Meilanny Budiarti S., Meilanny Budiarti
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PERANAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU ANAK SEBAGAI PEMIRSA TELEVISI DIRUMAH Asriyah, Putri Wardatul; Taftazani, Budi M.; S., Meilanny Budiarti
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.664 KB)

Abstract

Televisi merupakan hiburan masif yang dimiliki mayoritas keluarga di Indonesia. sudah seperti suatu kelaziman disetiap rumah pasti memiliki minimal satu buat televisi. Mengapa televisi menjadi hiburan yang sangat diminati oleh sebagian besar keluarga di Indonesia? tentunya karena kemudahan yang ditawarkan. Hanya dengan membeli satu buah televisi dengan harga yang bervariatif baik itu murah ataupun mahal, televisi dapat mencukupi kebutuhan hiburan dirumah untuk satu keluarga sekaligus. Televisi dianggap sebagai kotak ajaib karena sdari kotak itulah kita dapat menerima banyak informasi.Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah informasi tersebut tepat untuk dinikmati oleh anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak? Disiniliah peneliti merasa perlu mengadakan penelitian karena melihat banyak fakta dilapangan yang menunjukan bahwa banyak anak-anak terkena dampak buruk dari televisi tersebut. Seperti kita ketahui banyak informasi yang diberikan televisi memberikan kekerasan secara visual terhadap anak. Adanya tayangan mengenai bullying, kekerasan rumah tangga, perceraian dan lain-lain yang tidak child friendly.Disini peneliti ingin melihat apakah peranan pengawasan dari orang tua terhadap anak sebagai pemirsa televisi memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan perilaku anak.
PERAN CASE WORKER DALAM PENANGANAN ANAK YANG MENGALAMI KEKERASAN DALAM KELUARGA Prajatami, Viqa Nanda; Raharjo, Santoso Tri; S., Meilanny Budiarti
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 1 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.29 KB)

Abstract

-
PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PERILAKU REMAJA Putri, Wilga Secsio Ratsja; Nurwati, Nunung; S., Meilanny Budiarti
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 1 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.441 KB)

Abstract

Era globalisasi ini teknologi semakin maju, tidak dapat dipungkiri hadirnya internet semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan sosialisasi, pendidikan, bisnis, dsb. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang awalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, atau sebaliknya. Bagi masyarakat khususnya kalangan remaja, media sosial sudah menjadi candu yang membuat penggunanya tiada hari tanpa membuka media sosial.Padahal dalam masa perkembangannya, di sekolah remaja berusaha mencari identitasnya dengan bergaul bersama teman sebayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media sosial Menjelaskan mengenai apa saja pengaruh media sosial bagi remaja dimasa perkembangannya kemudian untuk mengetahui apa saja pengaruh terhadap perilaku remaja yang disebabkan oleh media sosial saat ini.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena ingin mendalami suatu fakta, gejala dan peristiwa pengaruh media sosial terhadap perilaku remaja di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan remaja secara alami. Peneliti menginginkan hasil penelitian berupa rincian data yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif dan tidak memerlukan pengolahan data secara statistika. Hasil dari penelitian kualitatif yang dibutuhkan peneliti adalah berupa informasi yang mendalam mengenai pengaruh media sosial bagi remaja itu sendiri.
PENDIDIKAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PEKERJA SOSIAL Agustine, Martha Sintaully; Resnawaty, Risna; S., Meilanny Budiarti
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 3 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.505 KB)

