Aisyah Nur Sayidatun Nisa, Aisyah Nur Sayidatun
Unknown Affiliation

Published : 38 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Analisis Kesiapan Guru IPS Di SMP Se-Kecamatan Bawang Banjarnegara Dalam Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Nisa, Aisyah Nur Sayidatun
Harmony Vol 1 No 1 (2016): November 2016
Publisher : Program Studi IPS Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.459 KB)

Abstract

As a profession, teachers are required to have pedagogic competence, personal competence, social competence and professional competence. Curriculum 2013 is a new curriculum implemented in Indonesia so requires teachers to be ready in implementation. This study aims to determine the readiness of Social Studies teachers at Junior High School in the District of Bawang Banjarnegara in supporting the implementation of the curriculum of 2013. The research is a qualitative descriptive study. The technique of collecting data using interviews, questionnaires, documentation and field notes. Subjects in this study is social studies teacher at Junior High School in the District of Bawang Banjarnegara. Analysis of data using qualitative data analysis with interactive analysis design. The research proves that the readiness of social studies teacher at junior high school in the districts of Bawang Banjarnegara not maximized, ie the category is quite ready, even though they had tried to keep implementing the curriculum 2013. Sebagai sebuah profesi, guru dituntut memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang baru diterapkan di Indonesia sehingga menuntut guru untuk siap dalam pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan guru mata pelajaran IPS di SMP Se-Kecamatan Bawang Banjarnegara dalam mendukung implementasi kurikulum 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, kuisioner/angket, dokumentasi dan catatan lapangan. Subjek dalam penelitian ini yaitu guru mata pelajaran IPS di SMP Se-Kecamatan Bawang Banjarnegara. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dengan desain análisis interaktif. Hasil penelitian membuktikan bahwa kesiapan guru IPS SMPN se-kecamatan Bawang Banjarnegara belum maksimal, yaitu dalam kategori cukup siap, walau sudah berusaha untuk tetap mengimplementasikan kurikulum 2013.
KONSERVASI LITERASI BAGI ANAK DI LINGKUNGAN TPA JATIBARANG SEMARANG Hermanto, Fredy; Ginanjar, Asep; Nisa, Aisyah Nur Sayidatun
Harmony Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Program Studi IPS Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.581 KB)

Abstract

Literacy awareness will lead to a civilization in a respectable position, literacy is a necessity of life for advanced societies. Of course the low literacy of a person inhibits the progress of a nation's life. Humans as social beings need language skills in performing their functions in people's lives. Therefore, literacy ability is very important to be the provision of acceptance of someone in the community container itself. Poverty that hit it will cause efforts to meet the needs of literacy as a secondary and even tertiary needs. The objectives of this PPM activity are: (1) to provide literacy access to children according to their needs, (2) establishing a reading park (library) in the neighborhood around which the child can take advantage at any time; (3) to educate the importance of education as an effort to gain literacy access for children. The method in this PPM activity is using Participatory Rural Appraisal (PRA) approach approach. The operational steps needed to overcome the problems include three things: Exploratory, Topical, Evaluation and Monitoring. Kesadaran berliterasi akan mengantarkan sebuah peradaban pada kedudukan yang terhormat, literasi merupakan kebutuhan hidup masyarakat maju. Tentu saja rendahnya literasi seseorang menghambat kemajuan hidup suatu bangsa. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan keterampilan berbahasa dalam melakukan fungsinya di dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu, kemampuan literasi sangat penting menjadi bekal diterimanya seseorang di dalam wadah masyarakat itu sendiri. Kemiskinan yang melanda maka akan menyebabkan upaya memenuhi kebutuhan literasi sebagai kebutuhan sekunder bahkan tersier. Tujuan daripada kegiatan PPM ini adalah: (1) memberikan akses literasi kepada anak sesuai dengan kebutuhannya, (2) mendirikan taman bacaan (perpustakaan) di lingkungan sekitar tempat tinggal yang dapat dimaanfaatkan oleh anak setiap saat, (3) memberikan edukasi mengenai pentingnya pendidikan sebagai sebuah upaya mendapatkan akses literasi bagi anak. Metode dalam kegiatan PPM ini adalah menggunakan metode pendekatan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA). Langkah-langkah operasional yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan meliputi tiga hal, yaitu: Exploratory, Topical, Evaluation and Monitoring.
PERSEPSI GURU MENGENAI PERMENDIKBUD NO 10 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DI KOTA SEMARANG Nisa, Aisyah Nur Sayidatun; Hermanto, Fredy; Ginanjar, Asep; Putri, Noviani Achmad
Harmony Vol 3 No 2 (2018): November 2018
Publisher : Program Studi IPS Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.929 KB)

