Abstract The aims of the research are to acknowledge, to analyzes, and to describe the meaning of communication message of Sengkang silk material, especially of consummersâ choice. The research type is a desriptive qualitative approach with observation and indepth interviews with craftsmen and consummers of Sengkang silk material. Data analysis technique in this research is semiotic analysis of the subject, i.e. to review the meaning of Sengkang silk motives with meaning analysis of Charles Sanders Pierceâs triangle meaning of sign, object, and interpretant. The results of the research indicated that Sengkang silk material motive has philosophical and symbolic meaning of Bugis customs and culture. Motives of consummerâs choice are traditional motives which includes Balo Tettong, Mallobang, Balo Renni, Coboâ, Bombang, and Lagosi. The consummers of Sengkang silk purchase silk materials according to the motive concepts and colour, without prior knowledge of meaning of the silk material motives.Abstrak Kain sutera Sengkang merupakan warisan budaya, memiliki berbagai macam jenis motif mulai dari motif tradisional, semi tradisional, dan modern yang mengandung makna yang sarat akan nilai filosofi budaya masyarakat Bugis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis, dan menjelaskan makna pesan komunikasi motif kain sutera Sengkang, khususnya yang menjadi pilihan konsumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam dengan pengrajin dan konsumen kain sutera Sengkang. Data dianalisis dengan menggunakan analisis semiotika untuk mengkaji makna motif sutera Sengkang melalui model analisis makna Charles Sanders Pierce yaitu Triangle Meaning tentang tanda, objek, dan interpretan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif kain sutera Sengkang mengandung makna filosofi dan simbol adat istiadat kebudayaan Bugis. Motif-motif yang menjadi pilihan konsumen adalah motif tradisional diantaranya adalah Balo Tettong, Mallobang, Balo Renni, Cobo, Bombang, dan Lagosi. Konsumen kain sutera Sengkang membeli kain sutera berdasarkan konsep motif dan warna tanpa mengetahui makna yang terkandung dalam motif kain sutera tersebut.Â