Claim Missing Document
Check
Articles

STUDI KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN ASPAL CONCRETE BEARING COARSE (AC BC) YANG MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) Gaus, Abdul; W., Tjaronge M.; Ali, Nur; Djamaluddin, Rudy
Prosiding Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi Vol 2 No 2 (2015): Prosiding Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi
Publisher : FSTPT Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buton Ganular buton asphalt is refined grains that has been produced mechanically so has quality and guaranteed quality compared with previous generationsasbuton. BGA uniformity of grain size and water content of not more than 2% make it superior to the previously produced asbuton.This paper discusses the use of BGA as an asphalt substitute petroleum in the bearing coarse mix asphalt concrete (AC BC). Topics studied in the asphalt mixture is marshall stability, flow and voids in mix (VIM). The use of BGA on asphalt mixture gives a positive influence so that used on roads with heavy traffic and intersections.
Efek Perkuatan Glass Fiber Reinforce Polymer Sheet Pada Balok Beton Bertulang Dengan Tulangan Korosi Mufti Amir Sultan; Ridwan AR; Abdul Gaus
TERAS JURNAL Vol 12, No 1 (2022): Volume 12 Nomor 1, Maret 2022
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tj.v12i1.694

Abstract

Abstrak Artikel ini menyajikan tentang balok beton bertulang yang tulangannya telah korosi kemudian diberi perkuatan ekternal berupa serat glass tipe lembaran atau Glass Fiber reinforced Polymer-Sheet (GFRP-S). Pada studi ini variabel berdasarkan variasi tingkat korosi pada tulangan. Lima macam benda uji yang digunakan berbentuk balok dengan dimensi 15x20 cm panjang 160 cm. Tulangan utama yang digunakan besi f12 dan tulangan sengkang f8-100. Mutu beton digunakan 25 MPa. Balok beton bertulangan normal tanpa perkuatan sebagai balok kontrol (BN), balok beton bertulangan normal dengan perkuatan GFRP-S (BP), balok beton bertulangan korosi dengan perkuatan GFRP-S (BPK), variasi waktu pengkorosian tulangan selama 2 minggu (BPK2), 4 minggu (BPK4) dan 6 minggu (BPK6) dengan metode perendaman pada larutan asam sulfat 2,0%. Balok diperkuat GFRP-S pada daerah Tarik di bagian bawah balok. Pengujian lentur dengan twopoint load. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balok beton bertulang yang diperkuat dengan GFRP-S mempunyai kapasitas lebih besar dibandingkan dengan balok normal sebesar 12,07%. Balok beton bertulang dengan tulangan tingkat korosi lebih besar (pengkorosian 6 minggu) cenderung menurunkan kapasitas balok namun kapasitasnya masih lebih besar dari balok normal sebesar 1,38%. Kata kunci: balok beton, tulangan korosi, asam sulfat, GFRP-S  Abstract This article presents about reinforced concrete beams whose reinforcement has been corroded and then externally reinforced in the form of sheet type glass fiber or Glass Fiber Reinfroced Polymer-Sheet (GFRP-S). In this study, the variables are based on variations in the level of corrosion on the reinforcement. Five kinds of test objects used in the form of blocks with dimensions of 15x20 cm and length of 160 cm. The main reinforcement used is f12 and f8-100 stirrup reinforcement. The quality of the concrete used is 25 MPa. Normal reinforced concrete beams without reinforcement as control beams (BN), normal reinforced concrete beams with GFRP-S reinforcement (BP), corrosion reinforced concrete beams with GFRP-S reinforcement (BPK), variations in reinforcement corrosion time for 2 weeks (BPK2), 4 weeks (BPK4)and 6 weeks (BPK6) by immersion method in 2.0% sulfuric acid solution. The beam is reinforced with GFRP-S in the Tensile region at the bottom of the beam. Flexural test with two point load. The results showed that reinforced concrete beams reinforced with GFRP-S had a larger capacity than normal beams by 12.70%. Reinforced concrete beams with reinforcement with a higher corrosion rate (6 weeks corrosion) tend to reduce the capacity of the beam but its capacity is still larger than normal beams by 1.38%. Keywords: concrete beam, corrosion reinforcement, sulfuric acid, GFRP-S 
PENGGUNAAN EKSTRAK TEMBAKAU SEBAGAI INHIBITRO PADA BETON BERTULANG MENGGUNAKAN PASIR LAUT DAN AIR LAUT Mufti Amir Sultan; Muhammad Yunus Hi Abbas; Abdul Gaus; Khusna Arif Rakhman; Nurtalia Barmawi
TERAS JURNAL Vol 10, No 1 (2020): Volume 10 Nomor 1
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.096 KB) | DOI: 10.29103/tj.v10i1.264