Abstract

The existence of Permendikbud No. 10 of 2017 is expected to provide peace for teachers in carrying out their duties and profession. However, the understanding of the teachers and the educational institutions is that this is still low, so that research is needed. This study used qualitative research methods. Data analysis method in this study is Interactive Analysis. The results of this study are teacher perceptions of Permendikbud No. 10 of 2017 concerning the Protection of Educators and Education Personnel in Semarang City where teachers will feel safe and comfortable when the candy can be realized properly when teachers, education staff and school principals carry out their duties. The Role of Permendikbud No. 10 of 2017 concerning Protection of Educators and Education Personnel in protecting teachers is still not maximal, it is shown that there are still some teachers, educators and principals who still have not received protection from the Education and Culture Minister. Adanya Permendikbud No 10 Tahun 2017 ini diharapkan dapat memberikan ketenangan bagi guru dalam menajalankan tugas dan profesinya. Namun pemahaman para guru dan juga instansi pendidikan mengeanai hal tersebut masih rendah, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai hal tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode analisis data dalam penelitian ini yaitu Analisis Interaksi (Interactive Analysis). Hasil dari penelitian ini adalah Persepsi guru terhadap Permendikbud No 10 Tahun 2017 Tentang Perlindungan Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Kota Semarang adalah guru akan merasa aman dan nyaman ketika permen tersebut dapat terealisasi sebagaimana mestinya ketika guru, tenaga kependidikan dan kepala sekolah ketika melaksanakan tugasnya. Peran Permendikbud No 10 Tahun 2017 Tentang Perlindungan Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam melindungi guru masih belum maksimal, hal ini ditunjukkan masih ada beberapa guru, tenaga pendidik dan kepala sekolah yang masih belum mendapatkan perlindungan dari pemendikbud tersebut.
PENDAMPINGAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL BAGI GURU IPS SMP KABUPATEN BATANG SEBAGAI WUJUD NILAI KARAKTER PEDULI FIS UNNES Aji, Ananto; Mulianingsih, Ferani; Nisa, Aisyah Nur Sayidatun
Harmony Vol 3 No 2 (2018): November 2018
Publisher : Program Studi IPS Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.001 KB)

Abstract

The target of this service is to increase the willingness of teachers to write journals and research reports, improve the ability of teachers to write scientific works, namely through mentoring the writing of journal articles for social studies teachers at Batang Regency Middle School as a form of UNNES conservation spirit. The benefits of this service are expected to be able to provide social studies teachers for junior high schools across Batang Regency with the willingness and skills to create scientific papers so that they can increase their knowledge and increase their income as a consequence of their promotion. This service method consists of four stages of activity, namely planning, implementation, monitoring and evaluation. While the steps of this service activity consist of three core training material activities, namely training material on the preparation of PTK proposals, training material on the preparation of PTK reports, and training in making articles to be published in the journal.   Target pengabdian ini adalah untuk meningkatkan kemauan guru menulis jurnal dan laporan penelitian, meningkatkan kemampuan guru menulis karya ilmiah, yaitu melalui pendampingan penulisan artikel jurnal bagi guru IPS SMP Kabupaten Batang sebagai wujud spirit konservasi UNNES. Manfaat dari kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat membekali guru IPS SMP se-Kabupaten Batang mempunyai kemauan dan keterampilan untuk membuat karya tulis ilmiah sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan pendapatannya sebagai konsekuensi dari kenaikan pangkatnya. Metode pengabdian ini terdiri dari empat tahapan kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Sedangkan langkah-langkah kegiatan pengabdian ini terdiri dari tiga kegiatan inti materi pelatihan yaitu pelatihan materi tentang penyusunan proposal PTK, pelatihan materi tentang penyusunan laporan PTK, dan pelatihan pembuatan artikel yang akan dimuat dalam jurnal.
IMPLEMENTASI LITERASI DIGITAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPS DI SMP AL-AZHAR 29 SEMARANG Ginanjar, Asep; Putri, Noviani Achmad; Nisa, Aisyah Nur Sayidatun; Hermanto, Fredy; Mewangi, Adila Bunga
HARMONY Vol 4 No 2 (2019): Volume 4 Nomor 2 November 2019
Publisher : Program Studi IPS Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.906 KB)

