Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Potensi Jenis Dipterokarpa di Hutan Penelitian Labanan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur Saridan, Amiril; Fajri, Muhamad
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suku Dipterocarpaceae sangat dominan di hutan Kalimantan mempunyai peranan penting baik segi ekonomi, silvikultur maupun konservasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis, potensi yang berhubungan dengan kerapatan dan volume tegakan di hutan penelitian Labanan, Kalimantan Timur. Penelitian dengan menggunakan 3 buah plot masing-masing berukuran 100 x 100 m (1Ha). Pengukuran dilakukan terhadap semua jenis dipterocarpaceae yang berdiameter 10 cm dan keatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah jenis Dipterocarpaceae yang terdapat dilokasi penelitian cukup banyak yaitu 29 jenis atau rata-rata 9.67 jenis/ha. Indeks keragaman jenis mencapai H’ = 2.68, kondisi ini menunjukkan bahwa keberadaan jenis-jenis Dipterocarpaceae areal ini tidak banyak mengalami gangguan. Kemerataan jenis (E=0.80) yang berarti kehadiran jenis Dipterocarpaceae dalam plot penelitan cukup merata sekitar 93.33% dari 75 sub-plot, hanya 5 sub-plot tidak ditemukan jenis Dipterocarpaceae. Jenis yang dominan adalah Parashorea melaanonan (Blanco) Merr. (NPJ=41.28%), Dipterocarpus tempehes V.Sl. (NPJ=39.32%), Shorea sp (NPJ=31.38%), Shorea johorensis Foxw. (NPJ=30.05%), Shorea parvifolia Dyer (NPJ=24.99%) dan Shorea pinanga Scheff. (NPJ=24.85%). Kerapatan pohon 318 batang atau 106 batang/ha dengan total volume tegakan sebesar 239.05 m³ atau rata-rata 79.68 m³/ha.
Ciri Morfologi dan Mikroskopis Vatica Sarawakensis Heim Saridan, Amiril
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagian besar jenis dipterokarpa tumbuh di hutan campuran dataran rendah dan bernilai ekonomi tinggi. Salah satu jenis tersebut adalah Vatica sarawakensis Heim yang tumbuh secara tersebar pada tanah berlempung di daerah perbukitan, termasuk jenis yang terancam punah (endangered) pada Red List IUCN tahun 2013, sehingga tidak diizinkan untuk ditebang. Kesalahan penebangan pohon dapat dihindari dengan mengetahui ciri morfologi pohon, sedangkan kesalahan dalam penggunaan kayu dapat dicegah dengan mengamati ciri makroskopis dan mikroskopis kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ciri morfologi dan makroskopis serta mikroskopis V. sarawakensis Heim. Pohon uji berasal dari IUPHHK-HA PT Gunung Gajah Abadi, Muara Wahau, Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa V. sarawakensis Heim merupakan pohon berukuran sedang, kulit memiliki gelang dengan diameter pangkal batang mencapai 30 cm, tidak berbanir, tinggi total mencapai 17 meter, tinggi bebas cabang 12 meter, lebar tajuk 6 meter. Dari pohon yang ditemukan, diambil contoh material herbariumnya selanjutnya diidentifikasi di Herbarium Wanariset Samboja. Ciri makroskopis V. sarawakensis Heim, saat segar kayu teras berwarna kuning kecoklatan dan kayu gubalnya berwarna putih kekuningan. Saat kering, bagian kayu gubal dan teras tidak dapat dibedakan karena keduanya berwarna putih kekuningan. Kesan raba halus. Arah serat lurus. Secara mikrokopis V. sarawakensis tidak memiliki batas lingkaran tumbuh yang jelas. Berpori tata lingkar baur dengan pembuluh tersusun secara radial dan diagonal, pembuluh ada yang tunggal dan ada yang bergerombol hingga empat buah pembuluh. Perforasi sederhana. Ceruk antar pembuluh seperti tangga. Jari-jari monoseriate dan multiseriate (2-8). Parenkim aksial vasisentrik dan kadang menghubungkan 2 hingga 3 pembuluh. Dinding serat sangat tebal.
