Wotan Eleonora Puruina
Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Edukasi pencegahan penggunaan leksikon perundungan berbasis kearifan lokal budaya Manggarai Sabina Ndiung; Robertus Ansi; Wotan Eleonora Puruina; Virgorius Jehadin
Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) Vol 6 No 1 (2023): Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS)
Publisher : University of Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jipemas.v6i1.19436

Abstract

Riset ini dilatarbelakangi oleh maraknya tindakan bullying dikalangan pelajar tidak terkecuali pada siswa sekolah dasar. Adapun jenis bullying yang sering dilakukan oleh siswa yaitu bullying fisik, psikis, dan cyberbullying. Tujuan riset ini untuk menjelaskan dampak bullying terhadap perilaku siswa sebagai upaya mencegah bullying baik dilingkungan sekolah maupun masyarakat. Riset pengabdian ini dilaksanakan dengan melibatkan 50 siswa pada tiga SD di Kabupaten Manggarai yaitu SDI Watu Weri, SDN Golo Welu 2 dan SDI Mahima Reo. Metode yang diterapkan yaitu Asset-Based Community Development (ABCD), yaitu (1) asset reinventing melalui observasi dan FGD; (2) Designing (merancang jenis kegiatan); (3) Communicating (sosialisasi kegiatan kepada calon penerima manfaat); (4) Implementing (pelaksanaan kegiatan dalam bentuk ceramah dan tanya jawab); dan (5) Evaluating (evaluasi kegiatan). Hasilnya menunjukkan bahwa melalui edukasi pencegahan perundungan dengan pendekatan budaya lonto léok (demokrasi terpimpin) siswa memahami dampak dari tindakan bullying baik secara verbal, fisik, maupun psikis. Selain itu, dihasilkan kamus saku dwibahasa (Manggarai-Indonesia) sebagai pengingat dan ruang refleksi pencegahan penggunaan berbagai leksikon perundungan dalam interaksi keseharian antara guru, siswa dan orang tua. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan ini merupakan keniscayaan mengingat banyak leksikon yang digunakan guru dan siswa yang perlu dihindari untuk menciptakan kedamaian dan keharmonisan dalam berelasi dalam rangka memuliakan sesama.