Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor independent untuk penyakit yang tidak kunjung sembuh yang dapat menyebabkan kematian secara global. Aktivitas fisik penderita diabetes mellitus dapat meningkatkan penggunaan kadar gula darah, daya tahan tubuh, memperbaiki sensitivitas insulin, mengurangi stress, dan menurunkan kadar lemak tubuh. Kasus diabetes melitus di Kota Bengkulu pada tahun 2021 tertinggi di Puskesmas Sawah Lebar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan karakteristik dengan aktifitas fisik pada lansia penderita diabetes melitus. Metode dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah lansia penderita diabates melitus yang datang berobat ke Puskesmas Sawah Lebar Bengkulu yang berjumlah 51 lansia. Teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang didapatkan dengan melakukan wawancara dan menggunakan International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Data diuji menggunakan uji Chi-Square. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 51 lansia terdapat 34 lansia (66,7%) melakukan aktifitas fisik tingkat sedang, 29 lansia (56,9%) berada pada kategori usia lansia akhir, 36 lansia (70,6%) berjenis kelamin perempuan, 37 lansia (72.5%) berpendidikan rendah, dan lansia masih aktif bekerja sebanyak 34 (66.7%). Terdapat hubungan bermakna antara usia dan pekerjaan dan tidak terdapat hubungan bermakna antara pendidikan dan jenis kelamin dengan aktifitas fisik pada lansia penderita diabetes melitus di Puskesmas Sawah Lebar Bengkulu. Hal ini dapat menjadi perhatian untuk dilakukan secara ruttn melalui kegiatan lansia oleh Puskesmas Sawah Lebar, misalnya dalam bentuk senam lansia.Kata Kunci : aktivitas fisik, diabetes mellitus, karakteristik lansia.