KEANEKARAGAMAN FUNGI MAKRO PADA TEGAKAN BENIH DIPTEROCARPACEAE DI TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING DAN TAMAN NASIONAL SEBANGAU KALIMANTAN TENGAH Noor, Massofian; Saridan, Amiril
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian keanekaragaman fungi makro dilaksanakan pada tegakan benih Dipterocarpaceae di Taman Nasional Tanjung Puting dan Taman Nasional Sebangau Kalimantan Tengah. Penelitian ini dilaksanakan selama 10 bulan, yaitu bulan Maret - Desember 2012. Latar belakang flora fungi makro pada suatu daerah tertentu yang belum pernah diketahui potensi dan keanekaragaman fungi makro sangat diperlukan eksplorasi dan tujuan  untuk mengidentifikasikani jenis dan manfaat fungi makro untuk kepentingan manusia. Metode yang dipergunakan adalah metode jalur dengan lebar 20 meter (10 meter dari kiri dan kanan dari garis sumbu sepanjang 1000 meter) dengan jarak antar jalur 200 meter, pengumpulan fungi makro dilakukan sensus 100 %. Identifikasi fungi makro mempergunakan kunci determinasi. Hasil penelitian yang diperoleh pada tegakan benih Dipterocarpaceae di Hutan Taman Nasional Tanjung Puting dan Taman Nasional Sebangau diperoleh rata-rata sebanyak 18 genus 44 jenis dan 335 individu., yang terdiri dari fungi makro  penghancur kayu  (71,91 %), penghancur serasah (4,13 %), sebagai sembion pada jenis Dipterocarpaceae (10,41 % ), sebagai ramuan obat (0,96 %) , dan dapat dikonsumsi sebagai bahan makanan (9,46 %). Iklim makro pada kedua lokasi  relatif sama. Hasil Uji- t tingkat keanekaragaman fungi makro dari dua lokasi yang berbeda menunjukan tidak berbeda nyata, nilai kesamaan Morisita Horn (CmH) diperoleh 1,31 atau 1 lebih, menunjukkan bahwa distribusi fungi makro pada kedua areal penelitian menyebar.
SIFAT FISIK DAN MEKANIK KAYU SHOREA MACROPTERA ssp. SANDAKANENSIS ( Sym. ) ASHTON SEBAGAI BAHAN BAKU MEBEL Fernandes, Andrian; Saridan, Amiril
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adanya perkembangan industri mebel membuka peluang digunakannya jenis-jenis kayu yang kurang dikenal. Salah satunya adalah Shorea macroptera ssp. sandakanensis (Sym.) Ashton yang tergolong jenis meranti merah yang belum diketahui sifat dasarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat dasar dan peluang penggunaan kayu S. macroptera ssp. sandakanensis (Sym.) Ashton sebagai bahan baku mebel. S. macroptera ssp. sandakanensis (Sym.) Ashton diambil dari RKT 2012 IUPHHK PT Hutansanggam Labanan Lestari. Sifat dasar yang diuji meliputi berat jenis kayu dan perubahan dimensi kayu mengikuti standar DIN-2135 1975, pengujian mekanik kayu menggunakan standar uji BS 373-1957, dan pengujian pengetaman kayu mengikuti standar uji ASTM D-1666-64 1981 yang dimodifikasi oleh Abdurachman dan Karnasudirdja (1982). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu S. macroptera ssp. Sandakanensis (Sym.) Ashton tergolong ke dalam berat jenis kelas III, memiliki kekuatan lengkung statis kelas II, kekuatan tekan sejajar serat kelas III dan mudah dikerjakan. Berdasarkan sifat tersebut kayu S. macroptera ssp. sandakanensis (Sym.) Ashton dapat digunakan untuk bahan baku mebel.
STRUKTUR TEGAKAN TINGGAL PADA UJI COBA PEMANENAN DI HUTAN PENELITIAN LABANAN, KALIMANTAN TIMUR Saridan, Amiril; Soegiharto, Sri
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 3 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.966 KB)

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang struktur tegakan tinggal pada berbagai teknik pemanenan yang berbeda.  Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di plot STREK di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Dalam penelitian ini digunakan empat tipe perlakuan pemanenan yaitu pemanenan ramah lingkungan (RIL) dengan limit diameter ≥ 50 cm dan ≥ 60 cm, pemanenan secara konvensional (CNV) dengan limit diameter ≥ 60 cm, dan hutan primer sebagai kontrol. Pengukuran dilakukan setiap dua tahun, meliputi jenis pohon, jumlah pohon, dan diameter pohon 10 cm ke atas. Pengolahan dan analisis data secara umum dilakukan dengan menghitung kerapatan tegakan tinggal berdasarkan jumlah pohon dan bidang dasar serta volume. Berdasarkan analisis data dari tahun 1990-2008 dalam 10 kali periode pengamatan menunjukkan bahwa rataan kerapatan tegakan untuk teknik pemanenan yang berbeda dan hutan primer dari tahun ke tahun selalu meningkat. Selama 10 kali periode pengamatan kerapatan pohon pada RIL diameter >50 cm,  RIL diameter >  60 cm, CNV diameter > 60 cm, dan hutan primer secara berturut-turut adalah 624,0 batang/ha/tahun,  618,9 batang/ha/tahun, 590,9 batang/ha/tahun, dan 511,2 batang/ha/tahun. Kondisi bidang dasar  tegakan  setelah  pemanenan  lebih  besar  dibanding  sebelum  pemanenan.  