Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENCEGAHAN HIPERTENSI DAN PERAWATAN PASIEN STROKE DI RUMAH DI DESA CIKARAMAS DAN DESA WARGALUYU, KECAMATAN TANJUNGMEDAR KABUPATEN SUMEDANG Mardiah, Wiwi
Dharmakarya Vol 4, No 2 (2015): DHARMAKARYA
Publisher : DRPM Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.413 KB)

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat termasukkader dan keluarga, karena dampaknya yang membahayakan kesehatan bila tidak segera dicegahdapat jatuh pada berbagai kondisi yang berbahaya di antaranya adalah stroke. Pengabdian kepadamasyarakat ini bertujuan memberdayakan kader kesehatan dalam pencegahan hipertensi dan perawatanstroke di rumah di Desa Cikaramas dan Desa Wargaluyu Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedangdengan cara mengadakan penyuluhan dan pelatihan kader kesehatan di kedua desa tanggal 4 Februari 2014,dengan jumlah kader posyandu yang hadir sejumlah 11 peserta, dari 26 kader yang diundang ditambah denganmahasiswa KKNM yang hadir sejumlah 18 mahasiswa. Di Desa Cikaramas kegiatan dilaksanakan pada haridan tanggal yang berbeda dengan Desa Wargaluyu, pelatihan dihadiri oleh 19 orang kader dari 25 kaderyang diundang, ditambah dengan 18 mahasiswa Unpad. Metode yang digunakan saat pelatihan kaderuntuk aspek pengetahuan adalah pretest, ceramah serta tanya jawab dan diakhiri dengan posttest sedangkanuntuk aspek keterampilan pada pelatihan perawatan pada pasien stroke di rumah dengan memberikandemonstrasi, yang selanjutnya para kader diminta mempraktikkan beberapa tindakan yang sudahdiberikan melalui pelatihan praktik pada mahasiswa KKN yang didampingi DPL. Hasil yang didapatkanpada saat pelaksanaan pelatihan kader dari aspek pengetahuan terdapat peningkatan nilai rata-ratapretest dan para kader dapat mempraktikkan tindakan perawatan yang sederhana pada pasien stroke sepertimemandikan pasien mengeramasi dan oral higyene pada pasien stroke serta dari evaluasi pengetahuanterdapat peningkatan. Pelatihan kader kesehatan yang telah dilaksanakan hendaknya dapat dilanjutkan secaraberkesinambungan pada keluarga pasien yang dirawat di rumah dengan pendampingan petugas kesehatan.
PENCEGAHAN PENULARAN ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DAN PERAWATANNYA PADA BALITA DIRUMAH DI KABUPATEN PANGANDARAN Mardiah, Wiwi
Dharmakarya Vol 6, No 4 (2017): Desember
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.734 KB)

