Henry Kodrat, Henry
Faculty of Medicine, University Pelita Harapan, Karawaci, Indonesia.

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Stereotactic Ablative Body Radiotherapy (SABR) in The Management Spinal Metastases: A Brief Overview* KODRAT, HENRY; GONDHOWIARDJO, SOEHARTATI
Indonesian Journal of Cancer Vol 11, No 1 (2017): Jan-Mar
Publisher : Indonesian Journal of Cancer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.549 KB)

Abstract

It is well known that radiotherapy provides successful pain relief in bone metastases. Advancements in imaging and radiotherapy delivery technology have enabled safe delivery of higher dose radiotherapy, which will produce more durable tumor control. Over the last decades stereotactic radiosurgery (SRS), which delivers high dose radiation, has been successfully used for the treatment of intracranial lesions. The good results obtained in SRS have led to development of extra cranial stereotactic radiosurgery known as stereotactic ablative body radiotherapy (SABR). This review paper enlightens indication, target definition, efficacy and toxicity in spinal SABR.ABSTRAK Radioterapi telah terbukti sebagai modalitas yang dapat menghilangkan nyeri pada metastases tulang. Kemajuan dalam teknologi pencitraan dan pemberian radioterapi telah memungkinkan pemberian radioterapi dosis tinggi dengan aman, di mana hal ini dapat meningkatkan kontrol lokal. Selama dekade terakhir ini, stereotactic radiosurgery (SRS) yang memberikan radiasi dosis tinggi dinyatakan bermanfaat untuk tatalaksana berbagai kelainan intrakranial. Hasil cukup memuaskan yang diperoleh SRS mendorong untuk dikembangkan stereotactic radiosurgery ekstrakranial yang kemudian dikenal sebagai stereotactic ablative body radiotherapy (SABR). Tinjauan pustaka ini menjelaskan indikasi, target radiasi, efektivitas, dan efek samping pada prosedur SABR spinal.
Stereotactic Radiosurgery pada Benign Skull Base Tumor KODRAT, HENRY; NOVIRIANTHY, RIMA
Indonesian Journal of Cancer Vol 10, No 1 (2016): Jan - Mar 2016
Publisher : Indonesian Journal of Cancer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.829 KB)

Abstract

ABSTRACTTotal removal is difficult to be performed in skull base tumors because its location is surrounded by important structures such as nerves and blood vessels. Therefore, radiotherapy is one of treatment modalities that has been proven efficacy. Simultaneous with the development of imaging technology and advancement of radiobiology, radiosurgery is an emerging therapeutic modality. Radiosurgery is radiotherapy method which delivers high doseirradiation in single fraction. Rational use of stereotactic radiosurgery on benign skull base tumor is from radiobiology point of view; there is no advantage can be achieved from conventional dose fractionated radiotherapy compared with high dose. However, if we want to delivered high dose radiation, we must apply rigid immobilization, target definition using stereotactic navigation and image guidance verification. Radiosurgery can only be delivered in small intracranial lesion.ABSTRAKReseksi total kadang sulit dilakukan pada tumor yang terletak pada dasar tengkorak. Hal ini disebabkan lokasinya dikelilingi oleh struktur saraf dan pembuluh darah penting. Oleh karena itu, radioterapi merupakan salah satu modalitas terapi yang sudah terbukti maanfaatnya. Sejalan dengan perkembangan teknologi pencitraan dan kemajuan pengetahuan radiobiologi, radiosurgery merupakan modalitas terapi yang melejit penggunannya. Radiosurgery adalah metode pemberian radioterapi dengan dosis tinggi dan diberikan dalam fraksi tunggal. Rasional penggunaan stereotactic radiosurgery pada tumor jinak dasar tengkorak adalah karena dari sudut pandang radiobiologi, tidak ada kelebihan dariradioterapi dengan dosis konvensional dibandingkan dengan dosis tinggi. Namun, untuk pemberian dosis tinggi diwajibkan imobilisasi yang rigid dan lokalisasi yang akurat dengan menggunakan navigasi stereotaktik dan verifikasi dengan panduan pencitraan radiologi. Radiosurgery hanya dapat diberikan pada kelainan intrakranial yang berukuran kecil.
Stereotactic Radiosurgery in Recurrent Brain Metastases After Prior Radiosurgery: A Case Report and Review of Literature KODRAT, HENRY; NOVIRIANTHY, RIMA
Indonesian Journal of Cancer Vol 10, No 4 (2016): October - December 2016
Publisher : Indonesian Journal of Cancer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1045.108 KB)

Abstract

ABSTRACTPreviously, all brain metastasis has been treated with whole brain radiotherapy and the survival is poor. Recently, the development of stereotactic radiosurgery (SRS) provides comparable efficacy with low toxicity, and in several cases have a better survival compared to historical data. We conducted a case review in brain metastasis, which has been treated with SRS previously and experienced distant brain recurrence, then re-treated with SRS.ABSTRAKDahulu, semua metastasis otak ditangani dengan modalitas radiasi seluruh otak dan memiliki kesintasan yang tidak terlalu baik. Saat ini berkembang modalitas stereotactic radiosurgery (SRS). SRS memberikan efektivitas yang sebanding dengan toksisitas yang rendah dan pada beberapa kasus memiliki kesintasan yang lebih baik dibandingkandata sebelumnya. Berikut adalah tinjauan kasus metastasis otak dengan penanganan SRS sebelumnya dan mengalami kekambuhan di lokasi lain pada otak, kemudian ditatalaksana ulang dengan SRS.
Stereotactic Radiosurgery for Classical Trigeminal Neuralgia Kodrat, Henry; Novirianthy, Rima
BALI MEDICAL JOURNAL Vol 5 No 1 (2016)
Publisher : BALI MEDICAL JOURNAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.83 KB)

Abstract

Trigeminal neuralgia is a debilitating pain syndrome with a distinct symptom mainly excruciating facial pain that tends to come and go unpredictably in sudden shock-like attacks. Medical management remains the primary treatment for classical trigeminal neuralgia. When medical therapy failed, surgery with microvascular decompression can be performed. Radiosurgery can be offered for classical trigeminal neuralgia patients who are not surgical candidate or surgery refusal and they should not in acute pain condition. Radiosurgery is widely used because of good therapeutic result and low complication rate. Weakness of this technique is a latency period, which is time required for pain relief. It usually ranges from 1 to 2 months. This review enlightens the important role of radiosurgery in the treatment of classical trigeminal neuralgia.
Peranan Radiosurgery pada Berbagai Kelainan Intrakranial Kodrat, Henry; Novirianthy, Rima
Cermin Dunia Kedokteran Vol 43, No 8 (2016): Infeksi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.013 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v43i8.99

Abstract

Radiosurgery merupakan modalitas klinik yang makin banyak digunakan dalam tatalaksana berbagai kelainan intrakranial. Hal ini didukung oleh perkembangan teknologi pencitraan MRI yang sangat membantu dalam penentuan target, perkembangan ilmu radiobiologi, perkembangan teknologi komputer yang sangat membantu dalam ketepatan navigasi stereotaktik, dan penemuan metode imobilisasi yang tidak invasif. Radiosurgery dapat digunakan dalam tatalaksana berbagai kelainan antara lain tumor jinak, metastasis otak, malformasi arteriovenosa, dan neuralgia trigeminal. Efek terapi radiosurgery ini cukup memuaskan dengan risiko komplikasi rendah.