Abstract

The progress of science and technology, especially in the field of information and communication technology has led to the rapid spread of globalization and has an impact in various sectors. This condition indirectly requires students to have the ability to sort content and information that they can through the internet or commonly referred to as digital literacy. In relation to social studies learning, digital literacy is one of the supporters to develop students' knowledge of social issues that occur in society in real-time. This study aims to examine the implementation of digital literacy in social studies learning. This type of research is qualitative research. The location of the study was conducted in an educational environment in the city of Semarang, precisely at SMP Al-Azhar 29 Semarang City. Data analysis method in this research is interactive analysis. The validity of the data used is data triangulation. Research results Implementation of digital literacy in social studies learning is done through Google Classroom, Kahoot, and Quizzleet. Kemajuan IPTEK terutama dibidang teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan semakin pesatnya penyebaran globalisasi dan menimbulkan dampak dalam berbagai sektor. Kondisi ini secara tidak langsung menuntut peserta didik untuk memiliki kemampuan memilah konten dan informasi yang mereka dapat melalui jaringan internet atau biasa disebut dengan literasi digital. Dalam kaitannya dengan pembelajaran IPS, literasi digital menjadi salah satu pendukung untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik terhadap isu-isu sosial yang terjadi di masyarakat secara real-time. Penelitian ini bertujuan untuk Mengkaji implementasi literasi digital dalam pembelajaran IPS. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di lingkungan pendidikan yang berada di Kota Semarang, tepatnya di Sekolah Menengah Pertama Al-Azhar 29 Kota Semarang. Metode analisis data dalam penelitian ini analisis interaktif. Validitas data yang digunakan adalah Triangulasi data. Hasil penelitian Implementasi literasi digital dalam pembelajaran IPS dilakukan melalui Google Classroom, Kahoot, dan Quizzleet.
IMPLEMENTASI QUANTUM LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU LIPAT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DI SMP NEGERI 1 BATANG Sudiami, Dinok; Nisa, Aisyah Nur Sayidatun
HARMONY Vol 4 No 2 (2019): Volume 4 Nomor 2 November 2019
Publisher : Program Studi IPS Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.126 KB)

Abstract

The problems that arise in a social studies learning at SMP Negeri 1 Batang begin with the use of models and teachers in their teaching learning activities use media learning that. The scientific model has been carried out, but the students remain silent, they do not dare to express their opinions. The teacher had made improvements to make their students to be more active and to increase their outcome learning. The learning model that is used by the teacher is Quantum Learning with the use of folding cards. The purpose of this study is to find out the increasing activities and learning outcomes of social studies material by using the Quantum learning model on class VIII B students. This research is a classroom action research (CAR) that consist of two cycles, it consist of planning, implementation, observation, and reflection . The results of this research showed that there was an increasing in student learning outcomes from cycle I to cycle II by 74.4, with classical completeness 73.2% to 80 with classical completeness 80%. The results of the activities of students and teachers also increased the first cycle by 70%.  It is increased to 85% in the second cycle, while the activities of teachers in the first cycle of 75%, it is increased to 93.3% in the second cycle. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Batang berawal dari penggunan model dan media pembelajaran yang digunakan guru pada saat pembelajaran. Model saintifik sudah dilaksanakan namun peserta didik tetap diam, tidak berani mengemukakan pendapat. Guru melakukan perbaikan agar peserta didik lebih aktif dan hasil belajar meningkat. Model pembelajaran yang digunakan adalah QuantumLearningdenganberbantuan kartu lipat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar materi IPS dengan menggunakan model Quantumlearningpada peserta didik kelas VIII B. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan ada kenaikan hasil belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II sebesar 74,4 dengan ketuntasan klasikal 73,2% menjadi 80 dengan ketuntasan klasikal 80%. Hasil aktivitas peserta didik dan guru juga meningkat siklus I sebesar 70% meningkat menjadi 85% pada siklus II, sedangkan aktivitas guru pada siklus I sebesar 75% meningkat menjadi 93,3% pada siklus II.
BIMBINGAN TEKNIS IMPLEMENTASI MODEL JOYFULL LEARNING BAGI GURU IPS SMP DI KOTA SEMARANG Santoso, Apik Budi; Wasino, Wasino; Ginanjar, Asep; Nisa, Aisyah Nur Sayidatun
HARMONY Vol 4 No 2 (2019): Volume 4 Nomor 2 November 2019
Publisher : Program Studi IPS Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.959 KB)

