Claim Missing Document
Check
Articles

GAMBARAN STIGMA MASYARAKAT TERHADAP KLIEN GANGGUAN JIWA DI RW 09 DESA CILELES SUMEDANG Purnama, Gilang; Yani, Desy Indra; Sutini, Titin
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 2, No 1 (2016): Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v2i1.2850

Abstract

ABSTRAKStigma merupakan label negatif yang melekat pada tubuh seseorang yang diberikan oleh masyarakat dan dipengaruhi oleh lingkungan. Stigma salah satu faktor penghambat dalam penyembuhan klien gangguan jiwa.Cileles adalah suatu Desa dengan jumlah klien gangguan jiwa yang meningkat setiap tahunnya.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran stigma masyarakat terhadap klien gangguan jiwa di RW 09 Desa Cileles.Desain penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian 253 Kepala Keluarga dan Sampel 155 responden dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuisoner Community Attitudes toward the Mentally Ill dan instrumentnya valid dan reliabel.Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan skor median.Stigma terdiri dari 4 domain, masing-masing domain skornya 10 – 50. Hasil penelitian menunjukan domain otoriterisme mediannya 34 dengan IQR2, selanjutnya adalah komponen berdasarkan domain kebajikan dengan nilai skor 33 dengan IQR 2, kemudian domain ideologi komunitas kesehatan mental dengan skor 33 dengan IQR 4 dan yang paling rendah domain pembatasan sosial dengan nilai 27 dengan IQR 7. Hal tersebut dapat berarti bahwa lebih banyak responden yang menganggap bahwa klien gangguan jiwa harus diperlakukan dengan kasar.Penelitian ini bisa disimpulkan bahwa domain otoriterisme adalah domain stigma yang paling tinggi dan pembatasan sosial adalah domain yang paling rendah. Hasil penelitian ini perlu di tindak lanjuti dengan memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan domain-domain yang ada Kata kunci : Gangguan Jiwa, Masyarakat, Stigma.  ABSTRACTStigma is a negative label attached to the body of someone who is paid by the public and influenced by the environment. Stigma one of the inhibiting factor in the healing of clients with mental disorders. Cileles is a village with a number of clients with mental disorders is increasing every year.  This research aims to describe the stigma against mental illness clients in RW 09 Cileles.This research used descriptive quantitative design. Population consisted of 253 heads of household and involved 155 respondents were taken with stratified random sampling. This research used Community Attitudes toward the Mentally Ill Questionnaire and the instrument was valid and reliable. Data Analyzed with descriptive analysis and used median score.Stigma is composed of four domains, each domain likelihood score is 10-50. Research results from obtained that the median score on the domain of authoritarianism is 34 with IQR 2, next is a component based on the domain of virtue with a score of 33 with IQR 2, then based on the ideological aspect mental health community with a score of 33 with IQR 4 and the lowest is based on aspects of social restrictions with value 27 with IQR 7. This result indicated that majority of respondent considered that patient with mental ill should be treated rudely.To concluded, authoritarianism domain is the highest domain stigma and social restrictions are the domain of the lowest. The results of this study need to be followed up with appropriate interventions in accordance with existing domains. Keyword : Mental Illness, Society, Stigma 
Persepsi Suami Pasangan Usia Subur Tentang Kontrasepsi Pria Di Kelurahan Karang Pamulang Fiqhy, Annisa Nurul; Hermayanti, Yanti; Yani, Desy Indra
KEPERAWATAN Vol 6, No 1 (2018): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.363 KB)

Abstract

ABSTRAK Angka keikutsertaan pria ber-KB di Indonesia masih rendah. Kelurahan Karang Pamulang adalah salah satu daerah yang tingkat keikutsertaan pria ber-KB yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi suami Pasangan Usia Subur (PUS) tentang kontrasepsi pria di masyarakat Karang Pamulang yang meliputi persepsi kognitif, afektif dan konatif. Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 100 responden yang diambil menggunakan teknik random sampling (acak). Kuisioner dikembangkan berdasarkan modifikasi teori Allport, WHO, dan BKKBN dengan skala likert terdiri dari 22 item pernyataan. Data dianalisis dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar 72% responden memiliki persepsi yang mendukung dengan domain persepsi diantaranya: persepsi kognitif 81%, persepsi afektif 60% dan persepsi konatif 57%. Walaupun secara umum persepsi suami mendukung terhadap program KB untuk pria, pada kenyataannya mereka belum tergerak menjadi akseptor, diperlukan pendekatan yang merata terhadap masyarakat. Kata Kunci : Keluarga Berencana (KB), Kontrasepsi pria, Pasangan Usia Subur, Persepsi
Peningkatan Fungsi Motorik Melalui Akupresur Pada Klien Pasca Stroke Mustopa, Mustopa; Hermayanti, Yanti; Yani, Desy Indra
KEPERAWATAN Vol 5, No 2 (2017): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.363 KB)

