Lina Fatayati Syarifa, Lina Fatayati
Unknown Affiliation

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

EVALUASI PENGOLAHAN DAN MUTU BAHAN OLAH KARET RAKYAT (BOKAR) DI TINGKAT PETANI KARET DI SUMATERA SELATAN Syarifa, Lina Fatayati; Agustina, Dwi Shinta; Nancy, Cicilia
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 31, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v31i2.141

Abstract

Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan daya saing karet nasional adalah dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 38/Permentan/OT.140/8/2008 dan Peraturan Menteri Perdagangan No. 53/M-DAG/PER/10/2009  yang diimplementasikan dalam bentuk Gerakan Nasional Bokar Bersih (GNBB), dengan tujuan menghasilkan bokar bersih dan bermutu sesuai dengan standar mutu yang berlaku. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi penerapan peraturan-peraturan tersebut terhadap sistem pengolahan dan mutu bokar  di tingkat petani. Penelitian dilakukan dengan metode survey dengan memilih sampel secara purposive, yaitu daerah-daerah yang merupakan sentra karet. Pengambilan data dilakukan melalui metode Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara dengan petani serta pengamatan visual terhadap mutu bokar yang dihasilkan petani. Hasil survei menunjukkan bahwa penerapan Permentan dan Permendag belum dilaksanakan sepenuhnya di tingkat petani. Permasalahan pengolahan dan pemasaran karet yang menyebabkan rendahnya mutu bokar dan pendapatan petani masih banyak terjadi di beberapa wilayah di Sumatera Selatan yang masih memerlukan perhatian serius.  Hal ini terlihat dari jenis pembeku, tingkat kebersihan bokar, dan cara penyimpanan bokar yang sebagian besar tidak memenuhi standar berlaku. Diterima : 16 Oktober 2012; Disetujui : 26 April 2013  How to Cite : Syarifa, L. F., Agustina, D. S., & Nancy, C. (2013). Evaluasi pengolahan dan mutu bahan olah karet rakyat (bokar) di tingkat petani karet di Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Karet, 31(2), 139-148. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/141
ANALISIS USAHATANI TANAMAN SELA DIANTARA KARET DI WILAYAH KOTA PRABUMULIH, SUMATERA SELATAN Agustina, Dwi Shinta; Syarifa, Lina Fatayati; Nancy, Cicilia; Rosyid, Muhammad Jahidin
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 33, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v33i2.180

Abstract

Salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan petani karet adalah adanya komoditas pendukung yang diusahakan secara mix-cropping dengan tanaman karet. Pola usahatani berbasis karet telah diusahakan petani di Sumatera Selatan selama bertahun-tahun. Salah satu lokasi di Provinsi Sumatera Selatan yang mengusahakan tanaman sela sebagai sumber pendapatan tambahan adalah Desa Pangkul di Kota Prabumulih. Penelitian ini bertujuan menampilkan gambaran mengenai usahatani karet dengan tanaman sela dan pendapatan yang diperoleh dari pengusahaan pola usahatani ini. Metode yang digunakan dalam pengambilan data melalui diskusi langsung dengan kelompok tani yang beranggotakan 23 orang dengan didampingi oleh perangkat desa dan petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani di Desa Pangkul pada umumnya telah mempunyai minat dan motivasi yang kuat untuk menerapkan teknologi anjuran. Hal ini terlihat dari produksi tanaman karet yang cukup tinggi serta input yang diberikan pada tanaman karet dan tanaman sela sudah sesuai dengan anjuran. Tanaman sela yang umum diusahakan petani meliputi tanaman sayur-sayuran dan bibit karet. Tanaman sayur-sayuran dapat dipanen dalam waktu singkat sehingga pengusahaannya dapat dilakukan secara intensif. Pada umumnya tanaman sela diusahakan selama tiga tahun masa tanaman belum menghasilkan (TBM). Rata-rata pendapatan usahatani dari tanaman sela adalah Rp 7 juta per bulan. Pendapatan yang diperoleh dari tanaman sela cukup tinggi terutama dari tanaman tomat kecil yaitu sekitar 67% dari total pendapatan usahatani. Diterima : 9 Februari 2015; Direvisi : 20 Mei 2015; Disetujui : 15 Juli 2015 How to Cite : Agustina, D. S., Syarifa, L. F, Nancy, C., & Rosyid, How to Cite : M. (2015). Analisis usahatani tanaman sela diantara karet di wilayah Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Karet, 33(2), 157-166. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/180
DAMPAK RENDAHNYA HARGA KARET TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI KARET DI SUMATERA SELATAN Syarifa, Lina Fatayati; Agustina, Dwi Shinta; Nancy, Cicilia; Supriadi, Muhammad
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 34, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v34i1.218