Abstract

Realitasnya di Indonesia, masih banyak kalangan yang mengatakan bahwa pekerjaan sosial dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa ilmu dan pendidikan. Kegamangan profesi pekerjaan sosial di tengah masyarakat tampak jelas ketika lulusan pendidikan pekerjaan sosial tidak mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan ilmunya. Masalah ini disebabkan dari masih kurangnya pemahaman mengenai profesi pekerjaan sosial oleh masyarakat sehingga keberadaan pendidikan pekerjaan sosial menjadi kurang jelas arahnya. Untuk mendapatkan pemahaman yang tepat, sebelumnya kita perlu membedakan antara kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. Kesejahteraan sosial adalah semua aktivitas intervensi sosial untuk meningkatkan keberfungsian sosial umat manusia. Sedangkan pekerjaan sosial adalah profesional yang menerima pelayanan kesejahteraan sosial. Jadi, pekerjaan sosial lebih berkaitan dengan profesi pekerjaan dan kesejahteraan sosial adalah ilmu yang membidanginya. Ini sama halnya dengan dokter dokter dengan ilmu kedokteran, guru dengan pendidikan, psikolog dengan psikologi dan seterusnya. Seperti halnya dokter, ketika tindakan medis dilakukan oleh seseorang yang bukan berlatar belakang pendidikan kedokteran maka kemungkinan terjadinya malpraktik sangat besar. Pekerja sosial pun demikian, orang yang berlatar belakang pendidikan ilmu kesejahteraan sosial secara konsep pasti lebih matang dibandingkan dengan mereka yang tidak berlatar belakang pendidikan ilmu kesejahteraan sosial, ketika suatu intervensi dilakukan oleh orang yang tidak ahli dalam bidangnya maka akan menimbulkan konsep yang salah dan berujung pada praktik yang tidak benar. Untuk itu penting diperhatikannya latar belakang ilmu yang membidangi suatu profesi.
TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN ASPEK BIOLOGI, PSIKOLOGI, SOSIAL DAN SPIRITUAL PADA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN (WBP) DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KLAS IIA BANDUNG (LAPAS WANITA SUKAMISKIN) Pebriani, Chika Nur; Sulastri, Sri; S., Meilanny Budiarti
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 1 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) merupakan seseorang yang mengalami penghilangan kemerdekaan dikarenakan putusan hukum yang resmi dari negara. Warga Binaan Pemasyarakatan merupakan istilah yang digunakan untuk menggantikan penyebutan narapidana. Penghilangan kemerdekaan pada Warga Binaan Pemasyarakatan dilakukan dengan menempatkan mereka pada Rumah Tahanan (RUTAN) atau Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS). Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) menjadi tempat bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan untuk menjalani hidup mereka selama menjalani masa hukuman. LAPAS bertanggung jawab untuk membina para Warga Binaan Pemasyarakatan agar mereka dapat kembali menjalani kehidupan mereka kembali secara normal setelah mereka keluar dari lingkungan LAPAS. Warga Binaan Pemasyarakatan pada hakikatnya merupakan manusia yang sama – sama memiliki hak seperti manusia lain walaupun mereka hidup di dalam lingkungan LAPAS. Salah satu hak mereka adalah mendapatkan akses untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka sebagai manusia. Pemenuhan kebutuhan bagi manusia setidaknya dapat dilihat dari empat aspek yaitu kebutuhan pada aspek biologi, psikologi, sosial serta spiritual. Keterbatasan akses para Warga Binaan Pemasyarakatan untuk dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan tersebut menjadikan LAPAS untuk memfasilitasi mereka agar dapat mendapatkan pemenuhan kebutuhan tersebut. Walaupun tidak dapat dihindari bahwa kebutuhan di LAPAS bagi WBP dapat “dikebiri”. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena penelitian bertujuan untuk mengukur dan menggambarkan tingkat pemenuhan kebutuhan aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual pada warga binaan pemasyarakatan sehingga tidak dibutuhkan pemaknaan mendalam pada data yang didapatkan selama di lapangan. Hasil penelitian ini mengungkapkan berapa tingkat pemenuhan kebutuhan pada setiap aspek serta penggambaran kualitas pemenuhan kebutuhan tersebut.
PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI POSITIF BAGI LESBIAN DI KOTA TASIK Adelina, Shella; -, Binahayati; S., Meilanny Budiarti
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.999 KB)