Abstract

ABSTRAKTahun 2007 kejadian stroke   di Indonesia sekitar 8,3 per 1000 penduduk.  Pada tahun 2013 bertambah menjadi 12,3. Kondisi ini perlu diwaspadai karena 70% penderita mengalami kecacatan akibat  penurunan fungsi motorik. Untuk meningkatkan fungsi tersebut diperlukan cara agar sirkulasi dan metabolisme jaringan terperbaiki. Sejak 3000 tahun yang lalu akupresure diyakini mampu meningkatkan fungsi motorik, namun penerapannya oleh petugas kesehatan belum banyak dilakukan. Penelitian ini akan membuktikan apakah akupresur mampu memperbaiki fungsi motorik klien pasca Stroke di tiga puskesmas kabupaten Kuningan. Metode penelitian menggunakan kuasi eksperimen pretest dan posttest design. Jumlah sampel 27 yang memenuhi kriteria penelitian.  Alat ukur menggunakan Motor Assessment Scale.  Hasil menunjukkan pada aktivitas terlentang lalu berbaring, terlentang lalu duduk, dan duduk seimbang berada pada nilai tertinggi (6) dengan (p=1,000), namun ketika bergerak menggunakan fungsi ekstremitas atas, terjadi perbedaan. Saat  duduk kemudian berdiri nilai berubah dari 5,25 menjadi 5,40. Ketika  lengan atas difungsikan sebelum  intervensi 4,22 setelah menjadi 4,66. Perubahan yang dicapai pada keduanya belum bermakna (p=0,157).  Untuk fungsi berjalan nilai sebelum dari 3,66 menjadi 4,55 (p=0,000), pergerakan tangan dari 4,14 menjadi 4,59 (p=0,026),  dan Aktifitas tangan lanjutan dari 4,00 menjadi 4,44 (p=0,038). Ketiga perubahan tersebut menunjukan perbedaan bermakna, sekaligus menjadi bukti bahwa intervensi yang dilakukan mampu membantu memperbaiki sirkulasi. Bila kegiatan tersebut masuk dalam perencanaan pulang sejak perawatan di rumah sakit akan tercapai hasil yang lebih baik, dan fungsi motorik terperbaiki optimal.       Kata Kunci: Akupresur, fungsi motorik, pascastroke, ABSTRACTThe  incidence of stroke in Indonesia in 2007 about 8.3 per 1000. It increased to 12.3 in 2013. This needs special attention because 70% of them become disability due to motorik mallfunction. To improve the function required a strategy which can make the metabolism and the blood circulation within the cell work properly.  Since 3000 years ago acupressure is believed can improve the motorik function, but nurses rarely used this method.  This study will prove whether acupressure is able to improve client,s post-stroke motor function in three district health centers at Kuningan. This research used quasi experiment with pretest and posttest design. The samples was 27  who met the criteria of the study.  Motorik Assessment Scale used to measure the functions before and after intervention. The results show that the average score before and after intervention  on activity lie down, sit from lie down, and sit in balance position at the highest poin (6) with (p = 1,000), but when used the function of  hand to make standing position, before  was 5.25 and after interventin was  5.40. The score before intervention on moving the upper arm was 4.22, and  after was 4.66. The changes were not significant (p = 0.157). The avarege of running function before interventin was 3.66 and after intervention was 4.55 (p = 0.000), hand movement from 4.14 to 4.59 (p = 0.026), and advanced hand activity from 4.00 to 4.44 (p = 0.038). These changes showed that the acupressure help respondent to improve motorik activity.   If the activity carried out since  the patient houspitalized,   the motoric functions will improved optimally.  Discharge planning should be made to support client’s motoric functions for better outcome.   Keywords: Accupressure, motoric function, pascastroke
HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN TB PARU PADA REMAJA: KAJIAN LITERATUR SISTEMATIS Setiawan, Guling; Juniarti, Neti; Yani, Desy Indra
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Keperawatan Komprehensif
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.756 KB)

