Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

The Legality of Lontong Kupang Culinary Tourism Typical of Sidoarjo Regency Against the Improvement of the Community's Economy Based on Islamic Law Bawa Mulyono Hadi
JURNAL ILMIAH MIZANI: Wacana Hukum, Ekonomi, dan Keagamaan Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Syariah UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/mzn.v10i1.9968

Abstract

This research was conducted to describe the legality of the role of Kupang rice cake culinary tourism in increasing people's income from the perspective of Islamic law. The study was qualitative. This research is located on Kupang rice cake entrepreneurs in the Sidoarjo Regency area. Data collection techniques used in this study were direct observation, interviews and documentation. At the same time, the researcher's data analysis techniques are data reduction, data presentation, and data verification. The results of the study show that: first, the role of Kupang rice cake culinary tourism greatly influences the income of the surrounding community; second, the existence of Kupang Lontong culinary tourism plays a direct role in the community's economy, including a role in absorbing labour for the community's economy, especially the people around culinary tourism. The role of the economy in tourism is an opportunity for the community around a tourist attraction to have the opportunity to work for both staff and labourers; third, in the perspective of Islamic law, the existence of Kupang rice cake culinary tourism does not violate the provisions of Islamic law, both in terms of the legality of halal nafsihi and halal ghoirihi. Culinary tourism is included in the category of mutual help, namely helping in the field of work (opening other people's business opportunities), so it can be punished as a sunnah act. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan legalitas peran wisata kuliner lontong kupang dalam meningkatkan pendapatan masyarakat perspektif hukum islam. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini berlokasi di kupang pengusaha lontong di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data peneliti adalah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, peran wisata kuliner lontong kupang sangat berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat sekitar; kedua, Keberadaan wisata kuliner lontong kupang berperan langsung dalam perekonomian masyarakat, diantaranya berperan dalam penyerapan tenaga kerja bagi perekonomian masyarakat khususnya masyarakat sekitar wisata kuliner. Peran ekonomi dalam kepariwisataan merupakan peluang bagi masyarakat sekitar objek wisata untuk memiliki kesempatan bekerja baik untuk kepentingan staf maupun buruh; ketiga, dalam perspektif hukum islam, Keberadaan wisata kuliner lontong kupang tidak melangar ketentuan hukum islam, baik dari sisi legalitas kehalalan nafsihi maupun kehalalan ghoirihi. Wisata kuliner termasuk dalam kategori tolong menolong, yakni menolong dalam bidang pekerjaan (membuka peluang usaha orang lain), sehinga bisa dihukumi perbuatan sunah.
Peningkatan Pengetahuan dan Kemampuan Ibu-ibu Rumah Tangga di Perumahan Bukit Bambe RT 24 Driyorejo Gresik dalam Mendiversifikasi Produk Olahan Makanan Rice Bowl Daniel Pandu Mau; Mahmudi Mahmudi; Ivy Dian Puspitasari Prabowo; Achmad Taufiq; Bawa Mulyono Hadi; Otje Herman Wibowo
To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6, No 2 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Andi Djemma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35914/tomaega.v6i2.1698

Abstract

Masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga (IRT) Perumahan Bukit Bambe, Driyorejo- Gresik belum mampu berproduktif dan berdaya guna secara ekonomi. Pendapatanya yang rata-rata masih di bawah UMK belum mampu untuk menambah pendapatan kepala keluarga. Meskipun beberapa IRT sudah menjalankan usaha olahan makanan rumahan nasi kemasan, tetapi belum mampu menopang perekonomian keluarga karena tingkat peminatannya cenderung fluktuatif. Rendahnya pengetahuan dan kemampuannya dalam mendiversifikasi atau mengolah makanan yang kreatif dan inovatif menjadi penyebabnya. Oleh sebab itu, diformulasikanlah suatu solusi yaitu melalui pelatihan mendiversifikasi olahan makanan nasi kemasan menjadi konsep rice bowl. Ini merupakan bisnis kuliner yang sedang berkembang dan diminati pasar hingga saat ini. Metode pelatihan yang digunakan adalah ceramah, demonstrasi, praktik, dan diskusi. Berdasarkan hasil evaluasi pasca pelatihan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan para IRT tersebut, bahkan termotivasi untuk membuka dan mengembangkan usaha rice bowl mulai dari skala kecil.  Kata kunci: Bukit Bambe; Diversifikasi Produk; Rice Bowl
TRADITIONAL CULINARY OF AYAM TALIWANG AS A TOURIST ATTRACTION IN MATARAM CITY Bawa Mulyono Hadi
Jurnal Ilmiah Global Education Vol. 4 No. 3 (2023): JURNAL ILMIAH GLOBAL EDUCATION, Volume 4 Nomor 3, September 2023
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/jige.v4i3.1239

Abstract

This study was motivated by an interest in the expansion of culinary tourism in the city of Mataram, which, although having several opportunities, an abundance of raw materials, one-of-a-kind traditional food preparation techniques, and a promising market share, seems to be developing at a very local level. The strategy that has been used in this study is known as descriptive qualitative research. This means that the method utilized emphasizes monitoring data or information until it is deemed adequate to produce an interpretation. Mataram City is a place that offers a wide variety of different things to do, all of which are impacted by the general circumstances that exist in the surrounding region, including astronomy, geography, administration, and social and cultural aspects. According to the findings, the traditional culinary qualities that serve as an attraction for culinary tourism in the city of Mataram mostly result from the absorption of hereditary ancestral culture that originated in Taliwang, located inside Mataram City. The tourist sector in Mataram City might be expanded and improved by using the city's culinary potential, which could be a direct or indirect method. This is connected to the fact that the cuisine of Mataram City may be both a draw factor and a motivator for people from outside the region to become tourists in Mataram City. This is tied to the fact that the cuisine of Mataram City can be both.
Pemanfaatan Rempah Andaliman sebagai Ice Cream Dessert Bawa Mulyono Hadi; Mahmudi; Tjhing Man Lie
The Sages Journal Vol. 1 No. 01 (2022): The Sages Journal: Culinary Science and Business_Agustus
Publisher : LPPM Akademi Sages

