Claim Missing Document
Check
Articles

Penerapan Model PBL dan GI Terhadap Kemampuan Menganalisis Fenomena Sosial Berorientasi Pendekatan Interdisipliner Imron, Ilmawati Fahmi; Aka, Kukuh Andri
Ibriez : Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains Vol 3 No 1 (2018): Pendidikan Dasar dan Keislaman
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.561 KB) | DOI: 10.21154/ibriez.v3i1.41

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menganalisis fenomena sosial berorientasi pendekatan interdisipliner pembelajaran IPS, dan mendeskripsikan perbedaan kemampuan menganalisis fenomena sosial berorientasi pendekatan interdisipliner pembelajaran IPS  dengan menerapkan model PBL dan GI pada mahasiswa PGSD UN PGRI Kediri. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan penelitian Nonequivalent Groups Design yakni rancangan ini dilakukan perbandingan perlakuan model yang diterapkan oleh kelompok A dan model kelompok B untuk mengetahui kemampuan menganalisis fenomena sosial pembelajaran IPS pada mahasiswa PGSD UN PGRI Kediri. Kelompok A menggunakan model PBL (Problem Based Learning) dan kelompok B menggunakan GI (Group Investigation). Subjek penelitian adalah mahasiswa UN PGRI Kediri. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian tes. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah lembar penilaian atau lembar tes tulis berbentuk soal uraian yang mengacu pada indikator kemampuan menganalisis fenomena sosial berorientasi pendekatan interdisipliner. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik inferensial. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kemampuan menganalisis fenomena sosial pada kelas PBL dan GI ditunjukkan t hitung 6,069 dengan signifikansinya 0,000<0,050. Dari perbedaan tersebut model PBL ditentukan lebih unggul dibandingkan dengan model GI, berdasarkan perbandingan nilai posttest dan pretest. Selisih model PBL yakni 16,08 point, sedangkan model GI yakni 6,56 point.
PENGARUH EKSTRAKURIKULER KARAWITAN TERHADAP SIKAP KEBERSAMAAN SISWA DI SDN JOMBATAN 3 JOMBANG Wahyudi, Wahyudi; Aka, Kukuh Andri; Darmawan, Dhani
PINUS: Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Vol 3 No 1 (2017): Volume 3 Nomor 1 Tahun 2017
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.689 KB) | DOI: 10.29407/pn.v3i1.11712

Abstract

Saat ini seni tradisional, termasuk karawitan mulai terpinggirkan eksistensinya oleh perkembangan modern.Seni karawitan mulai redup dan jarang peminatnya.Untuk melestarikan budaya tradisional agar dapat bertahan eksistensinya, seni karawitan harus dilestarikan. Karawitan dapat memberikan nilai positif bagi siswa. Nilai positif yang terdapat dari seni karawitan adalah dapat mengembangkan kebersamaan.Kebersamaan merupakan modal yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang bermartabat, dewasa dan mempunyai rasa kemanusiaan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh kegiatan ekstrakurikuler karawitan terhadap sikap kebersamaan siswa di SDN Jombatan 3 Jombang. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang menggambarkan, mendeskripsikan kemudian melihat perbandingan siswa yang mengikuti dan tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karawitan untuk mengembangkan sikap kebersamaan. HasilDari, perhitungan uji hipotesis penelitian dengan formula independent-sample t test dapat diketahui bahwa nilai signifikansinya 0,00 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, jadi ada pengaruh yang signifikan terhadap sikap kebersamaan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karawitan. Didukung data tabel 10 menunjukkan bahwa nilai mean kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, jadi kelas eksperimen atau kelas siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karawitan memberikan pengaruh positif pada nilai sikap kebersamaan siswa.
DEVELOPMENT AND VALIDATION OF INTERVIEW GUIDELINES FOR NEED ASSESSMENT UTILIZATION OF INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) IN ELEMENTARY SCHOOL Aka, Kukuh Andri
EDUTECH Vol 17, No 3 (2018): KOMPUTER, SEKOLAH & KOMUNITAS BELAJAR
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/e.v17i3.14340