Abstract

Pendahuluan; TB Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman tuberculosis (Mycobacterium tuberculosa) (Alsagaff, 2006). Diperkirakan sepertiga dari populasi dunia sudah tertular TB Paru, yang mana sebagian besar penderita TB Paru adalah usia produktif (15-50 tahun). Penyakit TB paru dapat menyebar ke organ tubuh yang lain seperti lapisan otak, ginjal, tulang, serta nodus limfe (Crofton, 2005). Penyakit TB paru masih merupakan masalah kesehatan di dunia terutama pada negara-negara berkembang. Oleh karena itu kajian literatur diperlukan untuk menggali gaya hidup remaja dengan kejadian TB paru. Tujuan penulisan ini untuk mengidentifikasi hubungan gaya hidup remaja dengan kejadian TB paru. Metode Penelitian ini digunakan dalam membuat artikel ini adalah cirtical review. Proquest (tahun 2005-2016) dan Google Scoolar (tahun 2005-2016) merupakan database yang digunakan dalam review ini. Key word yang digunakan adalah gaya hidup, kejadian TB paru, dan remaja. Didapatkan 5 artikel penelitian yang sesuai dengan tujuan dan kriteria review. Dari 5 artikel ini, didapatkan hasil mengenai gaya hidup dengan kejadian TB paru pada remaja yang meliputi pengetahuan, pendidikan kesehatan, merokok, minuman keras (alkohol), dan keluar dimalam hari. Semua jurnal ini terbukti menunjukkan kearah gaya hidup yang mengakibatkan kejadian TB paru pada remaja. Review ini menyimpulkan bahwa gaya hidup dapat mempengaruhi kejadian TB paru pada ramaja. Merokok dan keluar dimalam hari merupakan factor yang dominan yang mengakibatkan kejadian TB paru pada ramaja
GAMBARAN PELAKSANAAN PERAN KADER TUBERKULOSIS PADA PROGRAM DOTS DI KECAMATAN BANDUNG KULON Yani, Desy Indra; Hidayat, Risca Ayu; Sari, Citra Windani Mambang
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Keperawatan Komprehensif
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.635 KB)

Abstract

Strategi DOTS direkomendasikan oleh WHO sejak tahun 1995 untuk penanggulangan penyakit TB. Keberhasilan pelaksanaan DOTS di masyarakat perlu melibatkan peran petugas kesehatan, keluarga, dan kader komunitas yang telah mengikuti pelatihan. Keberadaan kader TB di tengah masyarakat ini diharapkan dapat membantu penanggulangan penyakit TB. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran pelaksanaan peran kader tuberkulosis pada program DOTS di Kecamatan Bandung Kulon. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Terdiri atas satu variabel dengan lima domain. Sampel dalam penelitian adalah 66 kader tuberkulosis yang telah mengikuti pelatihan. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner melalui teknik wawancara. Kuesioner yang digunakan sudah dilakukan uji validitas isi dilakukan pada tiga peneliti TB dan komunitas. Uji reliabilitas dengan Kuder Richardson formula 21 dengan nilai 0,88. Nilai uji reliabilitas instrumen 0,8. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi yang dilakukan secara komputerisasi. Hasil penelitian sebagian besar pelaksanaan peran kader tuberkulosis dalam program DOTS dalam kategori baik sebanyak 42 responden (63,6%) dan 24 responden (36,6%) dalam kategori tidak baik. Domain sebagai pemberi penyuluhan (63,6%) dan penjaringan suspek TB (68,2%) dalam kategori baik. Akan tetapi, domain peran sebagai koordinator PMO (63,4%) dan pembimbing dan pemotivasi PMO (63,6%) dalam kategori tidak baik serta domain peran sebagai PMO (50%) dalam kategori sama baik. Berdasarkan hasil Penelitian diharapkan petugas kesehatan yang menjalani program DOTS dapat mengevaluasi dan memperbaiki aspek yang kurang dalam pelaksanaan peran kader TB.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan TBC Pada Anak Dikabupaten Garut Yani, Desy Indra; Fauzia, Nuris Azril; Witdiawati, Witdiawati
Jurnal Keperawatan BSI Vol 6, No 2 (2018): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.111 KB) | DOI: 10.31311/jk.v6i2.4172

