Ficus is the largest genus of the Moraceae family which is often found in Indonesia, both in the highland and in the lowlands. Kiara bunut (Ficus virens) is classified as one of the top ten Ficus species that attracts the most frugivorous species. The purpose of the study was to determine the diversity of bird and mammal species in kiara bunut (Ficus virens). The method used is the silent observer method (silent detection) which is counting the animals when the animals are not disturbed and the observation method where the observer approaches the animals are not quietly as possible (as silent as possible). There are 18 species of bird found in kiara bunut (Ficus virens) in the Mount Tilu forest, Kuningan Regency, consisting of frugivore, insectivore, nectarivore and grainivore and 2 species of mammals, namely surili (Prebytis comata) and squirrel (Callosciurus notatus) with an index diversity for bird species H’=2,355 is categorized as medium and mammals cpecies H’= 0,7 is catagorized as low. This information becomes important and can be use by forest managers to support biodiversity concervationFicus merupakan marga terbesar Famili Moraceae yang banyak dijumpai di Indonesia, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Kiara bunut (Ficus virens) digolongkan sebagai salah satu dari sepuluh spesies Ficus teratas yang menarik paling banyak spesies pemakan buah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman kumpulan jenis burung dan mamalia yang ada pada pohon kiara bunut (Ficus virens). Metode yang digunakan adalah metode pengamat diam (silent detection) adalah menghitung satwa ketika satwa tidak dalam keadaan terganggu dan metode pengamatan dimana pengamat mendekati satwa setenang mungkin (as silent as possible). Jenis burung dan mamalia yang ditemukan pada pohon kiara bunut (Ficus virens) di Hutan Gunung Tilu Kabupaten Kuningan sebanyak 18 jenis terdiri dari burung frugivora, insectivora, nectivora serta granivora dan 2 jenis mamalia yaitu surili (Presbytis comate dan tupai (Callosciurus notatus) dengan indeks keanekaragaman untuk jenis burung H’= 2.355 dikategorikan sedang dan jenis mamalia H’= 0.7 dikategorikan rendah. Informasi ini sangat penting yang dapat dimanfaatkan oleh pengelola kawasan untuk mendukung konservasi keanekaragaman hayati.