Abstract

The purpose of this study was to develop structured interview guideline instruments for the use of technology facilities in primary schools which included aspects of (1) ICT concept, (2) types of sources and media of ICT-based learning in primary schools, (3) forms of use of ICTs by elementary teacher and students, and (4) efforts to increase ICT mastery by elementary school teachers. To achieve these objectives, activities are carried out including: (1) formulating the theoretical aspects of the learning plan developed; (2) compiling the interview guideline instrument; (3) arranging interview guide questions; (4) conducting expert judgment; (5) revision and improvement of instruments. Based on the results of the research and discussion, it can be concluded that according to the content validation by instrument experts can be said to have good categories, and can be used.
KOMPARASI PENERAPAN MODEL STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA (STUDI PADA SISWA KELAS V MATA PELAJARAN PKN DI SDN BENDO 1, KEC. PARE, KAB. KEDIRI) Aka, Kukuh Andri
Profesi Pendidikan Dasar Vol. 2, No. 2, Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The alternative strategy to address social inequality and lack of student learning outcomes are modelsof cooperative learning. There are several models that made the researchers are interested in knowingthe signi.. cance of the difference to the learning outcomes and student activities, namely the model ofSTAD and TGT.The design of this research is quantitative research with this type of quasi-experimentalwith the factorial design version of nonequivalent control group design 2x2 (Tuckman, 1999). Based ondata from pretest and posttest scores can be seen that a good learning outcomes for grade STAD andTGT have increased, the increase amounted to 22.73% STAD class and class TGT by 20.91%. STADclass has increased by 1.82% higher than TGT class. Similarly, in the students’ learning activities,STAD model to get the student activity by 82.44% and amounted to 80.91% of IGT. STAD class rose1.53% higher than TGT class. Based on the hypothesis test concluded that (1) there is no signi.. cantdifference in learning outcomes between the application of the model STAD and TGT, and (2) there is nosigni.. cant difference in learning activities between the application of the model STAD and TGT. Bothmodels are equally able to bene.. t in improving student learning outcomes and student activity. In thisstudy, there is no one model that can be said to be superior significantly from one another.
KOMPARASI PENERAPAN MODEL STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA (STUDI PADA SISWA KELAS V MATA PELAJARAN PKN DI SDN BENDO 1, KEC. PARE, KAB. KEDIRI) Kukuh Andri Aka
Profesi Pendidikan Dasar Vol. 2, No. 2, Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The alternative strategy to address social inequality and lack of student learning outcomes are modelsof cooperative learning. There are several models that made the researchers are interested in knowingthe signi.. cance of the difference to the learning outcomes and student activities, namely the model ofSTAD and TGT.The design of this research is quantitative research with this type of quasi-experimentalwith the factorial design version of nonequivalent control group design 2x2 (Tuckman, 1999). Based ondata from pretest and posttest scores can be seen that a good learning outcomes for grade STAD andTGT have increased, the increase amounted to 22.73% STAD class and class TGT by 20.91%. STADclass has increased by 1.82% higher than TGT class. Similarly, in the students’ learning activities,STAD model to get the student activity by 82.44% and amounted to 80.91% of IGT. STAD class rose1.53% higher than TGT class. Based on the hypothesis test concluded that (1) there is no signi.. cantdifference in learning outcomes between the application of the model STAD and TGT, and (2) there is nosigni.. cant difference in learning activities between the application of the model STAD and TGT. Bothmodels are equally able to bene.. t in improving student learning outcomes and student activity. In thisstudy, there is no one model that can be said to be superior significantly from one another.
Model Quantum Teaching dengan Pendekatan Cooperative Learning untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn Kukuh Andri Aka
Pedagogia : Jurnal Pendidikan Vol 5 No 1 (2016): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/pedagogia.v5i1.87

