Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak Belakang Truk: Analisis Wacana Kritis Multimodal Terhadap Bahasa Seksis Andalas, Eggy Fajar; Prihatini, Arti
JURNAL SATWIKA Vol 2, No 1 (2018): April
Publisher : Cultural Institute University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2027.184 KB) | DOI: 10.22219/js.v2i1.7018

Abstract

Fenomena budaya kontemporer berisi kebebasan berkekspresi, bahkan gambar dan tulisan di belakang bak truk menjadi media ekspresi representasi terhadap perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana representasi perempuan dalam gambar dan tulisan bak truk. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data berupa gambar dan tulisan di belakang bak truk yang merepresentasikan perempuan yang bersumber dari laman google.co.id. Analisis data dilakukan dengan pemaknaan terhadap bahasa dan gambar hingga tahap denotasi dan konotasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak direpresentasikan dalam hal uang, cinta, dan seks secara negatif. Dalam hal uang dan cinta, perempuan direpresentasikan mengambil keuntungan dari laki-laki dari uang dan cinta yang diberikannya. Dalam hal seks, perempuan dapat berposisi sebagai pihak yang aktif sekaligus sebagai pihak yang pasif. Bahasa seksis langsung (overt sexism language) berupa pameo, kalimat imperatif, frasa nomina, sarkasme, serta kata dalam bahasa Indonesia atau bahasa Jawa yang lafalnya ditulis dalam bahasa Inggris. Bahasa seksis tak langsung (covert sexism language) berupa presuposisi, implikatur, repetisi, dan diksi konotatif. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
PERPINDAHAN FRASA NOMINA BENEFACTIVE KE ARGUMENT-POSITION DALAM KALIMAT PASIF BITRANSITIF PADA RAGAM BAHASA LISAN ANAK USIA PRASEKOLAH Prihatini, Arti
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 4, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.45 KB) | DOI: 10.22219/kembara.v4i2.7045

Abstract

Penelitian ini bertujuan menelaah perpindahan frasa nomina (FN) benefactive  ke Argument-Position (A-Position) pada kalimat pasif bitransitif tanpa delisi pada anak usia prasekolah. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Jenis penelitian ini adalah studi kasus deskriptif. Data penelitian ini adalah perpindahan FN ke A-Position pada kalimat pasif bitransitif tanpa delisi yang bersumber dari tuturan lisan anak usia prasekolah di Kelas B-Lion TK Laboratorium UM. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik perekaman dan catatan lapang. Analisis data terdiri atas tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak usia prasekolah dapat memindahkan frasa nomina benefaktif ke argument-position dengan disertai penyesuaian berupa perubahan imbuhan verba aktif menjadi verba pasif yang berimbuhan di-. Anak juga mempertimbangkan kebernyawaan (animacy) dalam proses perpindahan frasa nomina benefactive dan dalam penyusunan urutan kata dalam kalimat hasil perpindahan tersebut. Perpindahan yang dilakukan tidak melanggar subjacency condition.
PENGGUNAAN VIDEO BERBASIS TEKS DAN KERANJANG BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGANALISIS ASPEK KEBAHASAAN LAPORAN HASIL OBSERVASI Sugiarti, Sugiarti; Prihatini, Arti; Pangesti, Fida
JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran) Vol 4, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Lecturer at the Faculty of Education, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jinop.v4i2.7118

Abstract

Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana proses dan hasil penggunaan video berbasis teks dan keranjang bahasa untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas X MIPA 2 SMAN 7 Malang. Penelitian ini terdiri atas dua siklus. Pada siklus pertama, kemampuan siswa dalam menganalisis aspek kebahasaan belum optimal karena rata-rata hasil belajar siswa masih di bawah kriteria kelulusan minimal (KKM) 75, yakni 74,375 (kata), 70 (frasa), 69,95 (kalimat), dan 75 (kesalahan berbahasa). Para siswa juga belum dapat menganalisis aspek kebahasaan secara lebih detail. Pada siklus kedua, dengan menggunakan video berbasis teks dan keranjang bahasa, kemampuan siswa dalam menganalisis aspek kebahasaan meningkat antara 10-14 %, yakni 82.5 (kata), 80 (frasa), 76.75 (kalimat), dan 75 (kesalahan berbahasa). Para siswa dalam kelompok terlibat aktif dalam pembelajaran dan siswa mampu menganalisis jenis kata, frasa, kalimat, dan kesalahan berbahasa pada teks laporan hasil observasi dengan lebih cepat dan lebih tepat.
Tindak Tutur Ekspresif Tokoh dalam Novel Pulang-Pergi Karya Tere Liye Alfi Khoiru An Nisa; Yunita Trisnawati; Arti Prihatini
MABASAN Vol. 15 No. 2 (2021): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mab.v15i2.474

