Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

OPTIMASI EKSTRAKSI DAUN SURIAN (Toonana Sureni Merr) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAE (Microwave Assisted Extraction) Safa’ah Nurfa’izin; Titis Puspitasari; Sury Widiyanti; Indah Hartati
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2015): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 6 2015
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan Negara agraris yang didunkung dengan kondisi alama yang subur. Upaya petani dalam meningkatkan hasil penen adalah dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia secara berlebih untuk menyuburkan dan mengatasi hama tanaman. Akibatnya berdampak negative pada manusia dan lingkungan. Untuk menguranginya dapat menggunakan Bio-insektisida yang merupakan obat pengendali hama atau penyakit dengan bahan dasar tanaman/tumbuhan yang memiliki bahan aktif sebagai pertahanan alami. Tanaman yang berpotensi sebagai bahan baku bio-insektisida adalah tanaman surian (Toona sureni merr). Kandungan ekstrak senyawa triterpenoid tersebut berfungsi untuk Refelen, Antifidan,  Mencegah serangga, Racun syaraf, Attraktan. Guna menghindari terjadinya degradasi termal senyawa aktif dari daun surian, maka alternative metode ekstraksi adalah melalui ekstraksi berbantu gelombang mikro. Ekstraksi dilakukan untuk mengkaji pengaruh variable proses dan menentukan kondisi optimum proses ekstraksi gelombang mikro. Penelitian dilakukan dengan 4 variabel bebas yaitu daya 10, 30, 50, 70, 100 watt, rasio 1:6, 1:8, 1:10, 1:12, 1:14, waktu 1, 2, 3, 4 menit, konsentrasi pelarut 46%, 56%, 66%, 76%, 86%, 96% ethanol. Hasil optimum percobaan pada daya 100 watt, rasio 1:12, waktu 3 menit, konsentrasi 56% dengan hasil 7,01 gram ekstrak daun surian. Kata Kunci: Ekstraksi, Daun surian, Variabel, Optimasi
EKSTRAKSI GELOMBANG MIKRO TERPENOID DAUN SURIAN (Toona sureni merr) Indah Hartati; Safaah Nurfaizin; Suwardiyono Suwardiyono; Laeli Kurniasari
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v1i2.1656

Abstract

Terpenoid merupakan salah satu jenis metabolit sekunder yang memiliki berbagai peran penting dibidang obat obatan, agrikultur dan industri. Pemilihan metode ekstraksi merupakan salah satu kunci dalam menghasilkan ekstrak dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Menimbang keluasan spektrum peran dan sifat farmakologi terpenoid, maka dilakukan penelitian dengan tujuan menerapkan proses pemanasan gelombang mikro pada proses ekstraksi terpenoid daun surian serta mengkaji profil spektra FTIR esktrak terpenoid daun surian. Proses ekstraksi gelombang mikro daun surian dilakukan dengan kondisi operasi optimum yang telah diperoleh dari penelitian pendahuluan yakni proses ekstraksi selama 3 menit, rasio solid-liquid 1:12 (b/v), menggunakan larutan etanol dengan konsentrasi 56% serta ekstraksi menggunakan daya mikrowave sebesar 399W. Ekstrak daun surian diuji secara colorimetri menggunakan larutan Lieberman Buchard serta dianalisa menggunakan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses ekstraksi gelombang mikro terhadap daun surian yang dilakukan selama 3 menit, rasio solid-liquid 1:12 (b/v), menggunakan larutan etanol dengan konsentrasi 56% serta ekstraksi menggunakan daya mikrowave sebesar 399W menghasilkan yield sebesar 35,05%. Uji kolorimetri menggunakan larutan Lieberman Buchard menunjukkan bahwa ekstrak positif mengandung terpenoid. Profil spektra FTIR menunjukkan bahwa ekstrak daun surian menunjukkan puncak-puncak serapan yang menunjukkan adanya gugus gugus fungsi yang menjadi karakteristik keberadaan golongan terpenoid. Kata kunci :ekstraksi, FTIR, gelombang mikro, suren, triterpenoid
Pengaruh Suhu Microwave Asissted Extraction (MAE) Dalam Proses Delignifikasi Limbah Kulit Nanas Dengan Pelarut Aquades untuk media optimasi produksi biogas Safaah Nurfaizin; Indah Hartati
Prosiding Seminar Sains Nasional dan Teknologi Vol 12, No 1 (2022): VOL 12, NO 1 (2022): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/psnst.v12i1.7394

