Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG ENDOFIT DARI TANAMAN KUNYIT (Curcuma longa L.) SEBAGAI PENGHASIL ANTIOKSIDAN Widowati, Tiwit; Bustanussalam, Bustanussalam; Sukiman, Harmastini; Simanjuntak, Partomuan
Biopropal Industri Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.611 KB)

Abstract

Endophyte fungi are microbe that living inside the plant tissue without harming the host plant. Endophyte fungi can produce secondary metabolite which can be used as antioxidant, anticancer and antimicobes compound. Endophyte fungi can be found in many plants especially herbs such as turmeric (Curcuma longa L). The aims of this study are to isolate and identify endophyte fungi from stem of C. longa L. which is potential as an antioxidant producer. The endophyte fungi isolated from turmeric stem were 12 isolates. Antioxidant activity was assayed using 1,1-Diphenyl-2-picryl-hydrazyl (DPPH) showed that isolate K.Cl.Sb.B1 produced the highest inhibition value (78,81%). Based on molecular identification, the isolate K.Cl.Sb.B1 was Colletotrichum sp.Keywords: Curcuma longa L., endophyte fungi, identification antioxidant ABSTRAKKapang endofit merupakan mikroba yang terdapat di dalam jaringan tanaman tanpa membahayakan tanaman inang. Kapang endofit mampu menghasilkan metabolit sekunder yang dapat dimanfaatkan sebagai senyawa antioksidan, antikanker dan antimikroba. Kapang endofit dapat ditemukan pada berbagai jenis tanaman terutama tanaman obat seperti kunyit (Curcuma longa L). Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi kapang endofit dari batang tanaman kunyit yang berpotensi sebagai penghasil antioksidan. Kapang endofit yang diisolasi dari batang tanaman kunyit diperoleh 12 isolat. Uji antioksidan menggunakan 1,1-Diphenyl-2-picryl-hydrazyl (DPPH) menunjukkan bahwa isolat K.Cl.Sb.B1 menghasilkan nilai inhibisi tertinggi (78,81%). Berdasarkan identifikasi molekuler, isolat K.Cl.Sb.B1 merupakan Colletotrichum sp.Kata kunci: Curcuma longa L., identifikasi antioksidan, kapang endofit
Identification of Cadalene-β-Carboxylic Acid from Barks of Bawang Hutan (Scorodocarpus borneensis Becc.) Kartika, Rudi; Bustanussalam, Bustanussalam; Simanjuntak, Partomuan
ANNALES BOGORIENSES Vol 16, No 2 (2012): Annales Bogorienses
Publisher : Research Center for Biotechnology - Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1847.255 KB) | DOI: 10.1234/66

Abstract

One sesquiterpene compound has been isolated and identified out of the ethylacetate extract of bawang hutan (Scorodocarpus borneensis Becc.) barks. The barks were macerated with methanol, and then partitioned with mixture of ethylacetate-water (1:1).  Fractionation of the ethylacetate phase by column chromatography gave pure compound. Based on data interpretation from of ultra-violet (UV) spectra, Fourier Transform Infra Red (FT-IR), NMR 1D (1H and13C-NMR); NMR 2D (HMQC, COSY, HMBC), and comparison with literature, the pure isolated compound was determined as sesquiterpene   compound, cadalene-β-carboxylic acid, which exhibited LC50 of 42.32 ppm. Keywords: bawang hutan, Scorodocarpus borneensis, Olaceaeae, brine shrimp lethality test.
EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923 Bustanussalam, Bustanussalam; Apriasi, Devi; Suhardi, Eka; Jaenudin, Dadang
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): Vol 5 No 2 Desember 2015
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.75 KB)