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan bentuk dari tindak tutur ekspresif yang ada pada kalimat atau tuturan yang ada pada setiap tokoh dalam novel Pulang-Pergi karya Tere Liye. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah tuturan yang ada pada novel Pulang-Pergi. Data yang digunakan adalah tuturan atau kalimat dari tokoh yang relevan dengan teori tindak tutur ekspresif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik baca-catat, yaitu membaca dengan kritis novel Pulang-Pergi yang kemudian jika menemukan tuturan yang relevan dengan teori tindak tutur ekspresif akan dicatat, kemudian dilakukan pengelompokkan seusai dengan indikator yang telah disiapkan, yang kemudian data tersebut dianalisis dengan bentuk deksriptif. Hasil penelitian ditemukan bahwa tindak tutur ekspresif dalam novel Pulang-Pergi terdapat 9 bentuk yaitu ucapan terima kasih, ucapan maaf, ucapan selamat, ucapan pujian, ucapan menyalahkan, ucapan harapan, ucapan menyetujui, ucapan tidak menyetujui, dan ucapan terkejut.
PENGGUNAAN VIDEO BERBASIS TEKS DAN KERANJANG BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGANALISIS ASPEK KEBAHASAAN LAPORAN HASIL OBSERVASI Sugiarti Sugiarti; Arti Prihatini; Fida Pangesti
JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran) Vol. 4 No. 2 (2018): November 2018
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jinop.v4i2.7118

Abstract

Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana proses dan hasil penggunaan video berbasis teks dan keranjang bahasa untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas X MIPA 2 SMAN 7 Malang. Penelitian ini terdiri atas dua siklus. Pada siklus pertama, kemampuan siswa dalam menganalisis aspek kebahasaan belum optimal karena rata-rata hasil belajar siswa masih di bawah kriteria kelulusan minimal (KKM) 75, yakni 74,375 (kata), 70 (frasa), 69,95 (kalimat), dan 75 (kesalahan berbahasa). Para siswa juga belum dapat menganalisis aspek kebahasaan secara lebih detail. Pada siklus kedua, dengan menggunakan video berbasis teks dan keranjang bahasa, kemampuan siswa dalam menganalisis aspek kebahasaan meningkat antara 10-14 %, yakni 82.5 (kata), 80 (frasa), 76.75 (kalimat), dan 75 (kesalahan berbahasa). Para siswa dalam kelompok terlibat aktif dalam pembelajaran dan siswa mampu menganalisis jenis kata, frasa, kalimat, dan kesalahan berbahasa pada teks laporan hasil observasi dengan lebih cepat dan lebih tepat.
PERPINDAHAN FRASA NOMINA BENEFACTIVE KE ARGUMENT-POSITION DALAM KALIMAT PASIF BITRANSITIF PADA RAGAM BAHASA LISAN ANAK USIA PRASEKOLAH Arti Prihatini
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 4 No. 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v4i2.7045

Abstract

Penelitian ini bertujuan menelaah perpindahan frasa nomina (FN) benefactive  ke Argument-Position (A-Position) pada kalimat pasif bitransitif tanpa delisi pada anak usia prasekolah. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Jenis penelitian ini adalah studi kasus deskriptif. Data penelitian ini adalah perpindahan FN ke A-Position pada kalimat pasif bitransitif tanpa delisi yang bersumber dari tuturan lisan anak usia prasekolah di Kelas B-Lion TK Laboratorium UM. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik perekaman dan catatan lapang. Analisis data terdiri atas tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak usia prasekolah dapat memindahkan frasa nomina benefaktif ke argument-position dengan disertai penyesuaian berupa perubahan imbuhan verba aktif menjadi verba pasif yang berimbuhan di-. Anak juga mempertimbangkan kebernyawaan (animacy) dalam proses perpindahan frasa nomina benefactive dan dalam penyusunan urutan kata dalam kalimat hasil perpindahan tersebut. Perpindahan yang dilakukan tidak melanggar subjacency condition.
Kemampuan Siswa dalam Menyusun Gagasan Utama dan Gagasan Penjelas pada Teks Laporan Hasil Observasi dengan Media Kartu Observasi (Students' Ability to Arrange Main Ideas and Explanatory Ideas in the Text of Observational Report with Card Observation Media) Laili Ivana; Sugiarti Sugiarti; Gigit Mujianto; Arti Prihatini; Fida Pangesti
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA), Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.416 KB) | DOI: 10.26714/lensa.9.1.2019.61-76