Abstract

Upaya Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit ISPA (P2ISPA) merupakan hal yang sangat penting karena penyakit ini mudah menular dan dapat menyebabkan kematian. Menurut WHO tahun 2012, sebesar 78% balita yang berkunjung ke pelayanan kesehatan adalah akibat ISPA. Hal-hal yang bisa terjadi antara lain perdarahan paru-paru, gagal napas akut (acute respiratory distress syndrome/ARDS), hingga kematian, sebelum hal ini terjadi maka diperlukan upaya pencegahan penularan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan Perawatannya pada Balita di Rumah. Tujuan dari Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan orang tua dan kader kesehatan tentang ISPA, mengidentifikasi kejadian ISPA  dan mengidentifikasi target capaian imunisasi pentabio di kabupaten Pangandaran. Metoda yang digunakan dalam PKM ini adalah penyuluhan dan Focus Grouf Discustion(FGD) serta pengkajian data data tentang ISPA di Puskesmas Cikambulan Pangandaran, Data dianalisis dari pre dan post tes penyuluhan,serta hasil FGD di dapatkan beberapa masalah dan penyelesaiannya. Peserta penyuluhan sebanyak 41 orang terdiri dari petugas puskesmas, kader dan orang tua balita pasien anak dengan ISPA yang berkunjung ke poli MTBS Puskesmas Pangandaran. Hasil pelaksanaan PKM yang telah lakukan berdasarkan output PKM yaitu teridenfifikasi pengetahuan petugas kesehatan puskesmas,  kader kesehatan, orangtua pasien balita tentang ISPA melalui hasil pre test rata rata 85,2 dan post test rata-rata 88,71. Hasil FGD dengan kader kesehatan dan petugas kesehatan Puskesmas Pangandaran didapatkan beberapa metode pencegahan dan perawatan balita dengan ISPA di rumah yaitu pengunaan tanaman obat tradisional digunakan secara turun temurun untuk mengatasi batuk pilek dan penurunan daya tahan tubuh, melakukan kebiasaan hidup sehat seperti selalu mencuci tangan setelah merawat pasien ISPA, mengunakan masker saat terkena ISPA serta mendeteksi gejala ISPA sejak dini. Adapun angka kejadian ISPA  pada Balita terutama yang non pneumoni setiap bulannya berpariasi dari 40-87 kasus (10,2%-52,5%) rata-rata 63 kasus per bulan. sedangkan capaian imunisasi pentabio tercapai 80-90%. Simpulan dan saran; Berdasarkan hasil PKM tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kasus ISPA terutama non pneumoni  masih tinggi sedangkan pengetahuan pencegahan penularan ISPA (Infeksi Saluran  Pernafasan Akut) perawatannya pada balita dirumah di Kabupaten Pangandaran sudah cukup baik sehingga saran yang dapat diberikan adalah mempertahankan dengan terus memeliharan kesehatan dan selalu melakukan deteksi dini ISPA pada kader kesehatan  dan orangtua balita dilakukan secara rutin.   
Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial Tentang Infeksi Menular Seksual Pangaribuan, Santa Maria; Mardiah, Wiwi
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 2 (2017): Vol 3, No.2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i2.9423

Abstract

ABSTRAK Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang didapat melalui kontak seksual. Salah satu kelompok yang sangat beresiko mengalami penularan adalah wanita pekerja seks komersial. Jumlah wanita pekerja seks komersial yang mengalami IMS saat ini meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, salah satu penyebab peningkatan jumlah insiden IMS ini adalah kurangnya pengetahuan tentang Infeksi Menular Seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan wanita pekerja seks komersial tentang IMS. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian berjumlah 327 orang. Sampel diambil menggunakan teknik quota sampling sebanyak 85 sampel. Intrumen penelitian dibuat berdasarkan teori dan konsep tentang IMS dan telah di lakukan uji kontent uji validitas dan reliabilitas  dengan hasil sebagai berikut: koefisien validitas 0,276 sampai dengan 0,720 (sig. 0,05). Analisa data yang dilakukan menggunakan analisa data deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 44 responden (51,76%) memiliki pengetahuan yang cukup, 32 responden (37,65%) memiliki pengetahuan yang baik dan 9 responden (10,59%) masih kurang. Hasil prosentasi tersebut dapat ditunjukkan dari kontent sub variabel pengertian, penyebab, jenis dan gejala, dampak dan cara pencegahan IMS yang berada pada kategori baik dan cukup sedangkan cara kontent tentang penularan IMS berada pada kategori kurang, kondisi ini yang di asumsikan bahwa peningkatan IMS masih terus meningkat. Simpulan dari  penelitian ini, bahwa pengetahuan para wanita pekerja seks komersial  bervariasi, mereka belum memiliki pengetahuan tentang IMS secara komprehensif, sehingga disarankan untuk yang memiliki hasil pengetahuan cukup dan kurang melakukan upaya meningkatkan pengetahuannya sedangkan untuk yg sudah memiliki pengetahuan baik dapat menshare pada temannya secara rutin untuk meningkatkan pengetahuan tentang IMS, melalui bimbingan dan arahan dari petugas kesehatan.                                      ABSTRACT Sexually Transmitted Infections (STIs) are infections acquired through sexual contact. One group that is particularly at risk of transmission is a commercial sex worker. The number of commercial sex worker women who experience STIs is currently increasing compared to previous years, one of the causes of the increasing number of STI incidents is the lack of knowledge about sexually transmitted infections. This study aims to identify the knowledge of commercial sex workers women about STIs. This research is a quantitative descriptive research. The study population amounted to 327 people. Samples were taken using quota sampling technique of 85 samples. The research instrument is based on the theory and concept of IMS and has tested the validity and reliability test with the following result: validity coefficient 0,276 up to 0,720 (sig. 0,05). Data analysis conducted using descriptive data analysis. The result of the research shows that 44 respondents (51,76%) have enough knowledge, 32 respondents (37,65%) have good knowledge and 9 respondents (10,59%) still less. The result of the percentage can be shown from contents sub variable of understanding, , types and symptoms, impacts and ways of preventing STIs that are in good and sufficient category whereas contents about STI transmission are in the less category, this condition is assumed that the increase of STI is still increasing. Conclusions from this study, that the knowledge of women sex workers vary, they do not have comprehensive knowledge about the IMS, so it is advisable for those who have sufficient knowledge and less effort to increase knowledge while for those who already have good knowledge can menshare on his friends regularly to improve knowledge about STIs, through guidance and direction from health worker.  
TINGKAT ODOR PASIEN KANKER SERVIKS MENURUT PETUGAS KESEHATAN DI RSHS BANDUNG Mardiah, Wiwi; Iskawati, Melda; Sutini, Titin
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 2, No 2 (2016): Vol 2, No.2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v2i2.4743

