Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Binarization and Segmentation Framework for Sundanese Ancient Documents Paulus, Erick; Suryani, Mira; Hadi, Setiawan; Sopian, Rahmat; Hidayat, Akik
Jurnal Sains Dasar Vol 6, No 2 (2017): October 2017
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1207.239 KB) | DOI: 10.21831/jsd.v6i2.15314

Abstract

Binarization and segmentation process are two first important methods for optical character recognition system. For ancient document image which is written by human, binarization process remains a major challenge.In general, it is occurring because the image quality is badly degraded image and has various different noises in the non-text area.After binarization process, segmentation based on line is conducted in separate text-line from the others. We proposedanovel frameworkof binarization and segmentation process that enhance the performance of Niblackbinarization method and implementthe minimum of energy function to find the path of the separator line between two text-line.For experiments, we use the 22 images that come from the Sundanese ancient documents on Kropak 18 and Kropak22. The evaluation matrix show that our proposed binarization succeeded to improve F-measure 20%for Kropak 22 and 50% for Kropak 18 from original Niblack method.Then, we present the influence of various input images both true color and binary image to text-line segmentation. In line segmentation process, binarized image from our proposed framework can producethe number of line-text as same as the number of target lines. Overall, our proposed framework produce promised results so it can be used as input images for the next OCR process.
Indeksasi Digital Aksara Sunda Kuno: Studi Kasus pada Naskah Koleksi Skriptorium Kabuyutan Ciburuy Garut Rahmat Sopian; Aditya Pradana; Mamat Ruhimat
Manuskripta Vol 7 No 1 (2017): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1083.383 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v7i1.80

Abstract

The research of script on manuscripts (Sundanese manuscript) has long been done. One reason is because in philological work, the step of script description used for the study object is a mandatory. In almost every philological research, the section of script comparison used in the manuscript (which is used as the study object) with similar script that have been studied previously, must be found. The activity results in the revelation of the script uniqueness exists in the researched manuscript. Although these studies have contributed considerably to ease the reading of Sundanese script in other Old Sundanese manuscripts, there has not been much information on the causes of variations in Old Sundanese script. One cause is the disorganized data (the data is separated). In this paper, we will describe an application that we designed to do the indexing of Old Sundanese script. In this first stage, we use data from Old Sundanese manuscripts from Kabuyutan Ciburuy Garut. It is expected that the good and accessible digital indexation of the Old Sundanese script could be the first step to uncover the mystery of the variations of the characters in Old Sundanese manuscripts. --- Penelitian aksara pada naskah (naskah Sunda) sudah sejak lama dilakukan. Hal ini dikarenakan dalam langkah kerja filologi pendeskripsian aksara yang digunakan pada objek kajian merupakan sebuah keharusan. Hampir di setiap penelitian filologi pasti ditemukan subbab perbandingan aksara yang digunakan pada naskah (yang menjadi objek kajian) dengan aksara sejenis yang telah diteliti sebelumnya. Hasil dari kegiatan tersebut di antaranya terungkap hal-hal yang unik yang berkaitan dengan aksara yang hanya terdapat naskah tersebut. Meskipun Penelitian-penelitian tersebut telah banyak menyumbang dalam mempermudah pembacaan aksara Sunda Kuno pada naskah-naskah lainnya, namun masih belum banyak memberi keterangan terhadap penyebab terjadinya variasi pada aksara Sunda Kuno. Hal tersebut dikarenakan data tersebut masih belum diorganisir dengan baik (masih terpisah-pisah). Dalam makalah ini kami paparkan sebuah aplikasi yang kami rancang dapat melakukan indeksasi aksara Sunda Kuno. Pada tahap pertama ini kami menggunakan data dari naskah-naskah Sunda Kuno dari Kabuyutan Ciburuy Garut. Diharapkan setelah adanya indeksasi digital aksara Sunda Kuno yang baik dan mudah diakses, dapat menjadi langkah awal untuk mengungkap misteri dari variasi-variasi aksara yang ada pada naskah-naskah Sunda Kuno.
Kisah Putra Rama dan Rawana Abad XV Masehi Rekonstruksi Teks yang Terserak Mamat Ruhimat; Rahmat Sopian
Manuskripta Vol 8 No 1 (2018): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2144.958 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v8i1.105

