment is indicated with fixed temperature and humidity data of 17 0C – 20 0C and 80% - 90% Rh under all conditions. Strawberry growth analysis is indicated by increasing stolon size while development is indicated by a change in fruit form.The results showed that the greenhouse room during the day only able to reach an average temperature of 22 0C and 70% moisture. While in the morning and afternoon greenhouse space is able to reach the temperature and humidity of strawberry habitat. Using temperatures and humidity under the design, strawberry plants are still alive and well developed which is indicated by the addition of stolon length, the appearance of new shoots, fruit ripening, and the addition of strawberries.