Usaha diversifikasi katalis berbasis besi untuk proses pencairan batubara telah dilakukan, salah satunya adalah red mud yang telah diaktivasi. Red mud adalah produk samping dari proses Bayer pembuatan alumina dari bijih bauksit. Katalis tersebut diperoleh melalui aktivasi red mud dengan asam (HCl atau H3PO4), masing masing dengan variasi pH yaitu 5, 8 dan 11. Red mud aktif ditunjukkan dengan menurunnya kandungan natrium. Kinerja katalis yang dihasilkan diuji melalui proses sulfidasi, yang ditunjukkan dengan terbentuknya senyawa aktif pirotit, dan proses pencairan batubara dengan menghitung  persen konversi batubara cair yang dapat dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan natrium dalam red mud dapat diturunkan sebesar 88,25% dan 88,74% dari 4,34% menjadi 0,51% dan 0,49% setelah mengalami perlakukan dengan asam HCl 35% pada pH 8. Sedangkan bila menggunakan asam H3PO4 35%, kandungan natrium dalam red mud tidak mengalami penurunan yang berarti. Hasil uji sulfidasi terhadap red mud tanpa aktivasi diperoleh ukuran kristal pirotit sangat kecil, hal ini disebutkan karena belum sempurnanya pembentukan kristal pirotit. Sedangkan dari red mud yang diaktivasi dengan HCl pada pH 8 dan H3PO4 pada pH 11 berturut-turut menghasilkan ukuran kristal pirotit sebesar 35 nm dan 30 nm; syarat ukuran kristal pirotit yang baik untuk katalis pencairan batubara adalah<40 nm. Persen konversi produk batubara cair dengan menggunakan katalis red mud tanpa aktivasi dan red mud aktivasi HCl pada pH 8 berturut-turut menghasilkan 72,34% dan 84,76% batubara cair. Hasil ini belum optimal dibandingkan terhadap jenis katalis yang telah dikenal seperti limonit. Sehingga masih diperlukan pengoptimalan proses aktivasi red mud. Kata Kunci : red mud, aktivasi, katalis, konversi