Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI GRAFIK FUNGSI LOGARITMA DI SMAN 1 SINGOJURUH Purnama, Evrin Ayu; Listiwikono, Eko; Yohanes, Barep
TRANSFORMASI Vol 2 No 2 (2018): TRANSFORMASI-JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN MATEMATIKA
Publisher : PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA, FAKULTAS MIPA, UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.244 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode creative problem solving terhadap hasil belajar peserta didik pada materi grafik fungsi logaritma. Melalui penggunaan metode Creative Problem Solving diharapkan peserta didik dapat memahami materi pelajaran dengan mudah.Sehingga peserta didik mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Penentuan responden dilakukan dengan metode random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara tes, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan uji-t sampel tak bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode creative problem solving efektif terhadap hasil belajar peserta didik pada materi grafik fungsi logaritma. Pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai dengan langkah-langkah pada RPP. Efektivitas ditunjukkan dari hasil observasi peserta didik yang mendapat persentase 76,25% yaitu artinya dalam kategori baik, hasil uji efektivitas menunjukkan bahwa . Maka  diterima, artinya metode creative problem solving efektif terhadap hasil belajar peserta didik pada materi grafik fungsi logaritma.
IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN OPERASI BENTUK AKAR BERDASARKAN GENDER Masruroh, Siti; Listiwikono, Eko; Yohanes, Barep
TRANSFORMASI Vol 3 No 1 (2019): TRANSFORMASI-JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN MATEMATIKA
Publisher : PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA, FAKULTAS MIPA, UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.372 KB)

Abstract

Kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran matematika sangat penting, tidak hanya untuk mencapai tujuan umum pembelajaran matematika, tetapi juga untuk menciptakan manusia berkualitas yang mampu menciptakan dan menguasai teknologi dimasa depan. Indikator dari berpikir kritis adalah: focus (fokus); reason (alasan); inference (menyimpulkan); situation (situasi); clarity (kejelasan); dan overview (tinjauan ulang). Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal operasi bentuk akar. Responden penelitian adalah 17 siswa di SMA Muhammadiyah 4 Songgon kelas X IPA 2. Selanjutnya ditentukan subyek masing-masing 3 berdasarkan gender. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara berfungsi sebagai triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa perempuan cenderung lebih kritis khususnya dalam memecahkan masalah soal operasi bentuk akar. Siswa perempuan juga lebih benar dan teliti dalam menyelesaikan soal tes. Sedangkan siswa laki-laki benar dalam menyelesaikan soal, namun kurang teliti dalam menyelesaikan soal tes. Akibatnya ada tahapan pengerjaan soal yang terlewatkan.
Mencetak Pengawas Tempat Pemungutan Suara Pemilihan Umum 2019 yang Sesuai Peraturan Yohanes, Barep; Banar, Dimas Priagung
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 3 No 1 (2019): Vol 3 No 1 (2019): JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Forum Dosen Indonesia JATIM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.188 KB) | DOI: 10.36339/je.v3i1.200

Abstract

Bawaslu is an election management institution of the Republic of Indonesia which has the task of supervising the conduct of general elections. Panwascam is an election supervision institution that is in the sub-district level. Panwascam has the task of forming a polling station supervisor (PTPS) who has the task of overseeing elections at the polling station level. PTPS is the spearhead of Bawaslu to conduct oversight in election activities. The need for PTPS which is very difficult and more so makes Panwascam have difficulties in recruiting. The increasingly complicated performance also makes panwascam must provide a qualified understanding for PTPS when serving in polling stations. Recruitment activities through interviews and PTPS bimtek are expected to produce more competent PTPS. Through the results of the interviews, several trumpets were found regarding PTPS requirements, in this case the age of PTPS must be more than 25 years and at least high school education. Bimtek is carried out to understand PTPS about its functions, duties, and authority, and also work tools from TPS officers, and work tools used by PTPS.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI GRAFIK FUNGSI LOGARITMA DI SMAN 1 SINGOJURUH Purnama, Evrin Ayu; Listiwikono, Eko; Yohanes, Barep
TRANSFORMASI Vol 2 No 2 (2018): TRANSFORMASI-JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN MATEMATIKA
Publisher : Pendidikan Matematika FMIPA Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode creative problem solving terhadap hasil belajar peserta didik pada materi grafik fungsi logaritma. Melalui penggunaan metode Creative Problem Solving diharapkan peserta didik dapat memahami materi pelajaran dengan mudah.Sehingga peserta didik mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Penentuan responden dilakukan dengan metode random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara tes, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan uji-t sampel tak bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode creative problem solving efektif terhadap hasil belajar peserta didik pada materi grafik fungsi logaritma. Pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai dengan langkah-langkah pada RPP. Efektivitas ditunjukkan dari hasil observasi peserta didik yang mendapat persentase 76,25% yaitu artinya dalam kategori baik, hasil uji efektivitas menunjukkan bahwa . Maka diterima, artinya metode creative problem solving efektif terhadap hasil belajar peserta didik pada materi grafik fungsi logaritma.
IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN OPERASI BENTUK AKAR BERDASARKAN GENDER Masruroh, Siti; Listiwikono, Eko; Yohanes, Barep
TRANSFORMASI Vol 3 No 1 (2019): TRANSFORMASI-JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN MATEMATIKA
Publisher : Pendidikan Matematika FMIPA Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/tr.v3i1.399