Abstract

Negara Indonesia memiliki banyak biomass sebagai salah satu sumber energi. Satu diantaranya limbah kulit nanas memiliki kandungan selulosa cukup besar yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku energi terbarukan. Akan tetapi adanyan lignin dalam kulit nanas menjadi penghambat dalam proses degradasi sel. Sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai proses optimasi selulosa limba kulit nanas dengan dengan metode delignifikasi MAE (microwave asissted extraction). Metode MAE memanfaatkan pancaran gelombang mikiro terhadap bahan polar sehingga terjadi interaksi antar molekul atau rotasi dipol yang menghasilkan panas sehingga dapat membantu memecah struktur bahan yang komplek menjadi struktur yang lebih sederhana. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan memvariaskan suhu operasi pada 70oC, 80oC dan 90oC didapatkan hasil bahwa kelarutan lignin meningkat seiring dengan kenaikan suhu operasi. Sampel kontrol yang digunakan sebagai pembanding memperoleh kelarutan lignin dan selulosa sebesar 2,68% dan 17,39% dari berat sampel. Sedangkan pada sampel yang dilakukan proses delignifikasi MAE mampu menaikan kelarutan lignin dan selulosa mencapai 9,04% dan 29,42% dari berat sampel pada suhu operasi 90oC, waktu 20 menit dan rasio 1:20 (b/v) yang menjadi kondisi optimum operasi delignifikasi MAE dengan variabel suhu. Sedangkan pada suhu 700C dan 800C secara berurutan mampu melarutkan  28.1955 %, 28.1389 % selulosa dan 7.4248 %, 7.3909 lignin.
Kinetics of Cucurbita Moschata Puree Drying with Maltodextrin as Drying Aid Indah Hartati; Salsa Erna Setiawati; Suwardiyono; Farikha Maharani; Safaah Nur Faizin
Research in Chemical Engineering Vol. 1 No. 1 (2022): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.954 KB) | DOI: 10.30595/rice.v1i1.7

Abstract

The objective of this research was to investigate the influence of maltodextrin addition of pumpkin puree drying as well as studied the drying kinetics. Several thin layer drying kinetics model comprised of Page, Lewis, Henderson Pabis, Two Term, Weibull as well as diffusion model were used to studied the behavior of pumpkin drying. The puree drying was conducted by added 15% of maltodextrin on pumpkin puree. The drying temperatures were varied of 60-70 The research result show that temperature influence the pumpkin puree drying in which added with maltodextrin as the drying aid. Pumpkin puree drying with addition of maltodextrin performed at temperature of 70 for 150 minutes is considered as the relatively suitable condition as it gives low moisture ratio of 0.07. The thin layer drying kinetics, Midili, give good fittest to the experimental data followed by Page and Weibull. The effective diffusivity is in range of m/s with the obtained activation energy is 30.36 kJ/mol.
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI MESIN INDUSTRIAL DOUGH MIXER UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI IKM BOLEN PISANG SEMARANG Agung Nugroho; Gilar Pandu Annanto; Syafa'ah Nurfa'izin
Ekalaya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia Vol. 2 No. 2 (2023): Ekalaya Journal
Publisher : Nindikayla Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57254/eka.v2i2.56

Abstract

Bolen Pisang Small and Medium Industry (IKM) Mrs. Ayu Genuk Semarang as a partner in community service activities has problems in expanding her business. The first obstacle is regarding limited production capacity because the production process is still carried out conventionally without machines. The next obstacle is products that still don't have a PIRT permit due to limited information from partners. Therefore, to overcome the first obstacle, an industrial dough mixer machine was designed to speed up production time, especially when making dough. The machine is designed based on the conditions of the partner's business premises with specifications of a stripping capacity of 2.5 kg - 3 kg with a 0.5 hp driving motor. Socialization regarding the procedure for applying for a PIRT permit and assistance with product preparation was also carried out so that partners could expand their marketing network to large shops. From the results of the evaluation carried out, the implementation of the industrial dough mixer machine can speed up the process of making dry dough by 62% and 66% for wet dough when compared to before using the machine
OPTIMASI SELULOSA LIMBAH KULIT NANAS UNTUK PRODUKSI BIOGAS MELALUI METODE DELIGNIFIKASI MAE (MICROWAVE ASISSTED EXTRACTION) DENGAN PELARUT AQUADES Safaah Nurfaizin; Indah Hartati
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v8i1.8309