Abstract

Social studies subjects are one of the subjects that are closely related to the community environment in the learning process. Joyful Learning will lead to student learning motivation. Unfortunately social studies teachers are still limited in applying models in the classroom. So it is necessary to implement Technical Guidance for the Implementation of Joyful Learning Models for Social Studies Teachers of Junior High Schools in Semarang City. The objectives of the Community service activities are (1) Collaborating jointly with partners regarding what learning models have been used by the teachers in Semarang City Junior High School; (2) Studying jointly with partners related to the implementation of social studies learning which has been carried out in Semarang City Junior High School; (3) Providing technical guidance for implementing Joyful Learning models for Social Studies teachers in Semarang City Junior High School. The method of implementing community service activities uses two approaches namely textual and contextual. The procedure in this community service activity includes: (1) Exploratory; (2) Topical; (3) Monitoring and Evaluation. The results of the implementation of this community service activity can be seen that the learning model used by teachers in Semarang City Junior High School is still teacher centered and the learning model is still based on indoor learning. Guidance The implementation technique of the joyful learning model gets the result that the learning objectives must contain elements of ABCD (Audience, Behavior, Condition, and Degree), regular material and remidial material levels may be the same, but for enrichment materials must be higher, assessment of knowledge must have stimulus on the test, indicators of competency achievement to be achieved must also be integrated Mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang erat kaitannya dengan lingkungan masyarakat dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran yang dirancang secara menyenangkan (Joyfull Learning) akan menimbulkan motivasi belajar peserta didik. Sayangnya guru IPS masih terbatas dalam mengaplikasikan model di kelas. Sehingga perlu dilaksanakan Bimbingan Teknis Implementasi Model Joyfull Learning bagi Guru IPS SMP di Kota Semarang. Tujuan daripada kegiatan PPM ini adalah (1) Mengkaji secara bersama dengan mitra terkait dengan apa saja model pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru-guru di SMP Kota Semarang; (2) Mengkaji secara bersama dengan mitra terkait dengan pelaksanaan pembelajaran IPS yang selama ini telah dilaksanakan di SMP Kota Semarang; (3) Memberikan bimbingan teknis implementasi model Joyfull Learning bagi guru IPS SMP di Kota Semarang. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian menggunakan dua pendekatan yaitu tekstual dan kontekstual. Prosedur dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini meliputi: (1) Exploratory; (2) Topical; (3) Monitoring and Evaluation. Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dapat diketahui bahwa model pembelajaran yang digunakan oleh guru di SMP Kota Semarang masih terpusat pada guru (teacher oriented) serta model pembelajaran yang masih berbasis indoor learning. Bimbingan Teknik implementasi model pembelajaran joyfull learning mendapatkan hasil bahwa tujuan pembelajaran harus memuat unsur ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree), materi reguler dan materi remidial tingkatannya boleh sama, namun untuk materi pengayaan harus lebih tinggi, penilaian pengetahuan harus ada stimulus dalam soalnya, indikator pencapaian kompetensi yang ingin dicapai juga harus terpadu.
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII DI SMP NEGERI 38 SEMARANG Soleha, Siti; Purnomo, Arif; Nisa, Aisyah Nur Sayidatun
SOSIOLIUM : Jurnal Pembelajaran IPS Vol 1 No 1 (2019): April 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan IPS UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sosiolium.v1i1.29898

Abstract

This research was aimed to know the influence of mind map learning media to student’s learning outcomes on IPS subject in class VII, at SMP N38 Semarang. This research used True Eksperimental Design employing Pretest-Posttest Control Group Desain. The population of this research wasstudents of class VII in SMP N 38 Semarang with the total number of 157 students. The sample of this research is 31 students of VII B as an experiment class and 31 students of VII C as a control class. The data collection used was test method and documentation. The result of the t-test analysis gained tcount =2,784 > ttabel=2,000 and the significant value gained was 0,007<0,05 so Ha is received. It can be concluded that there was influence of mind map learning media to the student’s learning outcomes on IPS subject in class VII, SMP Negeri 38 Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran Mind Map terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 38 Semarang. Penelitian ini menggunakan True Eksperimental Design dengan bentuk desain Pretest-Posttest Control Group Desain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 38 Semarang sebanyak 157 siswa. Sampel penelitian ini adalah 31 siswa kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan 31 siswa kelas VII C sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes dan dokumentasi. Berdasarkan hasil uji t, diketahui bahwa taraf signifikansi α = 0,05 dengan nilai t hitung = 2,784 > t tabel = 2,000 dan nilai signifikansi yang diperoleh yaitu 0,007 < 0,05 sehingga Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh media pembelajaran Mind Map terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 38 Semarang.
PEMBELAJARAN IPS BERBASIS LITERASI (GERAKAN LITERASI SEKOLAH TAHAP PEMBELAJARAN) PADA KELAS VIII DI SMPN 2 BANYUBIRU Anwar, Saiful; Nisa, Aisyah Nur Sayidatun
SOSIOLIUM : Jurnal Pembelajaran IPS Vol 2 No 2 (2020): Volume 2 Nomor 2 Oktober 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan IPS UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sosiolium.v2i2.33327

