Widyaningtias Widyaningtias, Widyaningtias
Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No. 10 Bandung.

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gerusan yang Terjadi di Sekitar Abutment Tanpa Sayap pada Jembatan (Kajian Laboratorium) Soeharno, Agung Wiyono Agung Wiyono Hadi; Widyaningtias, Widyaningtias
Jurnal Teknik Sipil Vol 14, No 4 (2007)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.626 KB)

Abstract

Abstrak. Sungai sebagai salah satu sumber daya air yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan sungai yang tidak ramah lingkungan menjadi salah satu masalah yang belum terpecahkan hingga saat ini. Termasuk juga otimalisasi sungai sebagai sarana transportasi air, baik secara langsung memanfaatkan aliran sungai, ataupun memanfaatkan badan sungai sebagai penopang jembatan. Salah satu bagian terpenting dari jembatan adalah abutment jembatan. Abutment jembatan adalah struktur di ujung-ujung jembatan yang berfungsi sebagai kaki jembatan dan tumpuan atau penyalur beban, dalam hal ini struktur tersebut masuk ke dalam sungai. Pemodelan suatu saluran terbuka dengan pemasangan abutment pada empat titik, yaitu pada saluran lurus, saluran dengan tikungan 180o, saluran lurus diantara tikungan, dan saluran dengan tikungan 90o. Tujuan pemodelan ini adalah untuk mengetahui besar gerusan yang terjadi pada sungai lurus dan sungai dengan tikungan. Model ini akan dialiri air dengan beberapa debit yang berbeda. Kedalaman gerusan dan kecepatan aliran yang terjadi akan diukur. Data kedalaman gerusan dan kecepatan aliran digunakan untuk menghitung gerusan maupun sedimentasi yang terjadi dengan menggunakan beberapa formula, yaitu Formula Froehlich, Laursen, Melville. Hasil dari perhitungan dari masing-masing formula tersebut dibandingkan dengan pengamatan fisik, perbedaan yang terjadi merupakan representasi prosentase kesalahan dari setiap formula yang digunakan.Abstract. An example of water resource is the river which is vital for human life. River exploitation is an environmental problem which has not been solved. This problem include river as a mean of transport, either directly using the stream flow, or using the bank as bridge foundation. One of the most important factors of the bridge is the abutment. The abutment is a structure, build at the edge of the bridge. Abutment is designed to hold the weight of the bridge and over the bridge. The structure of the abutment usually planted in to the river. The model is build as an open channel flow with abutment at four points of the channel, straight channel, 180 curves, straight channel between curve, and 90 curves. The purpose is to model and measure the scorching at straight and curve river flow. The model will be watered with different debits. The flow and the scorch depth will be measured. The data measured will be used to calculate scour and sedimentation using several formulas, Froehlich, Laursen, and Melville. The result from each calculation will be compared with the observation data. Error will be calculated from the differences between the calculation and observation data.
Perbandingan Gerusan Lokal yang Terjadi di Sekitar Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan dengan Sayap pada Saluran Lurus, Tikungan 90°, dan 180° (Kajian Laboratorium) Wiyono, Agung; Nugroho, Joko; Widyaningtias, Widyaningtias; Zaidun, Eka Risma
Jurnal Teknik Sipil Vol 18, No 1 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.524 KB)

Abstract

Abstrak. Fenomena kerusakan jembatan akibat gerusan pada pondasi pier atau abutment sulit diamati secara langsung. Salah satu metode untuk menyederhanakan adalah dengan pemodelan fisik di laboratorium. Tujuan penulisan jurnal ini adalah membandingkan gerusan yang terjadi di sekitar abutment dinding vertikal tanpa sayap dan dengan sayap pada saluran lurus, tikungan 90o, dan 180o. Perbandingan difokuskan pada gerusan lokal jenis live -bed scour dan terjadinya transportasi sedimen sepanjang pengaliran debit 4, 5, 6, dan 7 liter/detik pada model saluran. Penelitian dilakukan dengan membangun model saluran terbuka dengan dinding fiberglass dan dasar saluran terbuat dari semen, saluran memiliki bagian lurus serta sudut tikungan 90° dan 180°. Hasil parameter fisik berupa kecepatan dan kedalaman gerusan, dibandingkan secara analitik dengan menggunakan Formula Laursen (1960), Froehlich (1989), dan Mellvile (1997). Hasil perbandingan menunjukkan bahwa pada abutment dinding vertikal tanpa sayap, hasil perhitungan Formula Laursen paling mendekati hasil pengamatan dengan persentase kesalahan 20,02%. Sedangkan untuk abutment dinding vertikal dengan sayap, persentase kesalahan terkecil sebesar 28,17%, dengan menggunakan Formula Froehlich (1989). Untuk abutment dinding vertikal tanpa sayap, kedalaman gerusan maksimum terjadi di sekitar hulu abutment, dan segmen tengah abutment untuk abutment dinding vertikal dengan sayap. Untuk kedua tipe abutment sedimentasi tertinggi terjadi di sebelah hilir.Abstract. The damage phenomenon of the bridge due to scour on pier foundation or abutment is difficult to observe directly. One of the methods to simplify this phenomenon is modeling in the laboratory. The purpose of this research is to compare scouring around vertical wall and vertical wing-wall abutment in straight channel, 90o, and 180o curve channel. Scouring comparison focused on the live-bed scour and the occurrence of sediment transport along the 4, 5, 6, and 7 liters / second discharge on the channel model. Results of physical parameters such as velocity and depth of scouring compared with the analytical using Laursen (1960), Froehlich (1989), and Mellvile (1997) formula. The result from each calculation will be compared with the observation data. The resultshows that maximum scouring for vertical wall and vertical wing-wall abutment occurred in upstream and middle of abutment respectively. Furthermore, sedimentation for both of types is around downstream of abutment. From the analytical comparison, Laursen’s Formula gives closer accuracy for vertical wall abutment than others formulas, with the percentage of error is about 20,02%. While, Froehlich’s Formula gives 28,17% for wing-wall abutment.