Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Capaian Kemampuan Mathematical Thinking Siswa melalui Model Comprehensive Mathematics Instructions Delima, Nita; Kusumah, Yaya S.; Fatimah, Siti
Jurnal Elemen Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Elemen
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The national exam results show that students still have difficulty solving PISA standardization questions, reinforcing the reason why Indonesian students' mathematical literacy scores on PISA are still very low. This mathematical literacy is part of the mathematical thinking ability, so building it will impact students' mathematical literacy. The comprehensive mathematics instruction (CMI) model is thought to build students' mathematical thinking abilities. This study aims to describe students' mathematical thinking achievement who obtain learning with the CMI model. Besides, this study also analyzed the achievement of students' mathematical thinking through the CMI model by paying attention to the prior knowledge of mathematics (PAM). This research is a quasi-experimental study. Samples were taken purposively from the population of high school students in Subang. The results showed that the achievement of students' mathematical thinking through the CMI model differed significantly from students' mathematical thinking abilities through conventional models. The difference in the achievement of generalizing, conjecturing, and convincing abilities between students who get CMI model learning and those who get conventional model learning occurs in students with moderate PAM. Thus, the CMI model is effective for building students' mathematical thinking abilities.
A RELATIONSHIP BETWEEN PROBLEM SOLVING ABILITY AND STUDENTS’ MATHEMATICAL THINKING Nita Delima
Jurnal Infinity Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 Number 1, INFINITY
Publisher : IKIP Siliwangi and I-MES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.813 KB) | DOI: 10.22460/infinity.v6i1.p21-28

Abstract

This research have a purpose to know is there an influence of problem solving abilty to students mathematical thinking, and to know how strong problem solving ability affect students mathematical thinking. This research used descriptive quantitative method, which a population is all of students that taking discrete mathematics courses both in department of Information Systems and department of mathematics education. Based on the results of data analysis showed that there are an influence of problem solving ability  to students mathematical thinking either at department of mathematics education or at department of information systems. In this study, it was found that the influence of problem solving ability to students mathematical thinking which take place at mathematics education department is stonger than at information system department. This is because, at mathematics education department, problem-solving activities more often performed in courses than at department of information system. Almost 75% of existing courses in department of mathematics education involve problem solving to the objective of courses, meanwhile, in the department of information systems, there are only 10% of these courses. As a result, mathematics education department student’s are better trained in problem solving than information system department students. So, to improve students’ mathematical thinking, its would be better, at fisrtly enhance the problem solving ability.
KAJIAN INSTRUMEN DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUKMENGKONSTRUKSI KEMAMPUANMATHEMATICAL THINKING SISWA SMA NITA DELIMA
Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Vol. 3 No. 02 (2017): BIORMATIKA
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.409 KB)

Abstract

Pembelajaran matematika dapat dipandang sebagai proses aktif dan konstruktif, karena dalam pembelajarannya, siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang muncul dengan berpartisipasi secara efektif dalam latihan matematika di kelas. Kemampuan siswa untuk menggunakan matematika dalam kehidupan sehari–hari, dalam setiap pekerjaan dan bahkan untuk studi lebih lanjut, oleh PISA disebut sebagai kemampuan literasi matematik. Kerangka berpikir yang digunakan oleh PISA untuk melihat kemampuan literasi matematik meliputi beberapa komponen dalam mathematical thinking yakni komponen penalaran, pemodelan dan membuat koneksi antara ide–ide. Dengan demikian, ketika seseorang akan menyelesaikan sebuah masalah dengan menggunakan matematika, maka mereka akan membutuhkan kemampuan mathematical thinking dalam proses penyelesaiannya. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji perangkat yang dapat mengkonstruksi kemampuan mathematical thinking siswa. Perangkat pembelajaran yang dikaji dalam tulisan ini memuat RPP yang menggunakan model Modifikasi Comprehensive Mathematics Instruction (M-CMI). Sementara itu, intrumen yang dikaji merupakan instrument tes yang dapat digunakan dalam pretes maupun postes untuk mengukur kemampuan mathematical thinking siswa pada materi Program linier.
MENGEMBANGKAN MATHEMATICAL THINKINGSISWA MELALUI PROBLEM SOLVING NITA DELIMA
Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Vol. 2 No. 01 (2016): BIORMATIKA
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.545 KB)