Abstract

ABSTRAK Karakteristik luka kanker serviks adalah nyeri, odor, pendarahan, eksudat yang banyak, gatal, dan infeksi pada luka. Bau atau odor terjadi ketika luka sudah mengalami nekrotik akibat hilangnya vaskularisasi atau terjadi infeksi oleh mikroorganisme. Odor merupakan hal yang mengganggu petugas kesehatan saat merawat luka kanker serviks. Odor yang ditimbulkan bisa sampai tidak sadarkan diri pada petugas kesehatan, sehingga perlu dilakukan penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat odor menurut petugas kesehatan saat merawat luka kanker serviks. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara sampling jenuh dengan sampel sebanyak 41 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa odor scale dari Sucker dengan rentang 0-6 yang akan dipersepsikan oleh petugas kesehatan yakni perawat dan bidan. Analisis dalam penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden memilih skala odor 4 bau kuat (51,22 %), hampir setengah respoden memilih skala odor 5 bau sangat kuat (29,27 %), sebagian kecil memilih skala odor 3 bau sedang (17,07 %), dan sebagian kecil memilih skala odor 2 bau lemah (2,44 %), dan tidak ada satupun responden yang memilih skala odor sangat lemah dan sangat-sangat kuat. Tingkat odor menurut petugas kesehatan sebagian besar pada skala 4 yaitu bau kuat. Berdasarkan hasil penelitian berbagai variasi tingkat odor pada pasien kanker serviks karena adanya nekrosik pada area genitalia ekternal maupun interna yang berbeda beda. Petugas kesehatan dapat melakukan manajemen odor dengan membersihkan area yang terkena nekrosis pada luka kanker dan pengelolaan lingkungan di sekitar pasien. Kata kunci : Bau, Luka kanker serviks, Odor  ABSTRACT The characteristics of the cervical cancer injuries are pain, odor, bleeding, many exudates, itching, and infection in the wound. Smell or odor occurs when the wound had been necrotic due to loss of vascularization or infection by microorganisms. The presence of malodor can disturb health professionals when they are caring for patients with cervical cancer wounds. This situation may cause discomfort leads to unconsciousness among those practitioners. This study aimed to describe the odor level based on health practitioners’ perspectives when they treated cervical cancer wounds. This research used descriptive quantitative research methods. Sampling was conducted using total sample that recruited 41 respondents. The instrument used an odor scale from Sucker (2007) which ranged from 0-6 as perceived by health workers that nurses and midwives. Data was analysed using a single descriptive statistics with frequency distribution. Findings demonsrated that more than half respondents have chosen scale 4 with strong odor (51.22%). Half of them chose scale 5 with very strong odor (29.27%), a fraction opt scale 3 with distinct odor (17.07%), and a small pick scale 2 with weak odor (2.44%), and none of the respondents who chose a very weak odor scale and extremely odor. The odor level was largely classified on scale 4 with strong odor. Based on the results of odor level was variation in cervical cancer patients for their necrotic the external genitalia or internal area that was different. Suggestions of research is health workers can do the management of odor by cleaning the wound area affected by cancer and manage the environment around the patient. Keyword:  Cervical cancer wounds, Odor Smell
Pola Asuh Orang Tua yang Menitipkan Anak Prasekolah di Daycare Kota Bandung Shabarina, Adilla; Mediani, Henny Suzana; Mardiah, Wiwi
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 1 (2018): Vol 4, No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i1.12344