Abstract

ABSTRAKPenyakit Tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan di seluruh negara. Indonesia merupakan lima negara terbesar dengan kasus Tuberkulosis. Garut merupakan penyumbang penyakit TBC dengan 3.078 kasus, khususnya sebanyak 218 kasus TBC anak. Resiko penularan TBC tidak hanya pada dewasa, namun juga pada anak. Penularan ini diakibatkan oleh faktor-faktor baik eksternal ataupun internal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan TBC pada anak di Kabupaten Garut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Case Control. Jumlah sampel 92 anak yang terdiri dari 46 kasus dan 46 kontrol. Analisa data yang digunakan adalah deskriptif dan odds ratio. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara variabel status gizi (p:0,000 OR= 0,11), riwayat kontak TBC (p: 0,000 OR= 0,15), usia imunisasi BCG (p: 0,002 OR= 0,11), ASI eksklusif (p: 0,000 OR= 0,13), keberadaan perokok (p: 0,000 OR= 0,05), sanitasi lingkungan: jenis tempat tinggal (p: 0,030 OR= 0,16), kepadatan hunian (p: 0,000 OR=0,10) dan ventilasi rumah (p: 0,000 OR= 0,13) dengan TBC pada anak. Kesimpulan. Faktor resiko TBC pada anak diantaranya adalah status gizi, riwayat kontak TBC, usia imunisasi BCG, ASI eksklusif, keberadaan perokok dan sanitasi lingkungan. TBC pada anak dapat dicegah dengan penanganan lebih lanjut kesehatan pada anak, perilaku keluarga dan lingkungan.Kata Kunci: Anak; Faktor Resiko; Tuberkulosis. ABSTRACTTuberculosis a disease that is a health problem throughout all the country in the world. Indonesia include in five largest countries with Tuberculosis cases. Garut is a contributor to TB disease with 3,078 cases, especially as many as 218 cases of tuberculosis in children. The risk of TB transmission not only in adults, but also in children. This transmission is caused by both external and internal factors. The purpose of this study was to determine the risk factors of TBC in children in Garut district. This research is done by using Case Control approach. The sample size was 92 children consisting of 46 cases and 46 controls. Data analysis used is descriptive and odds ratio. The results showed that there was a significant correlation between nutritional status (p:0,000 OR = 0,11), contact history of tuberculosis (p:0,000 OR= 0,15), BCG immunization age (p:0,002 OR= 0,11), exclusive breastfeeding (p:0,000 OR= 0,13), the presence of smokers (p:0,000 OR= 0.05), environmental sanitation: type of residence (p:0,030 OR= 0.16), occupancy density (p:0,000 OR= 0.10) and home ventilation (p:0,000 OR= 0.13) with tuberculosis in children. Conclusion. Risk factors for tuberculosis in children are nutritional status, history of TB contacts, BCG immunization age, exclusive breastfeeding, presence of smokers and environment sanitation. TB in children can be prevented by further treatment of child health, family behavior and the environment.Keywords: Children; Risk Factors; Tuberculosis.
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PERAWATAN DIRI SELAMA MENSTRUASI PADA SISWI SMP Tantry, Yustin Usyani; Solehati, Tetti; Yani, Desy Indra
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i1.531

