Peningkatan jumlah pasien COVID-19 pada awal Mei 2021 menyebabkan pemerintah mengeluarkan kebijakan isolasi mandiri bagi pasien COVID-19 yang tidak bergejala atau bergejala ringan. Isolasi mandiri akan membatasi interaksi fisik seseorang dengan orang lain sehingga dapat menyebabkan stres. Pasien COVID-19 memerlukan mekanisme koping yang tepat untuk mengatasi stresnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stres dan mekanisme koping pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri. Metode penelitian yaitu penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian analisis dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang pernah/sedang terkonfirmasi COVID-19 dan menjalani isolasi mandiri. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah responden 100 orang. Penelitian dilakukan di Kota Manado dengan bekerjasama Dinas Kesehatan Kota Manado pada tanggal 06 Mei- 06 Agustus 2021. Alat ukur penelitian menggunakan kuesioner, untuk tingkat stres menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS) sedangkan untuk strategi koping menggunakan kuesioner Brief COPE. Peningkatan jumlah pasien COVID-19 pada awal Mei 2021 menyebabkan pemerintah mengeluarkan kebijakan isolasi mandiri bagi pasien COVID-19 yang tidak bergejala atau bergejala ringan. Isolasi mandiri akan membatasi interaksi fisik seseorang dengan orang lain sehingga dapat menyebabkan stres. Pasien COVID-19 memerlukan mekanisme koping yang tepat untuk mengatasi stresnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stres dan mekanisme koping pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri. Metode penelitian yaitu penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian analisis dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang pernah/sedang terkonfirmasi COVID-19 dan menjalani isolasi mandiri. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah responden 100 orang.