Abstract

This paper describes the research and reconstruction of Kisah Putra Rama and Rawana text in the XV Century. The research was conducted toward three manuscripts of Kisah Putra Rama and Rawana (PRR), which are collections of West Java State Museum “Sri Baduga” and Kabuyutan Ciburuy, Garut Regency. PRR is one of Old Sundanese literature which were written in the sixteenth century AD. The story tells the war between the son of Rama, King of Lengkawati and the son of Rawana, the king of Lengkapura which took place after Rawana passed away and Rama attained moksha. The PRR manuscripts of Kabuyutan Ciburuy are scattered in six kropaks which leaves (lempir) are mixed with leaves from other texts. The first groups, which are consisted of Kropak 17, Kropak 18, Kropak 22, the fourth leaf, and Kropak 26, is called Manuscript A. The second groups, which are consisted of Kropak 24, the third leaf of Kropak 26, and the fifth leaf of Kropak 29, is called Manuscript C. Moreover, the PRR text which has been initially published is called Manuscript B. --- Makalah ini menguraikan penelitian dan rekonstruksi terhadap teks Kisah Putra Rama dan Rawana Abad XVI Masehi. Penelitian dilakukan terhadap tiga naskah Kisah Putra Rama dan Rawana (PRR) dari koleksi Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” dan koleksi Kabuyutan Ciburuy Kabupaten Garut. PRR merupakan salah satu karya sastra Sunda Kuno yang ditulis pada abad ke-16 Masehi. Isinya mengisahkan peperangan antara putra Rama Raja Lengkawati dengan putra Rawana Raja Lengkapura setelah Rawana gugur dan Rama moksa. Naskah koleksi Kabuyutan Ciburuy tercecer dalam enam kropak yang sebagian lempirannya bercampur dengan lempiran dari teks lain. Keenam naskah PRR yang tercecer dan berbeda bacaan kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yang terdiri dari Kropak 17, Kropak 18, Kropak 22, lempir keempat dan kelima Kropak 26 disebut Naskah A. Kelompok kedua yaitu lempir kedua Kropak 24, lempir ketiga Kropak 26, dan lempir kelima Kropak 29 disebut Naskah C. Sedangkan teks PRR yang sudah diterbitkan lebih dahulu disebut Naskah B.
Potensi Pemaknaan Aksara Sunda Kuno Melalui Naskah Bima Swarga 623 Rahmat Sopian
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 2, No 1 (2011): Juni
Publisher : Perpustakaan Nasional RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.355 KB) | DOI: 10.37014/jumantara.v2i1.119

Abstract

Naskah sebagai salah satu peninggalan masa lampau di dalamnya mengandung nilai-nilai kemanusiaan yang merupakan hasil karya, karsa, dan cipta para nenek moyang. Naskah pun dapat dianggap sebagai salah satu sumber yang memiliki otoritas dalam memberikan berbagai informasi mengenai masa lampau. Dalam hal ini yang dimaksud dengan naskah adalah peninggalan dalam bentuk tulisan tangan. Naskah di Nusantara jumlahnya cukup melimpah bahkan untuk naskah Sunda saja, saat ini terkumpul dalam berbagai perpustakaan di dunia hampir mendekati angka 1.500 buah naskah. Jumlah tersebut kemungkinan akan semakin bertambah bila mengingat masih ada naskah-naskah yang menjadi koleksi perseorangan. Namun di balik itu, naskah pun akan berangsur-angsur berkurang karena materi naskah bukanlah bahan yang tahan lama apalagi kondisi iklim Indonesia yang tropis menyebabkan mudah terjadinya pelapukan. Oleh karena itu, naskah-naskah tersebut perlu secepatnya mendapatkan uluran tangan dari para peneliti agar kandungannya dapat diselamatkan dari kepunahan karena dimakan usia. Naskah Sunda adalah naskah yang disusun dan ditulis di wilayah Sunda (kini Jawa Barat dan Banten) dan naskah-naskah yang berisi cerita atau uraian yang bertalian dengan wilayah dan orang Sunda sebagai inti dan pokok naskah. Namun menurut Kalsum, membuat batasan secara tepat tentang istilah naskah Sunda ini sangat sulit karena di dalamnya terkandung indikator meliputi, etnis, bahasa, dan wilayah.
Rekonstruksi Font Aksara Sunda Unicode: sebuah Alternatif Perbaikan Font Aksara Sunda Rahmat Sopian
Metahumaniora Vol 7, No 1 (2017): METAHUMANIORA, APRIL 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v7i1.23327