Abstract

Kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran matematika sangat penting, tidak hanya untuk mencapai tujuan umum pembelajaran matematika, tetapi juga untuk menciptakan manusia berkualitas yang mampu menciptakan dan menguasai teknologi dimasa depan. Indikator dari berpikir kritis adalah: focus (fokus); reason (alasan); inference (menyimpulkan); situation (situasi); clarity (kejelasan); dan overview (tinjauan ulang). Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal operasi bentuk akar. Responden penelitian adalah 17 siswa di SMA Muhammadiyah 4 Songgon kelas X IPA 2. Selanjutnya ditentukan subyek masing-masing 3 berdasarkan gender. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara berfungsi sebagai triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa perempuan cenderung lebih kritis khususnya dalam memecahkan masalah soal operasi bentuk akar. Siswa perempuan juga lebih benar dan teliti dalam menyelesaikan soal tes. Sedangkan siswa laki-laki benar dalam menyelesaikan soal, namun kurang teliti dalam menyelesaikan soal tes. Akibatnya ada tahapan pengerjaan soal yang terlewatkan.
Intrinsic Cognitive Load in Online Learning Model of School Mathematics 1 in Covid-19 Pandemic Period Barep Yohanes; Feby Indriana Yusuf
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika) Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jipm.v9i2.7292

Abstract

The study aims at determining the emergence of intrinsic cognitive load in online learning models of School Mathematics 1 in Covid-19 pandemic period. This research is a descriptive qualitative one the data of which are obtained from observation sheets, questionnaires and interview results. Validity checking uses the triangulation method. The results of the study show that the intrinsic cognitive load is caused by the interactivity and isolated/interacting elements contained in the learning process. Elements of interactivity are in the form of terms or concepts in Mathematics learning. These terms or concepts, for examples, are the meaning of Knowledge, Standard Measurement, Mathematical Approach, Intertwined Principles, Content, Context, Competence, PISA Learning Concepts, De-conceptualization, Systems Approach, Conceptual Approach, etc. Isolated/interacting elements are seen from looking for examples of implementation in the real world and actualization of events in Indonesia. An example of implementation in the real world is an element that interacts in real situations in the learning practice of Mathematics.
BEBAN KOGNITIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI GEOMETRI Barep Yohanes; Subanji Subanji; Sisworo Sisworo
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol.1, No.2, Februari 2016
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.06 KB) | DOI: 10.17977/jp.v1i2.6121

Abstract

The purpose of the study describes the rises of cognitive load of students in learning geometry. The study used a qualitative approach. The results showed that the intrinsic cognitive load is derived from the number of elements of interactivity of position, distance, and angles between points, lines, and areas, congruency of triangles, algebraic and fractional operations. Intrinsic cognitive load comes from the complexity of the learning material that constitutes visualizing, performing algebraic operations,  determining congruency triangle, and the angle of difficulties. Extraneous cognitive load that arise due to the way the teacher in explaining too fast and disturbance of some of friends who are crowded / noisy. Germane cognitive load that arises due to the use of Cabri 3D in learning and giving variable exampleTujuan penelitian mendeskripsikan munculnya beban kognitif siswa dalam pembelajaran materi geometri. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kognitif intrinsic disebabkan oleh jumlah elemen interaktivitas yaitu kedudukan, jarak, dan sudut antara titik, garis, dan bidang, kesebangunan segitiga, operasi aljabar, dan operasi pecahan. Beban kognitif intrinsic disebabkan oleh kompleksitas materi, yaitu kesulitan membayangkan, kesulitan melakukan operasi aljabar, kesulitan menentukan kesebangunan segitiga, dan kesulitan menentukan besar sudut. Beban kognitif extraneous disebabkan oleh cara guru dalam menjelaskan terlalu cepat dan gangguan dari sebagian teman yang ramai/gaduh. Beban kognitif germane disebabkan oleh penggunaan Cabri 3D dalam pembelajaran dan pemberian latihan soal. 
TEORI BEBAN KOGNITIF: PETA KOGNITIF DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATEMATIKA SEKOLAH Barep Yohanes; Feby Indriana Yusuf
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 10, No 4 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.906 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v10i4.4033