Abstract

Permasalahan pembelajaran PKn pada siswa kelas V SDN Bendo 1 tahun pelajaran 2014/2015, yaitu (1) pembelajaran cenderung berpusat pada guru, (2) pembelajaran belum memusatkan siswa untuk belajar secara aktif (3) dalam RPP belum memaksimalkan peran siswa, kegiatan cenderung individualistik, dan penilaian masih berbasis kognitif, (4) penerapan strategi/model inovatif jarang dilakukan. Dari masalah tersebut diperlukan sebuah penelitian yang bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran PKn, meliputi aktivitas belajar siswa, baik secara afektif dan psikomotor, serta meningkatkan hasil belajar siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan peningkatan dan keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran menggunakan Quantum Teaching dengan pendekatan Cooperative Learning terlihat skor keberhasilannya siklus I mencapai 93% dan 100% pada siklus II. Aktivitas belajar siswa meningkat dari 77% pada siklus I dan 86% pada siklus II. Hasil belajar siswa meningkat dari 79% pada siklus I dan 91% pada siklus II. Selama pembelajaran, aktivitas belajar siswa meningkat dan setelah pembelajaran hasil belajar siswa meningkat. Karena penggunaan Quantum Teaching dengan pendekatan Cooperative Learning mampu meningkatkan, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa sebaiknya guru menggunakan model ini pada mata pelajaran PKn dan diharapkan guru lebih sering berinovasi dengan model-model pembelajaran inovatif.
Peningkatan Kemampuan Menganalisis Fenomena Sosial dengan Penerapan Model Problem Based Learning Ilmawati Fahmi Imron; Kukuh Andri Aka
Pedagogia : Jurnal Pendidikan Vol 7 No 2 (2018): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/pedagogia.v7i2.1569

Abstract

Conducted on the students of UN PGRI Kediri on IPS learning, found some obstacles in the practice of IPS learning that many students who play games, then when the lecturer asked questions about social phenomena in the surrounding community, students are less responsive to the problems that occur today. In learning the students do a little questioning about social phenomena, they just sit, shut up, listen and many are out of the classroom. Students' learning outcomes about social phenomena are also less satisfactory. Seen from some grades of student assignment, still at 52% or below KKM (70%). Observing the constraints, the researchers identified that the ability to analyze the social phenomenon of students on IPS learning is low, because the use of learning models that are less in accordance with the study materials of social phenomena, so that students are tired in learning and find difficulties in understanding the content and less able to analyze the causes, further impacts, and solutions of social phenomena presented by lecturers. Based on the above, the researcher intends to conduct classroom action research to improve the ability to analyze social phenomena by applying Problem Based Learning model (PBL)
MODEL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SD Dhian Dwi Nur Wenda; Erif Ahdhianto; Kukuh Andri Aka
JURNAL PENDIDIKAN DASAR NUSANTARA Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.104 KB)

