Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengolahan red mud sebagai katalis pencairan batubara Sariman, Sariman; Amalia, Dessy; Wahyudi, Agus
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 4, No 12 (2008)
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.273 KB)

Abstract

Usaha diversifikasi katalis berbasis besi untuk proses pencairan batubara telah dilakukan, salah satunya adalah red mud yang telah diaktivasi. Red mud adalah produk samping dari proses Bayer pembuatan alumina dari bijih bauksit. Katalis tersebut diperoleh melalui aktivasi red mud dengan asam (HCl atau H3PO4), masing masing dengan variasi pH yaitu 5, 8 dan 11. Red mud aktif ditunjukkan dengan menurunnya kandungan natrium. Kinerja katalis yang dihasilkan diuji melalui proses sulfidasi, yang ditunjukkan dengan terbentuknya senyawa aktif pirotit, dan proses pencairan batubara dengan menghitung  persen konversi batubara cair yang dapat dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan natrium dalam red mud dapat diturunkan sebesar 88,25% dan 88,74% dari 4,34% menjadi 0,51% dan 0,49% setelah mengalami perlakukan dengan asam HCl 35% pada pH 8. Sedangkan bila menggunakan asam H3PO4 35%, kandungan natrium dalam red mud tidak mengalami penurunan yang berarti. Hasil uji sulfidasi terhadap red mud tanpa aktivasi diperoleh ukuran kristal pirotit sangat kecil, hal ini disebutkan karena belum sempurnanya pembentukan kristal pirotit. Sedangkan dari red mud yang diaktivasi dengan HCl pada pH 8 dan H3PO4 pada pH 11 berturut-turut menghasilkan ukuran kristal pirotit sebesar 35 nm dan 30 nm; syarat ukuran kristal pirotit yang baik untuk katalis pencairan batubara adalah<40 nm. Persen konversi produk batubara cair dengan menggunakan katalis red mud tanpa aktivasi dan red mud aktivasi HCl pada pH 8 berturut-turut menghasilkan 72,34% dan 84,76% batubara cair. Hasil ini belum optimal dibandingkan terhadap jenis katalis yang telah dikenal seperti limonit. Sehingga masih diperlukan pengoptimalan proses aktivasi red mud. Kata Kunci : red mud, aktivasi, katalis, konversi
Pemrosesan Red Mud - Limbah Ekstraksi Alumina Dari Bijih Bauksit Bintan Untuk Memperoleh Kembali Alumina Dan Soda Aziz, Muchtar; Amalia, Dessy; Wahyudi, Agus
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 5, No 14 (2009)
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.273 KB)

Abstract

Pemrosesan red mud yang mengandung 30 persen Al2O3 dan 3 persen Na2O telah dilakukan untuk memperoleh kembali alumina dan soda. Red mud diperoleh dari residu pemrosesan bauksit Bintan dengan proses Bayer di laboratorium. Pemrosesan red mud dilakukan melalui proses sinter soda-kapur. Kapur (CaO) dan sodium karbonat (Na2CO3) dicampurkan ke dalam red mud serta dilakukan pemanggangan campuran pada 800-1100OC. Melalui pemanggangan terbentuk sinter mengandung senyawa sodium aluminat (2NaAlO2) larut dalam larutan sodium karbonat encer, serta senyawa dikalsium silikat (Ca2SiO4) tidak larut dalam larutan yang sama. Ekstraksi alumina dari sinter dilakukan dengan melarutkan senyawa alumina dapat larut ke dalam larutan sodium karbonat encer, meninggalkan dikalsium silikat sebagai residu padat. Hasilnya menunjukkan sekitar 85 % alumina dan soda dapat diekstraksi atau diperoleh kembali dari red mud dalam larutan. Dalam skala produksi larutan alumina dan soda yang diperoleh bisa dikembalikan ke pabrik alumina melalui pemompaan untuk dipresipitasi aluminanya sekaligus mengurangi kehilangan soda, atau bisa dimanfaatkan untuk pembuatan PAC (Poly Alu- minum Chloride) dan Tawas (Al2(SO4)3) sebagai koagulan penjernihan air. Kata kunci : bauksit, alumina, red mud, sodium aluminat, ekstraksi
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI ELPSA FRAMEWORK Amalia, Dessy; Johar, Rahmah; Ikhsan, M.
JURNAL EKSAKTA PENDIDIKAN (JEP) Vol 4 No 1 (2020): JEP : Jurnal Eksakta Pendidikan
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.244 KB) | DOI: 10.24036/jep/vol4-iss1/443

Abstract

The mathematical communication ability of students is still low. One effort that can be done is to implement Experiences, Language, Pictures, Symbols, Application (ELPSA) framework. The pur pose of this research was to determine students' mathematical communication skills through the application of the ELPSA framework. This research is a descriptive quantitative research. The sub jects were Year 8 students of one of Junior High School in Banda Aceh which consisted of 24 students. Data collection is done through stdeunts worksheet and mathematical communication tests. Data ana lysis was performed by calculating the score of students' mathematical communication in groups and individually using percentage techniques. The results of this research are the mathematical com munication abilities of students in groups during learning with the implementation of ELPSA framework producing high average score. Whereas students' mathematical communication skills after the implementation of the ELPSA framework showed 75% of students met the minimal criteria.