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan Beban Kognitif dalam Pemecahan Masalah melalui peta kognitif pada mahasiswa. Penelitian dilakukan dengan memberikan permasalahan matematika kepada mahasiswa dan kemudian hasil kerja dianalisis berdasarkan pengetahuan, masalah, prosedur, dan konsep (peta kognitif) dalam pemecahan masalah berdasarkan beban kognitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam peta kognitif mahasiswa dalam pemecahan masalah dapat terlihat adanya beban kognitif yang muncul. Peta kognitif yang interkoneksi antara pengetahuan, masalah, prosedur, dan konsep memiliki beban kognitif baik itu beban kognitif intrinsic maupun germane. Kesimpulan pada penelitian ini bahwa  Pemecahan Masalah selalu melibatkan kemampuan kognitif (Beban Kognitif) yang dapat ditelusuri atau dilihat dari peta kognitif peserta didik. Didalam peta kognitif terdapat beban kognitif yang mengarah untuk dapat memecahkan masalah.
TEORI BEBAN KOGNITIF: ELEMEN INTERAKTIVITAS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Barep Yohanes; Rendi Lusbiantoro
INSPIRAMATIKA Vol 5 No 1 (2019): Inspiramatika, June 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Islam Darul Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.929 KB) | DOI: 10.52166/inspiramatika.v5i1.1477

Abstract

This study aims to describe the emergence of Elements of Interactivity on the intrinsic cognitive load of students in mathematics learning. The approach in this study is a qualitative approach and this type of research is descriptive research. Data obtained in this study include qualitative data obtained from observation sheets, student learning journals, interviews, and video recordings. To check the validity of the data using the triangulation method and the strategy presents different or negative information. The subjects in this study were students of class X RPL 3 of TELKOM Vocational School Malang. The results of the study obtained that the Element of Interactivity is part of the intrinsic cognitive load that arises in learning. Interactivity elements that appear in learning can be seen from the complexity of the material being studied so that students must connect between material topics where the points, lines, fields and topics of material distance and the angles in building space. The complexity of the material being studied also involves prerequisite material such as the congruence of two triangles, algebra, special angles and the students' expertise in learning mathematics. Suggestions can be given from the researcher that in learning it is necessary to pay attention to the element of interactivity to find out the burden carried out by the cognitive students. The teacher must always evaluate students' abilities so that students are not too heavy in learning.
ETNOMATEMATIKA TRADISI ENDHOG-ENDHOGAN DI DESA MACANPUTIH KECAMATAN KABAT BANYUWANGI Siti Roudhotul Jannah; Barep Yohanes
EDUPEDIA Vol 6, No 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/ed.v6i1.1045

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan etnomatematika yang ada pada tradisi endhog-endhogan  Desa Macanputih, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi. Objek dalam penelitian ini adalah tradisi endhog-endhogan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksploratif deskriptif untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan etnomatematika yang ada pada tradisi endhog-endhogan yang terdapat di Desa Macanputih, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data dapat diberikan kesimpulan data bahwa konsep-konsep matematika yang dapat ditemukan dari tradisi Endhog-Endhogan di Desa Macanputih Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi pada prosesi geridhoan diantaranya konsep modulo 12 pada bulan pelaksanaan tradisi endhog-endhogan; konsep garis pada lidi; konsep persegi panjang pada bentuk gedheg; konsep refleksi, translasi dan rotasi pada motif gedheg; konsep kekongruenan pada pola gedheg; konsep relasi pada prosesi tradisi geridhoan; dan konsep himpunan pada kumpulan orang yang terlibat dalam tradisi geridhoan. Pada prosesi selametan terdapat beberapa konsep, diantaranya konsep membilang pada saat membilang banyaknya jodhang; konsep persegi panjang pada daun pisang; konsep membilang pada saat membilang banyak daun pisang; konsep persegi pada tempat ancak; konsep relasi pada saat pulang membawa ancak; dan konsep himpunan pada orang yang terlibat dalam tradisi geridhoan. Pada prosesi karnaval endhog-endhogan terdapat beberapa konsep, diantaranya konsep membilang pada saat membilang banyaknya miniatur yang ditampilkan, membilang banyaknya kembang endhog; dan konsep segitiga siku-siku pada bagian jodhang yang paling bawah atau kaki jodhang.