Abstract

Remaja putri mayoritas memiliki beberapa keyakinan dan kebiasaan yang salah terkait dengan perawatan diri saat menstruasi. Menstruasi merupakan proses alami pada siklus reproduksi perempuan, tapi jika tidak dikelola dengan baik akan menghasilkan masalah pada organ reproduksi seperti kram perut, gatal-gatal, dan tercium bau tidak sedap. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap, dan perilaku perawatan diri selama menstruasi pada siswi SMPN 13 Bandung. Rancangan penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode pengambilan sampel stratified sampling. Sampel penelitian ini adalah siswi SMPN 13 Bandung kelas 7 dan 8 yang sudah mengalami menstruasi sebanyak 188 siswi. Pengumpulan data menggunakan 25 pertanyaan multiple choice untuk pengetahuan perawatan diri saat menstruasi, 20 pernyataan untuk sikap dan 25 pernyataan untuk perilaku perawatan diri saat menstruasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (69,1%) responden memiliki pengetahuan yang buruk mengenai perawatan diri selama menstruasi. Sebagian besar (52,7%) responden memiliki sikap yang mendukung dan perilaku yang baik (54,3%) mengenai perawatan diri selama menstruasi. Sumber infromasi yang paling banyak (54,8%) didapat mengenai menstruasi adalah dari ibu atau keluarga. Buruknya hasil pengetahuan yang didapat, maka perlu ditambahkannya konten materi mengenai perawatan diri saat menstruasi. Saran untuk siswi di sekolah ini dan untuk petugas kesehatan setempat adalah untuk menambah informasi yang tepat mengenai perawatan diri selama menstruasi. Metode pemberian informasi kepada para siswi pun harus diperbaiki agar para siswi dapat menyerap informasi tersebut dengan baik dan mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka, sehingga para siswi dapat mencegah berbagai keluhan yang dirasakan selama menstruasi.
Pemberdayaan Remaja Sebagai Upaya Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA dan Pencegahan HIV/AIDS Citra Windani Mambang Sari; Mamat Lukman; Desy Indra Yani
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.763 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.17130

Abstract

Tingginya angka kejadian penyalahgunaan NAPZA dan angka HIV/ AIDS pada remaja masih menjadi perhatian dunia untuk terus berupaya mengatasinya. Remaja Babakan Surabaya sebagian besar mempunyai pengetahuan baik tentang NAPZA dan HIV/AIDS tetapi masih ada yang mempunyai pengetahuan kurang baik tentag NAPZA dan HIV/AIDS. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat  adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang NAPZA dan HIV/ AIDS di Kebon Kangkung dan Babakan Surabaya Kota Bandung. Metode penelitian dengan menggunakan quasi eksperimen dengan 17 remaja dari wilayah kerja Puskesmas Babakan Surabaya. Kuesioner pengetahuan dibuat berdasarkan Kementerian kesehatan. Analisis menggunakan Wilcoxon. Hasil pengabdian ini adalah rata-rata pengetahuan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan pada remaja (Median=15, IR=6) dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan adalah (Median=19, IR=6). Hasil PKM adalah adanya perbedaan signifikan terhadap pengetahuan remaja tentang NAPZA dan HIV/AIDS di Kelurahan Kebon Kangkung dan Babakan Surabaya Kota Bandung setelah diberikan pendidikan kesehatan (p=0.007). Saran dari pengabdian ini diharapkan puskesmas dapat melanjutkan dengan memfasilitasi remaja membentuk kegiatan-kegiatan pencegahan NAPZA dan HIV AIDS di kelurahan Babakan Surabaya.
Pelatihan dan Simulasi Penanggulangan Bencana Bagi Masyarakat Kusman Ibrahim; Etika Emaliyawati; Desy Indra Yani; Nursiswati Nursiswati
Media Karya Kesehatan Vol 3, No 1 (2020): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mkk.v3i1.23991

Abstract

Indonesia dikenal sebagai negara yang sering ditimpa bencana, baik bencana alam maupun akibat ulah manusia. Dari indeks resiko bencana, Jawa Barat merupakan provinsi dengan dampak fisik tertinggi di Indonesia, dan Kabupaten Ciamis termasuk kabupaten dengan kelas indeks tinggi di Indonesia, namun penanganan bencana terutama aspek pencegahan dan mitigasi bencana nampaknya masih belum optimal. Masyarakat dan pemerintah lebih sering bersifat reaktif ketika bencana terjadi. Hal ini dapat memicu timbulnya banyak korban jiwa dan kerugian yang tinggi akibat kurangnya antisipasi dan kesiapsiagaan. Mengingat terbatasnya sumberdaya pemerintah dalam penanganan bencana, maka pemberdayaan masyarakat untuk bisa mencegah dan meminimalisasi dampak bencana sangatlah penting. Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat melalui pelatihan dan pendampingan agar masyarakat bisa menyadari kondisi-kondisi yang berisiko bencana, melakukan langkah-langkah pencegahan, dan penanganan pertama pada korban-korban bencana atau kecelakaan. Kegiatan dilakukan dalam bentuk pemaparan interaktif, diskusi, dan simulasi penanganan korban bencana selama 2 hari, diiikuti oleh 46 orang peserta yang terdiri dari para kader kesehatan, aparatur pemerintahan desa, anggota Perlindungan masyarakat (linmas), perwakilan puskesmas, unsur kewilayahaan seperti RT, RW, dan Dusun. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan skor rerata pengetahuan dari 77,07 sebelum pelatihan ke 89,57 setelah pelatihan, serta sikap positif peserta dan antusias peserta dalam mengikuti simulasi penanganan korban bencana. Antusiasme peserta selama pelatihan tampak sangat tinggi terbukti dengan banyaknya pertanyaan serta tingginya partisipasi dalam pelatihan. Namun demikian, kegiatan ini belum bisa menjangkau sebagian besar masyarakat lainnya sehingga perluasan dan keberlanjutan dari kegiatan ini masih sangat diperlukan. Kata kunci: Bencana, masyarakat, pelatihan, simulasi.
Pendidikan Kesehatan Tuberkulosis untuk Kader Kesehatan Desy Indra Yani; Neti Juniarti; Mamat Lukman
Media Karya Kesehatan Vol 2, No 1 (2019): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.623 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v2i1.22038