Abstract

Dalam pembelajaran matematika hendaklah melibatkan proses mathematical thinking. Mathematicalthinking memungkinkan siswa untuk berpikir layaknya matematikawan. Siswa yang memilikimathematical thinkingyang baik akan dapat menggunakan kemampuannya secara independen untuk melakukan sesuatu dalam setiap kehidupan mereka dengan mengaplikasikan matematika yang telah mereka pelajari.Mathematical thinking tidak hanya dapat dikembangkan melalui aspek kognitif saja, tetapi juga dipengaruhi oleh aspek afektif.Untuk dapat menjadi seorang mathematical thinker, maka diperlukan kepercayaan diri dalam mencoba sebuah ide dan membuat kesepakatan dengan emosi dirinya. Atmosfir untuk menumbuhkan mathematical thinking seseorang adalah dengan cara memberikan pertanyaan, memberikan tantangan dan merefleksikan
PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANSFERRING (REACT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DENDA ARIS MUNANDAR; NITA DELIMA; SUMPENA ROHAENDI
Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Vol. 4 No. 02 (2018): BIORMATIKA
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.45 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kemampuan koneksi matematis siswa SMP dan fakta rendahnya kemampuan koneksi matematis siswa SMP Negeri 3 Subang. Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT lebih baik daripada kemampuan koneksi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran ekspositori; (2) Mengetahui sikap siswa terhadap penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi REACT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Subang. Pada penelitian ini diambil dua kelas secara acak sebagai sampel. Kelas VII B sebagai kelas eksperimen dengan strategi REACT dan kelas VII E sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran ekspositori. Adapun data penelitian ini diperoleh melalui tes kemampuan koneksi matematis, angket, dan lembar observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT lebih baik daripada kemampuan koneksi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran ekspositori. Selain itu, siswa memiliki sikap yang positif terhadap penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi REACT.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN MENGETAHUI MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SYAFITRI PUDJI ASTUTI; NITA DELIMA; MARIAM AR RAHMAH
Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Vol. 4 No. 02 (2018): BIORMATIKA
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.142 KB)

Abstract

Penelitian ini karena kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam pembelajaran matematika sangat kurang atau rendah, siswa masih kebingungan untuk menyelesaikan pemasalahan polinomial, baik dalam bentuk abstrak atau dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa adalah model pembelajaran berbasis masalah. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 3 Subang. Dari sebelas kelas yang ada, peneliti memilih dua kelas sebagai sampel. Kedua kelas tersebut dipilih secara acak dari sebelas kelas populasi. Satu kelas sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuaan dengan model pembelajaran berbasis masalah, dan satu kelas sebagai kelas kontrol menggunakan pembelajaran yang biasa dilakukan disekolah tersebut yaitu model pembelajaran ekspositori. Dalam penelitian ini desain penelitian yang akan digunakan berbentuk The Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Dari hasil uji hipotesis rerata N-Gain dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada kelas yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Hasil tersebut diperkuat oleh data angket yang menggambarkan bahwa respon siswa positif dan termotivasi untuk belajar matematika dengan model pembelajaran berbasis masalah. Dari hasil jawaban angket motivasi, dalam penelitain tersebut terlihat bahwa siswa termotivasi dalam belajar matematika, hal tersebut pula terlihat pada waktu proses belajar mengajar didalam kelas, siswa antusias belajar dan terlihat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian model pembelajaran berbasis masalah dapat dijasikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran selama dikelas untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
PENERAPAN HYPNOTEACHING MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SERTA MENGETAHUI MOTIVASI BELAJAR SISWA ASEP HABIBI; NITA DELIMA; YANRY BUDIANINGSIH
Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Vol. 5 No. 01 (2019): BIORMATIKA
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.176 KB) | DOI: 10.35569/biormatika.v5i01.448

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang penerapan hypnoteaching melalui model discovery learning terhadap kemampuan komunikasi matematis serta mengetahui motivasi belajar siswa. Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning dengan bantuan hypnoteaching lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran ekspositori; (2) Mengetahui sikap siswa terhadap penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan model discovery learning dengan bantuan hypnoteaching; (3) Mengetahui motivasi belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan model discovery learning dengan bantuan hypnoteaching. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Penelitian ini terdiri dari dua kelas, kelas pertama sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran ekspositori dan kelas kedua sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran discovery learning dengan bantuan hypnoteaching. Adapun data penelitian ini diperoleh melalui tes kemampuan komunikasi matematis, angket sikap, dan angket motivasi belajar.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALY, REPETITION (AIR) SERTA DAMPAKNYA PADA SELFCONFIDENCE SISWA SMP IMAS MASRIAH; NITA DELIMA; YANRY BUDIANINGSIH
Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Vol. 5 No. 01 (2019): BIORMATIKA
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.392 KB) | DOI: 10.35569/biormatika.v5i01.465

