Asma Lutfi, Asma
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

NYAI LEBE ; OTORITAS MODIN PEREMPUAN PADA MASYARAKAT PESISIR JAWA (Studi Kasus di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang) Septiano, Marzuqo; Lutfi, Asma; Alimi, Moh Yasir
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 4 No 2 (2015): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan mendeskripsikan profil Nyai Lebe sebagai Modin perempuan yang memiliki otoritas pada masyarakat pesisir Jawa tepatnya di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nyai Lebe merupakan figur lokal pada masyarakat pesisiran yang memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat. Peran sosial–keagamaan Nyai Lebe terimplementasi dari perannya sebagai mediator dalam ritus islam-lokal. Nyai Lebe memiliki otoritas yang lebih luas dibandingkan dengan Bapak Lebe. Hal tersebut terlihat dari peran Nyai Lebe sebagai mediator dalam wilayah jangkauan ritus hingga 6 Kelurahan, sedangkan Bapak Lebe hanya dalam satu Kelurahan saja. Selain itu, Nyai Lebe juga berperan sebagai mediator dalam ritus islam-lokal yang lebih banyak jika dibanding dengan Bapak Lebe. Hegemoni budaya patriarki yang ada di masyarakat dan negara menjadi faktor utama yang menyebabkan timbulnya perilaku diskriminatif dan ketimpangan apresiasi antara Nyai Lebe dan Bapak Lebe
NYAI LEBE ; OTORITAS MODIN PEREMPUAN PADA MASYARAKAT PESISIR JAWA (Studi Kasus di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang) Septiano, Marzuqo; Lutfi, Asma; Alimi, Moh Yasir
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 4 No 2 (2015): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan mendeskripsikan profil Nyai Lebe sebagai Modin perempuan yang memiliki otoritas pada masyarakat pesisir Jawa tepatnya di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nyai Lebe merupakan figur lokal pada masyarakat pesisiran yang memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat. Peran sosial–keagamaan Nyai Lebe terimplementasi dari perannya sebagai mediator dalam ritus islam-lokal. Nyai Lebe memiliki otoritas yang lebih luas dibandingkan dengan Bapak Lebe. Hal tersebut terlihat dari peran Nyai Lebe sebagai mediator dalam wilayah jangkauan ritus hingga 6 Kelurahan, sedangkan Bapak Lebe hanya dalam satu Kelurahan saja. Selain itu, Nyai Lebe juga berperan sebagai mediator dalam ritus islam-lokal yang lebih banyak jika dibanding dengan Bapak Lebe. Hegemoni budaya patriarki yang ada di masyarakat dan negara menjadi faktor utama yang menyebabkan timbulnya perilaku diskriminatif dan ketimpangan apresiasi antara Nyai Lebe dan Bapak Lebe
BERBAGI PENGETAHUAN TENTANG HERBARIUM: KOLABORASI DOSEN, GURU DAN SISWA DI MA AL-ASROR PATEMON GUNUNGPATI Husain, Fadly; Wicaksono, Harto; Lutfi, Asma; Wijaya, Atika; Prasetyo, Kuncoro Bayu; Wahidah, Baiq Farhatul
Jurnal Puruhita Vol 1 No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/puruhita.v1i1.28652

Abstract

. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki hutan terluas di dunia menyimpan potensi sumber daya alam hayati sebagai sumber pangan dan obat obatan yang sangat besar. Puluhan ribu jenis tanaman tumbuh di Indonesia. Dari sekian banyak tanaman tersebut hanya sedikit yang dapat dimanfaatkan sebagai obat atau diketuhui memiliki nilai manfaat. Fenomena ini bisa terjadi karena faktor ketidaktahuan masyarakat tentang potensi tumbuhan obat yang ada di sekitarnya. Apalagi ragam tumbuhan obat ini ternyata bukan hanya tumbuhan yang sengaja ditanam sebagai tumbuhan obat, tetapi juga bisa berasal dari tumbuhan rempah-rempah atau bumbu dapur, tumbuhan pagar, tumbuhan buah, tumbuhan sayur dan sebagainya yang dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Ada banyak cara untuk mengenalkan tumbuhan obat serta khasiatnya kepada masyarakat. Cara yang paling sederhana yaitu pembuatan taman obat sebagai media pengenalan manfaat tumbuhan obat. Selain itu adalah diadakannya kegiatan-kegiatan pelatihan dalam pembuatan bahan awetan herbarium di laboratorium sekolah. Meskipun demikian masih banyak juga sekolah yang belum memiliki fasilitas laboratorium yang memadai. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di MA Al Asror Patemon sebagai bagian untuk pengenalan cara pembuatan herbarium sederhana. Pengabdian ini juga sebagai wahana untuk pengenalan kembali tumbuhan obat yang banyak dimanfaatkan masyarakat dalam sistem pengobatan tradisional mereka.