Abstract

Satu diantara biomass yang dapat dimanfaatkan sebagai sunber energi adalah limbah kulit nanas yang kaya akan kandungan selulosa. Kandungan lignin yang cukup tinggi dalam kulit nanas menjadi masalah dalam proses hidrolisis. Penelitian yang telah dilakukan untuk mengurangi kandungan lignin dengan metode delignifikasi MAE (microwave asissted extraction). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan denagn memvariasikan suhu operasi pada 70oC, 80oC dan 90oC diperoleh hasil bahwa degradasi lignin meningkat seiring dengan kenaikan suhu operasi MAE. Pada sampel kontrol tenpa perlakuan MAE diperoleh kelarutan lignin dan selulosa sebesar 2,68% dan 17,39% dari berat sampel kering. Sedangkan setelah dilakukan proses delignifikasi MAE pada sampel, kelarutan lignin dan selulosa meningkat hingga 9,04% dan 29,42% dari berat sampel. Hasil tersebut diperoleh  pada kondisi operasi suhu 90oC, waktu 20 menit dan rasio 1:20 (b/v). Kemudian hasil dilakukan analisa lanjutan dengan menggunakan FTIR untuk membandingkan komponen organik yang terdapat pada sampel. Ditemukan hasil yang serupa pada serapan didaerah lebar peak 3320 dan 3333 cm-1 pada grafik result spectrum menunjukkan getaran gugus O-H bebas pada sekelompok gugus hidroksil dari molekul selulosa pada kulit nanas. Wavenumber 1625 dan 1630 cm-1 pada grafik result spectrum pretreatment microwave dan menunjukkan getaran rantai aromatik pada lignin. Pada puncak peak 1032 dan 1034 cm-1 merupakan regangan cincin glukosa, yang merupakan perubahan bentuk dari C-H pada selulosa dan hemiselulosa. Secara umum puncak grafik serapan semakin berkurang, hal tersebut menunjukkan bahwa pelakuan microwave pada kulit nanas dapat mengurangi kandungan lignin pada limbah kulit nanas.Kata kunci: Selulosa, Nanas, Delignifikasi, Biogas, Microwave
OPTIMASI SELULOSA LIMBAH KULIT NANAS UNTUK PRODUKSI BIOGAS MELALUI METODE DELIGNIFIKASI MAE (MICROWAVE ASISSTED EXTRACTION) DENGAN PELARUT AQUADES Safaah Nurfaizin; Indah Hartati
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v8i1.8309

Abstract

Satu diantara biomass yang dapat dimanfaatkan sebagai sunber energi adalah limbah kulit nanas yang kaya akan kandungan selulosa. Kandungan lignin yang cukup tinggi dalam kulit nanas menjadi masalah dalam proses hidrolisis. Penelitian yang telah dilakukan untuk mengurangi kandungan lignin dengan metode delignifikasi MAE (microwave asissted extraction). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan denagn memvariasikan suhu operasi pada 70oC, 80oC dan 90oC diperoleh hasil bahwa degradasi lignin meningkat seiring dengan kenaikan suhu operasi MAE. Pada sampel kontrol tenpa perlakuan MAE diperoleh kelarutan lignin dan selulosa sebesar 2,68% dan 17,39% dari berat sampel kering. Sedangkan setelah dilakukan proses delignifikasi MAE pada sampel, kelarutan lignin dan selulosa meningkat hingga 9,04% dan 29,42% dari berat sampel. Hasil tersebut diperoleh  pada kondisi operasi suhu 90oC, waktu 20 menit dan rasio 1:20 (b/v). Kemudian hasil dilakukan analisa lanjutan dengan menggunakan FTIR untuk membandingkan komponen organik yang terdapat pada sampel. Ditemukan hasil yang serupa pada serapan didaerah lebar peak 3320 dan 3333 cm-1 pada grafik result spectrum menunjukkan getaran gugus O-H bebas pada sekelompok gugus hidroksil dari molekul selulosa pada kulit nanas. Wavenumber 1625 dan 1630 cm-1 pada grafik result spectrum pretreatment microwave dan menunjukkan getaran rantai aromatik pada lignin. Pada puncak peak 1032 dan 1034 cm-1 merupakan regangan cincin glukosa, yang merupakan perubahan bentuk dari C-H pada selulosa dan hemiselulosa. Secara umum puncak grafik serapan semakin berkurang, hal tersebut menunjukkan bahwa pelakuan microwave pada kulit nanas dapat mengurangi kandungan lignin pada limbah kulit nanas.Kata kunci: Selulosa, Nanas, Delignifikasi, Biogas, Microwave