Abstract

Kreativitas dalam pengembangan berbagai hal berbasis komputer tidak hanya berlaku pada wilayah-wilayah kehidupan primer (utama) tetapi merambah juga ke wilayah-wilayah sekunder seperti bidang bahasa daerah. Bahasa daerah yang saat ini keberadaannya terus tersisihkan oleh para pencintanya terus dikembangkan salah satunya dengan memanfaatkan Information and Comunication Technology (ICT). Wujud nyata dari usaha tersebut di antaranya dengan dibuatnya beberapa font aksara daerah, seperti font aksara Sunda. Kemunculan font aksara Sunda ini sangat penting bagi perkembangan bahasa Sunda karena pada dasarnya aksara daerah merupakan alat rekam yang tepat  bagi bahasa daerah tersebut (Baidilah dkk., 2008). Hampir di setiap wilayah di Jawa Barat aksara Sunda dapat ditemui pada nama-nama jalan, instansi, ataupun produk-produk kreatif. Kemunculan aksara Sunda di berbagai media tersebut tentunya tidak lepas dari peran font aksara Sunda Unicode (IB80-IBBF) yang mempermudah masyarakat dalam menulis aksara Sunda. Dengan font aksara Sunda, menulis aksara Sunda yang sebelumnya hanya digunakan pada naskah-naskah kuno kini bisa diterapkan pada berbagai media yang berbasis komputer. Font aksara Sunda yang dirintis sejak 2005 saat ini teridentifikasi mengalami beberapa masalah. Salah satu masalah yang ditemukan adalah adanya kesalahan ejaan pada hasil pengetikan yang menggunakan font aksara Sunda. Kesalahan tersebut terindentifikasi karena adanya perbedaan sifat aksara Sunda (bersifat silabik) dengan aksara Latin (bersifat fonetis) yang menjadi basis dalam font komputer.
Kesalahan Ejaan pada Hasil Ketikan Aksara Sunda di Komputer dengan Menggunakan Font Aksara Sunda Berbasis Silabis Rahmat Sopian
Metahumaniora Vol 8, No 2 (2018): METAHUMANIORA, SEPTEMBER 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v8i2.20701