Abstract

Korosi dapat didefenisikan secara umum sebagai pengrusakan bahan oleh lingkungannya. Struktur beton bertulang akan mengalami kerusakan akibat serangan korosi, apabila tidak ditangani akan membutuhkan biaya yang relative mahal untuk memperbaikinya. Korosi pada baja tulangan harus ditangani secara khusus. Oleh sebab itu diperlukan solusi untuk mengatasi masalah ini. Pencegahan korosi bergantung pada jenis korosi yang terjadi pada material terkorosi. Salah satu metode yang terus di kaji saat ini adalah pencegahan korosi dengan menggunakan inhibitor. Dalam penelitian ini, inhibitor yang digunakan adalah inhibitor ekstrak daun tembakau dengan variasi dan konsentrasi yang telah ditentukan yakni 0%,4% dan 8%. Metode yang digunakan untuk menganalisis laju korosi yang terjadi yaitu metode Weight Loss (kehilangan berat). Pengujian dilakukan dengan cara memberikan aliran listrik terhadap benda uji dengan menggunakan voltase sebesar 5V. Pengaliran dilakukan secara bertahap dengan interval tertentu, sehingga diperoleh efeisiensi inhibisi dalam satuan persen. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh penambahan inhibitor ekstrak tembakau dengan metode weight loss pada konsentrasi 4% dan 8% mampu menurunkan rapat arus anodik dan katodik yang mengakibatkan laju korosi pada baja tulangan, Peningkatan konsentrasi inhibitor ekstrak tembakau pada masing-masing variasi campuran beton memiliki efesiensi inhibitor yang baik yakni 64,44%  dengan air pencampur air tawar dan 20% untuk air laut pada setiap konsentrasi inhibitor 8% ekstrak tembakau.  
Pengaruh Penggunaan Limbah Polyethylene Terephthalate Terhadap Campuran Aspal Concrete Binder Course Abdul Gaus; Raudha Hakim; Seniyasmin Seniyasmin
TERAS JURNAL Vol 12, No 1 (2022): Volume 12 Nomor 1, Maret 2022
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tj.v12i1.683

