M Nitsae, M
Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN TRIPOLYFOSFAT PADA KITOSAN BEADS UNTUK ADSORPSI METHYL ORANGE Madjid, ADR; Nitsae, M; Atikah, Atikah; Sabarudin, A
Jurnal MIPA Vol 38, No 2 (2015): October 2015
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Modifikasi kitosan dilakukan dalam rangka meningkatkan daya adsorpsi kitosan. Penambahan tripolyfosfat (TPP) dapat mempengaruhi kinerja kitosan untuk mengadsorpsi methyl orange. Penambahan cross-linker epiklorohidrin (ECH) bertujuan untuk meningkatkan stabilitas kimianya dalam kondisi asam serta membentuk pori kitosan beads lebih besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi dan lama perendaman TPP optimum pada adsorpsi methyl orange oleh kitosan. Konsentrasi TPP (1%, 5%, 10% dan 15% b/v) dan lama perendaman  dalam TPP (1, 3, 6, 12, dan 24 jam) divariasi untuk mendapatkan jumlah methyl orange teradsorpsi optimum. Evaluasi kondisi optimum dilakukan dengan mengadsorpsi methyl orange dengan metode batch. Kondisi optimum diperoleh pada adsorpsi kitosan dengan konsentrasi TPP 10% dan lama perendaman selama 12 jam dengan jumlah methyl orange yang teradsorpsi mencapai 12,5 ± 0,744 mg/g. TPP berpengaruh pada pembentukan pori dan kekakuan kitosan beads. Karakterisasi SEM menunjukkan bahwa pori kitosan beads tergolong makropori dan pori partikulat. Spektra FTIR menunjukkan bahwa TPP  telah mampu melindungi gugus NH2 dari kitosan tetapi masih tertinggal di dalam kitosan beads. Mekanisme adsorpsi lebih bersifat fisik karena spektra FTIR kitosan beads setelah adsorpsi tidak jauh berbeda dengan kitosan beads sebelum adsorpsi yang ditandai oleh serapan pada 2362 cm-1 yang menunjukkan terdapatnya methyl orange di dalam kitosan beads.Chitosan modifications performed in order to increase the adsorption capacity of chitosan. Addition tripolyfosfat (TPP) can affect the chitosan performance to adsorb methyl orange. The addition of cross-linker epichlorohydrin (ECH) aims to improve chemical stability in acidic conditions and to form larger pores of chitosan beads. This study aims to determine the concentration and immersion time TPP optimum in adsorption of methyl orange by chitosan. TPP concentrations (1%, 5%, 10% and 15% w / v) and immersion time in TPP (1, 3, 6, 12, and 24 hours) were varied to obtain the optimum amount of adsorbed methyl orange. Evaluation of the optimum condition is done by adsorption of methyl orange by the batch method. The optimum conditions obtained in the adsorption of chitosan with TPP concentration of 10% and a immersion time for 12 hours with the amount of adsorbed methyl orange reached 12.5 ± 0.744 mg/g. TPP effect on pore formation and stiffness chitosan beads. SEM characterization showed that the porous of chitosan beads classified as macropore and particulate pore. FTIR spectra showed that the TPP has been able to protect the NH2 group of chitosan but still lagging behind in the chitosan beads. Adsorption mechanism is more physical interaction because of the FTIR spectra of chitosan beads after adsorption is not much different from the chitosan beads before adsorption by absorption at 2362 cm-1 which indicate the presence of methyl orange in the chitosan beads.
PENGARUH PENAMBAHAN TRIPOLYFOSFAT PADA KITOSAN BEADS UNTUK ADSORPSI METHYL ORANGE Madjid, ADR; Nitsae, M; Atikah, Atikah; Sabarudin, A
Indonesian Journal of Mathematics and Natural Sciences Vol 38, No 2 (2015): October 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Modifikasi kitosan dilakukan dalam rangka meningkatkan daya adsorpsi kitosan. Penambahan tripolyfosfat (TPP) dapat mempengaruhi kinerja kitosan untuk mengadsorpsi methyl orange. Penambahan cross-linker epiklorohidrin (ECH) bertujuan untuk meningkatkan stabilitas kimianya dalam kondisi asam serta membentuk pori kitosan beads lebih besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi dan lama perendaman TPP optimum pada adsorpsi methyl orange oleh kitosan. Konsentrasi TPP (1%, 5%, 10% dan 15% b/v) dan lama perendaman  dalam TPP (1, 3, 6, 12, dan 24 jam) divariasi untuk mendapatkan jumlah methyl orange teradsorpsi optimum. Evaluasi kondisi optimum dilakukan dengan mengadsorpsi methyl orange dengan metode batch. Kondisi optimum diperoleh pada adsorpsi kitosan dengan konsentrasi TPP 10% dan lama perendaman selama 12 jam dengan jumlah methyl orange yang teradsorpsi mencapai 12,5 ± 0,744 mg/g. TPP berpengaruh pada pembentukan pori dan kekakuan kitosan beads. Karakterisasi SEM menunjukkan bahwa pori kitosan beads tergolong makropori dan pori partikulat. Spektra FTIR menunjukkan bahwa TPP  telah mampu melindungi gugus NH2 