Abstract

 ABSTRAK Latar belakang : Orang tua sebagai pendidik utama pada anak  harus memberikan pola asuh yang terbaik untuk menunjang proses perkembangan anak. Fenomena yang terjadi saat ini adalah adanya kesenjangan dalam pola asuh yang diberikan oleh orang tua pada anaknya yang dititipkan di daycare, adanya interaksi anak dengan orang yang kurang akrab dan ada masalah komunikasi dua arah yang dapat meningkatkan gangguan perkembangan anak prasekolah  serta kesibukan orang tua yang bekerja sehingga perkembangan anak tidak terpantau secara optimal dan  memilih daycare sebagai pelengkap terhadap asuhan orang tua. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola asuh orang tua bekerja yang memiliki anak usia prasekolah yang dititipkan di daycare. Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan jumlah responden 36 orang (salah satu orang tua anak antara ayah atau ibu yang menitipkan anak di daycare). Penelitian ini menggunakan instrumen Pola Asuh Anak Pada Usia Prasekolah yang diadaptasi dari teori Maccoby dan Martin (1983) dan dikembangkan oleh Chadijah (2009). Instrumen ini terdiri dari 2 dimensi dengan 53 item pernyataan yang memiliki nilai validitas 0,768 dan nilai reliabilitas 0,793. Teknik pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner. Data yang terkumpul dianalisa dengan hasil ukur kategorisasi sehingga didapatkan hasil    bentuk pola asuh yang diterapkan. Hasil : Hasil dari penelitian ini adalah penerapan bentuk pola asuh yang diterapkan oleh orang tua pada anak usia prasekolah di Growing Tree Daycare and Preschool dan Pusat Penitipan Anak (PUSPA) Sehat Universitas Padjadjaran adalah pola asuh authoritative (100%). Simpulan, pola asuh yang diberikan oleh orang tua sudah baik dan perlu dipertahankan karena pola asuh authoritative merupakan predictor dari bentuk pola asuh lainnya sehingga penerapan warmth dan control pada anak seimbang. ABSTRACTBackground : Parents as the main educator in children must certainly provide the best parenting for supporting children developmental process. The phenomenon that occurs at this time is the gap in parenting provided by the parents to their children who are raised in the daycare, the interaction of children with people who are less familiar and there are two-way communication problems that can improve the development disorders of preschoolers and busy working parents so that the child's development is not monitored optimally and choose daycare as a complement to parental care.The purpose of this study is to determine parenting style descriptions of working parents who have children of preschool age entrusted in daycare. Method : The method used in this study is quantitative descriptive with 36 respondents (father or mother who entrust their child in daycare). This study used Pediatric Parenting Instruments at Preschool adapted from Maccoby and Martin theory (1983) and developed by Chadijah (2009). This instrument consists of 2 dimensions with 53 statements that has validity value 0.768 and reliability value 0.793. Data was collected by distributing questionnaires. The collected data were analyzed by using the score value. Then, it will be categorized into the description of parenting style applied. Results : The result of this study showed that the parenting style applied by parents to their toddler at Growing Tree Daycare and Preschool and Pusat Penitipan Anak (PUSPA) Sehat Universitas Padjadjaran were authoritative parenting (100%). Conclusion : The conclusion of this study, the parenting style given by parents is already good and need to be maintained because the authoritative parenting is a predictor of other parenting forms, so that warmth and control that applied on children is balanced.  
TUMBUH KEMBANG ANAK USIA BALITA DI PUSAT PERAWATAN ANAK PUSPA SEHAT UNPAD Aprilia, Dinny; Mardiah, Wiwi; Amrullah, Afif Amir
Media Informasi Vol 13, No 2 (2017): BULETIN MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.882 KB)