Abstract

Rendahnya harga karet telah memberikan berbagai dampak terhadap kondisi sosial ekonomi petani karet di Sumatera Selatan (Sumsel) dikarenakan lebih dari 40% penduduk Sumsel menggantungkan hidupnya dari komoditas karet. Tulisan ini menguraikan hasil penelitian mengenai dampak turunnya harga karet terhadap kondisi sosial ekonomi petani karet di Sumatera Selatan. Kegiatan penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2014. Penelitian dilakukan dengan metode survei dengan mengambil sampel petani karet yang dipilih secara acak. Selanjutnya secara sengaja dipilih sampel penangkar bibit karet,  perusahaan leasing kendaraan,  dealer kendaraan bermotor serta  perusahaan leasing dan toko elektronik dan furniture di sekitar wilayah sentra karet di Sumatera Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa turunnya harga karet saat ini telah memberikan dampak yang mengakibatkan turunnya pendapatan petani per bulan, turunnya kemampuan investasi petani, turunnya daya beli petani, serta pengalihan sumber penghasilan petani kepada sumber penghasilan selain usahatani karet.  Bahkan telah terjadi pengalihan fungsi lahan dari usahatani karet ke tanaman lain yang dinilai petani lebih prospektif. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya agar bisa bertahan dalam kondisi harga karet yang rendah saat ini. Diterima : 5 Agustus 2015 / Direvisi : 3 Februari 2016 / Disetujui : 1 April 2016 How to Cite : Syarifa, L., Agustina, D., Nancy, C., & Supriadi, M. (2016). Dampak rendahnya harga karet terhadap kondisi sosial ekonomi petani karet di Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Karet, 34(1), 119-126. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/218
MODEL PENUMBUHAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PERBENIHAN UNTUK MENINGKATKAN MUTU BAHAN TANAM DAN PRODUKTIVITAS KARET RAKYAT Syarifa, Lina Fatayati; Nancy, Cicilia; Supriadi, Muhammad
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 29, Nomor 2, Tahun 2011
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v29i2.245

Abstract

Untuk mendukung kegiatan revitalisasi perkebunan dan peremajaan karet swadaya, maka salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana menyediakan bibit karet yang memenuhi “6 tepat” yaitu: tepat waktu, jumlah, mutu, tempat, klon dan harga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaan kelembagaan perbenihan serta merancang model penumbuhan dan penguatan kelembagaan di Sumatera Selatan dalam upaya memperkuat industri perbenihan karet nasional. Kegiatan penelitian dilakukan pada tahun 2009/2010, dengan memadukan metode penelitian survey, dan kegiatan aksi yang melibatkan partisipasi peneliti, petani dan stakeholders lainnya.  Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu dengan memilih sentra pembibitan karet dan non sentra pembibitan karet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebun entres di Provinsi Sumatera Selatan tercatat seluas 236.2 ha, namun hingga tahun 2010 yang telah mendapat SK Penetapan Dinas Perkebunan baru  sekitar 40%.  Jenis klon yang dominan diusahakan adalah PB 260 (72,2%), lalu IRR 39, BPM 24 dan RRIC 100. Jumlah batang bawah yang memiliki SKM (Surat Keterangan Mutu) tahun 2009/2010 di Sumsel sebesar 48,7 juta, dan sebanyak 85% menggunakan biji dari Medan. Namun, kondisi kelembagaan pembibitan karet di provinsi ini belum kondusif. Sebagai contoh, jumlah petugas pengawas benih serta fasilitas yang disediakan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan masih terbatas, masih banyak penangkar pembibitan yang belum mendapat sertifikat legal bagi produk mereka, sebagian besar penangkar memiliki modal terbatas, dan sumber entres dan  batang bawah juga masih terbatas. Oleh karena itu upaya yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi industri karet pembibitan di Sumatera Selatan seperti yang diilustrasikan dalam model penumbuhan dan penguatan kelembagaan pembibitan karet yang diajukan dalam makalah ini.     Diterima : 20 Agustus 2011; Disetujui : 14 Oktober 2011How to Cite : Syarifa, L. F., Nancy, C., & Supriadi, M. (2011). Model penumbuhan dan penguatan kelembagaan perbenihan untuk meningkatkan mutu bahan tanam dan produktivitas karet rakyat. Jurnal Penelitian Karet, 29(2), 130-141. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/245
KAJIAN KELEMBAGAAN DAN KEMITRAAN PEMASARAN KAYU KARET DI PROPINSI SUMATERA SELATAN Agustina, Dwi Shinta; Syarifa, Lina Fatayati; Nancy, Cicilia
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 31, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v31i1.133