Abstract

Abstrak Penggunaan plastik sebagai kemasan makanan dan minuman hingga saat ini belum tergantikan, dampaknya keberadaan limbah plastik semakin meningkat. Unsur penyusun utama plastik adalah karbon dan hydrogen hal ini identik dengan unsur penyusun utama dari aspal. Indonesia merupakan salah satu negara pengimpor aspal, 50% kebutuhan aspal dalam negeri dipenuhi dengan mengimpor dari luar negeri. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah plastik dan mengurangi impor aspal adalah penggunaan limbah plastik sebagai campuran aspal beton untuk mengurangi penggunaan aspal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan limbah plastik jenis PET pada campuran aspal AC-BC. Limbah PET dibuat dalam bentuk serat yang ditambahkan dalam campuran aspal dengan komposisi 0.3% dan 0.6% yang dibanding dengan campuran aspal tanpa PET. Penambahan serat PET dalam campuran aspal menunjukkan bahwa stabilitas aspala semakin meningkat dengan bertambahnya persentase serat PET dalam campuran aspal, nilai flow menjadi lebih kecil hal ini mengindikasikan bahwa campuran aspal cenderung lebih kaku, nilai MQ juga menjadi lebih besar. Kata kunci: Aspal, plastik, limbah, marshall, PET   Abstract he use of plastic as food and beverage packaging has not been replaced until now, the impact of the existence of plastic waste is increasing. The main constituent elements of plastic are carbon and hydrogen, which are identical to the main constituent elements of asphalt. Indonesia is one of the asphalt importing countries, 50% of domestic asphalt needs are met by importing from other countries. One solution that can be done to reduce plastic waste and reduce asphalt imports is the use of plastic waste as a mixture of asphalt-concrete to reduce the use of asphalt. This study aims to analyze the effect of the use of PET type plastic waste on the AC-BC asphalt mixture. PET waste is made in the form of fiber which is added to the asphalt mixture with a composition of 0.3% and 0.6% compared to the asphalt mixture without PET. The addition of PET fibers in the asphalt mixture indicates that the asphalt stability increases with the increase in the percentage of PET fibers in the asphalt mixture, the flow value becomes smaller, this indicates that the asphalt mixture tends to be stiffer, the MQ value also becomes larger. Keywords: Asphalt, plastic, waste, marshall, PET
Substitusi Parsial Batu Apung Sebagai Agregat Kasar Pada Campuran Beton Abdul Gaus; Mufti Amir Sultan; Raudha Hakim; Imran Imran; Inggrayani Anggreni waiola
Jurnal Teknik Sipil dan Teknologi Konstruksi Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Teknik Sipil & Teknologi Konstruksi
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.501 KB) | DOI: 10.35308/jts-utu.v6i2.2743

Abstract

This article discusses lightweight concrete that uses pumice as a substitute for a portion of normal coarse aggregate. The pumice used comes from the Rum quarry of North Maluku Tidore Island. Discussion of research results based on the results of testing in the laboratory. The test aims to find out the optimum composition of the use of pumice as a lightweight concrete aggregate. Tests are carried out on cylindrical specimens 15 x 30 cm with pumice composition compared to normal coarse aggregate of 0:100, 25:75, 50:50, 75:25, and 100: 0. The compressive strength test results obtained the optimum composition of pumice substitution at 25% with a compressive strength of 14,72 MPa with the optimum composition. Density of concrete with pumice aggregate which is included in lightweight concrete at a composition of 75% by weight of pumice against normal aggregate with a concrete weight of 1828,73 kg / m3 lighter 14,40% compared to normal concrete.
Experimental Study on the use of Pumice on the Rigid Pavement Abdul Gaus; Imran Imran; Chairul Anwar; Liska Novianti
EPI International Journal of Engineering Vol 2 No 1 (2019): Volume 2 Number 1, February 2019 with Special Issue on Composite Materials & Stru
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Engineering Faculty, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/epi-ije.022019.11

Abstract

The Pumice sand is a bright colored butian type, containing foam made from glass-walled bubbles and usually referred to as silicate volcanic glass granules. This pumice sand can be used as a substitute for normal sand as fine aggregate in a mixture of concrete mix. Based on the characteristic test examination, it can be seen that in testing the characteristics of pumice sand to the specifications of normal sand in specific gravity testing and weight testing of quicksand obtained results that are smaller than the specifications of normal sand and absorption tests obtained results greater than specifications on normal sand. The results of the normal sand compressive strength at BN is 250.95 kg /cm2 while the results of the floating sand concrete compressive strength on BPA is 224, 965 kg /cm2. Based on the research it can be concluded that with the same quality of concrete, the quality of K-250 is different in comparison to the compressive strength of concrete in normal sand and pumice sand concrete shows almost the same results. Therefore, more in-depth research is needed regarding the use of pumice sand instead of normal sand in a mixture of concrete mix
PENGARUH PENGGUNAAN ASBUTON TERHADAP TANAH LEMPUNG Abdul Gaus; Muhamad Darwis; Jamalun Togubu
JURNAL SIPIL SAINS Vol 7, No 14 (2017)
Publisher : Program Stud Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.789 KB) | DOI: 10.33387/sipilsains.v7i14.504

