Kelompok yang termasuk dalam kemiskinan adalah wanita. wanita adalah sosok yang paling rentan mengalami permasalahan di wilayah pedesaan. Apalagi sebagai wanita yang ditinggalkan oleh suami dan mempunyai tanggungan anak yang masih berusia belum dewasa, dengan kondisi demikian biasa disebut sebagai wanita rawan sosial ekonomi. Peraturan Menteri Sosial nomor 8 tahun 2012 menyatakan kriteria wanita rawan sosial ekonomi adalah wanita berusia 18 tahun sampai 59 tahun, menjadi pencari nafkah utama keluarga, berpenghasilan kurang atau tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup layak, dan istri yang ditinggalkan suami.Wanita Rawan Sosial Ekonomi WRSE tergolong pada jenis Penyandang masalah Kesejahtaraan Sosial (PMKS). Wanita Rawan Sosial Ekonomi termasuk dalam Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dengan alasan karena mereka merupakan korban / dampak / efek yang ditimbulkan dari berbagai masalah kemiskinan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)Untuk mendeskripsikan evaluasi program wanita rawan sosial ekonomi di desa Suling Wetan Kecamatan Cerme Kabupaten Bondowoso. (2)Untuk mendeskripsikan pelaksanaan program wanita rawan sosial ekonomi di desa Suling Wetan Kecamatan Cerme Kabupaten Bondowoso. Metode penelitian yang digunakanpenelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai wanita rawan sosial ekonomi di Suling Wetan Kecamatan Cermee. Hasil penelitian yang dihasilkan 5 kriteria evaluasi yaitu: effectiveness (efektifitas), adquency (kecukupan), equity (kesamaan atau perataan), responsiveness (responsifitas), appropriateness (ketepatan atau kelayakan).Dari segi effectiveness effektifitas pelaksanaan pelatihan ini sudah mencapai tujuan yang hendak dicapai , segi adquency (kecukupan) pelaksanaan program pelatihan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh penyelenggara. segi equity (kesamaan atau perataan), hasil pelatihan mengalami ketidaksamaan atau perataan akibat yang diterima oleh peserta pelatihan Untuk segi responsiveness (responsifitas), pelatihan kerja memberikan materi yang sesuai dengan pelatihan dan dapat menjangkau daerah terpencil sehingga mampu memuaskan kebutuhan dalam hal memberikan pengetahuan dan pengalaman baru.segi appropriateness (ketepatan atau kelayakan), pelatihan yang diterima oleh peserta telah tepat sasaran dan layak digeluti oleh peserta pelatihan.