Abstract

ABSTRAKTanaman sirih (Piper betle L) merupakan jenis tanaman yang tumbuh merambat dengan ketinggian mencapai 5-15 m. Tanaman ini sebagai tanaman obat yang berkhasiat untuk penyembuhan terhadap penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus karena memiliki daya antiseptik yang baik. Bagian tanaman yang digunakan yaitu daunnya karena banyak mengandung senyawa turunan fenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak daun sirih (Piper betle L) dan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun sirih yang memiliki efek antibakteri paling efektif terhadap bakteri Staphylococcus aureus penyebab penyakit kulit. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 2 metode yaitu  metode Refluks dan Maserasi dengan masing-masing konsentrasi ekstrak daun sirih (Piper betle L) yang terdiri atas satu faktor yaitu konsentrasi ekstrak daun sirih (Piper betle L) dengan taraf faktor 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Variabel respon yang diamati adalah luas zona hambat bakteri Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ekstrak daun sirih terdapat senyawa antibakteri yang efektif dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Zona hambat mulai terlihat pada konsentrasi 5%. Perlakuan dengan cara maserasi, pada konsentrasi 10% dan 20% zona hambat tidak berbeda nyata, sedangkan pada konsentrasi 15% dan konsentrasi 25% zona hambat yang dihasilkan berbeda nyata dengan semua konsentrasi yang digunakan. Perlakuan dengan cara refluks, pada konsentrasi 10% dan 25% zona hambat tidak berbeda nyata, sedangkan pada konsentrasi 15% dan konsentrasi 20% zona hambat yang dihasilkan berbeda nyata dengan semua konsentrasi yang digunakan. Dengan demikian, diperoleh konsentrasi ekstrak daun sirih yang memiliki efek antibakteri yang paling efektif yaitu pada konsentrasi 25% dengan cara maserasi, sedangkan cara refluks yaitu pada konsentrasi 20%. Kata kunci : Sirih (Piper betle L), Staphylococcus aureus ATCC 25923, antibakteri, rancangan acak lengkap (RAL)
IDENTIFIKASI SENYAWA DAN UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT KAYU MASSOI Bustanussalam, Bustanussalam; Susilo, Haryanto; Nurhidayati, Endang
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.613 KB)

Abstract

Massoi digunakan oleh masyarakat lokal Papua sebagai obat tradisional. Bagian yang dimanfaatkan dari tumbuhan ini adalah kulit kayu yang diekstraksi untuk menghasilkan minyak. Pemanfaatan kulit kayu Massoi oleh masyarakat lokal selama ini masih dirasakan kurang optimal, oleh karena belum banyaknya penelitian terkait kandungan senyawa kimia dan khasiat pengunaan kulit kayu Massoi secara farmakologis. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif ekstrak etil asetat kulit kayu Massoi serta menguji aktivitasnya sebagai antibakteri, antioksidan dan mengetahui tingkat toksisitasnya.Kulit kayu Massoi diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol dan dipartisidengan pelarut air : etil asetat sebesar 12,12 ppm 50 50 sebesar 44,02 ppm. Hasil pemisahan senyawanya yang dilakukan dengan kromatografi kolom didapat 7 fraksi yang dikelompokkan berdasarkan profil kromatogram KLT hasil kromatografi kolom yang meliputi bentuk noda, warna, dan waktu retensinya. Hasil analisis KCKT didapatkan fraksi dengan area terbesar terdapat pada fraksi 4 sebesar 95042975 pada waktu retensi 10,050 menit. Fraksi 4 dianalisis dengan menggunakan GC-MS untuk mengetahui komponen senyawa yang terdapat di dalamnya, hasil analisisnya didapatkan 13 senyawa terbesar yang mempunyai persen kemiripan antara95-99 % dari data Library program GC-MS.
ji Bioaktivitas Senyawa Glikosida dari Biji Keben (Barringtonia asiatica L. Kurz) Bustanussalam, Bustanussalam; Simanjuntak, Partomuan
Jurnal Natur Indonesia Vol 12, No 1 (2009)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.273 KB) | DOI: 10.31258/jnat.12.1.9-14

Abstract

The fruits or seeds of Keben (Barringtonia asiatica L. Kurz) were used traditionally for fish poisons, to curvestomach and headeach. The aim of this research was to isolate and identify bioactive compound of n-butanolfraction of active compound against Artemia salina Leach larvae. Isolation and purification of n-butanol fractionwere carried out by column chomatography (SiO2, CHCl3-MeOH) and high pressure liquid chromatography (RP,MeOH). The result of purification was than tested using BSLT methode. The test showed that, BABU-2.4 had thehighest activity with LC 50 value was 30.19 ppm. BABU-2.4 was identified with FT-IR spectrophotometer and NMR(proton and carbon) spectrophotometer as derivate of glicoside.