Abstract

Di Provinsi Sumatera Selatan berkembang beberapa pola kemitraan antara petani dengan pabrik pengolahan kayu karet. Penelitian bertujuan melihat pola kelembagaan pemasaran kayu karet di Provinsi Sumatera Selatan, kendala dan upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan kayu karet. Hasil penelitian diperoleh bahwa sumber kayu karet untuk industri saat ini sebagian besar (74%) berasal dari perkebunan rakyat dan 26% dari perkebunan besar. Sebanyak 68% petani yang meremajakan kebun karetnya sudah menjual kayu karet ke industri pengolahan kayu baik melalui supplier (73%) maupun menjual langsung ke pabrik (27%). Pola kemitraan yang sudah dilaksanakan oleh pabrik di antaranya memberikan bantuan modal kepada penangkar untuk diberikan kepada petani yang membutuhkan bibit karet, dan membantu petani yang membutuhkan bibit karet dengan memperhitungkan harga kayu. Akses jalan kebun serta sistem kelengkapan administrasi bagi penjualan kayu karet masih menjadi kendala dalam pemasaran kayu karet. Perlu penyederhanaan perizinan untuk pemasaran kayu yang berasal dari tanaman budidaya seperti karet serta perbaikan sarana jalan menuju kebun untuk menjaga keberlangsungan industri kayu karet. Diterima : 6 Desember 2012; Disetujui : 8 Maret 2013 How to Cite : Agustina, D. S., Syarifa, L. F., & Nancy, C. (2013). Kajian kelembagaan dan kemitraan pemasaran kayu karet di propinsi sumatera selatan. Jurnal Penelitian Karet, 31(1), 54-67. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/133
PERMINTAAN EKSPOR SARUNG TANGAN LATEKS MALAYSIA Syarifa, Lina Fatayati
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 29, Nomor 2, Tahun 2011
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v29i2.247

Abstract

Malaysia merupakan penyalur terkemuka untuk produk sarung tangan medis/bedah, dengan menguasai 45% dari permintaan dunia. Namun, permintaan ekspor untuk sarung tangan tersebut berfluktuasi dari waktu ke waktu.  Hal ini antara lain disebabkan oleh perubahan faktor-faktor harga ekspor, pendapatan luar negeri, dan harga karet sintetis  dunia. Untuk meningkatkan ekspornya, beberapa kebijakan telah dikeluarkan melalui Industrial Master Plan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi elastisitas permintaan ekspor sarung tangan terhadap perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspornya secara signifikan. Data triwulan digunakan untuk mengestimasi fungsi permintaan ekspor dengan model ECM. Hasil estimasi menunjukkan bahwa elastisitas harga ekspor sarung tangan signifikan nilainya sebesar -1,14, menunjukkan bahwa nilainya adalah elastis. Dengan demikian, perubahan harga ekspor sarung tangan akan memberikan efek sangat penting bagi jumlah ekspor yang diminta. Berdasarkan elastisitas pendapatan luar negeri terhadap sarung tangan adalah 0,5 dan tidak signifikan secara statistik, menunjukkan bahwa pendapatan luar negeri tidak menjadi penentu penting dari permintaan ekspor sarung tangan. Kemudian, elastisitas harga substitusi  nilainya sebesar 0,05, menunjukkan bahwa nilainya inelastis terhadap karet sintetis.  Diterima : 2 September 2011; Disetujui : 26 November 2011How to Cite : Syarifa, L. F. (2011). Permintaan ekspor sarung tangan lateks malaysia. Jurnal Penelitian Karet, 29(2), 151-158. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/247
STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KARET DI SUMATERA SELATAN Syarifa, Lina Fatayati
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 32, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v32i2.161