Abstract

The implementation of the 2013 curriculum in learning one emphasizes the importance of literacy skills with the existence of the school literacy movement. The literacy movement at SMPN 2 Banyubiru has been running but has not been implemented optimally, especially at the learning stage and is still at the development stage. The research method used is a qualitative method, because it is to find out the activities and implementation of literacy in learning Social Sciences. The results showed: 1) Social literacy-based learning model used is a problem-based learning model and its implementation in the classroom requires the role of teachers and students, 2) There are obstacles faced by teachers in the planning, implementation and evaluation stages, 3) Learning outcomes students have differences after attending literacy-based social studies learning, whether those grades have increased or still remain the same. Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada pembelajaran salah satunya menenkankan pentingnya kemampuan literasi dengan adanya gerakan literasi sekolah. Gerakan literasi di SMPN 2 Banyubiru sudah berjalan namun belum terlaksana secara optimal terutama pada tahap pembelajaran dan masih pada tahap pengembangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, karena untuk mengetahui aktivitas dan pelaksanaan literasi dalam pembelajaran IPS. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Model pembelajaran IPS berbasis literasi yang digunakan yaitu model pembelajaran berbasis masalah dan pelaksanaanya didalam kelas memerlukan peranan dari guru dan siswa, 2) Terdapat kendala-kendala yang dihadapi guru dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, 3) Hasil belajar siswa terdapat perbedaan setelah mengikuti pembelajaran IPS berbasis literasi, baik itu yang nilainya bertambah ataupun masih tetap sama.
Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPS oleh Guru-Guru SMP Negeri Kecamatan Sragen Kusani, Oktania Nelly; Tukidi, Tukidi; Nisa, Aisyah Nur Sayidatun
SOSIOLIUM : Jurnal Pembelajaran IPS Vol 1 No 2 (2019): Volume 1 Nomor 2 Oktober 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan IPS UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sosiolium.v1i2.36412

Abstract

Source of learning on teaching is most important thing for educator, as bridge knowledge between teacher with students. Usually learning of social science the teacher use speech method to give lesson for students. That is inclined make the learning boring. This research focused to analysis process of utilization environtment’s school as source of learning, related planning, implementation and evaluation with obstacle that faced teacher when utilization source of learning environment’s school. Technique collection of data is interview, observation, note of field, and documentation. This research use qualitative analysis. Result of research indicate that teacher IPS SMP Negeri in Kecamatan Sraegn utilize environment’s school scope spcae in hedge’s school as source of learning IPS. Obstacles that faced teacher when use source of learning environment’s school is limited area school, material lesson, unavaible tool and infrastructure, time, ability of teacher, unreadliness students and teacher age. Sumber belajar merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan oleh pendidik, sebagai jembatan pengetahuan pendidik dengan peserta didik. Pembelajaran pada mata pelajaran IPS guru biasanya menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pada siswa. Hal tersebut cenderung membuat pembelajaran membosankan. Fokus penelitian ini adalah menganalisis proses pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar IPS terkait perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi serta kendala yang dihadapi guru dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar IPS. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, obervasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, guru IPS SMP Negeri di Kecamatan Sragen memanfaatkan lingkungan sekolah ruang lingkup dalam pagar sekolah sebagai sumber belajar IPS. Kendala yang dihadapi oleh guru IPS dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, yakni sempitnya lahan sekolah, tidak tersedianya sarana dan prasarana, waktu, kemampuan guru, pengawasan, materi pelajaran, ketidaksiapan siswa, dan usia guru.