Abstract

Tanah dasar (Subgrade) pada perkerasan jalan merupakan kompoenen utama dalam perkerasan jalan. Keawetan perkerasan jalan salah satunya tergantung pada keawetan dari subgrade. Kondisi tanah dibagian timur Indonesia umumnya lunak sehingga dalam konstruksi jalan memerlukan biaya yang cukup besar. Berbagai usaha telah dilakukan oleh ahli perkerasan di Indonesia untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar diantaranya stabilisasi dengan semen, kapur dan zat kimia namun belum ada yang benar-benar efektif digunakan untuk segala kondisi, tergantung dari jenis tanahnya yang dipengaruhi oleh letak geografis wilayah tersebut. Asbuton merupakan produk aspal alam Indonesia dengan deposit yang cukup besar, diperkiran deposit asbuton sekitar 677 juta ton. Dewasa ini asbuton masih penggunaannya masih terbatas pada campuran aspal beton, sementara asbuton memiliki kandungan lain yaitu kapur disamping kandungan bitumen. Asbuton merupakan Aspal alam yang terdiri atas bitumen dan mineral dalam ssetiap butiran asbuton hal inilah menjadi asbuton berbeda dengan jenis aspal lain yang ada didunia yang hanya terdiri atas bitumen saja. Penelitian ini dilkuakn dilaboratorium dengan melakukan uji karakteristik fisik tanah seperti plastis indeks, sudut geser, kohesi dan CBR,dilkaukan juga penelitian sifat kimia tanah dengan melakukan pengujian morfologi tanah dengan SEM. Tanah lempung yang digunakan menghasil nilai CBR yang cukup rendah sebesar 1,1%. Tanah lempung yang distabilisasi dengan asbuton 10% menghasil nilai CBR yang cukup besar 2,1% dan memenuhi standar minimal nilai CBR untuk tanah dasar pada perkerasan kaku. Morfologi asbuton menunjukkan bahwa asbuton terdiri atas partikel yang berbentuk bola-bola, selinder dan berongga. Partikel asbuton berwarna putih dan sedikit warna hitan yang mengindikasikan banyaknya kandungan mineral asbuton yang tersusun atas batuan kapur yang lapuk.
PENGGUNAAN PASIR LAUT SANANA UNTUK CAMPURAN ASPAL CONCRETE Abdul Gaus
JURNAL SIPIL SAINS Vol 7, No 13 (2017)
Publisher : Program Stud Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.983 KB) | DOI: 10.33387/sipilsains.v7i13.494

Abstract

Pasir laut merupakan sumber daya alam dengan deposit cukup besar yang terdapat di Maluku Utara. Pasir laut diketahui paling banyak mengandung kalsium, hal ini karena bahan pembentuk utama yang menyusun pasir laut adalah serpiahan cangkang karang laut, sedangkan bahan utama pembentuk cangkang karang laut kalsium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pasir laut sebagai bahan subsitusi agregat halus dalam campuran aspal beton AC-WC. Penelitian ini dilaksanakan dilaboratorium dengan melakukan pengujian untuk mengetahui karakteristik marshall yang meliputi stabilitas marshall, flow, VIM, VMA dan marshall quotient. Digunakan pasir laut dengan variasi 0% dan 5% dengan jumlah sampel sebanyak 30. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah semakin banyak pasir laut semakin rendah nilai stabilitas dan semakin menurun nilai flow, namun kadar aspal yang berlebihan juga dapat mengakibatkan penurunan nilai stabilitas. Dari hasil pengujian marshall dengan menggunakan pasir laut didapat nilai stabilitas tertinggi 3136,91 kg pada campuran pasir laut 5% dikadar aspal 6%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai stabilitas memenuhi dan berdasarkan spesifikasi sifat- sifat campuran aspal beton yang terdapat dalam spesifikasi Bina Marga 2010.
APLIKASI METODE STATED PREFERENCE PADA PEMILIHAN MODA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (RUTE MAKASSAR – MAJENE) Abdul Gaus; Irnawaty ST.,MT
JURNAL SIPIL SAINS Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Program Stud Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.315 KB) | DOI: 10.33387/sipilsains.v1i1.1

