Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

BENTUK-BENTUK PRODUKTIVITAS ORANG LANJUT USIA (LANSIA) Sulandari, Santi; Martyastanti, Dicka; Mutaqwarohmah, Ridma
Indigenous Vol.11, No.1, Mei 2009
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa dimana para orang lanjut usia (lansia) merasakan penurunan-penurunan yang terjadi pada dirinya baik secara fisik dan psikologis. Para lansia menjalani dan memaknai usia lanjut dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang mampu melihat arti penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang memberi lansia kesempatan-kesempatan untuk tumbuh berkembang dan memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu atau berarti untuk orang lain. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mengkaji hal-hal yang dilakukan lansia sehingga mencapai kehidupan yang produktif dan memaparkan alasan-alasan lansia memilih untuk menjalani hidup yang aktif dan produktif. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka digunakan angket dan wawancara. Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan angket maka dapat diketahui bahwa sebesar 57,5% subjek penelitian menjalani hidup yang aktif dan produktif. 39,1% diantaranya perempuan dan 60,9% laki-laki. Lansia yang tergolong aktif dan produktif 100% dari mereka menyatakan bahwa mereka merasa senang dengan kehidupan yang dijalaninya saat ini. Sedangkan yang tergolong tidak atau kurang produktif, hanya 52% dari mereka yang menikmati hidupnya saat ini. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa 1. lansia mengikuti kegiatan di lingkungan tempat tinggalnya dan selalu aktif dengan kegiatan yang meningkatkan kesehatan fisik dan mentalnya, 2. alasan lansia masih melakukan kegiatan atau aktivitas tersebut adalah karena lansia menganggap bahwa dengan bekerja akan membuat dirinya sehat dan menyumbangkan pengalaman yang dimilikinya untuk memotivasi para generasi penerus agar mencapai prestasi yang membanggakan, serta ingin mengabdikan diri dengan sesama dan membantu sesama yang membutuhkan untuk memanfaatkan usianya yang sudah lanjut agar masih bermanfaat untuk orang lain.
Keterlibatan Lansia dalam Pengajian: Manfaat Spiritual, Sosial, dan Psikologis Sulandari, Santi; Wijayanti, Mei; Pornamasari, Ria Dessy
Indigenous Vol. 1 No. 2, November 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v1i2.2906

Abstract

Peningkatan jumlah lansia dari tahun ke tahun menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang harus dihadapi termasuk didalamnya masalah kesejahteraan psikologis. Aktivitas keagamaan adalah salah satu alternatif untuk mencegah masalah-masalah tersebut. Salah satu aktivitas keagaman yang sering dilakukan masyarakat Muslim di Indonesia, khususnya di Solo adalah pengajian. Penilitian ini bertujuan untuk memaparkan manfaat-manfaat yang diperoleh lansia dengan mengikuti pengajian. Adapun kriteria informan penelitian ini adalah individu yang berusia 60 tahun keatas, mengikuti pengajian, dan tinggal di Solo. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan pada saat pengajian meliputi: mendengarkan ceramah agama; bertadarus; kajian As-Sunnah; belajar tajwid; kajian tafsir; mengundang dan menyantuni anak yatim; dan membaca doa-doa. Lansia yang mengikuti pengajian tidak hanya mendapatkan manfaat spiritual (mendapatkan ilmu baru terkait pengetahuan agama) tetapi juga manfaat sosial (mempererat tali silahturami, menambah pertemanan, dan berbagi pengetahuan) serta manfaat psikologis (perasaan senang). Penelitian ini juga menekankan bahwa, pada beberapa informan, manfaat spiritual dan sosial juga dapat berujung pada manfaat psikologis. Kata kunci : aktivitas, keagamaan, manfaat, pengajian
BENTUK-BENTUK PRODUKTIVITAS ORANG LANJUT USIA (LANSIA) Sulandari, Santi; Martyastanti, Dicka; Mutaqwarohmah, Ridma
Indigenous Vol.11, No.1, Mei 2009
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v11i1.1624

