Riset ini dilatarbelakangi oleh maraknya tindakan bullying dikalangan pelajar tidak terkecuali pada siswa sekolah dasar. Adapun jenis bullying yang sering dilakukan oleh siswa yaitu bullying fisik, psikis, dan cyberbullying. Tujuan riset ini untuk menjelaskan dampak bullying terhadap perilaku siswa sebagai upaya mencegah bullying baik dilingkungan sekolah maupun masyarakat. Riset pengabdian ini dilaksanakan dengan melibatkan 50 siswa pada tiga SD di Kabupaten Manggarai yaitu SDI Watu Weri, SDN Golo Welu 2 dan SDI Mahima Reo. Metode yang diterapkan yaitu Asset-Based Community Development (ABCD), yaitu (1) asset reinventing melalui observasi dan FGD; (2) Designing (merancang jenis kegiatan); (3) Communicating (sosialisasi kegiatan kepada calon penerima manfaat); (4) Implementing (pelaksanaan kegiatan dalam bentuk ceramah dan tanya jawab); dan (5) Evaluating (evaluasi kegiatan). Hasilnya menunjukkan bahwa melalui edukasi pencegahan perundungan dengan pendekatan budaya lonto léok (demokrasi terpimpin) siswa memahami dampak dari tindakan bullying baik secara verbal, fisik, maupun psikis. Selain itu, dihasilkan kamus saku dwibahasa (Manggarai-Indonesia) sebagai pengingat dan ruang refleksi pencegahan penggunaan berbagai leksikon perundungan dalam interaksi keseharian antara guru, siswa dan orang tua. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan ini merupakan keniscayaan mengingat banyak leksikon yang digunakan guru dan siswa yang perlu dihindari untuk menciptakan kedamaian dan keharmonisan dalam berelasi dalam rangka memuliakan sesama.