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi di Indonesia. Banyak kasus TB tidak terdiagnosa dan tidak dilaporkan. Penyakit TB juga sering telat terdiagnosa dan diobati walau orang-orang dengan suspek TB teridentifikasi. Oleh karena itu, perlu melibatkan kader kesehatan sebagai bagian dari masyarakat dalam pengendalian TB melalui pemberian pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang TB. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengimplementasikan pendidikan kesehatan berbasis masyarakat untuk meningkatan pengetahuan TB sebagai upaya pencegahan dan pengendalian TB di Kabupaten Karawang. Peserta kegiatan ini berjumlah 48 orang. Hasil kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan TB dan pengetahuan penularan TB. Pengetahuan kader kesehatan yang baik diharapkan dapat membantu memberikan edukasi kesehatan masyarakat tentang TB. Pemberdayaan kader kesehatan dalam membantu pengendalian dan pencegahan TB dapat terus dilanjutkan dengan evaluasi berkala. Kata kunci: Kader kesehatan, pendidikan kesehatan, pengetahuan, tuberkulosis.
Co-Authors Adelse Prima Mulya Adelse Prima Mulya Adelse Prima Mulya Afif Amir Amrullah Akfini Husnul Khotimah Annisa Susanti Karmansyah Arlette Suzy Puspa Pertiwi Arlette Suzy Setiawan Ayyida Aini Rahmah Citra Windani Mambang Sari Citra Windani Mambang Sari Citra Windani Mambang Sari Dadang Purnama Dessy Adriani Devi Nurrahmawati Dini Fathania Efri Widianti Erna Irawan Etika Emaliyawati Evita Peron Fauzia, Nuris Azril Fera Imelia Agustin Fiqhy, Annisa Nurul Furkon Nurhakim Gilang Purnama, Gilang Gina Nurdina Guling Setiawan Gusgus Graha Ramdhanie Hartiah Haroen Helwiyah Ropi Helwiyah Ropi Helwiyah Ropi Henny Yulianita Hidayat, Risca Ayu Hilman Saiful Islam Ikeu Nurhidayah Iwan Shalahuddin Iwan Shalahudin Juniarti, Neti Kusman Ibrahim Laili Rahayuwati Laili Rahayuwati Mamat Lukman Mamat Lukman Mamat Lukman Mamat Lukman Maria Komariah Muhamad Gustaf Al Fajar Mulya, Adelse Prima Mustopa Mustopa Myra D Oruga Nara Raihani Neti Juniarti Nina Gartika Nina Sumarni Nur Oktavia Hidayati Nurhandiya, Vina Nursiswati Nursiswati Raden Nabilah Putri Fauziyyah Riani Pebrianti Rida Siti Toyibah Risca Ayu Hidayat Sari Lestari Sari, Citra Windani Mambang Selviya, Devi Setiawan, Guling Sheizi Prista Sari Sri Hendrawati Syipa Izzati Hermawan Tantry, Yustin Usyani Tetti Solehati Tetti Solehati Theresia Eriyani Titin Sutini, Titin Udin Rosidin Vina Nurhandiya Windy Rakhmawati Witdiawati Witdiawati Witdiawati Witdiawati Witdiawati Witdiawati, Witdiawati Yanti Hermayanti Yayat Fajar Hidayat Yustin Usyani Tantry