Abstract

Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa dimana para orang lanjut usia (lansia) merasakan penurunan-penurunan yang terjadi pada dirinya baik secara fisik dan psikologis. Para lansia menjalani dan memaknai usia lanjut dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang mampu melihat arti penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang memberi lansia kesempatan-kesempatan untuk tumbuh berkembang dan memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu atau berarti untuk orang lain. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mengkaji hal-hal yang dilakukan lansia sehingga mencapai kehidupan yang produktif dan memaparkan alasan-alasan lansia memilih untuk menjalani hidup yang aktif dan produktif. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka digunakan angket dan wawancara. Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan angket maka dapat diketahui bahwa sebesar 57,5% subjek penelitian menjalani hidup yang aktif dan produktif. 39,1% diantaranya perempuan dan 60,9% laki-laki. Lansia yang tergolong aktif dan produktif 100% dari mereka menyatakan bahwa mereka merasa senang dengan kehidupan yang dijalaninya saat ini. Sedangkan yang tergolong tidak atau kurang produktif, hanya 52% dari mereka yang menikmati hidupnya saat ini. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa 1. lansia mengikuti kegiatan di lingkungan tempat tinggalnya dan selalu aktif dengan kegiatan yang meningkatkan kesehatan fisik dan mentalnya, 2. alasan lansia masih melakukan kegiatan atau aktivitas tersebut adalah karena lansia menganggap bahwa dengan bekerja akan membuat dirinya sehat dan menyumbangkan pengalaman yang dimilikinya untuk memotivasi para generasi penerus agar mencapai prestasi yang membanggakan, serta ingin mengabdikan diri dengan sesama dan membantu sesama yang membutuhkan untuk memanfaatkan usianya yang sudah lanjut agar masih bermanfaat untuk orang lain.
Berpikir Kreatif pada Pengguna Game Online Ditinjau dari Jenis Kelamin, Status Ekonomi, dan Kategori Permainan Wahyu Fitriyanto; Santi Sulandari
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 10, No 2 (2021): Volume 10, Issue 2, Juli 2021
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v10i2.4640

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui tingkat perbedaan berfikir kreatif yang ditinjau dari jenis kelamin, status ekonomi, dan kategori permainan. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti perlombaan game pada kompetisi yang diadakan oleh kampus. Sampel dalam penelitian sebanyak 150 pemain game online. Pengumpulan data dilakukan menggunakan Skala Berfikir Kreatif. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis two-way ANOVA. Berdasarkan Hasil analisis perbedaan berfikir kreatif yang ditinjau jenis kelamin, status ekonomi, kategori permainan didapatkan hasil sebesar 691.475. Kemudian mendapatkan nilai koefisien perbedaan (F) sebesar 1.759 dan nilai Sig. sebesar 0,176 dengan syarat (p<0,05) sehingga didapatkan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan berfikir kreatif yang ditinjau jenis kelamin, status ekonomi, dan kategori permainan, ketika dilihat bersama-sama. Secara khusus, status ekonomi berpengaruh terhadap berfikir kreatif pengguna game online, dimana berfikir kreatif pada pengguna game online yang berasal dari status ekonomi tinggi lebih tinggi dibanding dengan status ekonomi sedang dan rendah. Selain itu, kelompok yang memainkan game kategori RPG memiliki tingkat berfikir kreatif yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang memainkan game berjenis simulation.
Optimisme pada Wanita Lanjut Usia yang Mengalami Kematian Pasangan Hidup Fetty Nur Tiyaningsih; Santi Sulandari
Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 8, No 1 (2021): PSYMPATHIC
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/psy.v8i1.6061

Abstract

This study aims to describe the problem, the form of optimism, and influential factors of optimism on elder people who experienced loss of the loved ones. This study used quantitative-phenomenology with the data collection used semi-structured interviews. The informants were recruited using purposive sampling technique with the total of five elder widows in Sragen. The data was analyzed using thematic analysis. The information record, member-checking, and data delivery were implemented to maintain data validity and objectivity. The results show that the problem after the loss including the feel of loss, decrease of economic condition, loneliness, and health degradation. In overcoming the problems, they were not easily give up and despair, always accept the changes, and have a good hope on their life events. These ability occured because of the willingness to bounce back, attention and support from the closest people. The importance of optimism lead to a motivation from inside the elder widow to rise up and have positive thoughts on life problems they experienced.
BENTUK-BENTUK PRODUKTIVITAS ORANG LANJUT USIA (LANSIA) Santi Sulandari; Dicka Martyastanti; Ridma Mutaqwarohmah
Indigenous Vol.11, No.1, Mei 2009
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v11i1.1624