dari kitosan tetapi masih tertinggal di dalam kitosan beads. Mekanisme adsorpsi lebih bersifat fisik karena spektra FTIR kitosan beads setelah adsorpsi tidak jauh berbeda dengan kitosan beads sebelum adsorpsi yang ditandai oleh serapan pada 2362 cm-1 yang menunjukkan terdapatnya methyl orange di dalam kitosan beads.Chitosan modifications performed in order to increase the adsorption capacity of chitosan. Addition tripolyfosfat (TPP) can affect the chitosan performance to adsorb methyl orange. The addition of cross-linker epichlorohydrin (ECH) aims to improve chemical stability in acidic conditions and to form larger pores of chitosan beads. This study aims to determine the concentration and immersion time TPP optimum in adsorption of methyl orange by chitosan. TPP concentrations (1%, 5%, 10% and 15% w / v) and immersion time in TPP (1, 3, 6, 12, and 24 hours) were varied to obtain the optimum amount of adsorbed methyl orange. Evaluation of the optimum condition is done by adsorption of methyl orange by the batch method. The optimum conditions obtained in the adsorption of chitosan with TPP concentration of 10% and a immersion time for 12 hours with the amount of adsorbed methyl orange reached 12.5 ± 0.744 mg/g. TPP effect on pore formation and stiffness chitosan beads. SEM characterization showed that the porous of chitosan beads classified as macropore and particulate pore. FTIR spectra showed that the TPP has been able to protect the NH2 group of chitosan but still lagging behind in the chitosan beads. Adsorption mechanism is more physical interaction because of the FTIR spectra of chitosan beads after adsorption is not much different from the chitosan beads before adsorption by absorption at 2362 cm-1 which indicate the presence of methyl orange in the chitosan beads.
Preparasi Kitosan dari Cangkang Keong Sawah (Pila ampullacea) asal Persawahan ‘Aerbauk’ Desa Oesao, Kabupaten Kupang untuk Adsorpsi Timbal (II) Nitsae, M; Solle, H R L; Ledo, M E S
Indonesian Journal of Mathematics and Natural Sciences Vol 41, No 2 (2018): October 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan kitosan dari cangkang keong sawah untuk adsorpsi timbal(II).Cangkang keong sawah (Pila ampullacea) merupakan limbah pertanian yang keberadaannya melimpah di area persawahan.Dari limbah ini dapat dimanfaatkan menjadi biomaterial kitosan untuk pemanfaatan yang lebih luas.Salah satu contohnya adalah mekanisme adsorpsi dimana prinsipnya adalah memanfaatkan limbah untuk mengolah limbah. Metode adsorpsi digunakan untuk menguji kemampuan kitosan cangkang keong sawah dalam menyerap ion logam Pb 2+ sebagai sumber pencemar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cangkang keong sawah (Pila ampullacea) dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kitosan dilihat dari gugus fungsi dan struktur kisikitosan. Berdasarkan data FT-IR maka kitosan keong sawah memiliki gugus fungsi –NH, -OH yang ditandai dengan serapan yang muncul pada bilangan gelombang 3429,96 cm -1 (tumpang tindih gugus –NH dan –OH) serta 1649,79 cm -1 (ciri khas dari kitosan menunjukan vibrasi tekuk –N–H). Diperkuat dengan data X-RD yang menunjukkan kitosan cangkang keong sawah berbentuk kristal karena memiliki puncak difraktogram yang tajam (nilai 2Ɵ). Kapasitas adsorpsi cangkang keong sawah adalah 0,355 mg g -1 pada lama waktu kotak antara adsorben dan adsorbat 240 menit.Research has been conducted on the manufacture of chitosan from rice conch shells for adsorption of lead(II). Rice conch shell (Pila ampullacea) is an agricultural waste that is abundant in the rice fields. From this waste, it can be utilized as chitosan biomaterial for wider utilization. One example is the adsorption mechanism where the principle is to use waste to treat waste. The adsorption method was used to test the ability of rice conch shell chitosan to absorb Pb 2+ metal as a pollutant source. The results showed that rice conch shells (Pila ampullacea) could be used as the base material for chitosan production seen from the functional groups and lattice structures of chitosan. Based on FT-IR data, the rice conch chitosan has a functional group –NH, -OH which is characterized by absorption that appears at wave numbers 3429.96 cm -1 (overlapping –NH and –OH groups) and 1649.79 cm -1 (the characteristic of chitosan shows bending vibrations –N –H). Reinforced with X-RD data which shows a rice conch shell chitosan in the form of a crystal because it has a sharp diffractogram (value 2Ɵ). The adsorption capacity of rice conch shells is 0.355 mg g -1 at the time of the box between the adsorbent and the 240 minute adsorbate.