Abstract

Dengan harga karet seperti saat ini, banyak pelaku agribisnis yang tertarik untuk mengembangkan perkebunan karet. Peluang ini dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan perkebunan baik milik negara (BUMN) maupun swasta dengan mencari lahan untuk membangun atau memperluas perkebunan karet. Studi kelayakan sosial ekonomi merupakan salah satu studi yang perlu dilakukan sebelum proyek pembangunan perkebunan karet dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Artikel ini ditujukan untuk menganalisis kelayakan investasi pembangunan perkebunan karet. Penelitian menggunakan metode studi kasus di Sumatera Selatan dengan mengumpulkan data primer dari Kebun Percobaan Balai Penelitian Sembawa dan data sekunder dengan beberapa asumsi. Analisis kelayakan menggunakan indikator NPV, IRR, B/C ratio, dan Payback Period. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara finansial investasi pembangunan kebun karet di Sumatera Selatan dengan luas 3000 ha dengan kesesuaian lahan S3 dan harga US $ 2,55 per kg serta tingkat diskonto 11% layak untuk dilaksanakan dengan nilai Net Present Value (NPV) Rp 209,4 milyar;  IRR 16%;  B/C ratio 1,43; dan Payback Period 11 tahun 10 bulan. Demikian juga pada kondisi yang kurang menguntungkan dimana harga karet alam turun hingga  US $ 2,4 per kg dan kenaikan biaya produksi sebesar 5% dari kondisi normal yang direncanakan, proyek ini masih layak dilaksanakan. Diterima : 3 Desember 2013; Direvisi : 17 Februari 2014; Disetujui : 23 Mei 2014  How to Cite : Syarifa, L. F. (2014). Studi kelayakan investasi pembangunan perkebunan karet di Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Karet, 32(2), 148-156. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/161
FAKTOR-FAKTOR PENENTU YANG MEMPENGARUHI PETANI MENANAM TANAMAN SELA DIANTARA KARET DI SUMATERA SELATAN Nugraha, Iman Satra; Alamsyah, Aprizal; Agustina, Dwi Shinta; Syarifa, Lina Fatayati
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 34, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v34i1.217

Abstract

Kebiasaan menanam tanaman sela telah lama dilakukan oleh petani. Namun, pada saat pendapatan petani meningkat karena harga karet tergolong tinggi petani karet masih membudayakan menanam tanaman sela. Oleh karena  itu penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor dominan yang mempengaruhi petani konsisten menanam tanaman sela. Penelitian dilakukan di Desa Pangkul (Kabupaten Muara Enim), Desa Lubuk Bandung (Kabupaten Ogan Ilir) dan Desa Marta Jaya (Kabupaten Ogan Komering Ulu). Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode survei melalui wawancara secara terstruktur. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive dengan jumlah sampel 43 responden. Pengolahan data menggunakan analisis regresi stepwise. Variabel yang berpengaruh kuat tersebut yaitu pendapatan tanaman sela, pengalaman berkebun, pendidikan petani, tujuan menanam tanaman sela dan pekerjaan pokok petani dengan masing-masing nilai koefesien adalah 0,000001 ; 0,003 ; -0,03 ; 0,16 ; -0,07. Variabel bebas yang berpengaruh positif terhadap perilaku menanam tanaman sela adalah pendapatan tanaman sela, pengalaman berkebun dan tujuan menanam tanaman sela. Sedangkan variabel bebas lainnya berpengaruh negatif. Diterima : 4 Agustus 2015 / Direvisi : 4 Februari 2016 / Disetujui : 16 Maret 2016 How to Cite : Nugraha, I., Alamsyah, A., Agustina, D., & Syarifa, L. (2016). Faktor-faktor penentu yang mempengaruhi petani menanam tanaman sela diantara karet di Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Karet, 34(1), 77-88. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/217
POTENSI KAYU HASIL PEREMAJAAN KARET RAKYAT UNTUK MEMASOK INDUSTRI KAYU KARET (STUDI KASUS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN) Nancy, Cicilia; Agustina, Dwi Shinta; Syarifa, Lina Fatayati
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 31, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v31i1.134

