Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perbandingan Hasil Tes Vo2max Atlet Renang Menggunakan Williams Swimming Beep Test dan Bleep Test aditia, lugina; Badruzaman, Badruzaman; Paramitha, Sandey Tantra; Jajat, Jajat
JTIKOR (Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan) Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan
Publisher : Program Studi Ilmu Keolahragaan - Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jtikor.v3i1.8933

Abstract

Selama ini bleep test menjadi salah satu instrument pengukuran kapasitas aerobik yang banyak digunakan oleh cabang olahraga, akan tetapi relevansinya dengan cabang olahraga renang yang notabene di air masih belum banyak dikaji. Didasarkan pada hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah mengkaji instrument pengukuran kapasitas aerobik pada cabang olahraga renang, antara Williams Swimming Beep Tes dan Bleep Test. Metode yang digunakan adalah causal comparative, yaitu membandingkan hasil tes kapasitas aerobic antara menggunakan Williams Swimming Beep Tes dan Bleep Test. Sampel adalah 9 atlet renang klub Grage City Cirebon. Hasil penelitian diperoleh perbedaan rata-rata (p=0,033) antara kapasitas aerobic menggunakan Williams Swimming Beep Tes (39,60) dan Bleep Test (43,70). Artinya bahwa tes kapasitas aerobic untuk cabang olahraga renang tidak cocok menggunakan Bleep Test, tetapi lebih cocok menggunakan Williams Swimming Beep Tes karena tes nya dilakukan di air sesuai dengan karakteristik cabang olahraga.
ASPEK-ASPEK FILOSOFIS ZAKAT DALAM AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH Badruzaman, Badruzaman
JURNAL ASAS Vol 8, No 1 (2016): Asas, Vol. 8, No. 1, Januari 2016
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.917 KB)

Abstract

Abstrak: Aspek-Aspek Filosofis Zakat Dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Al-Qur’an telah membuat ibarat tentang tujuan zakat dihubungkan dengan orang-orang kaya yang diambil daripadanya zakat, yaitu disimpulkan pada dua kalimat yang terdiri dari beberapa huruf, akan tetapi keduanya mengandung aspek yang banyak dari rahasia-rahasia zakat dan tujuan-tujuan yang agung. Dua kalimat tersebut adalah tathhir (membersihkan) dan tazkiyah (mensucikan), yang keduanya terdapat firman Allah dalam Al-Qur’an. Keduanya meliputi segala bentuk pembersihan dan pensucian, baik material maupun spiritual, bagi pribadi orang kaya dan jiwanya atau bagi harta dan kekayaannya. Zakat mempunyai aspek filosofis, yaitu zakat mensucikan jiwa dan sifat kikir, cara mendidik berinfak dan memberi, berakhlak dengan akhlak Allah, zakat merupakan manifestasi syukur atas nikmat Allah, zakat mengobati hati dari cinta dunia, zakat mengembangkan kekayaan bathin, zakat menarik rasa simpati atau cinta, zakat mensucikan harta, zakat tidak mensucikan harta yang haram, dan zakat mengembangkan harta.Kata Kunci: Zakat, Filosofis, tathhir, tazkiyah.
Rekonstruksi Epistimologi Ilmu Ushul Fikih Berbasis Ilmu Sejarah Badruzaman, Badruzaman
AL-ADYAN Vol 13, No 2 (2018): Al-Adyan
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.432 KB) | DOI: 10.24042/adyan.v13i2.3296