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menyusun gagasan utama, gagasan penjelas, serta kepaduan antara gagasan utama dengan gagasan penjelas pada teks laporan hasil observasi dengan media kartu observasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan di kelas X MIPA 2 SMAN 7 Malang. Data penelitian ini adalah gagasan utama dan gagasan penjelas yang dituliskan siswa pada kartu observasi. Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Analisis data dilakukan terhadap karakteristik bahasa dan hubungan antara gagasan utama dan gagasan penjelas yang disusun siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para siswa mampu menyusun gagasan utama dan gagasan penjelas yang saling berhubungan. Gagasan utama telah mencakup informasi inti yang ingin disampaikan, sedangkan gagasan penjelas berisi informasi terperinci yang menjelaskan gagasan utama. Hal itu terbukti dengan persentase siswa yang melebihi KKM, yaitu 87.10% siswa pada kemampuan mengembangkan gagasan utama, 93.55% siswa pada kemampuan mengembangkan gagasan penjelas, dan 87.10% siswa pada kemampuan membentuk kepaduan antara gagasan utama dengan gagasan penjelas. Di sisi lain, terdapat empat siswa (12,90 %) yang skornya sama dengan KKM pada kemampuan mengembangkan gagasan utama. Terdapat dua siswa (6,45 %) yang skornya sama dengan KKM pada kemampuan mengembangkan gagasan penjelas. Pada kemampuan membentuk kepaduan antara gagasan utama dan gagasan penjelas, terdapat 12,90 % siswa yang sama dengan KKM.Kata Kunci: gagasan utama, gagasan penjelas, laporan hasil observasiABSTRACTThis study aims to describe the ability of students to compile main ideas, explanatory ideas, and coherence between the main ideas and explanatory ideas in the text of the observation report with the observation card media. This research is a descriptive study conducted in class X MIPA 2 SMAN 7 Malang. The data of this study are the main ideas and explanatory ideas written by students on the observation card. Data is collected by documentation techniques. Data analysis was carried out on the characteristics of the language and the relationship between the main ideas and explanatory ideas that students composed. The results of the study show that students are able to compile key ideas and explanatory ideas that are interconnected. The main idea includes the core information that you want to convey, while the explanatory idea contains detailed information that explains the main ideas. This is evidenced by the presence of 87.10% of students who score the same as minimum criteria on the ability to develop main ideas, 93.55% of students in the ability to develop explanatory ideas, and 87.10% of students in the ability to form coherence between the main ideas and explanatory ideas. On the other hand, there are four students (12.90%) whose score the same as minimum criteria on the ability to develop the main ideas. There are two students (6.45%) whose score the same as mimimum criteria on the ability to develop explanatory ideas. In the ability to form coherence between main ideas and explanatory ideas, there are 12.90% of students who are the same as mimimum criteria.
SEMANTIC NETWORK OF THE WORD ASSOCIATION IN THE FIELD OF LAW Arti Prihatini
LITERA Vol 18, No 3: LITERA NOVEMBER 2019
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ltr.v18i3.26513

Abstract

Word association can be utilized for identifying semantic network and describing point of view and prior knowledge of someone. This study aims to discuss two focuses, (1) the categorization of response word and (2) language factors that form semantic networks from the response words of word association in the field of law. This research uses a qualitative approach which is a type of descriptive case study research. Data collection held by using a word association questionaire. Based on the word categorization, the results showed that the stimulus words in the form of nouns were the most responded by nouns, verbs were the most responded by nouns, while the adjectives were responded more by an adjectives. Overall, responses in the form of nouns are 64.71%, verbs are 17.70%, adjectives are 17.58%. The responses in the form of nouns are related to the semantic relations of argument and predication, while the adjective response tends to be related to other adjectives in the unity of the semantic network. The response words form semantic network based on language factors, namely (1) lexical factors that consist of meaning relationship, connotation of meaning, concreteness and abstractness and (2) grammatical factors that consist of syntagmatic-paradigmatic and predication-argument relationship. Keywords: semantic network, word association, mental lexicon
Implementasi Pembelajaran Multiliterasi Berbasis Engaged Learning dalam Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Arti Prihatini; Sugiarti Sugiarti
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 24, No. 3, Juli 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v24i3.13407