Abstract

Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa dimana para orang lanjut usia (lansia) merasakan penurunan-penurunan yang terjadi pada dirinya baik secara fisik dan psikologis. Para lansia menjalani dan memaknai usia lanjut dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang mampu melihat arti penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang memberi lansia kesempatan-kesempatan untuk tumbuh berkembang dan memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu atau berarti untuk orang lain. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mengkaji hal-hal yang dilakukan lansia sehingga mencapai kehidupan yang produktif dan memaparkan alasan-alasan lansia memilih untuk menjalani hidup yang aktif dan produktif. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka digunakan angket dan wawancara. Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan angket maka dapat diketahui bahwa sebesar 57,5% subjek penelitian menjalani hidup yang aktif dan produktif. 39,1% diantaranya perempuan dan 60,9% laki-laki. Lansia yang tergolong aktif dan produktif 100% dari mereka menyatakan bahwa mereka merasa senang dengan kehidupan yang dijalaninya saat ini. Sedangkan yang tergolong tidak atau kurang produktif, hanya 52% dari mereka yang menikmati hidupnya saat ini. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa 1. lansia mengikuti kegiatan di lingkungan tempat tinggalnya dan selalu aktif dengan kegiatan yang meningkatkan kesehatan fisik dan mentalnya, 2. alasan lansia masih melakukan kegiatan atau aktivitas tersebut adalah karena lansia menganggap bahwa dengan bekerja akan membuat dirinya sehat dan menyumbangkan pengalaman yang dimilikinya untuk memotivasi para generasi penerus agar mencapai prestasi yang membanggakan, serta ingin mengabdikan diri dengan sesama dan membantu sesama yang membutuhkan untuk memanfaatkan usianya yang sudah lanjut agar masih bermanfaat untuk orang lain.
Keterlibatan Lansia dalam Pengajian: Manfaat Spiritual, Sosial, dan Psikologis Santi Sulandari; Mei Wijayanti; Ria Dessy Pornamasari
Indigenous Vol 1, No 2 (2016): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v1i2.2906

Abstract

Peningkatan jumlah lansia dari tahun ke tahun menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang harus dihadapi termasuk didalamnya masalah kesejahteraan psikologis. Aktivitas keagamaan adalah salah satu alternatif untuk mencegah masalah-masalah tersebut. Salah satu aktivitas keagaman yang sering dilakukan masyarakat Muslim di Indonesia, khususnya di Solo adalah pengajian. Penilitian ini bertujuan untuk memaparkan manfaat-manfaat yang diperoleh lansia dengan mengikuti pengajian. Adapun kriteria informan penelitian ini adalah individu yang berusia 60 tahun keatas, mengikuti pengajian, dan tinggal di Solo. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan pada saat pengajian meliputi: mendengarkan ceramah agama; bertadarus; kajian As-Sunnah; belajar tajwid; kajian tafsir; mengundang dan menyantuni anak yatim; dan membaca doa-doa. Lansia yang mengikuti pengajian tidak hanya mendapatkan manfaat spiritual (mendapatkan ilmu baru terkait pengetahuan agama) tetapi juga manfaat sosial (mempererat tali silahturami, menambah pertemanan, dan berbagi pengetahuan) serta manfaat psikologis (perasaan senang). Penelitian ini juga menekankan bahwa, pada beberapa informan, manfaat spiritual dan sosial juga dapat berujung pada manfaat psikologis. Kata kunci : aktivitas, keagamaan, manfaat, pengajian
Pahami Aku (Lansia): Menumbuhkan Kesadaran Keluarga Akan Pentingnya Dukungan Keluarga pada Lansia Santi Sulandari; Mei Wijayanti; Diyah Ayu Mastuti
Jurnal Pesut : Pengabdian untuk Kesejahteraan Umat Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Pesut: Pengabdian untuk Kesejahteraan Umat
Publisher : Pusat Penerbitan Ilmiah Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30650/jp.v2i1.1313