Rataan  volume  tegakan sebelum pemanenan tahun 1990 yang meliputi RIL > 50 cm, RIL > 60 cm, CNV > 60 cm, dan kontrol plot berkisar antara 231,26 m3/ha – 296,78 m3/ha, namun setelah pemanenan dari tahun 1992 sampai 2008 volumenya bervariasi.    Pada  akhir  pengamatan tahun  2008,  rataan  volume  RIL  >  50  cm  lebih  besar dibandingkan RIL > 60 cm dan CNV > 60 cm yaitu 242,90 m3/ha
JENIS DAN PREFERENSI POLEN SEBAGAI PAKAN KELELAWAR PEMAKAN BUAH DAN NEKTAR Saridan, Amiril
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 3 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Langkah upaya konservasi kelelawar diawali dengan mengetahui faktor jenis pakan yang disukainya. Metode yang dilakukan adalah mengidentifikasi polen yang termakan, menggunakan analisis polen. Tujuan penelitian yaitu untuk mendapatkan informasi tentang jenis tumbuhan pakan kelelawar dan faktor-faktor tumbuhan pakan yang disukainya, meliputi faktor tipe mahkota bunga, tipe polen, dan ukuran polen. Hasil dari identifikasi polen yang ditemukan menunjukkan bahwa spesies Cynopterus titthaecheilus Temminck jantan dan Eonycteris spelaea Dobson jantan dipengaruhi oleh faktor bentuk mahkota kedok (stellatus).Spesies C. titthaecheilus betina dipengaruhi kuat oleh bentuk mahkota (piringan), sedangkan spesies Cynopterus brachyotis Müller jantan, Macroglossus sobrinus K. Andersen jantan, dan E. spelaea betina dipengaruhi kuat oleh bentuk mahkota kupu-kupu (papilionaceus), tabung (tubulus), dan bintang (stellatus). Spesies Cynopterus minutus Miller betina dan Cynopterus sphinx Vahl betina dipengaruhi kuat oleh bentukmahkota lonceng (campanulatus) dan bulir. Spesies C. Brachyotis betina dipengaruhi kuat oleh bentuk mahkota bulir (inflorescences) dan mangkuk (urceolatus). Spesies C. titthaecheilus jantan dipengaruhi kuat oleh tipe polen suboblate. Untuk jenis C. brachyotis jantan, M. sobrinus jantan, dan E. spelaea betina dipengaruhi kuat oleh tipe polen prolate spheroidal, sedangkan spesies C. titthaecheilus betina dipengaruhi kuat oleh tipe polen oblate.  Spesies C. brachyotis jantan dipengaruhi kuat oleh tipe polen peroblate dan prolate, sedangkan untuk jenis M. sobrinus jantan dan C. minutus betina dipengaruhi oleh tipe polen perprolate.  Spesies C. minutus betina dipengaruhi kuat oleh bentuk polen perprolate dan suboblate. Ukuran polen gigantea dan magna mempengaruhi spesies C. brachyotis jantan, C. titthaecheilus, M. sobrinus jantan, E. spelaea betina, sedangkan permagnae menunjukkan pengaruh yang lemah terhadap jenis kelelawar
POTENSI DAN RIAP DIAMETER JENIS Aquilaria malaccensis LAMK DI HUTAN ALAM PRODUKSI LABANAN, KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR Abdurachman, Abdurachman; Saridan, Amiril; Lanniari, Ida
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKAquilaria malaccensis LAMK   adalah salah satu jenis tanaman penting yang dapat memproduksi gaharu sebagai  hasil  hutan  bukan  kayu  di  Kalimantan  Timur.  Gaharu  memilki  nilai  ekonomi  tinggi.  Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi potensi, distribusi, dan riap diameter pohon penghasil gaharu. Diharapkan informasi ini dapat dijadikan dasar untuk konservasi genetik dalam pengembangan silvikultur. Penelitian ini dilaksanakan pada plot STREK (Silviculture Technique for Regeneration of Logged Over Area in East Kalimantan) di hutan alam produksi Labanan dengan total  kawasan 48 ha. Telah dibuat12 plot di mana setiap plot berukuran empat ha atau 200 m x 200 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pohon pada setiap plot berjumlah 1-5 pohon,  ini berarti hanya ada satu pohon dalam luasan dua ha. Diameter terbesar adalah 44,7 cm  dan terkecil  10 cm  Rata-rata riap diameter adalah 0,40 cm per tahun (±0,402 cm). Sementara itu, riap tertinggi adalah 0,64 cm per tahun untuk kelas diameter >40 cm.