Abstract

Puspa Sehat UNPAD adalah tempat penitipan anak yang memberikan stimulasi sekaligus deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Namun deteksi dini belum dilakukan secara optimal, masih ada anak yang mengalami perkembangan meragukan, kemungkinan ada penyimpangan dan kurang gizi serta pemeriksaan perkembangan yang belum terjadwal. Oleh karena itu perlu diteliti tentang tumbuh kembang balita di Puspa Sehat UNPAD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripstif kuantitatif, menggunakan metode teknik total sampling (n=50). Data dikumpulkan meliputi pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB), dan lingkar kepala serta instrumen kuesioner pra-skrining perkembangan (KPSP) yang dikembangkan oleh Depkes RI. Data dianalisis menggunakan univariat dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi responden yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan, hampir seluruh responden termasuk dalam kategori BB/U gizi baik, TB/U normal, lingkar kepala normal dan perkembangan yang sesuai 76,0%. meragukan 12,0% kemungkinan ada penyimpangan 12,0%. Pemeriksaan tumbuh kembang harus terus dipertahankan dan dilakukan dalam frekuensi yang lebih sering. Saran yang harus dilakukan untuk orangtua harus lebih ditingkatkan stimulasi yang sesuai usia anak, agar anak tumbuh dan berkembang se-optimal mungkin.
PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANGTUA PENDERITA TUBERKULOSIS DALAM DETEKSI DINI TUBERKULOSIS PADA ANAK DIKECAMATAN RANCAEKEK Humaeroh, Mamay; Mardiah, Wiwi; Adistie, Fanny
Media Informasi Vol 14, No 2 (2018): BULETIN MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.044 KB)

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular. Penderita TB dewasa di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Rancaekek sebagian besar memiliki anak 0-14 tahun dan tinggal bersama. Deteksi dini salah satu upaya yang dapat orangtua lakukan dalam pengendalian TB anak. Faktor yang mendorong terlaksananya deteksi dini diantaranya adalah pengetahuan dan sikap. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap orangtua penderita TB dalam deteksi dini TB anak.Metode penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif. Sampel direkrut dari populasi seluruh pasien TB dewasa dengan teknik consecutive sampling menggunakan kriteria sampel orangtua penderita TB yang tinggal bersama anak 0-14 tahun dan sedang pengobatan, didapatkan dengan jumlah 78 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang dibuat dengan panduan dari Early Detection Of Tuberculosis dan Tuberkulosis Klinis.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden dengan kategori pengetahuan baik (57,7%) dan sebagian besar responden dengan sikap mendukung (56,4%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar orangtua penderita TB sudah mengetahui tentang deteksi dini dan bersikap mendukung, data dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengalaman orangtua sebagian besar pernah mengikuti penyuluhan TB dan sudah fase pengobatan lanjutan, sehingga informasi yang di dapat lebih banyak. Namun,hasil penelitian ini belum mencakup seluruhnya orang tua penderita TB dengan kategori pengetahuan baik dan sikap mendukung terhadap deteksi dini TB anak. Diharapkan kepada petugas kesehatan dan para kader untuk meningkatkan program pendidikan kesehatan dengan memberikan pendidikan kesehatan lanjutan serta pemberian konseling.
HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN DENGAN POLA BUANG AIR BESAR PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN Rahmah, Annisa; Yamin, Ahmad; Mardiah, Wiwi
Media Informasi Vol 13, No 1 (2017): BULETIN MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.459 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan konsumsi makanan dengan pola BAB pada anak usia 6-12 tahun di SDN Raya Barat Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Total populasi anak usia 6-12 tahun di SDN Raya Barat sebanyak 1.021 anak, dengan jumlah responden sebanyak 100 anak, didapatkan melalui teknik stratified random sampling. Data diperoleh dengan teknik decomentary-historical menggunakan instrumen dekomentasi Food Record. Data yang didapatkan kemudian diolah menggunakan program nutrisurvey dan uji Chi-Square. Didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi makanan dengan pola BAB pada anak usia 6-12 tahun dengan  > 0,05. Walaupun demikian, kita dapat mengetahui bahwa hampir seluruh responden mengonsumsi serat kurang dari nilai cukup (20-31 g/hari) sebesar 99% (99 anak) dan frekuensi BAB kurang dari 4 kali dalam seminggu sebanyak 52% (52 anak). Penyuluhan tentang manfaat dan pengaruh konsumsi serat dan asupan cairan pada anak di sekolah oleh pihak sekolah yang bekerja sama dengan pihak puskesmas setempat kepada orang tua murid SDN Raya Barat Kota Bandung dapat menjadi salah satu cara untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat.
PERSEPSI SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR TENTANG PERUBAHAN YANG TERJADI SELAMA MASA PUBERTAS Rohmayanti, Rohmayanti; Hermayanti, Yanti; Mardiah, Wiwi
Journal of Holistic Nursing Science Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.421 KB)