Abstract

Terdapat dua moda angkutan umum penumpang yang melayani rute Makassar – Majene yaitu bus danstation wagon. Kompetisi kedua moda tersebut dipengaruhi oleh keandalan dari masing-masing moda.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengguna moda sebagai pelaku perjalanandalam melakukan pemilihan moda untuk mendapatkan model yang dapat menjelaskan probabilitaspemilihan moda. Pada studi ini digunakan metode stated preference dengan mengambil 200responden. Analisis data model pemilihan moda yang digunakan adalah model logistik dan estimasiparameter modelnya digunakan analisa regresi. Berdasarkan uji statistik ditunjukkan bahwakarakteristik pemilihan moda yang digunakan seperti usia, pekerjaan, pendapatan, tujuan perjalanan,alasan utama memilih moda dan alasan pendukung lainnya antara station wagon dan bus berpengaruhterhadap responden dalam memilih moda angkutan umum penumpang. Persamaan logit yangdihasilkan dari pengujian secara serentak adalah Logit(P) = 1.603 – 0.906a(2) - 0.964a(4) - 0.846b(1) +0.635b(2) - 1.207b(3) + 1.089b(4) - 2.263c(1) - 2.157c(2) + 0.458d(1) + 0.756d(3) + 1.134e(1) + 0.608e(2) +0.256e(3) - 0.931f(2).
STUDI KUAT TARIK TIDAK LANGSUNG PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE MENGGUNAKAN ASBUTON Muh Anshar Amrin; Abdul Gaus; Muhammad Darwis
JURNAL SIPIL SAINS Vol 7, No 14 (2017)
Publisher : Program Stud Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.851 KB) | DOI: 10.33387/sipilsains.v7i14.499

Abstract

Salah satu sumber kekayaan alam Indonesia yang cukup potensial adalah aspal alam yang terletak di Pulau Buton Sulawesi Tenggara disebut Asbuton. Aspal alam yang tersedia di Pulau Buton mempunyai cadangan yang sangat besar, merupakan deposit aspal alam terbesar di dunia. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui nilai perbandingan antara aspal standar pen 60/70 dengan penambahan Asbuton butir (LGA) pen 30/25 sebesar 5%. Pengujian awal dengan alat uji Marshall Test untuk mendapatkan kadar aspal optimum (KAO). Pengujian selanjutnya adalah Indirect Tensile Strenght Test dengan menggunakan ASTM D6931-12. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental di Laboratorium dengan pencampuran menggunakan Asbuton butir Lawela Granular Aspal (LGA). Penelitian kadar lumpur, berat jenis dan penyerapan serta kehausan Agregat dilaksanakan di Laboratorium Jalan dan Aspal Fakultas Teknik dan pengambilan agregat di PT. Alfa adies. Kadar aspal yang digunakan adalah 5%, 5,5%, 6%, 6,5% dan 7%. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa karateristik Marshall Test dengan kadar aspal 6% yang menggunakan Asbuton LGA 30/25 adalah Stabilitas 2169,99 kg, Flow 3,85 mm, MQ 563,18 kg/mm, VIM 4,07%, VMA 14,10%, dan VFB/ VFWA 75,69%. Dan untuk karakteristik kuat tarik tidak langsung dengan kadar aspal 6% menggunakan Asbuton LGA 30/25 sebagai penambahan aspal yang mempunyai nilai kuat tarik tidak langsung sebesar 1,09 MPa, regangan sebesar 0,00414, dan modulus elastisitas sebesar 264,399 MPa.