Health problems in Islamic boarding schools are very diverse, such as infectious diseases, non-communicable diseases, and emergencies that can occur at any time. Regarding infectious diseases, some Islamic boarding schools fall into the risky category because they are communal and densely populated places to live. Therefore, it is necessary to have promotive and preventive efforts to prevent the spread and transmission. Pesantren efforts that are carried out to promote health in Islamic boarding schools include the development of Islamic boarding schools in the health sector to the formation of Poskestren (Pesantren Health Posts), because health is a problem that should not be underestimated, but must really be a point that should be considered regularly. Riyadlotut Thalabah Islamic Boarding School is one of the Islamic boarding schools in Central Java which has had a poskestren since 2018 and has activated health education and formed a "Kader Santri Husada" as an effort to empower santri to overcome problems such as the lack of direct education. This study aims to determine the Implementation of the Santri Husada Program In Health Independence Efficiency in the Riyadlotut Thalabah Sedan Rembang. The method used in this study is a qualitative research method. The data collection process was carried out by observation and interviews with informants whose background was from pesantren caregivers, poskestren supervisors, kader santri husada and other Islamic boarding schools that adopted the program and policy makers in the health sector. From this research, it is known that Islamic boarding schools that have health education programs will make pesantren better in the health sector, as evidenced by the increasing number of students' health, health promotion efforts are accepted by the wider community through many media, duplication of the same activities in various Islamic boarding schools to get district level awards, residency , and province. This makes a positive impact on the pesantren by increasing the number of buildings managed by the poskestren, increasing the number of students each year and becoming a brand as a healthy pesantren. Abstrak Masalah kesehatan di pesantren sangat beragam, seperti penyakit menular, penyakit tidak menular, serta kegawatdaruratan yang bisa terjadi kapan saja. Terkait penyakit menular, sebagian pesantren masuk dalam kategori berisiko karena merupakan tempat tinggal bersama secara komunal dan padat. Oleh karenanya perlu adanya upaya promotif dan preventif sebagai pencegahan persebaran dan penularan. Upaya kemandirian pesantren yang dilakukan untuk membumikan kesehatan di pesantren diantaranya dengan pembinaan pesantren bidang kesehatan hingga pembentukan Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren), karena kesehatan merupakan masalah yang tidak boleh dipandang sebelah mata, melainkan harus benar-benar menjadi poin yang seyogyanya diperhatikan secara berkala. Pondok Pesantren Riyadlotut Thalabah adalah salah satu pondok pesantren di Jawa Tengah yang sudah memiliki poskestren sejak tahun 2018 dan telah mengaktifkan edukasi kesehatan serta membentuk kader santri husada sebagai upaya pemberdayaaan untuk mengatasi permasalahan seperti kurangnya edukasi langsung ke santri. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui implementasi Program Santri Husada Dalam Upaya Kemandirian Pesantren Bidang Kesehatan Di Pondok Pesantren Riyadlotut Thalabah Sedan Rembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara dengan informan yang berlatar belakang dari pengasuh pesantren, pembina poskestren, kader husada, santri, pesantren lain yang mengadopsi program dan pemangku kebijakan bidang kesehatan. Dari penelitian ini diketahui bahwa Pesantren yang memiliki program pendidikan kesehatan akan menjadikan pesantren lebih baik di bidang kesehatan, dibuktikan dengan angka kesehatan santri meningkat, upaya promosi kesehatan diterima masyarakat luas melalui banyak media, duplikasi kegiatan yang sama diberbagai pesantren hingga mendapatkan penghargaan setingkat kabupaten, karasidenan, dan provinsi. Hal ini menjadikan dampak positif ke pesantren dengan bertambahnya bangunan hasil kelola poskestren, bertambahnya jumlah santri setiap tahunnya dan menjadi branding sebagai pesantren sehat.