Abstract

Puberty is a time of transition from childhood to the teenage years. In the face of puberty, teenager will perceive these changes with different points of view in accordance with the experience, knowledge and motivation they have. Adolescent perception of this change will form a pattern of attitudes and behavior of adolescents especially related to adolescent reproductive health. This study aims to understand adolescent health issues from the perspective of adolescent perception itself. This type of research is descriptive qualitative approach. Informants in this study involved six students were taken by purposive sampling. The process of collecting data using interviews, all data contained in matrix form and explained in the narrative. The process of data analysis was done by reviewing all data, reduce the data, find a theme and make interpretation of research results. The results showed that most informants perceive changes in puberty as a scary thing and build an embarrassment to the physical changes such as menstrual events, voice changes, and changes in body weight, which is expressed by four informants. This condition causes the student is impaired in social relations (psychosocial) in the area of ​​family, peers and school. Those that perceive that change as a normal thing that is not to be feared. This causes the tendency of informants develop a negative perception of the changes in puberty. Perception of these students in the wake of many things, including knowledge inadequate, therefore the necessary co-operation between parents, teachers and health workers to take an active role in efforts to provide guidance to adolescent health issues, where nurses can play a role as an educator, counselor and motivator.
GAMBARAN KECEMASAN ORANGTUA PADA ORIENTASI MASA DEPAN REMAJA TUNAGRAHITA DI SLB NEGERI CILEUNYI DAN SLB C SUKAPURA amelia, siti halinda; Hernawaty, Taty; Mardiah, Wiwi
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.777 KB)

Abstract

Tunagrahita merupakan kondisi cacat yang ditandai dengan adanya keterbatasan perkembangan mental, tingkah laku, dan kecerdasan di bawah rata-rata. Kecemasan orangtua bersumber dari keterbatasan anak sehingga dapat menghambat proses orientasi masa depan anaknya. Dimana sebagian besar penyandang tunagrahita tidak mempunyai pekerjaan, tidak melanjutkan sekolah, dan sulit membangun keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan orangtua pada orientasi masa depan remaja tunagrahita. Rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Responden dipilih dengan menggunakan teknik total sampling dan didapatkan 60 responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner baku ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran kecemasan orangtua pada orientasi masa depan remaja tunagrahita berada pada tingkat kecemasan sedang (56,7%), diikuti kecemasan ringan (25%), lalu kecemasan berat (18,3%), dan tidak ada yang mengalami kecemasan dalam tingkat panik (0%). Sehingga diharapkan adanya intervensi yang tepat mengenai penanganan kecemasan orangtua seperti pemberian CBT (Cognitive Behavioral Treatment), terapi supportive, latihan relaksasi, hipnotis lima jari, dan latihan yoga.  Kata kunci: Kecemasan orangtua, Orientasi masa depan, Remaja, Tunagrahita.