Abstract

Pembelajaran multiliterasi penting dilakukan karena mengintegrasikan beragam sumber belajar sehingga mampu meningkatkan aspek pikiran, perasaan, dan motivasi intrinsik (engaged learning). Berdasarkan observasi dan wawancara di SMP Aisyiyah Boarding School Malang, kegiatan literasi telah dilaksanakan dengan membaca bebas dan mandiri bagi siswa sebelum pembelajaran dimulai, tetapi belum memanfaatkan media pembelajaran yang mendukung pengembangan keterampilan multiliterasi siswa dan belum mengintegrasikan motivasi intrinsik dengan aspek pikiran dan perasaan siswa. Berdasarkan hal itu, tim pelaksana mengadakan pelatihan pengembangan media pembelajaran multiliterasi berbasis engaged learning, yakni model pembelajaran yang mengintegrasikan aspek kognitif, emosional, dan motivasi intrinsik siswa. Metode dilakukan dalam empat kegiatan, yaitu tahap preparasi, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi sebanyak enam kali pertemuan daring selama dua bulan disertai konsultasi intensif dengan mitra 12 guru SMP Aisyiyah Boarding School Malang. Instrumen yang digunakan adalah lembar pretes dan postes, serta panduan wawancara. Kegiatan dinyatakan berhasil jika 75% peserta mendapatkan skor postes minimal 75. Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan 14% dari pretes ke postes. Pada pretes, hanya 25% yang skornya minimal 75, tetapi pada postes meningkat menjadi 100%. Secara bertahap, semakin banyak guru yang melaksanakan kegiatan dengan sangat baik (SB) mulai dari tahap preparasi, inkubasi, iluminasi, hingga verifikasi sehingga menghasilkan video pembelajaran berdurasi 10-20 menit, serta RPP. Pembelajaran multiliterasi diimplementasikan dengan memanfaatkan beragam sumber belajar dan stimulasi literasi kritis. Engaged learning diimplementasikan melalui pemanfaatan metode pembelajaran dan pengembangan aktivitas yang mengintegrasikan aspek pikiran, perasaan, dan motivasi intrinsik. Video pembelajaran yang dihasilkan para guru telah diunggah di channel youtube masing-masing dan dimanfaatkan dalam praktik pembelajaran daring.
PERPINDAHAN FRASA NOMINA PENDERITA DALAM KALIMAT PASIF MONOTRANSITIF Arti Prihatini; Sunaryo Sunaryo; Nurchasanah Nurchasanah
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol.1, No.5, Mei 2016
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.197 KB) | DOI: 10.17977/jp.v1i5.6267

Abstract

This research aims to describe patient noun phrase (NP) movement at the monotransitive passive sentence with prefix di- in children age 5—6. This research is descriptive case study. Data of this research are patient NP movement with deletion agent NP and patient NP in monotransitive passive sentences on oral Indonesian from children’s utterance with their friends, teacher, and researcher. Based on the results of this research, patient NP movement with deletion of agent NP and patient NP that had been done by the children leave seven variation of di- passive verb, namely di- passive verb, di- passive verb with negation and modality, di- passive verb and adverb, di- passive verb and quatifier, di- passive verb and reflexive marker, di- passive verb with question intonation, and di- passive verb and imperative marker.Penelitian bertujuan mendeskripsikan perpindahan frasa nomina (FN) penderita dalam kalimat pasif monotransitif berprefiks di- anak usia 5—6 tahun. Jenis penelitian adalah studi kasus deskriptif. Data penelitian adalah perpindahan FN penderita yang disertai delisi FN pelaku dan FN penderita dalam kalimat pasif monotransitif bahasa Indonesia lisan yang bersumber dari ujaran anak usia 5-6 tahun dengan teman, guru, dan peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perpindahan FN penderita yang disertai delisi FN pelaku dan FN penderita dilakukan anak sehingga meninggalkan tujuh variasi verba pasif di-, yaitu verba pasif di-, verba pasif di- disertai negasi dan modalitas, verba pasif di- disertai adverbia, verba pasif di- disertai quantifier, verba pasif di- disertai penanda refleksif, verba pasif di- berintonasi tanya, dan verba pasif di- disertai penanda imperatif.