Abstract

Fenomena homoseksual telah menjadi trend di kehidupan masyarakat Indonesia. Tidak hanya di kota-kota besar, di kota-kota kecil yang sarat akan norma dan budaya pun homoseksual menjadi permasalahan yang sulit dikendalikan. Bukan hanya mengenai aspek moral, homoseksual dipengaruhi pula oleh gaya hidup dan hubungan sosial. Hal ini telah menjadi perhatian yang serius bagi pemeritah Kota Tasik karena homoseksual dianggap masalah sosial yang mencoreng nama baik Kota Tasik sebagai Kota Santri. Bagi lesbian, menunjukkan dirinya sebagai penyuka sesama jenis adalah hal yang sulit. Terlebih posisi perempuan di Indonesia sangat sentral dan terikat pada nilai dan norma-norma sosial. Kesulitan membuka diri menjerumuskan lesbian untuk bergabung kedalam komunitas lesbian agar memperoleh penerimaan diri dan rasa aman. Konsep diri lesbian cenderung negatif karena terdapat faktor labeling dan penolakan yang diterima lesbian dari lingkungan sekitarnya. Masyarakat lebih senang ”mengobati” lesbian daripada ”merubah perilaku” padahal lesbian bukanlah penyakit, melainkan perilaku seksual menyimpang. Pemerintah telah memiliki kebijakan yang mengenai larangan menjadi homoseksual. Namun diperlukan dukungan lain dari berbagai pihak terkait dan para profesional untuk mengatasi permasalahan lesbian. Pekerja sosial adalah profesi profesional pemberi bantuan yang berfokus pada keberfungsian sosial dengan memperhatikan aspek orang didalam lingkungan. Pekerja sosial dapat berperan dalam mengatasi permasalahan individu dan lingkungan. Hasil penelitian ini mengungkapkan : Keberadaan lesbian di Kota Tasik cenderung meningkat setiap tahun; belum ada program yang tepat bagi penanganan lesbian; belum adanya peran pekerja sosial dalam upaya penanganan lesbian di Kota Tasik.
INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI BADAN PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA (BPSTW) CIPARAY DENGAN KELUARGA Martina, Ayu; Wibhawa, Budhi; S., Meilanny Budiarti
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 1 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.116 KB)

Abstract

Orang yang sudah lanjut usia mengalami penurunan kemampuan fisik, sosial, motorik dan psikologis, sehingga pelayanan dan dukungan pada Lansia perlu mendapatkan perhatian yang besar dari keluarga. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika Jawa Barat jumlah penduduk lansia pada 2013 mencapai 3.434.909 jiwa dari jumlah penduduk Jawa Barat 45.430.799 jiwa (BPS, 2013). Dalam lingkungan panti jompo lansia dapat berinteraksi dengan sesama lansia, petugas, bahkan dengan keluarganya sekalipun.Adapun yang melatarbelakangi penelitian di BPSTW Pakutandang adalah interaksi sosial yang terjadi antara lansia denga keluarga di panti jompo ada yang berjalan dengan baik dan ada pula yang tidak berjalan dengan baik. Interaksi yang berjalan dengan baik membuat lansia itu masih merasakan rasa kasih sayang dari keluarganya meskipun lansia tersebut tinggal di panti jompo. Berbeda dengan lansia yang tidak dapat berinteraksi dengan keluarganya, akan merasakan kesepian dan kesehatannya pun menurun. Terdapat beberapa lansia di panti jompo merasakan kesepian akibat tidak adanya interaksi dengan keluarga, pihak panti pun menghubungi keluarga dari lansia tersebut agar keluarga dapat menjenguk atau berkomunikasi dengan lansianya.Fenomena interaksi sosial yang terjadi pada lansia dengan keluarganya dapat berjalan dengan baik untuk kebaikan lansia yang tinggal di panti jompo. Sehingga, lansia tidak merasakan kesepian dan lansia dapat tetap sehat dengan adanya interaksi sosial. Pihak panti tersebut akan terus berusaha menghubungi keluarga lansia apabila ada kasus lansia yang merasa kesepian atau lansia yang rindu akan keluarganya agar interaksi sosial dapat berjalan dengan baik baik itu komunikasi secara langsung atau pun tidak langsung.
KEBERADAAN MASYARAKAT PENDATANG DI DESA SUKAKERTA (PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT TERKAIT PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT DI KECAMATAN KERTAJATI, KABUPATEN MAJALENGKA) Damayanti, Yosi; Krisnani, Hetty; S., Meilanny Budiarti
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 1 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.578 KB)