Abstract

AbstrakSejak diluncurkannya font aksara Sunda Unicode (SundaneseLatin) pada tahun2008, penggunaan aksara Sunda mulai memasuki wilayah-wilayah baru. AksaraSunda yang sebelumnya hanya ditemukan pada buku-buku dan karya seni, kinimulai digunakan untuk penulisan nama diri, instansi, jalan, dll. Bahkan, tidak sedikitjuga digunakan sebagai media kreativitas pada benda-benda untuk kepentingankomersial seperti pada kaus, stiker, dll. Namun, keberadaan font SundaneseLatin inidi sisi lain dikhawatirkan akan menimbulkan kesalahan hasil tik aksara Sunda. Haltersebut di antaranya disebabkan adanya perbedaan teknik pengetikan aksara Sundadi komputer dan kurang pahamnya masyarakat pengguna terhadap aksara Sunda itusendiri. Aksara Sunda yang bersifat silabis (satu lambang satu suku kata) memilikiteknik pengetikan yang berbeda pada komputer yang memiliki sifat pengetikan secarafonetis. Akibatnya, pada hasil ketikan font aksara Sunda sering ditemukan kesalahanmeskipun sebenarnya pada saat peluncuran font aksara Sunda sudah disertai petunjukteknis cara pengetikannya. Berdasarkan penelusuran kesalahan aksara Sunda saat iniditemukan pada buku, papan nama jalan, papan nama ruangan, spanduk, dll. Secarasingkat kesalahan yang terjadi berupa penambahan aksara vokal, ketidaktepatanpemilihan vokalisasi, dan kesalahan penggunaan aksara. Berdasarkan hal tersebut,dalam penelitian ini kami akan melakukan inventarisasi dan menganalisis kesalahankesalahanpengetikan aksara Sunda sehingga dapat ditemukan solusi untuk perbaikanfont aksara Sunda di kemudian hari. Adapun metode penelitian yang akan kami gunakanadalah metode kualitatif (Staruss dan Corbin, 2003). Dengan metode tersebut kami akanmelakukan penelitian lapangan dalam rangka mengumpulkan data kesalahan ejaanpada hasil ketikan yang menggunakan font aksara Sunda berbasis silabis. Data-datahasil penelitian lapangan selanjutnya akan diklasifikasi berdasarkan jenis objeknyadan dianalisis dengan berlandaskan pada ejaan yang berlaku saat ini (Djajasudarma,1987; Sudaryat, 2007; Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia, 2016). Kemudian,hasil analisis akan dijadikan dasar dalam pengkondisian (conditional) font aksara Sundadengan menggunakan software pembuat font sehingga dihasilkan karakter ataupun tatatulis font aksara Sunda yang sesuai dengan ejaan yang berlaku saat ini (Munir, 2007).Kata kunci: Kesalahan ejaan, aksara Sunda, font aksara Sunda.AbstractSince the Unicode Sundanese font script (Sundanese Latin) was launched in 2008,the use of Sundanese font script began to enter new territories. The script that was previouslyonly found in books and artworks now began to be used for writing proper names, agencies,roads, etc even it has been widely used as a medium of creativity in objects for commercialpurposes such as on t-shirts, stickers, etc. What becomes the concern about this on the other hand is that there may be some errors in the typing. This may be caused by the differences of technique of typing this Sundanese script on computer and there is a lack of knowledgea bout this Sundanese script of the users. The Sundanese script is syllabic (one symbol of one syllable) so it has a different typing technique on a computer keyboard that has phonetic typing properties. So the results of typing the Sundanese font script are frequently found error, although the launch of the Sundanese font script has already been accompanied by technical instructions on how to type correctly. Based on the observation, Sundanese script errors are currently found in books, street nameplate, room nameplate, banners, etc. In general, the error is in the addition of vowel script, inaccurate selection of vocalizations, and misused of script. Based on that, this research will do an inventory and will analyze the mistakes in the typing Sundanese script. By doing this it is expected that there will be a solution to overcome what has had happened. The research method we will use is qualitative method (Staruss and Corbin, 2007). With this method the research team will conduct research in the real environment to collect spelling data error on typing results using syllabic base Sundanese font. The results will be classified by object type and analyzed based on the current spelling (Djajasudarma, 1987; Sudaryat, 2007; Indonesian Developer Development Team, 2016). Then the results of the analysis will be applied as a basis in conditioning Sundanese font script using font maker software, so that the character or the writing of Sundanese font script will be in accordance with current spelling (Munir, 2007).Keywords: spelling error, Sundanese script, Sundanese font script
PENGONTROLAN HIGH POWER AMPLIFIER DAN DRIVER STANDAR DVB-T2 UNTUK PEMANCAR TV KOMUNITAS Yuyun Siti Rohmah; Suci Aulia; Rahmat Sopian
Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan (e-Journal) Vol 2 No 1: JETT Juli (2015)
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.733 KB) | DOI: 10.25124/jett.v2i1.94

Abstract

Sistem penyiaran TV di Indonesia masih menggu[nakan modulasi analog. Hal ini mengakibatkan penggunaan bandwidth frekuensi UHF tidak efisien. TV digital dikembangkan sebagai solusi permasalahan tersebut.Bandwidth UHF pada TV digital mampu menduduki 9 kanal televisi dalam bandwidth 8 Mhz. Pada penelitian sebelumnya, telah dirancang suatu HPA standar DVB T-2 sebagai salah satu komponen transmitter TV digital untuk TV Komunitas. Namun, perangkat power amplifier ini sangat rentan dan mudah rusak jika tidak memiliki pengontrolan yang cepat dan tepat. Sehingga diperlukan suatu sistem pengontrolan power amplifier untuk meningkatkan efesiensi penggunaan power amplifier tersebut di sisi transmitter TV komunitas.Penelitian ini membahas perancangan sistem pengontrolan HPA (High Power Amplifier) dan driver standar DVB-T2 berbasis mikrokontroller yang diintegrasikan dengan sms gateway sehingga pengontrolan perangkat penguat tersebut bisa dilakukan dari jarak jauh.Power Amplifier UHF ini memiliki VSWR 1.329 pada frekuensi tengahnya hal ini telah memenuhi speifikasi awal, yaitu VSWR ≤1.5. Dengan bandwidth sebesar 225 MHz serta memiliki gain sebesar 18 dB. Penguatan sinyal yang dihasilkan sesuai dengan parameter yang dikejarnya, sehingga mampu memancarkan sinyal informasi melalui transmitter TV digital. Namun aplikasi sistem pengontrolan power amplifier yang dibangun belum terwujud sempurna karena masih harus banyak perbaikan interface dan sistem yang belum terintegrasi dengan sempurna.