, Sulistyanta
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

IMPLIKASI PENALARAN POSITIVISME HUKUM DALAM POLA PENEGAKAN HUKUM OLEH HAKIM PERKARA PIDANA Alviana Geraldine; , Sulistyanta
Recidive : Jurnal Hukum Pidana dan Penanggulangan Kejahatan Vol 10, No 1 (2021): APRIL
Publisher : Criminal Law Section Faculty of Law Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/recidive.v10i1.58857

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji ide munculnya aliran positivisme hukum serta implikasi dari penalaran positivisme hukum yang telah mengakar di dalam pola pikir hakim ketika memutuskan sebuah perkara pidana. Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian hukum normatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan konseptual. Sumber hukum yang digunakan terdiri dari sumber data sekunder. Teknik pengumpulan bahan hukum yang berasal dari bahan hukum primer dan sekunder dikumpulkan melalui studi kepustakaan. Teknik analisis dilakukan secara deskriptif analitis dengan tujuan untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang fakta yang berhubungan dengan penelitian. Lahirnya mazhab positivisme berangkat dari sangkalan terhadap mazhab hukum alam. Implikasi penalaran positivisme hukum di dalam penegakan hukum yang dilakukan oleh hakim menyebabkan munculnya statisnya pola penegakan hukum serta sangat mungkin keadilan substansial tidak dapat diwujudkan.Kata Kunci: Positivisme Hukum; Penegakan Hukum; Hakim.AbstractThis research aimed to examine the idea of the emergence of legal positivism and the implications of legal positivism in the mindset of the Judge in in decision-making a criminal case. Type of this research is normative legal research. The approach used was conceptual approach. Secondary data are utilized by researcher as a source of law. The technique of collecting legal materials derived from primary and secondary legal materials is collected through library research. The analysis technique carried out in a descriptive analytical way in order to obtain a comprehensive picture of the fact related to the research. The emergence of legal positivism that is from the denial of natural law. The implication of legal positivism reasoning in law enforcement carried out by judges causes the emergence of statism in law enforcement patterns and it is possible that substantial justice unrealized.Keywords: Legal Positivism; Law Enforcement; Judge.
JENIS DAN KORELASI KORBAN DENGAN PELAKU PADA KEJAHATAN PELECEHAN SEKSUAL DI INSTAGRAM Mustofa Ponco Wibowo; , Sulistyanta
Recidive : Jurnal Hukum Pidana dan Penanggulangan Kejahatan Vol 10, No 2 (2021): AGUSTUS
Publisher : Criminal Law Section Faculty of Law Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/recidive.v10i2.58878

Abstract

AbstrakArtikel ini mendeskripsikan dan mengkaji permasalahan, pertama jenis-jenis pelecehan seksual yang bagaimanakah yang dialami oleh korban, dan yang kedua bagaimana tinjauan viktimologi pelecehan seksual di media sosial instagram. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menjelaskan jenis-jenis pelecehan seksual yang dialami korban dan tinjauan viktimologi pelecehan seksual di media sosial instagram. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian empiris dimana penelitian tersebut mengambil data dengan cara observasi lapangan, wawancara, dan studi kepustakaan. Penelitian ini dilakukan di media sosial instagram, kemudian peneliti mengambil sampel populasi sebanyak 20 (dua puluh) orang korban kejahatan pelecehan seksual di media sosial instagram dan menggolongkan jenis kejahatan pelecehan seksual sebanyak 5 (lima) jenis. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sejumlah 11 orang mengalami semua jenis kejahatan pelecehan seksual, sejumlah 4 orang mengalami empat jenis pelecehan seksual, sejumlah 3 orang mengalami tiga jenis pelecehan seksual, dan sejumlah 2 orang hanya mengalami satu jenis pelecehan seksual saja. Kemudian meninjau kejahatan pelecehan seksual di media sosial instagram dalam perspektif viktimologi, peneliti mengacu pada 2 (dua) teori viktimologi dan 2 (dua) jenis viktimisasi.Kata Kunci: Viktimologi, Pelecehan Seksual, KorbanAbstractThis article describes and examines the problem, firstly, what types of sexual harassment were experienced by the victim, and secondly, how to review the victimization of sexual harassment on social media Instagram. The purpose of this study is to explain the types of sexual harassment experienced by victims and to review the victimization of sexual harassment on social media Instagram. In this study, researchers used empirical research methods where the research took data by means of field observations, interviews, and literature studies. This research was conducted on Instagram social media, then researchers took a population sample of 20 (twenty) victims of sexual harassment crimes on Instagram social media and classified the types of sexual harassment crimes as 5 (five) types. Based on the results of the study, 11 people experienced all types of sexual harassment crimes, 4 people experienced four types of sexual harassment, 3 people experienced three types of sexual harassment, and a total of 2 people only experienced one type of sexual harassment. Then reviewing the crime of sexual harassment on social media Instagram from a victimization perspective, the researcher refers to 2 (two) theories of victimology and 2 (two) types of victimization.Keyword: Victimology, Sexual Harassment, Victim
PERAN HUKUM PIDANA DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA , Supanto; Tika Andarasni Parwitasari; , Sulistyanta; Winarno Budyatmojo; , Ismunarno; Budi Setiyanto; Sabar Slamet
Recidive : Jurnal Hukum Pidana dan Penanggulangan Kejahatan Vol 10, No 3 (2021): DESEMBER
Publisher : Criminal Law Section Faculty of Law Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/recidive.v10i3.58968

Abstract

AbstrakKegiatan pengabdian masyarakat ini adalah mensosialisasikan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika kepada para guru dan siswa di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah para siswa melakukan penyalahgunaan narkotika. Maraknya penyalahgunaan narkotika di kalangan para generasi muda termasuk para siswa sekolah, baik sebagai pengguna maupun sebagai pengedar. Oleh karena itu, untuk mencegah semakin banyaknya pengguna narkoba di kalangan pelajar, maka perlu dilakukan sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkotika. Metode kegiatan pengabdian ini berbentuk penyuluhan hukum Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang dilanjutkan dengan dialog interaktif seputar narkoba antara para siswa dengan tim penyuluh hukum yakni para Dosen Bagian Pidana Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret. Narkoba dari segi agama sudah pasti adalah sesuatu yang haram, dan dari segi masa depan sebuah bangsa, narkoba adalah senjata paling ampuh untuk menghancurkan sebuah negara. Diharapkan dengan adanya kegiatan penyuluhan hukum ini, semakin banyak pelajar yang memiliki wawasan tentang bahaya narkoba.Kata kunci : Undang-Undang Narkotika, narkoba, pelajar, penyuluhan hukumAbstractThis community service activity is to socialize Law Number 35 of 2009 concerning Narcotics to teachers and students at SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar. This activity aims to prevent students from abusing narcotics. The rise of narcotics abuse among the younger generation, including school students, both as users and as dealers. Therefore, to prevent the increasing number of drug users among students, it is necessary to socialize the dangers of narcotics abuse. The method of this service activity is in the form of legal counseling on Law Number 35 of 2009 concerning Narcotics, which is followed by an interactive dialogue about drugs between students and the legal advisory team, namely the Lecturers of the Criminal Section of the Faculty of Law, Sebelas Maret University. Drugs in terms of religion are definitely something that is forbidden, and in terms of the future of a nation, drugs are the most powerful weapon to destroy a country. It is hoped that with this legal counseling activity, more students will have insight into the dangers of drugs.Keywords: Narcotics Law, drugs, students, legal counseling