Abstract

Abstrak. Lansia (lanjut usia) cenderung menghadapi berbagai permasalahan di masa akhir kehidupannya. Hal ini dapat berdampak pada ketidakbahagian dan masalah-masalah psikologis lainnya. Dukungan keluarga merupakan salah satu alternatif untuk meminimalisir permasalahan pada lansia. Meskipun demikian berdasarkan hasil penelitian sebelumnya di Desa Luwang, Gatak, Sukoharjo menunjukkan bahwa dukungan keluarga pada lansia di desa tersebut tergolong rendah. Oleh karena itu, penyuluhan terkait pentingnya dukungan keluarga dan bagaimana cara memperlakukan lansia dengan baik sangat diperlukan di daerah ini. Penyuluhan ini diberikan kepada keluarga lansia sejumlah 11 orang. Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah poster dan catatan diri. Berdasarkan kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa 8 dari 10 lansia mengalami peningkatan skor pada hasil post-test yang dilakukan. Sedangkan, 2 lansia lainnya tidak mengalami kenaikan maupun penurunan pada skor pre-test dan post-test.
Permasalahan Lansia Di Era 4.0 : Peran Keluarga Dan Lansia Siti Annisa Mulyaningsih; Indah Cahya Pamungkas; Aniza Ramadhany; Santi Sulandari
Abdi Psikonomi Vol 1, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.071 KB) | DOI: 10.23917/psikonomi.v1i1.73

Abstract

Menghadapai era 4.0, lansia mengalami lebih banyak tantangan dan berbagai permasalahan baik dari segi fisik, psikologis, dan sosial. Salah satu pengurus perkumpulan posyandu di Gatak, Pabelan, Sukoharjo menyatakan bahwa banyak lansia kebanyakan dari mereka tinggal bersama anak-anaknya. Namun keluargapun memiliki aktivitas sendiri sehingga terkadang kurang memberikan perhatian yang cukup untuk lansia. Komunikasi diantara lansia dan keluarga pun kurang intensif. Selain itu, lansia di daerah ini juga kebanyakan bekerja sehingga frekuensi dan intensitas berkomunikasi dengan keluarga juga berkurang. Hal ini tentunya, jika tidak dikelola dengan baik, akan mengurangi kualitas hubungan keluarga dan lansia. Alternatif solusi untuk menstimulasi kesadaran saling memahami antar keluarga dan lansia akan diberikan melalui penyuluhan terhadap 10 lansia dan keluarga yang mendampingi. Kegiatan sejenis sangat dipelukan untuk memberikan pemahaman kepada lansia dan keluarga terkait pentingnya memberikan pengertian dan dukungan satu sama lain. Lebih lanjut, lansia dan keluarga dapat lebih memahami tantangan-tantangan individu usia lanjut dan bagaimana harus menghadapinya.
Pelatihan Spiritual Mindfulness dalam Menurunkan Stress Ibu di Masa Pandemi Covid-19 Hertinjung Wisnu Sri; Lisnawati Ruhaena; Santi Sulandari; Citra Laksmadita; Tsoraya Taufiq; Dwiarsinta Kusumastuti
Abdi Psikonomi Vol 2, No 3 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.087 KB) | DOI: 10.23917/psikonomi.v2i3.357

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menurunkan stress para ibu pada masa pandemi Covid-19 melalui pelatihan spiritual mindfulness. Perubahan besar yang terjadi dalam kehidupan akibat terjadinya wabah Covid-19 membawa dampak besar bagi peran ibu, sehingga banyak ibu yang mengalami stress. Pelatihan spiritual mindfulness diyakini dapat menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan stress. Pelatihan ini diikuti oleh 7 orang peserta yang memenuhi kriteria mengalami stress pada tingkat sedang dan bersedia mengikuti pelatihan secara penuh. Pelatihan spiritual mindfulness terdiri dari 5 sesi yaitu niat, tafakur, muhasabah, taubat, dan tawakal. Pelatihan dilakukan spenuhnya secara daring, dengan 2 kali tatap muka melalui zoom meeting. Agar proses pelatihan berjalan optimal, dipilih metode penyajian yang menarik dan dapat melibatkan peserta secara aktif. Jenis penugasan yang dipilih bukanlah untuk menggali aspek kognitif namun lebih memfasilitasi pengalaman para ibu dalam kehidupan sehari-hari. Dilakukan 2 kali pengukuran sebelum dan sesudah pelatihan (pre-test dan post-test), untuk mengetahui efektivitas pelatihan spiritual mindfulness dalam menurunkan stress para ibu di masa pandemi Covid-19. Hasil analisis data menggunakan T-test menunjukkan skor t=3,565 dengan p=0,005 (p<0,05) yang berarti terdapat penurunan yang sangat signifikan stress ibu di masa pandemi Covid-19 setelah mendapatkan pelatihan spiritual mindfulness. Kata Kunci : Pelatihan, Spiritual mindfulness, Stres