Sarwanto Sarwanto
Institut Seni Indonesia Surakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Adaptasi Bentuk dan Struktur Kayon sebagai Alternatif Ilustrasi berlatar Narasi Pandu Pramudita; Sarwanto Sarwanto; Soetarno Soetarno; Dendi Pratama
Jurnal Desain Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jd.v10i1.14696

Abstract

Kayon merupakan figur wayang kulit yang memiliki peran penting dalam pertunjukan dan juga memiliki keistimewaan dalam bentuknya. Keistimewaan bentuk tersebut telah diinterpretasikan oleh para desainer sebagai dasar dari bentuk logo yang memiliki identitas visual keindonesiaan. Selain itu, figur kayon juga sudah mulai dibidik sebagai media atau ruang untuk karya-karya ilustrasi. Namun, karya-karya ilustrasi tersebut khususnya yang berlatar belakang narasi hanya memanfaatkan bentuknya saja, padahal di dalam bentuk figur kayon terdapat struktur shape and fill yang dapat diadaptasi menjadi sebuah konsep ilustrasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menjelaskan konsep desain ilustrasi sebagai alternatif basis dalam narasi melalui adaptasi bentuk dan struktur kayon. Teori yang digunakan sebagai analisis adalah teori adaptasi. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan research-led design. Pembahasan konsep ilustrasi kayon diawali dengan membahas aspek-aspek bentuk figur kayon yang dapat digunakan sebagai modal ilustrasi. Aspek-aspek tersebut meliputi bentuk dan struktur isian serta makna kayon yang terkandung dalam kedua aspek tersebut. Proses adaptasi kemudian dimulai dengan mendiskusikan kebutuhan ilustrasi, yaitu gaya visual, alur, karakter, dan penataan setting. Konsep ilustrasi kayon ini diharapkan dapat berguna sebagai alternatif ilustrasi yang dikemas dalam sebuah narasi yang memiliki identitas visual Indonesia dan perkembangan seni rupa, khususnya ilustrasi Indonesia.
SPOKEN THEATRE ACEH OF PMTOH PEUGAH HABA DEVELOPED BY TEUNGKU H. ADNAN: SPECTACLES STUDY Afifuddin Afifuddin; Sarwanto Sarwanto; I Nyoman Murtana
Srawung (Journal Of Social Sciences And Humanities) Vol. 2 Issue. 3 (2023)
Publisher : jfpublshier

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56943/jssh.v2i3.376

Abstract

Peugah Haba is an oral literary art from Manggeng, Aceh. The tradition was adapted to a performance art by Mak Lapee in 1950 and then developed and popularised by Teungku H. Adnan since 1964. He called his theatre as PMTOH, the idea came from when he often rode the PMTOH bus when selling medicine, he was impressed by the sound of its horn and then practised it in every performance during Peugah Haba in Aceh. The theatre presented by Teungku Adnan is probably spectacles in a general, objective perspective. Therefore, this research is conducted to analyse the existence of props, costumes, and acting as part of the spectacle of peugah haba performed by Teungku Adnan PMTOH. The methodology used in this research is descriptive qualitative method. Meanwhile, in obtaining the data the researcher used documentary technique. The result of this research indicated that this spectacle addition brings novelty to the narration of the epic of Teungku Adnan theatre, especially in Acehnese hikayat. In addition, the existence of properties, costumes and additional acting in the spoken theatre facilitates the Acehnese people in interpreting the story.