Abstract

Penelitian ini memfokuskan pada kajian pemikiran Hasan Hanafi tentang “Rekonstruksi Epistimologi Ilmu Ushul Fikih Berbasis Ilmu Sejarah”. Dari hasil kajian ditemukan beberapa temuan; 1). Hasan Hanafi adalah tokoh yang sangat concern terhadap upaya mengidupkan kembali ruh dan spirit (revitalisasi) Ilmu Ushul Fiqh dengan menggunakan pendekatan historis. Menurutnya dimensi sejarah dan manusia menjadi faktor yang penting dalam rangka mendekati konsepsi-konsepsi dan metodologi Ushul Fiqh. Sebenarnya dimensi sejarah dan manusia tersebut terdapat dalam metodologi Ushul Fiqh yang baku namun dimensi sejarah ini lama-lama “punah” dan terlepas dari Ushul Fiqh ketika proses pembangunan Ilmu ini berlangsung dan mewujud dalam proses perkembangan ilmu ini. Sehingga sesungguhnya menurut Hasan Hanafi, dimensi sejarah pada hakekatnya mewujud dalam seluruh unsur Ushul Fiqh, yaitu dalam ‘adillah syar’iyah, thuruq al istinbat dan al ahkam al syar’iiyah. Dimensi sejarah ini direpresentasikan oleh Hasan Hanafi dengan kedua kata kunci, yaitu “sejarah” dan “manusia”; 2). Hasan Hanafi adalah orang yang peduli terhadap keberadaan Ilmu Ushul Fiqh , dalam rangka itu dia mengatakan akan pentingnya upaya revitalisasi metodologi Ushul Fiqh. Revitalisasi dalam pemikiran Hasan Hanafi adalah upaya melakukan pembaharuan dan penyesuaian terhadap metodologi Ushul Fiqh berdasar kondisi setting sosial dan realitas kemanusiaan serta ilmu-ilmu yang berkembang, namun usaha ini bertitik tolak pada tradisi dan khazanah metodologi Ushul Fiqh yang dibangun oleh ulama terdahulu. Dengan usaha demikian maka diharapkan pembaharuan metodologi Ushul Fiqh pada satu sisi dapat memecahkan problem hukum kontemporer yang semakin complicated, namun pada sisi yang lain tidak tercerabut dari akar dan genealogi metodologi Ushul Fiqh; 3).  Pemikiran Ushul Fiqh Hasan Hanafi sangat relevan terhadap upaya reaktualisasi hukum Islam. Hal ini dikarenakan terjadi sebuah “kejumudan” yang mendalam dalam pemikiran Ushul Fiqh sehingga dalam realitas yang sebenarnya Ilmu Ushul Fiqh telah terjadi proses pembekuan. Signifikansi pemikiran Ushul Fiqh Hasan Hanafi terletak pada upaya memghidupkan kembali spirit dan elan vital Ilmu ini dengan meggunakan pendekatan historis. Yaitu bahwa bahwa dimensi manusia dan sejarah menjadi satu hal yang harus dilibatkan dalam proses istimbath hukum; 4). Pemikiran historis Ushul Fiqh Hasan Hanafi yang tercover dalam dimensi manusia dan sejarah sesungguhnya mempunyai akar dari pemikiran dan proyek Hasan Hanafi tentang al Turas wa al Tajdid (Tradisi dan Pembaharuan). Karena hilangnya dimensi manusia dan sejarah dalam tradisi dan khazanah pemikiran umat Islam merupakan persoalan pokok yang menjadi sebab dari tidak nihilnya progresifitas dalam tradisi dan tindakan umat Islam.
ASPEK-ASPEK FILOSOFIS ZAKAT DALAM AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH Badruzaman, Badruzaman
JURNAL ASAS Vol 8, No 1 (2016): Asas, Vol. 8, No. 1, Januari 2016
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.917 KB) | DOI: 10.24042/asas.v8i1.1221

Abstract

Abstrak: Aspek-Aspek Filosofis Zakat Dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Al-Qur’an telah membuat ibarat tentang tujuan zakat dihubungkan dengan orang-orang kaya yang diambil daripadanya zakat, yaitu disimpulkan pada dua kalimat yang terdiri dari beberapa huruf, akan tetapi keduanya mengandung aspek yang banyak dari rahasia-rahasia zakat dan tujuan-tujuan yang agung. Dua kalimat tersebut adalah tathhir (membersihkan) dan tazkiyah (mensucikan), yang keduanya terdapat firman Allah dalam Al-Qur’an. Keduanya meliputi segala bentuk pembersihan dan pensucian, baik material maupun spiritual, bagi pribadi orang kaya dan jiwanya atau bagi harta dan kekayaannya. Zakat mempunyai aspek filosofis, yaitu zakat mensucikan jiwa dan sifat kikir, cara mendidik berinfak dan memberi, berakhlak dengan akhlak Allah, zakat merupakan manifestasi syukur atas nikmat Allah, zakat mengobati hati dari cinta dunia, zakat mengembangkan kekayaan bathin, zakat menarik rasa simpati atau cinta, zakat mensucikan harta, zakat tidak mensucikan harta yang haram, dan zakat mengembangkan harta.Kata Kunci: Zakat, Filosofis, tathhir, tazkiyah.