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah kemampuan penalaran matematis siswa smp yang masih rendah, siswa masih kebingungan untuk menentukan konsep dalam menyelesaikan soal matematika, baik dalam bentuk abstrak atau dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, self-confidence siswa masih rendah, masih banyak siswa yang belum berani menyampaikan gagasan yang mereka miliki baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis serta berdampak pada self-confidence siswa adalah model pembelajaran auditory, intellectualy, repetition (AIR). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 2 Pagaden. Sampel diambil dengan memilih dua kelas secara acak. Satu kelas sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran AIR, dan satu kelas sebagai kelas kontrol menggunakan pembelajaran ekspositori. Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis pada siswa kelas VIII SMPN 2 Pagaden yang menggunakan model pembelajaran auditory, intellectualy, repetition (AIR) dan yang menggunkan pembelajaran ekspositori. Tujuan selanjutnya adalah untuk mengetahui self-confidence siswa yang menggunakan model pembelajaran auditory, intellectualy, repetition (AIR) dan pembelajaran ekspositori berbeda atau sama. Selanjutnya adalah untuk mengetahui hubungan timbal balik kemampuan penalaran matematis dan selfconfidence siswa dari adanya peningkatan dengan model pembelajaran auditory, intellectualy, repetition (AIR). Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan model auditory, intellectualy, repetition (AIR) lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori. Hal tersebut dapat dilihat dari analisis N-gain terhadap siswa yang pembelajarannya dengan AIR lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori. Sedangkan hasil analisis angket auditory, intellectualy, repetition (AIR) dapat disimpulkan siswa sebagian besar menyetujui pembelajaran dengan menggunakan AIR. Serta hasil analisis self-confidence siswa dengan penerapan model pembelajaran AIR adalah sebagian besar siswa memiliki self-confidence yang tinggi.
Students’ Mathematics Self-Concept, Mathematics Anxiety and Mathematics Self-Regulated Learning during the Covid-19 Pandemic Nita Delima; Dian Cahyawati
Jurnal Pendidikan Matematika Vol 15, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22342/jpm.15.2.13200.103-114

Abstract

Online learning during the Covid-19 pandemic requires lecturers to provide a stimulus that can increase student learning independence. However, not all lecturers and students are ready to carry out online learning, as a result, the anxiety factor for students is getting higher. In some studies, it is said that anxiety has a negative correlation with student self-concept. This study aims to find out how the mathematics self-concept (MSC), mathematics anxiety (MA), and mathematics learning independence (MSRL) of students are during the Covid-19 pandemic. This research is quantitative descriptive. The population of this study was active students in the Mathematics and Mathematics Education study program. Data were collected using a cross-sectional survey technique with cluster sampling. The data analysis technique used descriptive statistical analysis, Spearman correlation analysis, and ordinal regression analysis. The results showed that the average student had a positive MSC, MA, and moderate MSRL. Students with negative MSC had a significant tendency to have a high MSRL than students with positive MSC. The increasing probability of students with negative MSC having a high MSRL is 0.5110 times better than students with positive MSC. MSC and MA have an effect of 7.9% on changes in the student's MSRL variable. Thus, during the Covid-19 pandemic mathematics self-concept directly affects changes in student learning independence, but not with math anxiety.
Capaian Kemampuan Mathematical Thinking Siswa melalui Model Comprehensive Mathematics Instructions Nita Delima; Yaya S. Kusumah; Siti Fatimah
Jurnal Elemen Vol 7, No 1 (2021): January
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/jel.v7i1.2793

Abstract

The national exam results show that students still have difficulty solving PISA standardization questions, reinforcing the reason why Indonesian students' mathematical literacy scores on PISA are still very low. This mathematical literacy is part of the mathematical thinking ability, so building it will impact students' mathematical literacy. The comprehensive mathematics instruction (CMI) model is thought to build students' mathematical thinking abilities. This study aims to describe students' mathematical thinking achievement who obtain learning with the CMI model. Besides, this study also analyzed the achievement of students' mathematical thinking through the CMI model by paying attention to the prior knowledge of mathematics (PAM). This research is a quasi-experimental study. Samples were taken purposively from the population of high school students in Subang. The results showed that the achievement of students' mathematical thinking through the CMI model differed significantly from students' mathematical thinking abilities through conventional models. The difference in the achievement of generalizing, conjecturing, and convincing abilities between students who get CMI model learning and those who get conventional model learning occurs in students with moderate PAM. Thus, the CMI model is effective for building students' mathematical thinking abilities.