Abstract

Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki keinginan untuk memiliki bandara bertaraf internasional. Studi kelayakan telah dilakukan terhadap beberapa wilayah di Provinsi Jawa Barat. Hasil uji kelayakan wilayah menetapkan Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka sebagai tempat pembangunan bandar udara bertaraf internasional yang kemudian diberi nama Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandar Udara Kertajati. Pembangunan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB). Pembangunan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) memerlukan wilayah yang cukup luas dan mencakup lahan yang sekarang menjadi tempat pemukiman dan pertanian sehingga diperlukan relokasi pemukiman warga. Relokasi dilakukan secara bertahap dan masih secara swadaya. Desa Sukakerta merupakan wilayah dengan jumlah migrasi masuk yang cukup banyak sehingga mengindikasikan telah membuat terjadinya perubahan sosial budaya masyarakat pendatang di Desa Sukakerta. Masyarakat pendatang secara otomatis melakukan adaptasi sehingga turut mempengaruhi kehidupan sosial budaya di daerah tempat tinggal barunya yaitu Desa Sukakerta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek-aspek dari perubahan sosial budaya masyarakat yang mempengaruhi kehidupan masyarakat pendatang sebagai akibat dari relokasi terhadap pembangunan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB). Metode penelitian yang dilakukan yaitu penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan mewawancarai berbagai stakeholder yang terkait, masyarakat pendatang, dan masyarakat asli Desa Sukakerta. Aspek-aspek sosial budaya yang diteliti meliputi nilai dan norma sosial, pola perilaku, dan interaksi sosial (aspek sosial) serta sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem ekonomi dan mata pencaharian (aspek budaya).
POLA ASUH ANAK OLEH IBU USIA DINI Prabowo, Enggal Wildan; Ishartono, Ishartono; S., Meilanny Budiarti
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.091 KB)

Abstract

Penelitian ini memfokuskan pada pola asuh anak oleh ibu yang masih berusia dini dengan studi kasus yang terletak di desa Lengkongbarang. Dalam tulisan ini dijelaskan bagaimana pola pengasuhan yang dilakukan oleh Ibu yang masih berusia dini. Objek penelitian ini adalah bagaimana pola asuh anak oleh Ibu yang masih berusia dini atau remaja di Desa Lengkongbarang, dengan menggunakan metode deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder yang berasal dari dokumen-dokumen, arsip, buku-buku, atau pun jurnal-jurnal ilmiah. Penelitian ini menjelaskan fenomena yang cukup banyak terjadi di lingkungan masyarakat yaitu menganai pola asuh anak oleh Ibu yang masih berusia dini. Sesuai dengan sifat dari objek penelitian ini, maka pendekatan penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini menunjukkan bagaimana Ibu yang masih berusia dini, atau masih berusia remaja dalam memenuhi kebutuhan dasar anaknya. Dalam hal ini, masalah yang terjadi adalah apabila kebutuhan dasar anak tidak dapat dipenuhi oleh orangtua, terutama oleh Ibu yang masih berusia dini atau remaja. Masalah tersebut merupakan masalah yang harus segera diselesaikan agar tidak menimbulkan masalah lain pada anak. Masa anak-anak adalah masa dimana terdapat usia emas atau yang sangat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk itulah kebutuhan dasar anak harus dipenuhi dengan baik, agar tidak menggangu masa-masa pertumbuhan maupun perkembangan anak. Namun, pada kenyataannya hal tersebut dapat terhambat apabila Ibu yang masih berusia dini tidak dapat memberikan kebutuhan dasar anak secara maksimal dikarenakan usia Ibu yang masih dini. Hal ini juga dapat membuat keadaan anak cukup terancam karena cukup banyak anak yang ditelantarkan oleh Ibu yang masih berusia dini.
DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL LANSIA DI PANTI Pepe, Camelia Kristika; Krisnani, Hetty; A., Dessy Hasanah Siti; S., Meilanny Budiarti
Share : Social Work Journal Vol 7, No 1 (2017): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.523 KB) | DOI: 10.24198/share.v7i1.13809

Abstract

Lanjut usia merupakan fase kehidupan yang umumnya akan dilalui oleh setiap manusia. Fase ini merupakan proses dari berkurang dan hilangnya beberapa sumber primer yang mendukung kehidupan lansia, baik sumebr biologis, ekonomi, soaial dan ekonomi. Panti Lansia (wreda atau jompo) disediakn dengan tujuan utama adalah menopang atau mendukung kehidupan lansia. Tidak sedikit para lanjut usia yang tinggal di Panti masih memiliki keluarga, baik keluarga keluarag inti atau keluarga besar. Namun demikian dukungan sosial keluarga tetap diperlukan bagi lansia walau lansia telah berada di Panti. Para lansia perlu dukungan perhargaan, masih membutuhkan informasi tentang perkembangan di luar panti, membutuhkan dukungan ekonomi dan penyaluran minat-bakat, serta masih membutuhkan dukungan sosial lainnya. Ssehingga dukungan sosial dari keluarga sangat penting dalam proses palayanan Lansia di Panti-panti yang ada.