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61195/sages.v1i1.4

Abstract

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang beragam, termasuk di antaranya rempah-rempah. Namun, masih banyak sumber daya tersebut yang belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu contohnya adalah andaliman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi penggunaan andaliman sebagai bahan tambahan pada es krim. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan para chef. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rempah andaliman yang umumnya digunakan dalam masakan khas Batak Sumatera Utara yang relatif pedas, dapat diinovasikan menjadi kudapan manis yang menyegarkan seperti es krim. Karakteristik yang menonjol dari produk ini adalah rasa pedas yang memberikan citarasa baru pada kudapan yang biasanya manis. Ice Cream Dessert “Andaliman” merupakan inovasi yang menggabungkan es krim yang manis dengan rempah yang memiliki karakteristik pedas. Dengan demikian, penanaman dan pengenalan tanaman andaliman dapat lebih ditingkatkan di Indonesia.
PEMANFAATAN LABU KUNING DALAM PEMBUATAN KUE BEBAS GLUTEN Bawa Mulyono Hadi; Ivy Dian Puspitasari Prabowo; Titin Lestariningsih; Elvin Adisatria Lukman
The Sages Journal Vol. 2 No. 01 (2023): The Sages Journal: Culinary Science and Business_Agustus
Publisher : LPPM Akademi Sages

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kue (cake) merupakan kudapan yang berkarakteristik lembut dan halus, dengan rasa yang cenderung manis. Sebagai jajanan yang populer di kalangan masyarakat, umumnya bahan dasar yang digunakan dalam pembuatannya adalah tepung terigu yang mengandung gluten sehingga produk olahannya tidak dapat dikonsumsi oleh semua orang, khusunya penderita gluten intolerance. Melalui pendekatan eksperimental, dilakukan percobaan untuk mensubstitusikan tepung terigu dengan labu kuning yang diolah menjadi tepung. Namun, sample yang digunakan adalah tepung labu kuning yang diolah tanpa kulit dan tepung labu kuning yang diolah menggunakan kulit dengan perbandingan 1:1 dan 1:4. Untuk mengetahui tingkat kesukaan atau keberterimaannya terhadap konsumen, maka dilakukan uji organoleptik terhadap 100 panelis dengan penilaian 1-7 (amat sangat tidak suka hingga amat sangat suka), terkait rasa, aroma, tekstur, bentuk, serta keseluruhannya. Hal ini juga dilakukan untuk menemukan formulasi yang tepat terhadap kue labu kuning gluten-free tersebut. Data yang didapatkan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis uji-t dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi yang tepat berdasarkan dari kriteria penilaian penerimaan konsumen melalui uji organoleptik penggunaan tepung labu kuning yang diolah tanpa menggunakan kulitnya. Penilaian yang dihasilkan adalah rasa 6,25 (sangat suka), aroma 5,40 (Suka), tekstur 5,20 (suka), bentuk 4,91 (suka), dan penerimaan secara keseluruhan 5,94 (sangat suka). Hasil tersebut menunjukkan bahwa labu kuning yang diyakini memiliki kandungan nilai gizi yang tinggi sangat potensial untuk dikembangkan sebagai alternatif bahan baku atau substitusi baku pada berbagai produk olahan pangan. Pemanfaatan labu kuning tersebut menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah labu kuning dan mendukung upaya pemerintah dalam penganekaragaman pangan.
TRADITIONAL CULINARY OF AYAM TALIWANG AS A TOURIST ATTRACTION IN MATARAM CITY Bawa Mulyono Hadi
Jurnal Ilmiah Global Education Vol. 4 No. 3 (2023): JURNAL ILMIAH GLOBAL EDUCATION, Volume 4 Nomor 3, September 2023
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/jige.v4i3.1239

Abstract

This study was motivated by an interest in the expansion of culinary tourism in the city of Mataram, which, although having several opportunities, an abundance of raw materials, one-of-a-kind traditional food preparation techniques, and a promising market share, seems to be developing at a very local level. The strategy that has been used in this study is known as descriptive qualitative research. This means that the method utilized emphasizes monitoring data or information until it is deemed adequate to produce an interpretation. Mataram City is a place that offers a wide variety of different things to do, all of which are impacted by the general circumstances that exist in the surrounding region, including astronomy, geography, administration, and social and cultural aspects. According to the findings, the traditional culinary qualities that serve as an attraction for culinary tourism in the city of Mataram mostly result from the absorption of hereditary ancestral culture that originated in Taliwang, located inside Mataram City. The tourist sector in Mataram City might be expanded and improved by using the city's culinary potential, which could be a direct or indirect method. This is connected to the fact that the cuisine of Mataram City may be both a draw factor and a motivator for people from outside the region to become tourists in Mataram City. This is tied to the fact that the cuisine of Mataram City can be both.