Abstract

Abstract: Learning is implemented in class IV SDN Bendo 1 is focused on the low level of knowledge, students are often required to remember or memorize the material being taught teachers. From all learning activity that is done, almost 80% is dominated by teachers with activities to explain and give examples of questions to the students. The purpose of this study was to develop a model of learning in the form of syntax / measures of learning, application of learning (learning tools customized model), and an instruction manual learning model. Additionally, based on the results of research can know that, the application of science-based learning model Quantum Teaching can increase the activity and students' skills in critical thinking. This study uses a model of the development of a modified Borg & Gall. The steps of this research, namely (1) Preliminary Study, (2) Planning, (3) Design Products, (4) Product Validation, (5) Trial Product, and (6) End Product. The questionnaire results the validity of this model is valid criteria (80%), practicaly fairly good (78%). The effectiveness of aspects of student activity reached 85% and 84% cognitive aspects. The thing that is suggested is necessary to study experimentally by comparing the class that learned using this model with a conventional classroom. Keywords: science teaching models based Quantum Teaching, learning activities, critical thinking Abstrak: Pembelajaran yang dilaksanakan di  SDN Bendo 1 kelas IV masih menekankan pada pengetahuan tingkat rendah, siswa seringkali dituntut untuk mengingat atau menghafal materi yang diajarkan guru. Dari seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan, hampir 80% didominasi oleh guru dengan kegiatan memberikan penjelasan dan memberikan contoh soal pada siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model pembelajaran dalam bentuk sintaks/ langkah-langkah pembelajaran, aplikasinya dalam pembelajaran (perangkat pembelajaran yang disesuaikan model), dan buku petunjuk penggunaan model pembelajaran.  Selain itu, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa, penerapan model pembelajaran IPA berbasis Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan siswa dalam berpikir kritis. Penelitian ini menggunakan model pengembangan modifikasi Borg & Gall. Langkah-langkah penelitian ini, yaitu (1) Studi Pendahuluan, (2) Perencanaan, (3) Desain Produk, (4) Validasi Produk, (5) Uji Coba Produk, dan (6) Produk Akhir. Hasil angket kevalidan model ini pada kriteria cukup valid (80%), keterterapan cukup baik (78%). Tingkat keefektifan aspek keaktifan siswa mencapai 85% dan aspek kognitif mencapai 84%. Adapun hal yang disarankan yaitu perlu dilakukan penelitian eksperimen dengan membandingkan antara kelas yang dibelajarkan menggunakan model ini dengan kelas konvensional. Kata kunci: model pembelajaran IPA berbasis Quantum Teaching, aktifitas belajar, berpikir kritis
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEKNIK KLARIFIKASI NILAI Kukuh Andri Aka; Sutrisno Sahari
JURNAL PENDIDIKAN DASAR NUSANTARA Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.8 KB)

Abstract

This study aims to develop interactive multimedia on Civic Education learning oriented value clarification techniques that are valid, practical, effective, and interesting for students. Interactive multimedia is selected to maximize available technological facilities, innovate learning and enhance learning attractiveness. Value clarification techniques are used to innovate a series of learning steps on interactive multimedia and can be used to train students to discover, select, analyze, decide, take on their own values ​​of life they want to fight for. The material on this multimedia is about legislation. The models used in this development study are modification of Borg & Gall (1987) and Lee & Owen (2004) models. Through expert validation and product trials, this interactive multimedia is included in valid criteria (4,60), practical (4,53), attractive (4,31), and effective (85,2). For further product development, it should be innovated with strategies or other learning models and different materials. Keywords: interactive multimedia, Civic, value clarification techniques
Pengembangan dan Validasi Instrumen Analisis Buku Tematik-Terpadu pada Kurikulum 2013 'Alia Nur Husna Afandi; Kukuh Andri Aka
JURNAL PENDIDIKAN DASAR NUSANTARA Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.409 KB) | DOI: 10.29407/jpdn.v4i2.13520

Abstract

Tujuan penelitian pada artikel ini adalah untuk mengembangkan dan memvalidasi intrumen analisis buku tematik-terpadu yang mengacu pada kajian teori/variabel (1) karakteristik pembelajaran terpadu, (2) pendekatan saintifik, dan (3) prinsip buku ajar yang baik. Metode pada penelitian ini adalah; (1) mengkaji teori terkait pendekatan yang digunakan pada buku tematik-terpadu; (2) menyusun kisi-kisi intrumen yang terdiri dari variabel, sub variabel, dan indikator; (3) menyusun rubrik penskoran dan kriteria instrumen, (4) validasi kepada ahli; (5) perbaikan dan hasil akhir produk. Melalui kegiatan validasi ahli disimpulkan bahwa intrumen termasuk pada kategori yang valid dan dapat digunakan.