Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FIRST LANGUAGE ACQUISITION, THE PROCESSES AND DEVELOPMENT Sarwanti, Sri .
Majalah Transformatika Vol . 20 No. 9 Mei 2010
Publisher : Majalah Transformatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article attempts to find out the processes and development of first language Acquisition. The processes are started from the first day children are born. Because of the existence  of  a  device  called Language Acquisition Device (LAD) the children are able to undergo several stages before they eventually  arrive  to  a  position  which enables them to master the first language. The stages are reflexive crying and vegetative sounds, cooing and laughter, vocal Play, reduplicated babbling, non-reduplicated babbling  and  expressive jargon. Keywords :first language, LAD, processes, first words, first meaning, fis  phenomenon
Physical Environment of Rural School in Conducting Effective Collaborative Learning Sarwanti, Sri
English Language and Literature International Conference (ELLiC) Proceedings Vol 2 (2018): 2nd ELLiC Proceedings: Education 4.0: Trends and Future Perspectives in English Educa
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Education has undergone tremendous development. The education paradigm has shifted from teacher-centered towards student-centered. In this new paradigm, Brown (2015) states that students have more emphasize and participation in the teaching learning process. Collaborative learning is an umbrella term for a variety of approaches in education that involve joint intellectual effort by students or students and teachers. Collaborative learning refers to methodologies and environments in which learners engage in a common task in which each individual depends on and is accountable to each other. Unesco (2017) states that learning takes place in multiple settings and the learning environment can be structured or unstructured and the learning in different environments can complement each other. Formal and non-formal education occurs mainly in structured environments in the form of institutions (schools, community centers, multimedia centers, learning villages/cities, etc.). The learning environment in the classroom is vital to students’ success and impacts them in many ways. This study reveals the physical environment of rural school in conducting the teaching and learning process. The data are collected by using observation and questionnaire. The study is qualitative exploratory. The results of this study show genuine data of the condition of physical environment in rural school. The results would be an input for researchers or decision makers who are keen on rural development.
Pendidikan Karakter melalui Permainan Interaktif di Kelas Ratnaningsih, Endah; Sarwanti, Sri
Edukasi Journal Edisi Khusus: Call of Paper Seminar Nasional FKIP 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.09 KB) | DOI: 10.31603/edukasi.v0i0.2346

Abstract

Permainan merupakan aktivitas yang pada umumnya dilakukan oleh anak-anak secara natural, tanpa paksaan dan biasanya tanpa didesak oleh rasa tanggung jawab. Apabila dipahami lebih lanjut, dengan bermain banyak aspek kecrdasan anak yang terasah. Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan di MI Ma’arif Arrosydin Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Berdasarkan hasil observasi, tidak semua aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar yang ada di MI Ma’arif Arrosydin Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap kreativitas dan kontribusi peserta dalam kegiatan ini. Kegiatan belajar mengajar berlangsung secara konvensional, misalnya pengajar memberikan contoh membaca huruf-huruf hijaiyah kemudian peserta langsung menirukan. Belum ada aktivitas yang melibatkan permainan-permainan dalam kegiatan tersebut. Proses belajar mengajar yang biasanya berlangsung secara konvensial perlu mendapat sentuhan istimewa yang akan meningkatkan ketertarikan, keterlibatan, kreativitas, keceriaan anak-anak yang menjadi peserta didik MI Ma’arif Arrosydin Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Mempertimbangkan paparan kondisi di atas, perlu adanya suatu Pemanfaatan Permainan Interaktif bagi Siswa MI Ma’arif Arrosyidin Pucang untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa di Kelas. Program ini memberikan pendampingan bagi para bagi siswa MI Ma’arif Arrosyidin Pucang untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa di Kelas dan praktek langsung dalam kegiatan permainan interaktif yang dilakukan oleh tim pengabdian UNTIDAR bekerja sama dengan pengajar/pembina MI Ma’arif Arrosyidin Pucang.
Pembentukan Guru Berkarakter dengan Meningkatkan Kompetensi Pedagogis Mahasiswa Calon Guru Melalui Peer Mentoring Sarwanti, Sri; Ratnaningsih, Endah
Edukasi Journal Edisi Khusus: Call of Paper Seminar Nasional FKIP 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1730.651 KB) | DOI: 10.31603/edukasi.v0i0.2347

Abstract

Guru yang berkarakter merupakan dambaan semua mahasiswa calon guru untuk mencapainya. Guru yang berkarakter memenuhi semua kriteria kecakapan atau kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keterampilan mengelola pembelajaran menjadi keterampilan khas yang membedakan profesi guru dengan profesi yang lainnya. kemampuan mengelola pembelajaran ini disebut kompetensi pedagogis. seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogis ini. mahasiswa calon guru juga dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogis agar mampu melaksanakan pembelajaran yang berhasil. Kompetensi pedagogis ini bisa ditingkatkan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan mentoring. Penelitian ini akan meneliti peran mentoring dalam peningkatan kompetensi pedagogis yang harus dimiliki mahasiswa calon guru untuk bisa menjadi guru yang berkarakter. Mentoring bisa dilakukan oleh beberapa sumber. Menurut observasi peneliti dan hasil wawancara dengan guru-guru pamong di SMA El Shadai Magelang dan SMA Muhammadiyah Muntilan, kompetensi pedagogis mahasiswa praktikan program pengalaman lapangan yang mendukung guru berkarakter masih harus ditingkatkan. Cara paling mengena adalah dengan mentoring yang dilakukan oleh teman sejawat karena prosesnya akan lebih terbuka dan santai. Penelitian ini dilakukan dengan  observasi dan pemberian angket. Observasi digunakan untuk mengetahui kondisi karakter mahasiswa calon guru sebelum menjalani peer mentoring. Sedangkan angket digunakan untuk mengetahui persepsi mahasiswa akan penerapan mentoring dalam peningkatan karakter guru.
GALLERY WALK+PEER TALK IN LANGUAGE TESTING AND ASSESSMENT: STUDENTS’ PERSPECTIVES Sarwanti, Sri
JOLLT Journal of Languages and Language Teaching Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : UNDIKMA Mataram (Eks. IKIP Mataram)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (983.03 KB) | DOI: 10.33394/jollt.v8i1.2211

Abstract

A useful conceptual understanding of ZPD can benefit the students from having  talks with others in increasing their capability of knowing something. This idea of social constructivism underpins the need for opportunities for collaboration and support, and for learning. Individuals are required to construct self-knowledge and develop new perspectives, by engaging in hands-on activities rather than using structured information. If peer talk is combined with gallery walk where the students have the opportunity to share ideas, the combination bears such an active class activity. This study reveals the students? achievements on how they negotiate their problems through conversing with each other. The problem-based conversation plays among students themselves in their initial academic development. This study supports theory highlighting the importance of talk in social interaction as a prerequisite for increasing students? achievement. The results of this study show that the combination of gallery walk-peer talk able to improve the students? achievements and also the students? participation in class. The results also uncovers why they enjoy learning by doing gallery walk-peer talk.