Abstract

Kayu karet yang bersifat terbarukan (renewable) dapat dimanfaatkan untuk mensubstitusi kayu hutan alam. Sebagai negara produsen karet terbesar kedua setelah Thailand, Indonesia belum memanfaatkan potensi kayu karet yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi  kayu karet yang ada serta ketersediaannya untuk memasok industri kayu (studi di Provinsi Sumatera Selatan). Dari hasil penelitian diketahui bahwa setiap tahun di tingkat Provinsi Sumatera Selatan, potensi kayu karet mencapai 1,7  juta m3 atau 1,1 juta  ton. Produksi riil kayu karet olahan yang dihasilkan oleh 8 pabrik kayu karet di Sumatera Selatan menunjukkan bahwa potensi kayu  karet  yang dimanfaatkan hanya 18% dari potensi kayu karet yang ada. Dilihat dari asal bahan baku, sebanyak 74% bahan baku berasal dari perkebunan karet rakyat. Perlu upaya-upaya untuk memaksimalkan pemanfaatan kayu hasil peremajaan karet petani. Diterima : 22 Oktober 2012; Disetujui : 25 Februari 2013 How to Cite : Nancy, C., Agustina, D. S., & Syarifa, L. F. (2013). Potensi kayu hasil peremajaan karet rakyat untuk memasok industri kayu karet (studi kasus di Provinsi Sumatera Selatan). Jurnal Penelitian Karet, 31(1), 68-78. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/134
EVALUASI TINGKAT ADOPSI KLON UNGGUL DI TINGKAT PETANI KARET PROPINSI SUMATERA SELATAN Syarifa, Lina Fatayati; Agustina, Dwi Shinta; Nancy, Cicilia; Supriadi, Muhammad
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 30, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v30i1.118

Abstract

Sekalipun total ekspor karet alam Sumatera Selatan meningkat pesat, permasalahan klasik yang masih sering terdengar bahwa produktivitas di perkebunan rakyat masih rendah. Rendahnya produktivitas perkebunan karet di Indonesia dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah tingkat penggunaan bibit karet klonal di tingkat petani karet yang masih rendah (±40%). Berbagai manfaat strategis telah diperoleh dari adanya proyek-proyek pengembangan karet rakyat terdahulu, karena itu perlu dianalisis mengenai seberapa besar perkembangan pengetahuan dan adopsi petani terhadap teknologi karet maju khususnya penggunaan klon karet unggul. Penelitian bertujuan mengetahui tingkat adopsi klon unggul berdasarkan jenis klon. Penelitian dilakukan dengan metode survei dengan memilih sampel secara purposive, yaitu daerah-daerah yang merupakan sentra karet. Pengambilan data dilakukan melalui metode Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan perangkat-perangkat desa dan diikuti wawancara dengan petani. Hasil survei menunjukkan bahwa tingkat adopsi klon karet pada daerah-daerah yang dijadikan sample di Sumatera Selatan  telah mencapai 59,2% dari rata-rata areal tanaman karet yang ada.  Pada tahun tanam 2010, tingkat adopsi klon  mencapai 67% dari rata-rata penanaman swadaya per tahun. Jenis klon yang paling banyak dikenal dan diminati oleh petani adalah PB 260 (83%). Diterima : 14 Maret 2012; Disetujui : 16 Juli 2012How to Cite : Syarifa, L.F., Agustina, D. S, Nancy, C., & Supriadi, M. (2012). evaluasi tingkat adopsi klon unggul di tingkat petani karet Propinsi Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Karet, 30(1), 12-22. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/118