Rahardyan Nugroho Adi, Rahardyan Nugroho
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI POTENSI AIR BULANAN DAN HASIL PENGUKURAN LANGSUNG DI SUB DAS WURYANTORO, WONOGIRI Pramono, Irfan Budi; Adi, Rahardyan Nugroho
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1170.951 KB)

Abstract

Kualitas dan kuantitas air adalah faktor penting dalam evaluasi sumberdaya air. Kualitas dan kuantitas air harus diukur secara langsung. Namun demikian, tidak semua DAS memiliki stasiun hidrologi. Kuantitas atau jumlah air dapat dihitung dengan pemodelan. Salah satu model yang sederhana untuk memperkirakan potensi air bulanan adalah metode Thornthwaite-Mather. Metode ini didasarkan pada neraca air. Hujan sebagai masukan, evapotranspirasi dan debit sebagai luaran. Sifat fisik tanah dan karakteristik penutupan lahan sebagai pemroses. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang hasil perbandingan antara penaksiran potensi air bulanan dan hasil pengukuran langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penaksiran debit bulanan mempunyai korelasi yang tinggi dengan hasil pengukuran dengan Rberkisar antara 0,77 sampai 0,91. Dalam rangka mendapatkan hasil yang sesuai maka metode ini perlu mempertimbangkan perubahan asumsi surplus air. Asumsi surplus air 50% untuk bulan berikutnya kurang cocok untuk semua DAS. Beberapa DAS mungkin mempunyai asumsi surplus air lebih dari 50%, sedangkan beberapa DAS lainnya mungkin kurang dari 50%, tergantung pada karakteristik DAS, khususnya formasi geologi. Untuk mendapatkan hasil pembanding yang baik, maka hasil pengukuran langsung sebaiknya dilakukan pengecekan lagi.
PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI POTENSI AIR BULANAN DAN HASIL PENGUKURAN LANGSUNG DI SUB DAS WURYANTORO, WONOGIRI Pramono, Irfan Budi; Adi, Rahardyan Nugroho
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas dan kuantitas air adalah faktor penting dalam evaluasi sumberdaya air. Kualitas dan kuantitas air harus diukur secara langsung. Namun demikian, tidak semua DAS memiliki stasiun hidrologi. Kuantitas atau jumlah air dapat dihitung dengan pemodelan. Salah satu model yang sederhana untuk memperkirakan potensi air bulanan adalah metode Thornthwaite-Mather. Metode ini didasarkan pada neraca air. Hujan sebagai masukan, evapotranspirasi dan debit sebagai luaran. Sifat fisik tanah dan karakteristik penutupan lahan sebagai pemroses. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang hasil perbandingan antara penaksiran potensi air bulanan dan hasil pengukuran langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penaksiran debit bulanan mempunyai korelasi yang tinggi dengan hasil pengukuran dengan R berkisar antara 0,77 sampai 0,91. Dalam rangka mendapatkan hasil yang sesuai maka metode ini perlu mempertimbangkan perubahan asumsi surplus air. Asumsi surplus air 50% untuk bulan berikutnya kurang cocok untuk semua DAS. Beberapa DAS mungkin mempunyai asumsi surplus air lebih dari 50%, sedangkan beberapa DAS lainnya mungkin kurang dari 50%, tergantung pada karakteristik DAS, khususnya formasi geologi. Untuk mendapatkan hasil pembanding yang baik, maka hasil pengukuran langsung sebaiknya dilakukan pengecekan lagi
PENENTUAN ZONASI TATAGUNA AIR TANAH DI KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Adi, Rahardyan Nugroho; Setiawan, Ogi
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 4 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2380.207 KB)

Abstract

Pesatnya perkembangan pembangunan di berbagai bidang dan wilayah termasuk juga perkembangan jumlah penduduk akan mendorong peningkatan berbagai macam kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan sumberdaya air, termasuk air tanah. Eksploitasi sumberdaya air secara berlebihan pada akhirnya akan menimbulkan permasalahan di kemudian hari karena sumberdaya alam khususnya air tanah juga mempunyai keterbatasan. Salah satu dampak negatif yang kini mulai dirasakan adalah terjadinya kekeringan (kekritisan air). Oleh karenanya diperlukan antisipasi dan penanganan yang serius kaitannya dengan tata guna air tanah sehingga pemanfaatan air tanah pada suatu wilayah dapat disesuaikan dengan potensinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tataguna dan konservasi air tanah melalui penyusunan peta potensi air tanah berdasarkan karakteristik air tanah, pembuatan peta kontur air tanah dan arah aliran air tanah, serta menentukan daerah tangkapan (recharge) dan daerah penurapan (discharge). Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bantul yang merupakan salah satu dari lima kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara pengharkatan (skor) terhadap beberapa karakteristik air tanah (kedalaman muka freatik air tanah, DHL air tanah, dan fluktuasi muka air tanah). Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif terhadap data karakteristik air tanah tersebut. Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Dengan menggunakan analisis zonasi air tanah dapat diketahui potensi sumberdaya air tanah terutama kaitannya dengan pemanfaatan sumberdaya air tanah agar kelestarian sumberdaya air tanah tetap terjaga; 2) Tipe sungai di Kabupaten Bantul adalah efluent dimana pada tipe ini air sungai disuplai oleh air tanah sehingga air sungai akan mengalir sepanjang tahun; 3) Kabupaten Bantul mayoritas merupakan wilayah discharge yaitu dengan perbandingan luasan wilayah discharge dan recharge adalah 31.546,3 ha (discharge) dan 19.887,5 ha (recharge). Hal ini dipengaruhi oleh bentuk lahan yang ada di Kabupaten Bantul; 4) Potensi sumberdaya air tanah di Kabupaten Bantul dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu rendah (0,7 ha), sedang (13.958,7 ha), dan tinggi (37.474,5 ha). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Bantul potensi sumberdaya airnya relatif tinggi; 5) Berdasarkan analisis tataguna air tanah Kabupaten Bantul, kawasan yang perlu dilakukan konservasi air tanahnya berdasarkan bentuk lahan adalah seluas 16.972,6 ha dan kawasan yang tidak perlu dilakukan konservasi adalah seluas 34.461,2 ha   
Specific Peak Discharge of Two Catchments Covered by Teak Forest with Different Area Percentages Basuki, Tyas Mutiara; Adi, Rahardyan Nugroho; Wijaya, Wahyu Wisnu
Forum Geografi Vol 31, No 1 (2017): July 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v31i1.3236

Abstract

In watershed area, forest has important roles in relation with peak discharge. This  research was conducted to study the impacts of teak forest on peak discharge. On-screen digitizing of IKONOS imagery was done to classify the land cover of the study area. Kejalen and Gagakan catchments covered by old teak forests by 74% and 53% respectively, were chosen as the study area. These catchments are located in Blora Regency. Automatic streamflow recorder was set at the outlet of each catchment and subsequently, peak discharges were examined from the recorded data. During the observation, there were 36 evidences of specific peak discharge. The results showed that a trend of lower peak discharges occurred in Kejalen catchment which has the higher percentage of teak forest area  in compared to Gagakan catchment with lower percentage of teak forest area, except when extreme rainfalls happened. At rainfall of 163 mm/day, specific peak discharge in Kejalen was higher than in Gagakan catchment. Although there is a relationship between specific peak discharge and the percentage of forest cover area, the increase of specific peak discharge is not only affected by forest cover, but also affected by daily rainfall, antecedent soil moisture, and rainfall intensity. Coefficients of determination between specific peak discharge and daily rainfall are 0.64 and 0.61 for Kejalen and Gagakan catchments, respectively.